Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

MK. ILMU TANAMAN PERKEBUNAN (AGH341)


KUNJUNGAN TEACHING FARM
KELAPA SAWIT JONGGOL

Kelompok 3

Haidar Hamidon KM A14160059


Resti Tri Wulandari A24160021
Eri Dwi Prasetyo A24160040
Ulvi Levia Sanubary A24160212
Ashadi G24170043

Asisten Praktikum

Aisyah Arfani A24150075

Dosen Pembimbing Praktikum

Dr. Ir. Sudradjat, MS


Ir. Sofyan Zaman, MP
Dr. Deden Derajat Matra, SP, MSi

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sektor perkebunan


unggulan di Indonesia yang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dari
kurun waktu tahun 2000 sampai 2009 perkembangan luas areal perkebunan
hampir dua kali lipat yang pada mulanya 4.158.077 ha menjadi 7.125.331 ha dan
diiringi juga dengan peningkatan jumlah produksi.
Perkembangan tanaman kelapa sawit telah dikembangkan di beberapa
daerah di Indonesia dan menjadi unggulan tanaman perkebunan. Hal ini
dikarenakan kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan dengan nilai ekonomis
yang cukup tinggi dan merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati.
Selain itu perkembangan perkebunan kelapa sawit juga didukung oleh produk-
produk turunan kelapa sawit yang beraneka ragam dan mempunyai banyak
kegunaan. Saat ini Indonesia merupakan negara nomor dua penghasil CPO
terbesar di dunia dibawah Malaysia.
Perkembangan industri kelapa sawit sangatlah pesat. Sejalan dengan
kemajuan teknologi di Indonesia dan semakin meningkatnya kebutuhan akan
minyak nabati, maka dibutuhkan peningkatan mutu dari produk minyak nabati
tersebut sehingga bahan setengah jadi. Indonesia yang didukung oleh sumber daya
alam yang baik, dengan keadaan alamnya yang tropis dan tenaga kerja yang
mencukupi serta pemasaran yang sudah jelas memiliki potensial menjadi
penghasil CPO yang berkualitas di dunia.
Tanaman menghasilkan adalah tanaman kelapa sawit yang sudah cukupumur
untuk menghasilkan buah sekitar umur empat tahun (Lubis dan Widanarko, 2012).
Peningkatan kualitas dan kuantitas tanaman menghasilkan dapat dilakukan dengan
pengembangan teknis di lapangan (Fairhust dan Rankine, 2009). Fase yang paling
menentukan perkembangan tanaman adalah fase vegetatif dan generatif. Fase
vegetatif yang menjadi tujuan adalah pertumbuhan batang dan daun. Fase
generatif yang menjadi tujuan pada tanaman menghasilkan (TM) adalah
pembungan dan pembuahan. Fase generatif adalah fase yang menjadi tujuan
budidaya agar tanaman berproduksi maksimal. Pertumbuhan dan produksi kelapa
sawit yang maksimal dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor
lingkungan,genetis, dan teknik agronomi. Ketiga faktor tersebut sangat terkait dan
mempengaruhi satu sama lain (Fauzi etal., 2012).
kelapa sawit yang sama pada setiap blok kebunnya. TeachingFarm Kelapa
Sawit IPB Cargill memiliki areal seluas 58 ha dengan pertumbuhan tanaman yang
hampir seragam serta dibawah pengelolaan langsung Satuan Akademik Farm
AGH Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultar Pertanian IPB. Saat ini
tanaman yang berada areal tersebut sudah berumur 5 tahun. Sementara itu
mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Ilmu Tanaman Perkebunan diharapkan
berkompeten untuk mengelola suatu perkebunan yang umumnya berskala luas,
kondisi umur dan pertumbuhan seragam, serta melibatkan berbagai pihak dalam
pengelolaannya.
Sehubungan dengan dengan fasilitas kebun percobaan yang adaapai di IPB
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan maka mahasiswa perlu memperoleh
wawasan tentang kondisi perkebunan yang sebenarnya, baik dari aspek
pengelolaan maupun aspek teknis budidaya. Kunjungan ke perkebunan dapat
dilakukan di sekitar kampus IPB Darmaga yaitu perkebunan kelapa sawit PTPN
VIII Kebun Cimulang atau Kebun Cikasungka, Kabupaten Bogor. Objek lain
yang bisa dikunjungi adalah Teaching Farm Perkebunan Kelapa Sawot Jonggol.

Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengenalkan kepada mahasiswa tentang
aspek pengelolaan dan teknis budidaya tanaman pada perkebunan kelapa sawit.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hari Kelompok Jumlah tanaman Jumlah buah matang


senin 1 dan 2 10 0
3 dan 4 8 0
5 dan 6 9 0
selasa 1 dan 2 20 6
3 dan 4 10 2
5 dan 6 9 1
7 dan 8 11 4
9 dan 10 12 5
11 dan 12 11 5
13 12 3
Rabu 1 dan 2 22 3
3 dan 4 13 2
5 dan 6 12 2
7 dan 8 12 1
9, 10 dan 11 20 5
12 13 2
13 10 4
Jumat 1 dan 2 21 7
3 dan 4 20 8
5 dan 6 16 6
7 dan 8 15 1
9 dan 10 30 27
11 dan 12 15 3
13 dan 14 12 4
15 dan 16 10 10
17 dan 18 7 0
19 15 0
Total 375 111
Hasil
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑛 111
Angka Kerapatan Panen (AKP) = = 375 = 30%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛

Pembahasan
Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 09 Maret 2019 di Kebun
Pendidikan dan Penelitian Kelapa Sawit Jonggol. Luas areal kebun Jonggol
sekitar 268 hektar, terdiridari 168 hektar dikelola oleh Fapet IPB, 40 hektar
dikelola oleh Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB, dan 60 hektar ada dalam
pengelolaan Departamen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB. Sekitar 55
hektar ditanami kelapa sawit dan 5 hektar sisanya digunakan untuk tanaman lain
seperti rambutan dan sebagainya. Kelapa sawit ini ditanam sejak Desember 2012
silam . Artinya sudah berumur enam tahun dan sudah masuk TM3. Kebun sawit
ini terdiri dari 7530 pohon dari 55 hektar dibagi kedalam lima blok dengan jarak
tanam 9.2 x 9.2 x 9.2 meter, terdiri dari 136 pohon/ha. Hasil produksi ditargetkan
25 kilogram per pohon pertahun, namun saat ini hasil panen baru mencapai 21.3
kilogram per pohon dan 2.3 ton per hektar.
Pemanenan kelapa sawit menggunakan egrek dengan cara memotong
pelepah yang berada dibawah tandan buah, diusahakan menyisakan dua pelepah di
bawah tandan buah. Untuk menghitung angka kerapatan panen kelapa sawit
Jonggol, beberapa kelas paralel hari senin, selasa, rabu dan jumat disebar
berdasarkan kelompok masing-masing untuk menghitung jumlah buah yang siap
panen. Jumlah kelompok parallel hari senin sebanyak 6 kelompok, hari selasa dan
Rabu sebanyak 13 kelompok dan hari jumat sebanyak 19 kelompok. Setiap
kelompok diberikan sejumlah pohon untuk diamati. Data hasil pengamatan dari
semua kelompok pada setiap parallel digabung dan dihitung jumlah pohon serta
jumlah buah yang siap panen. Berdasarkan data tersebut, maka didapatkan jumlah
pohon sebanyak 375 dan jumlah pohon yang siap panen sebanyak 111 pohon.
Berdasarkan hasil perhitungan maka didapatkan Angka Kerapatan Panen sebesar
30 %. Artinya dari 100 pohon kelapa sawit, terdapat 30 pohon yang siap untuk
dipanen.
KESIMPULAN
Kebun Pendidikan dan Penelitian Kelapa Sawit Jonggol memiliki luas 60 ha
yang dikelola oleh departemen Agronomi dan Hortikultura, Faperta, Institut
Pertanian Bogor, yaitu 55 ha dipakai untuk kebun kelapa sawit dan telah
mendapatkan sertifikasi ISPO dan RSPO. Angka Kerapatan Panen yang didapat
dari 375 pohon yang diamati, didapat nilai akp sebesar 0,297 atau 0,3 . Sehingga
dapat disimpulkan bahwa AKP 30 %, berarti pada 100 pohon kelapa sawit
terdapat 30 pohon siap panen.
DAFTAR PUSTAKA
Fairhust T., Caliman J. P., Hardter R. andWitt C., 2006. Oil Palm:Nutrient
Disordersand Nutrient Management (Oil Palm Series Volume 7). Singapore
(SG): Potash & Phosphate Institute. ISBN: 981-05-5894-5.
Fauzi Y., Widyastuti Y. E., Sastyawibawa I. dan Paeru R. H. 2012. Kelapa Sawit.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Lubis R. E. dan Widanarko A. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Agro Media,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai