Anda di halaman 1dari 37

Penggunaan Alat Ukur Thermohygrometer Analog, Thermometer

Digital dan Alat Kendali Thermocontrole Digital


(Es Batu, Air, Garam)
OLEH :
Maria Nibasa Saragih/210305050
Maysha Chrestella Samosir/210305051
Risky Marisa Ginting/210305056
Adinda Putri Kinanti/210305062
Gika Emmanuella Ginting/210305074
Sonya Karoninta Br. Sinulingga/210305081
Gracia/210305084
Amir Ahmad Sayyidina/210305091
Grup 2/Pas 1

LABORATORIUM ANALISA KIMIA BAHAN PANGAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI................................................................................................................i

DAFTAR TABEL.......................................................................................................ii

PENDAHULUAN
Latar Belakang................................................................................................1
Tujuan..............................................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3

METODOLOGI
Waktu dan Tempat Percobaan......................................................................9
Bahan...............................................................................................................9
Alat...................................................................................................................9
Prosedur Praktikum.....................................................................................10

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil................................................................................................................12
Pembahasan...................................................................................................18

KESIMPULAN.........................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................33

LAMPIRAN

i
DAFTAR TABEL
No. Hal
1. Hasil pengukuran kelembaban dan suhu pada berbagai tempat dan waktu 13
yang berbeda menggunakan alat ukur kelembaban dan suhu (Thermometer
analog atau Thermometer digital)
2. Dokumentasi Hasil pengukuran kelembaban dan suhu pada berbagai tempat 14
dan waktu yang berbeda menggunakan alat ukut kelembaban dan suhu
(Termometer analog)
3. Hasil mengukur suhu yang dapat dicapai pada berbagai konsentrasi lartuan 16
garam menggunakan alat ukur suhu (Termometer digital)
4. Dokumentasi mengukur suhu yang dapat dicapai pada berbagai konsentrasi 16
larutan garam menggunakna alat ukur suhu (Termometer digital)
5. Hasil pengukuran suhu pemanasan yang dikendalikan dengan menggunakan 18
alat kendali suhu (Termometer digital)

ii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Suhu adalah salah satu besaran fisika yang menggambarkan derajat atau

ukuran kalor pada suatu benda. Secara alamiah, konsep suhu dapat kita gambarkan

melalui indera peraba dengan menyentuh benda di sekitar kita. Namun, penggunaan

alat ukur tetap penting dilakukan untuk mendapatkan hasil ukur yang tepat dan

akurat.

Alat ukur suhu dikemukakan oleh Galileo Galilei yang merupakan seorang

ilmuan asal Italia. Prinsip penggunaan alat ukur ini dilakukan dengan mengamati

proses naik turunnya air pada sebuah bola kaca dilengkapi dengan tangkai kaca

panjang yang dicelupkan ke dalam air panas dan air dingin pada suatu wadah. Alat ini

lalu dikembangkan dan pada masa sekarang digunakan untuk mengukur suhu yang

disebut dengan termometer.

Termometer merupakan alat untuk menyatakan derajat panas atau dingin

suatu benda yang memanfaatkan sifat termometrik dari suatu zat. Termometer dapat

dibentuk dengan beberapa cara seperti pemuaian zat cair, atau berdasarkan beda

potensial oleh dua kawat berlainan. Termometer yang umumnya digunakan adalah

termometer batang dan badan yang dibuat dengan pemuaian zat cair yaitu alkohol

atau air raksa (Hg). Termometer ini umumnya digunakan uuntuk pengukuran badan,

suhu ruangan, dan suhu suatu benda, dan termokopel yang merupakan sensor suhu

dan banyak digunakan untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi

tegangan listrik (voltase).

1
2

Kelembapan udara yang ideal adalah kisaran 45% - 64% (RH). Naik turunnya

kelembapan udara dapat disebabkan oleh perubahan cuaca. Kelembaban dalam

ruangan lebih mudah berubah tergantung pada aktivitas. Seperti, aktivitas memasak

dan mencuci menyebabkan kelembaban yang tinggi di dalam ruangan. Sedangkan

aktivitas yang tidak menggunakan air dan dilakukan di ruangan ber-AC akan

menyebabkan ruangan menjadi kering karena sifat udara dingin yang memiliki

kapasitas uap air yang kecil.

Larutan adalah suatu sistem homogen yang terdiri dari zat pelarut dan zat

terlarut. Pelarut yang umumnya digunakan adalah air. Titik didih larutan adalah suhu

di mana tekanan uap jenuh larutan sama dengan tekanan udara luar. Konsentrasi suatu

larutan akan menunjukkan komposisi perbandingan jumlah zat terlarut dengan

pelarut. Titik didih larutan akan semakin tinggi jika jenis zat terlarut yang digunakan

tinggi.

Garam tersusun dari anion dan kation yang berasal dari asam dan basa.

Reaksi penggambungan antara asam dan basa yang akan menghasilkan garam disebut

reaksi penggaraman. Di dalam air, garam akan terurai sehingga ion positif dan ion

negatif garam akan bereaksi dengan air membentuk asam dan basa asalnya.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan suhu dalam beberapa

ruangan dalam waktu yang berbeda, mengetahui suhu dalam larutan garam (es batu,

garam, air), mengetahui laju suhu pemanasan, serta pemantapan dalam menggunakan

beberapa jenis alat ukur suhu.


TINJAUAN PUSTAKA

Termometer digital merupakan alat ukur yang menggunakan modul elektronik

sebagai prinsip kerja untuk menampilkan suhu, sehingga hasil pengukuran

termometer berbentuk angka yang muncul pada layar, dalam penggunaannya

termometer digital termasuk praktis dan modern. Termometer digital biasanya

memakai sensor termokopel untuk mengukur perubahan angka tahanan (Suyatna,

dkk., 2018). Termometer tercipta dari bahan yang memiliki sifat termometrik (sifat

fisik bermacam-macam kepada temperatur) (Barsasella, 2010).

Termokopel adalah kombinasi dari dua konduktor yang berbeda, baik logam,

paduan, maupun non-logam yang dihubungkan disalah satu ujung nya (Michalski,

dkk., 1991). Termokopel digital adalah alat yang berguna untuk pengukuran suhu

karena akurat bahkan pada suhu yang tinggi sekali. Termokopel terkonsentrasi di

sensor suhu. Sensor suhu digunakan untuk mengetahui atau menghitung suhu

melewati dua konduktor logam berbeda yang dihubungkan di ujung termokopel dan

memicu efek thermoelectric dengan mengkonversi perbedaan panas pada benda yang

dinilai oleh temperatur menjadi potensi perubahan suhu atau tegangan listrik

(Suyatna, dkk., 2018). Termokopel digital dapat dipasang dan memiliki jenis

konektor standar yang sama, serta dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu

yang cukup besar dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1℃ (Barsasella,

2010).

Termokopel merupakan sarana untuk mengkonversi energi panas menjadi

energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan berasal dari perbedaan suhu dan dapat

3
4

digunakan sebagai sumber listrik atau sebagai alat pengukur suhu. Pasangan

termoelemen yang terpilih memberikan variasi tegangan yang wajar melalui

perbedaan suhu antar junction. Pengukuran suhu dapat dilakukan dengan

mempertahankan salah satu junction dengan suhu yang diketahui, tetap, dan dapat

direproduksi yang biasa disebut suhu referensi. Untuk pengukuran praktis, suhu

referensinya diambil sebagai titik leleh es (0 ). Junction lainnya disebut sebagai

measuring junction. Ketika suhu referensi digunakan, terjadi perbedaan suhu antar

junction yang mengakibatkan keluarnya tegangan termokopel, ditentukan oleh

measuring junction. Hubungan suhu dengan tegangan ini dapat dinyatakan dalam

kurva, tabel, persamaan matematika atau memori. Masing-masing hubungan ini

memberikan tegangan yang dihasilkan dari pasangan termoelemen tertentu baik

secara langsung maupun tidak langsung sebagai fungsi dari measuring junction.

Termometri termoelektrik didasarkan pada hubungan tersebut (Pollock, 1991).

Prinsip pengoperasian termokopel dengan sederhana adalah dua buah kabel

dari jenis logam yang berbeda dengan ujung yang berbeda juga lalu digabungkan

(dilas). Penggabungan ini disebut hot junction. Prinsip operasinya menggunakan

hubungan karakteristik antara tegangan (volt) dan suhu yaitu efek termoelektrik

(Suyatno, dkk., 2018).

Higrometer merupakan alat untuk mengukur kelembaban relatif suatu tempat.

Higrometer berasal dari Bahasa Yunani "HUGROS" yang artinya basah dan

"Metreoo" yang artinya mengukur. Kelembaban relatif direpresentasikan sebagai

persentase dalam rasio tekanan uap jenuh pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam
5

persen. Prinsip pengoperasian higrometer digital adalah sensor elektronik yang

dikalibrasi dengan tepat, elemen pengukurnya terdiri dari film isolasi setebal 10

mikron yang dilapisi dengan lapisan tipis emas, yang bertindak sebagai pelat

kapasitor dan memungkinkan uap air melewatinya. Sehingga didapat hasil

pengukuran humidity yang sangat tepat (Suyatna, dkk., 2018).

Tipe higrometer digital adalah perangkat yang paling banyak digunakan di

industri. Biasanya, jenis sensor ini adalah lapisan tipis polimer yang diapit di antara

dua elektroda. Ketika molekul uap air bersentuhan dan menembus film tipis, nilai

resistansi atau kapasitansi berubah. Perubahan energi listrik ini berarti perubahan

kelembaban (Tistomo, 2014).

Termohigrometer adalah alat yang menggabungkan fungsi antara termometer

dan higrometer, sehingga dapat digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban

udara baik dalam maupun luar ruangan. Termometer memiliki prinsip kerja yang

beragam dan termometer paling umum menggunakan prinsip kerja merkuri.

Higrometer adalah alat yang digunakan untuk menghitung presentasi uap air

(kelembaban) di udara. Satuan pengukurannya adalah persentase (%). Apabila

persentasenya semakin besar, maka kelembabannya akan semakin tinggi (Pudji dan

Mak,ruf, 2017).

Suhu udara adalah ukuran rata-rata energi kinetik dari pergerakan molekul-

molekul. Suhu dengan kelembapan udara memiliki hubungan erat. Kelembaban udara

dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak dan kelembaban relatif. Kelembaban

udara adalah jumlah uap air dalam volume udara tertentu yang dipengaruhi oleh suhu
6

dan tekanan. Perbandingan persentase dari jumlah uap air yang terkandung dalam

volume udara dengan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung dalam volume

udara (saat mengalami kejenuhan). Dengan kata lain, kelembaban udara merupakan

rasio persentase dari pengukuran tekanan uap saat ini dan tekanan uap air saat jenuh

(Pudji dan Mak,ruf, 2017).

Garam dan es adalah bahan yang keduanya dapat bereaksi secara kimia.

Garam yang ditambahkan ke dalam es akan menurunkan titik leleh dan titik beku air

dikarenakan garam menurunkan tekanan uap air. Di dalam segumpal es, terdapat

ikatan antar molekul air yang padat. Untuk memecah ikatan antar molekul tersebut,

memerlukan energi yang berasal dari lingkungan. Rusaknya ikatan antar molekul air

inilah yang menyebabkan es meleleh. Garam akan larut dengan es yang meleleh,

menjadi larutan garam dan membawa energi bersamanya. Larutan garam ini akan

memiliki titik beku yang lebih rendah. Untuk menjaga keseimbangan, es akan

menyerap energi dari larutan garam. Proses ini berlangsung berulang yang

menyebabkan menurunnya temperaturnya air garam. Ketika semua es telah meleleh,

ia akan menyerap panas dari ruangan hingga mencapai suhu nol keatas (Sonawane

dan Patil, 2018).

Kelembaban udara merupakan kandungan atau ukuran jumlah uap air di

udara. Uap air yang terdapat di udara berasal dari penguapan, baik penguapan pada

permukaan air yang terbuka, tanah dan tumbuhan. Untuk mengukur kelembaban

digunakan alat higrometer. Kelembaban udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban

mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Defisit tekanan uap
7

air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual (Hamsyani, dkk.,

2021).

Pada suatu tempat, tinggi rendahnya kelembaban udara bergantung pada beberapa

faktor berikut:

 Suhu

Suhu udara merupakan derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer

yang diukur menggunakan termometer. Suhu berkaitan erat dengan

kelembaban udara, karena apabila suhu berubah maka kelembaban udara juga

berubah. Apabila musim hujan, suhu udara rendah maka kelembaban udara

tinggi.

 Kuantitas dan kualitas penyinaran

Semakin kuat penyinaran pada suatu tempat, maka suhunya akan meningkat.

Sehingga kelembaban udara pada tempat tersebut akan semakin rendah.

Penyinaran ini dapat berupa sinar matahari. Semakin lama sinar matahari

menyinari suatu tempat, maka suhu dari tempat tersebut akan semakin

meningkat.

 Pergerakan angin

Apabila kecepatan pergerakan angin semakin tinggi, maka semakin cepat juga

pengangkatan uap air di udara. Pada tempat yang sirkulasi udaranya lebar,

akan membuat pergerakan udaranya semakin besar.

 Tekanan udara
8

Tekanan udara berhubungan dengan pergerakan angin. Udara bergerak dari

daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Perbedaan

tekanan udara yang menimbulkan pergerakan angin terjadi akibat udara

yang memuai dikarenakan oleh panas matahari yang membuat massa

jenis udara menjadi ringan, sehingga udara akan naik dan

menyebabkan tekanan udara menurun.

 Vegetasi

Semakin banyak vegetasi suatu tempat maka tingkat kelembapannya akan

terjaga. Hal ini dikarenakan pada tempat yang bervegetasi, cahaya matahari

tidak langsung mengenai tempat tersebut melainkan dipantulkan, dibelokkan

sehingga kelembapan tempat tersebut terjaga.

 Ketersediaan Air

Ketersediaan air disuatu tempat berpengaruh pada kelembaban tempat

tersebut. Ketersediaan air akan mempengaruhi penguapan air sehingga dapat

meningkatkan kelembaban udara. Ketersediaan air dapat berasal dari

permukaan air, tanah dan tumbuh-tumbuhan (Hamsyani, dkk., 2021).


METODOLOGI

Waktu dan Tempat Percobaan

A. Pengukuran Suhu dan Kelembapan Pada Berbagai Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 29 September 2022 pada pagi

pukul 09.00 WIB, siang pukul 13.30 WIB, sore pukul 17.00 WIB, dan malam

pukul 20.00 WIB untuk percobaan pertama. Dan praktikum ini dilaksanakan

kembali pada hari Jumat, 30 September 2022 pada pagi pukul 08.30 WIB,

siang pukul 13.30 WIB, sore pukul 16.00 WIB, dan malam pukul 19.30 WIB

untuk percobaan kedua. Praktikum ini dilakukan pada ruang tamu, alam

bebas, dan toilet di Gang Susuk 5, Padang Bulan Selayang I, Kecamatan

Medan Selayang, Medan, Sumatera Utara.

Praktikum ini juga dilakukan pada kulkas dan freezer di minimarket terdekat.

B. Pengukuran Suhu Konsentrasi Larutan garam

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Oktober 2022 pada pukul 10.58

WIB. Praktikum ini dilaksanakan di Jalan Bunga Terompet IV No. 17, Medan

Selayang, Medan, Sumatera Utara.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah es batu, air dan garam.

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah termometer digital, wadah,

termokontrol digital dan thermohygrometer.

9
10

Prosedur Pengerjaan

A. Pengukuran Suhu dan Kelembapan Pada Berbagai Tempat

1. Disediakan alat dan bahan.

2. Gunakan thermohygrometer analog untuk diletakkan di beberapa ruangan

seperti ruang tamu, kamar mandi, kulkas, freezer, dan ruang bebas.

3. Ditunggu beberapa saat hingga thermohygrometer menampilkan hasil

suhu dan kelembapan.

4. Diulangi langkah yang sama untuk pagi, siang, sore, dan malam.

5. Diamati perbedaaan suhu dan kelembapan di setiap ruangan dan

perbedaan menurut waktu pengambilannya.

6. Didokumentasikan dan dicatat setiap hasil yang telah didapatkan.

7. Dihitung total dan rerata hasil derajat suhu dan persen kelembapan yang

telah didapatkan.

8. Dianalisis kembali dengan menggunakan literatur.

B. Pengukuran Suhu Konsentrasi Larutan Garam

1. Disediakan alat dan bahan.

2. Dihancurkan es batu hingga menjadi butiran kecil.

3. Butiran es tersebut dimasukkan ke dalam wadah.

4. Diukur suhu es terlebih dahulu dengan menggunakan sensor termometer

digital
11

5. Dicampurkan garam sesuai dengan beberapa takaran yang telah ditetapkan

dan butiran es batu tersebut.

6. Diletakkan sensor dari termometer digital ke wadah dan diaduk secara

bersamaan untuk diukur suhu larutan garam.

7. Ditunggu beberapa menit hingga termometer menampilkan hasil suhu.

8. Diamati dan dicatat suhu yang telah diperoleh.

9. Diulangi langkah yang sama hingga mendapatkankan hasil perbedaan

suhu berdasarkan takaran persen kadar garam.

10. Dihitung total dan rerata derajat suhu larutan dari hasil yang didapatkan.

11. Dianalisis kembali dengan menggunakan literatur.

C. Mengendalikan Suhu Pemanasan

1. Dipersiapkan alat dan bahan.

2. Wadah diisi dengan air dan diletakkan di atas kompor.

3. Diukur suhu sebelum dipanaskan dengan termokontrol digital.

4. Dipersiapkan termokontrol digital sesuai dengan beberapa setting point

suhu yang telah ditetapkan.

5. Dimasukkan sensor termokontrol digital ke dalam wadah.

6. Dinyalakan kompor untuk memulai pemanasan.

7. Diamati dan dicatat setiap waktu yang dibutuhkan untuk mendekati suhu

setting point.

8. Diulangi langkah yang sama untuk setiap setting point.

9. Dibuat grafik berdasarkan hasil yang telah didapatkan.

10. Dianalisis kembali dengan menggunakan literatur.


HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Tabel 1. Hasil pengukuran kelembaban dan suhu pada berbagai tempat dan waktu yang berbeda menggunakan alat ukur
kelembaban dan suhu (Thermometer analog atau Thermometer digital)

Tempat/Waktu Pagi Siang Sore Malam Total Rerata


Kamar U-1 82% 28.0°C 80% 28.6°C 85% 27.7°C 85% 27.6°C 667 83%
Mandi
U-2 84% 26.8°C 83% 26.8°C 84% 27.3°C 84% 27.1°C 219.1 27.4°C
Ruang U-1 77% 29.4°C 69% 31.8°C 61% 30.6°C 85% 28.8°C 616 77%
Tamu
U-2 84% 26.8°C 79% 29.7°C 80% 28.0°C 81% 28.0°C 233.3 29.1°C
Alam U-1 52% 36,8°C 58% 36.1°C 84% 29.6°C 84% 27.7°C 605 75%
Bebas
U-2 85% 25.2°C 84% 27.6°C 73% 30.5°C 85% 25.9°C 239.4 29.9°C
Kulkas U-1 63% 5.6°C 61% 5.2°C 79% 5.4°C 61% 3.4°C 590 73%
U-2 85% 5.5°C 80% 5.4°C 81% 5.7°C 80% 5.6°C 41.8 5,2°C
Frezeer U-1 43% -24.3°C 31% -27.5°C 41% -24.5°C 49% -28.1°C 328 41%
U-2 45% -31.8°C 41% -28.3°C 37% -26.5°C 41% -27.2°C -218.2 -27.2°C

12
13

Tabel 2. Dokumentasi Hasil pengukuran kelembaban dan suhu pada berbagai tempat dan
waktu yang berbeda menggunakan alat ukut kelembaban dan suhu (Termometer analog)

Tempat Pagi Siang Sore Malam


/
Waktu
Kamar
Mandi U
-
1

U
-
2

Ruang
Tamu
U
-
1

U
-
2

Alam
Bebas
U
-
1
14

U
-
2

Kulkas

U
-
1

U
-
2

Freezer

U
-
1

U
-
2
15

Tabel 3. Hasil mengukur suhu yang dapat dicapai pada berbagai konsentrasi lartuan
garam menggunakan alat ukur suhu (Termometer digital)
KADAR SUHU CAMPURAN oC TOTAL RERATA
GARAM %
ULANGAN-1 ULANGAN-2
0 0.7 0.0 0.75 0.35
5 -4.9 -8.9 -13.8 -6.9
10 -5.7 -9.1 -14.8 -7.4
15 -10.0 -9.3 -19.3 -9.65
20 -10.8 -9.6 -20.4 -10.2
25 -11.8 -11.1 -22.9 -11.45

Tabel 4. Dokumentasi mengukur suhu yang dapat dicapai pada berbagai konsentrasi
larutan garam menggunakna alat ukur suhu (Termometer digital)

Kadar
Garam SUHU CAMPURAN OC
% ULANGAN-1 ULANGAN-2
0

5
16

10

15

20

25
17

Tabel 5. Hasil pengukuran suhu pemanasan yang dikendalikan dengan menggunakan alat kendali suhu (Termometer digital)
Perubahan Suhu Sampai
Pencapaian Suhu Permintaan yang Stabil (oC)
Setting 0 detik 36 detik 45 detik 1 menit 3 menit 4 menit 5 menit 6 menit 7 menit 8 menit 9 menit
Point
40°C 27°C 40°C 41°C 43°C 37°C 40°C 42°C - - - -
70°C 40°C 47°C 49°C 50°C 70°C 69°C 70°C 72°C 70°C 72°C 70°C
100°C 72°C 77°C 78°C 79°C 93°C 100°C 100°C 100°C 100°C 99°C 100°C

Grafik Evaluasi Sistem Kontrol


PEMBAHASAN

Termohigrometer adalah perangkat yang menggabungkan fungsi termometer

dan higrometer. Termohigrometer dapat digunakan untuk mengukur suhu dan

kelembaban udara dalam dan luar ruangan. Termometer adalah alat yang digunakan

untuk mengukur suhu atau perubahan suhu. Termometer berasal dari bahasa latin. Itu

berarti panas dan meter berarti ukuran ro. Satuan pengukuran ini biasanya

menggunakan derajat Celcius (Andjar dkk 2017).

Termohigrometer adalah alat yang menggabungkan fungsi termometer dan

higrometer. Mereka datang dalam berbagai ukuran, dari yang sedikit lebih besar dari

pemantik gas hingga yang seukuran ponsel. Termometer umumnya lebih dikenal

daripada higrometer, dan fungsinya sebagai termometer sering digunakan dalam

kehidupan sehari-hari. Higrometer sedikit diketahui masyarakat umum karena hanya

berguna untuk mengukur tingkat kelembapan baik di dalam maupun di luar ruangan.

Thermo-hygrometer ini dapat digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban di

dalam dan di luar ruangan. (Hanna Septiyani, dkk., 2018)

Menurut literatur Hanna Septiyani dkk (2018) Suhu merupakan berukuran

kuantitatif terhadap temperature. Suhu adalah parameter atau besaran yg

mengungkapkan syarat termal suatu benda. Suhu acapkalikali kali disalah artikan

menggunakan panas. Suhu merupakan syarat termal sebuah benda, ad interim panas

merupakan suatu bentuk tenaga yg sifatnya mengalir, & genre panas ini ditimbulkan

berdasarkan adanya disparitas suhu berdasarkan suatu benda (Kamus Besar Bahasa

Indonesia). Kelembaban nisbi atau relatif yaitu perbandingan jumlah uap air yang

18
19

terdapat pada udara menggunakan yg terkandung diudara dalam suhu yg sama.

Kelembaban relatif adalah perbandingan antara kelembaban actual menggunakan

kapasitas udara buat menampung uap air. Jika kelembaban actual dinyatakan

menggunakan tekanan uap actual(ea), maka kapasitas udara buat menampung uap air

tadi adalah tekanan uap jenuh (es), sebagai akibatnya kelembaban nisbi atau relatif

(RH) bisa dituliskan pada (%). Kelembaban nisbi berdasarkan suatu adonan udara- air

didefinisikan menjadi rasio berdasarkan tekanan persial uap air pada adonan terhadap

tekanan uap jenuh air dalam temperature tadi.

Pada praktikum kali ini akan dilakukan pengukuran suhu dan kelembapan

pada lima tempat yang berbeda dan waktu yang berbeda. Pengujian ini aknan dibagi

menjadi 2 kali pengulangan untuk melihat perbandingan suhu dan kelembapan tiap

harinya. Adapun tempat yangakan dilakukan pengujiannya yaitu kamar mandi, ruang

tamu, alam bebas, kulkas dan freezer yang akan dilakukan pengecekan pada pagi,

siang sore dan malam hari. Praktikum pengukuran suhu ini dilakukan di daerah

Medan dengan bantuan alat pengkur suhu yaitu termohigrometer digital.

Termohigrometer akan disimpan selama 5-10 menit di setiap tempat yang akan diuji.

Pada pengujian pertama saat sore dan malam hari cuaca di kota Medan sedang

mendung hingga hujan deras. Pada saat pengujian kedua, cuaca di kota medan pada

malam hari hujan hingga pagi.

Jika dilihat dari literatur Iman Risky Juliana dkk (2022) yang melaksanakan

pengujian suhu dan kelembapan pada suhu ruang yang telah diuji selama dua hari itu

memperoleh selisih yang diperoleh pada pengujian suhu adalah 1,4 °C dan
20

kelembaban 5%. Selama dua hari pengujian, hasil rata-rata adalah 29°C dan

kelembaban 60,6%. Terlihat jelas dari hasil pengujian yang didapatkan saat pengujian

prototype alat bekerja dengan baik. Ketika suhu ruangan turun di bawah 25°C, lampu

akan menyala untuk menormalkan suhu ruangan, dan ketika suhu naik di atas 30°C,

kipas akan beroperasi untuk menormalkan suhu ruangan. Ketika kelembaban turun di

bawah 50%, generator kabut menyala dan meningkatkan tingkat kelembaban di

dalam ruangan. Jika kisaran suhu 25-30 °C, output mikrokontroler tidak akan

menyala, menunjukkan suhu ruangan normal. Output mikrokontroler bekerja di atas

suhu dan kelembaban normal.

Sedangkan pada literatur Arief Hendra Saptadi dkk (2015) dilakukan

pengujian suhu dan kelembapan di suhu ruangan untuk melihat seberapa akurat

pembacaan suhu dan kelembaban termohigrometer digital Anda dibandingkan dengan

termohigrometer referensi analog. Pengukuran ini dilakukan selama 1 jam dengan

melihat perubahan nilai selama 1 menit. Dan hasil dari percobaan tersebut

menghasilkan data bahwa termohigrometer analog memiliki rata-rata suhu Nilai rata-

rata selisih antara perangkat & thermohyrometer analog yaitu 1,7°C buat suhu &

10,2% buat kelembaban. Selain itu jua diperoleh nilai keliru nisbi antara perangkat &

thermohygrometer analog rata-rata yaitu 6% dalam suhu & 19% dalam kelembaban.

antara 29.6 oC hingga 31.1 oC dan rata-rata kelembapan mencapai 60.2% hingga 71%.

Pada hasil praktikum, suhu mulai meningkat ketika siang hari. Seperti kutipan

Supriyanti pada literature Ambarwati, 2018, sudut datang sinar matahari adalah sudut

yang terbentuk antara bidang horizontal atau horizontal saat sinar matahari datang.
21

Oleh karena itu, semakin besar sudut datang matahari, semakin tinggi suhunya. Di

sisi lain, semakin rendah sudut sinar matahari, semakin rendah suhunya. Maksudnya

semakin besar sudut datang matahari maka semakin vertikal sinar matahari yang

datang, sehingga suhu yang dapat diterima bumi semakin tinggi, tetapi semakin kecil

sudut datang matahari maka cahaya yang datang semakin condong, sehingga suhu

yang dapat diterima untuk bumi lebih rendah.

Pada pengujian yang tertulis diliteratur Fitri Puspasari dkk (2020) dari hasil

percobaan pengukuran suhu dan kelembaban udara pada tiga kondisi AC yaitu 28°C,

23°C, dan 18°C. Pengumpulan data dilakukan secara simultan dengan dua alat ukur

yaitu termometer dan prototipe sensor suhu berformat DHT22. Polling terjadi setiap 5

detik selama dua menit pertama dan berulang lima kali di menit berikutnya (4, 6, 8,

10 menit). Data yang ditampilkan pada grafik adalah data rata-rata setiap

pengulangan. Data yang diperoleh diproses untuk mendeteksi kesalahan dalam nilai

yang diukur ini. Perubahan suhu pertama alat pengukur suhu dan kelembaban standar

adalah pembacaan kelembaban dan suhu alat termometer standar dan pengujian

kontinu adalah (48,8 ± 0,4) n (51,0 ± 0,4)%, dan suhu (24,80 ± 0,05). C dan (23,90 ±

0,09) ° C. Nilai kesalahan kelembaban (selisih) adalah 2,2 ± n suhu -0,9 ° C. Pada

perubahan suhu kedua, nilai kelembaban dan suhu diperoleh oleh termometer standar,

dan terus menerus (52,0 ± 1,3) x (53,8 ± 0,7)%, dan suhunya adalah (27,7 ± 0,2) ° c.

Dan (26,9 ± 0,2). C. Kesalahan kelembaban adalah 1,3 ° n suhu -1,1 ° C. Untuk

perubahan suhu ketiga, nilai kelembaban dan suhu yang diuji terus menerus dengan

termometer standar dan diuji terus menerus adalah (48,6 ± 0,5) x (51,7 ± 0,7)%, dan
22

suhu (27,00 ± 0,07.) C dan (27.2 ± 0,08) . Nilai kesalahan kelembaban 3,1 ° N suhu

0,2 ° C C. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian, sensor suhu dan kelembaban

DHT22 di atas menunjukkan hasil kualitas yang baik. Hal ini karena lembar data

sensor, seperti yang ditunjukkan pada referensi penelitian sebelumnya, harus dalam

kelembaban yang diukur dalam 2% hingga 5%. Dengan kata lain, akurasi nilai

kelembaban adalah 2% dan akurasi suhu 0,5 ° C [2]. Menghitung nilai error rata-rata

dari sensor DHT22 dan thermo-humidity meter yang tersedia di pasaran, nilai error

rata-rata dihitung dengan 2,99% pada kelembaban dan -2,31% pada suhu.

Seperti kutipan Lakitan pada literature Dwi dkk tahun 2020, kelembaban

dapat diatur dalam ruang tertutup. Pengaturan kelembapan ini didasarkan pada prinsip

ekivalensi potensial air antara air dan larutan atau bahan padat tertentu. Ketika

larutan dipaksa masuk ke dalam ruang tertutup, air menguap dari larutan sampai

tercapai keseimbangan antara potensial air di udara dan potensial air dalam larutan.

Demikian pula, ketika hidrat kristal garam tertentu (hidrat kristal garam) ditempatkan

di ruang tertutup, air dalam hidrat kristal garam menguap sampai keseimbangan

potensial air tercapai.

Dari hasil yang dapat kita lihat di tabel 1, pada hasil rerata suhu dari kamar

mandi mencapai 27.4°C dan kelembapan 83%. Pada ruang tamu memiliki rerata suhu

mencapai 29.1°C dan kelembapan 77%. Alam bebas memiliki rerata suhu yang

mencapai 29.9 dan kelembapan 75%. Kulkas memiliki rerata suhu mencapai -27.2 °C

dan kelembapan 41%. Dapat disimpulkan bahwa freezer memiliki suhu dan

kelembapan yang rendah, kamar mandid memiliki kelembapan tertinggi yaitu 83%
23

dan alam bebas yang memiliki suhu tertinggi yaitu 29.9°C. Dari tabel juga dapat

dilihat bahwa pada pengulangan kedua memiliki rata-rata suhu dan kelembapan yang

lebih rendah dikarenakan suhu cuaca lebih rendah ddibandingkan pada pengulangan

hari pertama. Jadi dapat di lihat bahwa pengaruh dari cuaca dapat mempengaruhi

kelembapan dan suhu suatu ruangan.

Alat yang digunakan pada pengukuran suhu ini adala thermometer digital.

Thermometer digital adalah alat mengukur suhu yang praktis, dengan dinyatakan

suhu dengan angka pada layer termometer. Termometer ini dibuat bertujuan untuk

memudahkan dalam mengukur suhu, dengan keakuratan yang tinggi dalam

menampilkan besar suhu pada suatu bendam ruang atau zat.

Dilakukan praktikum dengan berbagai perlakuan unruk mengukur suhu pada

konsentrasi larutan garam. Diukur suhu es dengan kadar garam 0%, 5%, 10%, 15%,

20%, dan 25%. Dicampur es batu dengan garam dan diaduk secara merata. Garam

akan bekerja melelehkan es dan mengurangi suhu es, air garam menyerap panas dari

bahan dan gesekan pada gerakan mengaduk.

Pada praktikum yang dilakukan diketahui suhu pada es yang tidak ditambah

dengan larutan garam adalah 0.7oC pada pengulangan ke-1, dan pada pengulangan

ke-2 mencapai 0.0oC. Pada suhu yang menggunakan larutan garam sebanyak 5%

didapati suhu mencapai -4.9oC dan -9.3oC. berdasarkan hasil yang telah didapati,

maka dapat dikatakan bahwa penambahan garam pada es batu dapat mempengaruhi

suhu es. Dimana dengan penambahan garam, maka suhu es batu akan menurun. Hal

ini sesuai dengan literatur (Rahman. D. S., dkk. 2013) yang mengatakan bahwa es
24

yang mengandung garam, titik bekunya lebih rendah dibandingkan dengan titik beku

es yang tidak mengandung garam.

Pada es batu yang ditambahkan larutan garam sebanyak 10%, total dari dua

perlakuan mencapai -14.2oC, dengan rata-rata -7.1OC. penambahan kadar yang lebih

tinggi dapat menurunkan suhu es batu, karena kemampuan media pendingin pada es

yang diberi penambahan garam akan menurunkan suhu es. Suhu pada perlakuan

ketiga yang diberi penambahan garam sebanyak 15%, menghasilkan jumlah total

suhu sebesar -15.3oC dan rerata -7.65oC. Berdasarkan praktikum, diketahui semakin

meningkat kadar garam pada penambahan es maka semakin menurun suhu es batu,

hal ini dikarenakan garam dapat menurunkan titik beku pada es batu. Jika tidak ada

penambahan garam, maka es batu akan mudah mencair karena menyerap panas

disekelilingnya. Sedangkan, pada es batu yang diberi garam, es batu tidak mudah

untuk mencair karena garam memiliki sifat hidrofilik yang dapat mengikat molekul

air. Walaupun es batu mencair, suhunya tetap sama seperti es dalam keadaan beku

Pada perlakuan kelima, jumlah suhu yang didapati mencapai -20.4 oC, dengan

rata rata -10.2oC. Sedangkan pada perlakuan keenam, suhu pada es batu yang diberi

larutan garam 25% mencapai -22.9oC, dengan rata-rata -11.45oC. Dari enam

perlakuan, perlakuan keempat yang menghasilkan suhu paling rendah,

Garam biasanya digunakan untuk mencairkan es di musim dingin trotoar dan

jalan. Air dari larutan garam yang dihasilkan sebenarnya lebih dingin dibanding es

saja. Garam dapat menurunkan titik beku air. Jika disiapkan dua buah es batu yang

salah satunya ditambahkan garam, maka es batu yang diberi garam akan mudah
25

menyerap energi dari lingkungan, dan energi inilah yang akan berkontribusi dalam

pemecahan ikatan antar molekul air sehingga dapat menurunkan titik leleh dan titik

beku. Sedangkan pada es batu yang tidak diberi garam, memiliki titik leleh 0oC dan

sampai mencair pun akan tetap nol. Suhu beku larutan garam yang terbentuk lebih

rendah, sehingga kesetimbangan antara fase padat dan fase air akan berubah menjadi

fase cair ketika larutan membeku, (Sonaswe. G, dan Patil. Y. 2018).

Setiap kali suatu zat engalami perubahan fase, suhunya tidak meningkat dan

biasanya tetap relatif konstan, jika dilihat Sebagian besar zat pada perubahan fase

yang berbeda (padat, cair menjadi gas). Maka akan terlihat area yang datar karena

energi tidak lagi menyebabkan kenaikan suhu, tetapi perubahan keadaan. Karena

garam yang larut dalam es, menurunkan titik beku yang berarti bahwa air sekarang

ada pada suhu yang lebih rendah dan tidak berubah menjadi es.

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa semakin

tinggi konsentrasi garam yang ditambahkan pada es batu, maka semakin rendah suhu

es batu. Dimana, garam yang ditaburkan pada es batu dapat menstabilkan partikel-

partikel air dalam fase padat. Namun, dari penelitian yang dilakukan, pada es batu

yang diberi penambahan garam akan mengalami peleburan, tetapi tanpa mengalami

penambahan panas. Suhu tetap sama seperti masih dalam keadaan es sehingga garam

dapat menurunkan titik lebur air, karena es dapat mencair di bawah titik leleh

normalnya yaitu 0oC.

Suhu menunjukkan suhu benda. Semakin tinggi suhu suatu benda, semakin

panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi suatu benda.
26

Setiap atom dalam suatu benda bergerak baik dalam bentuk gerak maupun getaran.

Semakin tinggi energi atom-atom penyusun benda, maka semakin tinggi pula suhu

benda tersebut (Hulukati, 2015).

Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata-rata molekul yang bergerak.

Suhu suatu benda adalah suatu keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut

untuk memancarkan (mengirim) kalor ke benda lain atau menerima panas dari benda

lain tersebut. Suhu udara adalah derajat panas yang dihasilkan dari aksi molekul

atmosfer.

Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk deteksi dan seringkali untuk

pengukuran. Transduser adalah jenis sensor yang digunakan untuk mengubah

perubahan mekanik, magnetik, termal, cahaya dan kimia menjadi tegangan dan arus

listrik. Sensor umumnya diklasifikasikan berdasarkan pengukur dan memainkan

peran penting dalam mengendalikan proses manufaktur modern. Sensor sesuai

dengan mata, pendengaran dan bahasa sebagai otak mikroprosesor dari sistem

otomasi. Berdasarkan fungsinya, ada berbagai jenis sensor antara lain sensor jarak,

sensor cahaya, sensor ultrasonik, sensor tekanan, sensor suhu dan lain-lain (Hulukati,

2015).

Sensor suhu adalah alat yang mengubah panas menjadi besaran listrik yang

dapat dengan mudah dianalisis. Beberapa metode digunakan untuk membuat sensor

ini, salah satunya adalah penggunaan material yang dapat mengubah resistansinya

terhadap arus listrik tergantung pada suhunya (Hulukati, 2015).


27

Thermocontrol, pengontrol suhu komponen pemanas ini mengontrol panas

yang dihasilkan oleh pemanas agar seragam. Kontrol termal juga merupakan

rangkaian yang terdiri dari beberapa bagian. Salah satu bagian terpenting dari kontrol

suhu adalah termokopel. Termokopel adalah jenis sensor yang menerima terlalu

banyak atau tidak cukup panas untuk dikirim ke termometer. Pengoperasian

termokopel sangat sederhana. Termokopel dalam rangkaian kontrol termal bertindak

sebagai sensor untuk menerima panas dari pemanas. Ujung termokopel terhubung ke

ujung pemanas. Saat suhu naik, merkuri dalam termokopel mengembang,

mengirimkan sinyal melalui kabel (Hulukati, 2015).

Pada praktikum kali ini alat yang digunakan adalah thermocontrol digital.

Akan dilakukan pengamatan suhu pada air murni yang dipanaskan. Dilakukan tiga

kali pengulangan dengan setting point pada suhu 40°C, 70°C, dan 100°C.

Pada percobaan pertama, setting point diatur pada suhu 40°C. Suhu terus

meningkat hingga di detik 36 suhu air yang awalnya 27°C mencapai suhu yang

diinginkan yaitu suhu 40°C. Lima detik suhu kembali naik menjadi 41°C karena

belum mencapai kestabilan. Pada menit pertama setelahnya, suhu menjadi 43°C. Pada

menit ketiga suhu kembali turun hingga 37°C. Empat menit setelahnya suhu kembali

menjadi stabil yaitu suhu 40°C.

Pada pengulangan kedua, setting point diatur pada suhu 70°C. Suhu awal pada

air adalah 40°C hasil dari pemanasan air pada percobaan pertama. Pada detik ke-179,

suhu pun mencapai 70°C. Menit pertama setelahnya suhu kembali turun hinga 69°C.
28

Suhu kembali mencapai 70°C. Menit setelahnya suhu naik menjadi 72°C. Menit

selanjutnya suhu kembali menjadi 70°C dan mencapai kestabilan.

Pada pengulangan kedua, setting point diatur pada suhu 100°C. Suhu awal

dari air adalah 72°C hasil dari pemanasan air pada pengulangan kedua. Pada detik ke-

259, air pun mencapai titik didihnya, yaitu 100°C. Suhu tidak bisa naik lagi karena

100°C merupakan titik didih dari air murni. Beberapa menit setelahnya suhu air turun

hingga 89°C dan kembali mencapai titik didih. Suhu air tidak akan bisa naik melebihi

100°C karena 100°C merupakan titik didih dari air murni.

Termokontrol mengendalikan api pada kompor. Jika suhu yang dirasakan oleh

sensor mendekati suhu yang diinginkan maka termokontrol akan mengecilkan api

pada kompor. Ketika air mencapai suhu yang diinginkan, api pada kompor akan mati.

Pada saat itu, suhu air akan tetap naik selama beberapa saat hingga suhu air kembali

turun. Hal tersebut akan terjadi berulang-ulang hingga suhu dirasa mencapai

kestabilan.

Pada grafik evaluasi control setting point 40°C, dapat dilihat suhu air naik

cukup cepat. Api mulai mengecil ketika air mulai mencapai suhu 40°C. Ketika suhu

mencapai 40°C, api pun mati. Namun, suhu tetap naik sampai 41°C. Suhu naik turun

selama 4 menit hingga akhirnya kembali pada suhu 40°C. Semenit setelahnya suhu

kembali naik hingga menit selanjutnya kembali pada suhu yang diinginkan. Pada

setting point 70°C, ketika mencapai suhu yang diinginkan dan api dimatikan, suhu

naik hingga 71°C dan naik turun selama beberapa menit. Pada setting point 100°C,

termokontrol mengatur api hingga penaikan suhu hingga 100°C terjadi selama lebih
29

dari empat menit. Setelah api dimatikan, air tetap berada pada titik didih selama

empat menit hingga suhu turun pada titik 99°C, lalu turun kembali menjadi 96°C

karena api masih dalam keadaan mati.

Pada percobaan dapat dilihat jika pada pemanasan air tidak benar-benar

mencapai kestabilan. Dapat dilihat bahwa pada proses pemanasan, tekanan udara juga

dapat mempengaruhi peningkatan suhu air.


KESIMPULAN

1. Termometer digital adalah alat ukur yang menggunakan prinsip kerja berdasarkan

modul elektronik untuk menampilkan suhu hasil pengukuran pada layar

termometer. Pada termometer digital biasanya memakai sensor termokopel untuk

mengukur perubahan angka tahanan.

2. Termokopel merupakan alat ukur suhu yang terdiri dari kombinasi dua konduktor

yang berbeda baik logam paduan maupun non-logam yang dihubungkan pada

salah satu ujung logamnya. Termokopel mengkorversi energi panas menjadi energi

listrik, dengan energi listrik yang dihasilkan berasal dari perbedaan suhu.

3. Higrometer adalah alat ukur yang mengukur kelembaban relatif suatu tempat.

Kelembaban relatif dipresentasikan sebagai presentase dalam rasio tekanan uap

jenuh pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen. Higrometer digital

terdiri dari lapisan tipis polimer yang diapit di antara dua elektroda.

Termohigrometer merupakan alat ukur yang menggabungkan fungsi antara

termometer dan higrometer, sehingga termohigrometer dapat digunakan untuk

mengukur suhu dan kelembaban udara, baik dalam maupun luar ruangan.

4. Suhu udara dengan kelembaban udara memiliki hubungan erat. Di mana suhu

udara merupakan ukuran rata-rata energi kinetik dari pergerakan molekul-molekul.

Dan kelembaban udara merupakan jumlah uap air dalam volume udara tertentu

yang dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.

5. Garam dan es adalah bahan yang dapat bereaksi secara kimia. Jika garam

ditambahkan ke dalam es, maka titik leleh dan titik beku air akan turun karena

garam menurunkan tekanan uap air.

30
31

6. Pengukuran suhu dan kelembaban pada praktikum kali ini menggunakan alat ukur

termohigrometer dan dilakukan sebanyak dua kali pengulangan. Tempat yang

dilakukan pengujian, yaitu kamar mandi, ruang tamu, alam bebas, kulkas, dan

freezer yang dilakukan pengecekan pada pagi hari, siang hari, sore hari, dan

malam hari. Hasil nilai rerata suhu yang didapat dari pengujian pertama dan kedua

di kamar mandi mencapai 27.4℃ dengan kelembaban 83%. Pada ruang tamu

memiliki nilai rerata suhu mencapai 29.1℃ dengan kelembaban 77%. Di alam

bebas memiliki nilai rerata suhu mencapai 29.9℃ dengan kelembaban 75%.

Kulkas memiliki nilai rerata suhu 5.2℃ dengan kelembaban 73%. Freezer

memiliki nilai rerata suhu -27.2℃ dengan kelembaban 41%.

7. Pengukuran suhu yang dilakukan dengan berbagai konsentrasi garam pada

praktikum kali ini menggunakan alat ukur termometer digital dan dilakukan

sebanyak dua kali pengulangan. Adapun kadar garam yang diujikan untuk

mengukur suhu es, yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%. Hasil nilai rerata

suhu yang didapatkan dari pengujian pertama dan kedua pada kadar garam 0%

mencapai 0.35℃. Pada kadar garam 5% nilai rerata suhu mencapai -6.9℃. Pada

kadar garam 10% nilai rerata suhu mencapai -7.4℃. Pada kadar garam 15% nilai

rerata suhu mencapai -9.65℃. Pada kadar garam 20% nilai rerata suhu mencapai -

10.2℃. Pada kadar garam 25% nilai rerata suhu mencapai -11.45℃.

8. Pengukuran suhu yang dilakukan dengan cara mengendalikan suhu pemanasan

pada praktikum kali ini menggunakan alat ukur termokopel digital. Suhu yang

diujikan, yaitu 40℃, 70℃, dan 100℃ dengan mengamati perubahan suhu hingga

mencapai suhu yang stabil. Adapun waktu pengamatannya dimulai dari 0 detik, 36
32

detik, 25 detik, 1 menit, 3 menit, 4 menit, 5 menit, 6 menit, 7 menit, 8 menit, dan 9

menit. Hasil dari pengamatan suhu 40℃ yang dimulai dari 0 detik hingga 5 menit,

yaitu 27℃, 40℃, 41℃, 43℃, 37℃, 40℃, 42℃. Hasil dari pengamatan suhu

70℃ yang dimulai dari 0 detik hingga 9 menit, yaitu 40℃, 47℃, 49℃, 50℃,

70℃, 69℃, 70℃, 72℃, 70℃, 72℃, 70℃. Hasil dari pengamatan suhu 100℃

yang dimulai dari 0 detik hingga 9 menit, yaitu 72℃, 77℃, 78℃, 79℃, 93℃,

100℃, 100℃, 100℃, 100℃, 99℃, 100℃.


DAFTAR PUSTAKA

Barsasella, D. (2010). FISIKA untuk mahasiswa kesehatan (Pertama). CV. Trans Info

Media.

Hamsyani, F., S. Bulkis, dan N. Asiyah. 2021. Kelembaban Udara dengan Alat

Humydimeter pada Lahan Sawah di Kelurahan Tanah Merah. Jurnal

Agriment. 6(2): 1-7.

Michalski, L., Eckersdorf, K., & McGhee, J. (1991). TEMPERATURE

MEASUREMENT (P. H. Sydenham (ed.); p. 49). WILEY.

Pollock, D. D. 1991. Thermocouples: Theory and Properties. CRC Press. Florida.

Pudji, A. dan M. R. Mak,ruf. 2017. Design of the Digital Pressure Meter with

Thermohygrometer. Journal of Information Engineering and Applications.

7(9): 35-39.

Sonawane, G., Y. Patil. 2018. A Short Report on: Action of Nacl on Freezing

Temperature of Tap Water. Global Journal of Engineering Science and

Researches. 73-77

Suyatna, A., & Wicaksono, anggit. (2018). INSTRUMENTASI Fisika (Pertama).

GRAHA ILMU.

Tistomo, A. S. (2014). STUDI METODE KALIBRASI HIGROMETER ELEKTRIK

Study on Electrical Hygrometer Calibration Method. Jurnal Standardisasi,

16(3), 199–204.

33
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai