Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

TERMOMETER BOLA BASA DAN BOLA KERING


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah: Lingkuan dan Bangunan Pertanian
Dosen Pengampu: Lutfi Aris Sasongko. S.TP., M.Si.

Disusun Oleh:
Eric Rizky Sulistyawan
20104011008
A1 Agribisnis

PROGAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2022

i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
Laporan Praktikum ini telah disetujui pada tanggal........
Oleh :
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim Semarang

Eric Rizky Sulistyawan


NIM. 20104011008

Mengetahui,
Dosen Mata Kuliah Lingkungan dan Bangunan Asisten Praktikum
Pertanian

Lutfi Aris Sasongko, S.TP.,M.Si. Tyas Ayu Lutfiatun


Nim:19104011137
(NPP.06.02.1.0074)

ii
DAFTAR ISI
COVER JUDUL..............................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................1


1.2 Perumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................................2
1.4 Manfaat.................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3

2.1 Pengertian dan Jenis Kelembapan Udara.............................................3


2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kelembapan Udara..................................4
2.3 Macam-Macam Alat Pengukur Suhu Dan Beserta Cara Kerjanya.......5

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM....................................................8

3.1 Alat.......................................................................................................8
3.2 Bahan....................................................................................................8
3.3 Langkah Kerja......................................................................................8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................9

4.1 Hasil......................................................................................................9
4.2 Pembahasan..........................................................................................9

BAB V PENUTUP...........................................................................................12

5.1 Kesimpulan...........................................................................................12
5.2 Saran.....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................13

LAMPIRAN.....................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam budidaya pertanian, iklim merupakan sumberdaya alam
yang perludimanfaatkan semaksimal mungkin dalam usaha peningkatan
produksi tanaman.Iklimsangat berpengaruh dalam tumbuh dan
berkembangnya suatu tanaman sehinggadibutuhkan data-data yang
lengkap dan akurat tentang iklim dan cuaca dari
suatuwilayah.Beberapa anasir iklim yang penting adalah: temperatur,
kelembaban udara, angin,sinar matahari,curah hujan dan evaporasi.Untuk
mengukur nilai dari beberapa anasiriklim tersebut diperlukan suatu alat-
alat pengukur meteorologis.
Pada hal ini suhu dan kelembaban memainkan peranan penting dalam
pengaruhnyaterhadap pertumbuhan tanaman sejak dari fase
perkecambahan/ pertumbuhan tunashingga fase produksi. Ketika tanah
dalam keadaan lembab, maka suhu tanah merupakanfaktor lingkungan yang
dominan yang menentukan laju perkecambahan, pertumbuhanbibit, dan
perkembangan akar.Kadar uap air di udara disebut lengas
(kelembaban,kebasahan) udara. Uap air adalah gas yang tidak berbau, tidak
terlihat dan tidak berwarna,uap air ialah air dalam bentuk dan keadaan
gas.
Alat meteorologi umumnya ada dua macam yaitu jenis biasa bukan
pencatat dan jenispencatat. Contoh jenis alat biasa adalah termometer,
psikrometer, dan sebagainya. Alat pencatat misalnya termograf dan
sebagainya. Untuk jenis alat pencatat biasanya dilengkapi dengan jam
(waktu) dan pias (chart) yang diganti tiap hari untuk pias hariandan tiap
minggu untuk pias mingguan. Biasanya pias ini dilengkapi dengan pias
yangpembuatannya biasnya didasarkan pada bentuk dan cara membersihkan
pena (Tjasyono,2008).

1
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari kelembapan dan jenis kelembapan udara?
2. Faktor yang mempengaruhi kelembapan udara?
3. Bagaimana cara penggunaan alat termometer untuk mengukur
kelembapan?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan praktek kerja


lapangan ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dan jenis kelembapan udara


2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
kelembapan udaara
3. Untuk mengetahui cara kerja alat termometer dalam mengukur
kelembapan
1.4 Manfaat

Manfaat dari kegiatan praktikum ini yaitu:

1. Bagi penulis/praktikan: dapat memahami mengenai suhu dan RH,


mengerti cara mengukur suhu dan RH menggunakan termometer bola
basah dan bola kering, serta membaca aplikasi hygrometer yang
dipraktekkan secara langsung.

2. Bagi pembaca: dapat mengetahui dan memahami mengenai suhu,


RH, termometer bola basah, termometer bola kering, dan hygrometer.
Serta dapat dijadikan bahan referens

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Jenis Kelembapan Udara


Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer.
Udara atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air. Kelembaban
udara merupakan tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu
terkandung dalam bentuk uap air. Suhu dan kelembaban udara ini sangat erat
hubungannya, karena jika kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan
berubah. Di musim penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi,
memungkinkan tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi
bergelombang karena naik turunnya suhu udara (Hanggoro 2011).. Uap air
adalah suatu gas, yang tidak dapat di lihat, yang merupakan salah satu bagian
dari atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau butir-butir air yang
melayang-layang di udara. Kabut melayang laying dekat permukaan tanah,
kalau awan melayang- layang di angkasa. Banyaknya uap air yang dikandung
oleh hawa tergantung pada temperatur.
Kelembaban adalah banyaknya uap air yang ada diudara meskipun
uap airnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari atmosfer , rata-rata
kurang lebih dari 2 % masa keseluruhan. Total masa uap air per satuan volume
udara disebut kelembapan absolut (absolute humidity) umumnya dinyatakan
dalam satuan kg/m3 (Hanum, 2009).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang
dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif)
maupun defisit tekanan uap air :
1. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan
dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volume.

3
Kelembaban mutlak artinya massa uap air yang berada dalam satu
satuan udara yang dinyatakan dalam gram/m3.
2. Kelembaban nisbi (relatif) membandingkan antara
kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau
pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara
untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh)
ditentukan oleh suhu udara. Kelembaban spesifik yaitu
perbandingan jumlah uap air di udara denagn satuan massa udara
yang dinyatakan dalam gram /kg
3. Defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh
dan tekanan uap aktual. Kelembaban relatif merupakan
perbandingan jumlah uap air di udara dengan jumlah maksimum
uap air yang dikandung panas dan temperatur tertentu yang
dinyatakan dalam

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kelembapan Udara


a. Sinar matahari Sumber panas utama untuk bumi dan atmosfer adalah
matahari, dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Energi radiasi dari
matahari yang sampai kepermukaan bumi disebut insolation (incoming solar
radiation). Insolation terdiri atas sinar-sinar dengan panjang gelombang lebih
pendek dalam spektrum matahari dan paling efektif memanasi bumi. Jika sinar
dari spektrum matahari mencapai bumi sebagian diserap dan dirubah dari
gelombang panjang yang dikenal sebagai panas.
b. Kabut Kabut dapat terjadi diwaktu malam yang cerah, ketika udara
yang dingin yang mengalir melalui permukaan air yang masih panas hal seperti
itu yang terjadi didaerah kutub yang disebut asap laut dan juga terdapat diatas
selokan-selokan pada pagi hari. Kabut dapat terjadi pada cuaca tanpa angin
sebagai akibat dari temperatur yang turun terus. Kabut terdiri dari tetes-tetes air
yang sangat kecil yang melayang-layang di udara dan mengakibatkan
berkurangnya penglihatan mendatar pada pada permukaan bumi hingga kurang
dari 1 km. Tetes-tetes kecil ini dapat dilihat dengan mata biasa, jika berada

4
pada suatu tempat yang cukup penerangan. Mereka bergerak mengikuti
gerakan udara yang ada. Udara dalam keadaan kabut akan terasa lembab, sejuk
dan basah dengan kelembaban udara disekitar 100%.
c. Hujan Hujan adalah jatuhan titik air yang mencapai tanah. Hujan
yang tidak dapat mencapai tanah disebut verga. Hujan yang mencapai tanah
dapat diukur dengan jalan mengukur tinggi air dengan cara-cara tertentu. Hasil
pengukuran ini kemudian disebut curah hujan dengan tanpa mengingat macam
atau bentuk hujan pada saat mencapai tanah. Intensitas hujan ditentukan dari
tingkat berakumulasinya curah hujan diatas suatu permukaan yang datar, jika
air hujan tersebut tidak mengalir. Fluktuasi kandungan uap air di udara lebih
besar pada lapisan udara dekat permukaan dan semakin kecil dengan
bertambahnya ketinggian. Hal ini terjadi karena uap air bersumber dari
permukaan dan proses kondensasi berlangsung juga pada permukaan. Pada
siang hari kelembaban lebih tinggi pada udara dekat permukaan disebabkan
penambahan uap air hasil evepotranspirasi dari permukaan.
Proses ini berlangsung karena permukaan tanah menyerap radiasi
matahari selama siang hari tersebut. Sebaliknya pada malam hari kelembaban
lebih rendah pada udara dekat permukaan. Pada malam hari akan berlangsung
proses kondensasi atau pengembunan yang memanfaatkan uap air yang berasal
dari udara. Oleh sebab itu, Kandungan uap air di udara dekat permukaan
tersebut akan berkurang.

2.3 Macam-Macam Alat Pengukur Suhu Dan Beserta Cara Kerjanya

Alat pengukur suhu udara ada 4 macam antara lain :


 Termometer bola kering

 Termometer bola basah

 Termometer maksimum

 Termometer minimum

Alat untuk mengukut temperatur suhu memiliki nama termometer.


Termometer adalah tabung kaca yang didalamnya terdapat cairan raksa atau

5
alkohol. Semakin rendah suhu maka cairan raksa maupun alkohol akan
menciut dan mengembang jika suhu kian tinggi. Satuan derajat temperatur
suhu adalah dengan lambang derajat, yaitu pangkat nol setelah angka suhu dan
diikuti dengan jenis standarnya. Misalnya C untuk celcius, R untuk reamur dan
F untuk fahrenheit. Namun untuk Kelvin tidak membutuhkan pangkat nol
setelah angka satuan suhu. Perbandingan suhu antara celcius, reamur dan
fahrenheit adalah 5 : 4 : 9. Khusus untuk farenheit perlu ditambah 32 untuk
perubahnnya. Perubahan lain bisa melakukan penyesuaian rumus di atas
(Zanuar, 2010).

a. Termometer bola kering Alat ini berfungsi untuk mengukur


kelembaban udara. Pada prinsipnya alat ini hampir sama dengan
thermometer bola basah yang membedakan hanya pada cara kerjanya.
Alat ini bekerja melalui proses pemuatan. Jika suhu naik, air raksa
dalam pipa kapiler akan memuai dan bergerak naik.
Cara Kerja : Tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur
suhu udara sebenarnya.
b. Termometer bola basah Alat ini berfungsi untuk mengukur suhu udara.
Pada saaat pengukuran alat ini dipasang berdampingan dengan bola
kering pada tiang statis. Termometer ini terdiri dari tabung gelas yang
didalamnya terdapat pipa kapiler. Pada ujung yang lain dihubungkan
dengan air yang ada pada bak (dihubungkan dengan kain muslin dan
baik air dihubungkan dengan udara luar).
Cara kerja : Termometer bola basah dalam proses kerjanya
dihuibungkan dengan udara luar melalui kain muslin yang dihubungkan
dengan air. Pada dasarnya alat ini bekerja melalui proses penguapan.
Pada saaat suhu nai,k maKa air yang ada pada kain mudslin akan
menguap sehingga air raksa dalam pipa kapiler bergeak turuin dan
mennyusut
c. Termometer maksimum Thermometer ini berfungsi untuk mengetahui
suhu maksimum dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam jangka

6
waktu satu hari. Tetapi di atas reservoid terdapat suatu bagian yang
sempit karena adanya stip kaca. Jika suhu naik air raksa dalam reservoir
a kan memmuai dan dipaksa melalui bagian sempit ke dalam pipa
kapiler. Jika suhunya turun, air raksa dalam pipa kapiler tidak kembali
dalam reseervoir karena tertahan bagian yang sempit.
Cara Kerja : Suhu max dan min dibaca pada ujung bawah indeks,
setelah itu Indeks bagian kanan menunjukkan suhu max, indeks bagian
kirimenunjukkan suhu min.
d. Termometer minimum Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu
terendah dalam waktu tertentu yaitu dalam waktu satu hari. Di dalam
pipa kapiler terdapat stip kaca karena reaksi alkohol tidak seberapa
cepat. Maka reservoir termometer ini dapat dibuat dalam bentuk tapak
kuda.
Cara Kerja : Jika terdapat penurunan suhu udara maka alcohol dalam
reservoir akan menyumbat sehingga alcohol dalam pipa kapiler akan
mengisi ruang hampa yang terjadi dalam reservoir, sehingga indeks
yang ada dldam pipa kapile ikut menggesser sesuia dengan penurunan
suhu udara saaat itu Bila suhu udara naik, maka alcohol akan memuai
mengisi atau mendesak alcohol dalam pipa kapiler sehingga
permmukaannya akan naik.

7
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum bola basa dan bola kering ini dilaksanakan pada hari selasa,
29 November 2022 bertempat diruang C2.07, Tempat parkir, ruang Ormawa,
kamar mandi, dan halaman gedung C Fakultas Pertanian Universitas Wahid
Hasyim Semarang.
3.2 Alat
1. Meteran
2. Thermometer
3. Kapas
4. Benang
5. Handphone
6. Alat tulis
7. Aplikasi RH meter
8. Tabel Psyconometric chart
3.3 Bahan
1. Air
2. Kapas
3. Wadah keil
3.4 Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2. Mencelupkan kapas ke air, lalu mengikatnya ke salah satu
termometer
3. Menuju ruangan yang akan diukur

8
4. Mengukur jarak dari lantai 10cm dari permukaan tempat, lalu
mendiamkan termometer pada jarak tersebut
5. Mendiamkan termometer selama 2 menit hingga air raksa
diam
6. Menghitung suhu yang tertera
7. Mengulangi kegiatan tersebut 4, 5, 6 dengan jarak 100cm
8. Mengulangi kegiatan tersebut di 5 tempat berbeda

BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel Data Hasil Temperatur Bola Basa dan Kering

NO TEMPAT Bola Bola RH PSIKOMETRIC


basa(0C) kering(0C) CHART(0C)
Mater
10 cm dan 10cm dan 10cm dan 100cm
100cm 100cm Aplikasi

1 Ruang 21 19 20 20 82,4% 90 90
C207

2 Parkiran 24 24 28 28 83,5% 70 70
lantai 1

3 Halaman 25 25 27 26 82,4% 80 90
gedung
C

4 Kamar 22 22 22 21 83,5% 100 90


mandi

5 Ruang 24 24 26 26 83,4% 80 80
ormawa

9
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini menggunakan alat yang bernama termometer bola
basa dan bola kering. Cara mengunakan alat ini adalah dengan meletakan
termometer bola basa dan kering di dalam ruangan C207, parkiran, halaman
gedung C, kamar mandi dan ruang ormawa dengan jarak dari lantai 10cm dan
100cm dan waktu sekitar 2 menit.
a Perhitungan suhu bola basah dan bola kering dengan jarak ukur 10 cm
dari permukaan tempat yang dilakukan di Ruang C207 memiliki hasil
21℃ dan 20℃. RH sesuai palikasi RH meter senilai 82,4%.
Sedangkan yang dihitung menggunakan psychronomteric chart
hasilnya memiliki kelembapan sebesar 90%.
Dengan tempat yang sama namun dengan jarak ukur 100 cm dari
permukaan tempat, bola basah senilai 19℃ dan bola kering 20℃. RH
apilkasi sama yaitu 83,5% dan RH menggunakan psychronomteric
chart senilai 90%.
b Perhitungan suhu bola basah dan bola kering dengan jarak ukur 10 cm
dari permukaan tempat yang dilakukan di parkiran memiliki hasil
24℃ dan 28℃. RH sesuai palikasi RH meter senilai 83,5%.
Sedangkan yang dihitung menggunakan psychronomteric chart
hasilnya memiliki kelembapan sebesar 70%.
Dengan tempat yang sama namun dengan jarak ukur 100 cm dari
permukaan tempat, bola basah senilai 24℃ dan bola kering 28℃. RH
apilkasi sama yaitu 83,5% dan RH menggunakan psychronomteric
chart senilai 70%.
c Perhitungan suhu bola basah dan bola kering dengan jarak ukur 10 cm
dari permukaan tempat yang dilakukan di halaman gedung memiliki
hasil 25℃ dan 27℃. RH sesuai palikasi RH meter senilai 82,4%.
Sedangkan yang dihitung menggunakan psychronomteric chart
hasilnya memiliki kelembapan sebesar 80%.

10
Dengan tempat yang sama namun dengan jarak ukur 100 cm dari
permukaan tempat, bola basah senilai 25℃ dan bola kering 26℃. RH
apilkasi sama yaitu 83,5% dan RH menggunakan psychronomteric
chart senilai 90%.

d Perhitungan suhu bola basah dan bola kering dengan jarak ukur 10 cm
dari permukaan tempat yang dilakukan di kamar mandi memiliki hasil
22℃ dan 22℃. RH sesuai palikasi RH meter senilai 83,5%.
Sedangkan yang dihitung menggunakan psychronomteric chart
hasilnya memiliki kelembapan sebesar 100%.

Dengan tempat yang sama namun dengan jarak ukur 100 cm dari
permukaan tempat, bola basah senilai 22℃ dan bola kering 21℃. RH
apilkasi sama yaitu 83,5% dan RH menggunakan psychronomteric
chart senilai 90%.

e Perhitungan suhu bola basah dan bola kering dengan jarak ukur 10 cm
dari permukaan tempat yang dilakukan di kamar mandi memiliki hasil
24℃ dan 26℃. RH sesuai palikasi RH meter senilai 83,4%.
Sedangkan yang dihitung menggunakan psychronomteric chart
hasilnya memiliki kelembapan sebesar 80%.

Dengan tempat yang sama namun dengan jarak ukur 100 cm dari
permukaan tempat, bola basah senilai 24℃ dan bola kering 26℃. RH
apilkasi sama yaitu 83,4% dan RH menggunakan psychronomteric
chart senilai 80%.

Jadi hasil dari pengukuran temperatur tidak jauh berbeda dengan rh yang
sama . manfaat pengukuran ini guan untuk mengetahui tingkat suhu di ruangan
maupun tempat untuk nantinya dapat di aplikasikan pada budidaya green hous,
dengan melihat suhu kita bisa mengetahui bahwa suhu yang seimbang dan
sesuai maka tanaman itu akan tumbuh secara optimal .

11
BABV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu
benda. kelembaban relatif (RH) didefinisikan sebagai prosentase
perbandingan antara tekanan uap air parsial dengan tekanan uap air
jenuh.
2. setiap tempat mempunyai temperatur yang berbeda beda dari tempat
satu dengan yang lain.
3. Tingkat kelembapan berbeda karena memang dari tempat yang
berbeda beda
4. Tingkat kelembaban relatif tertinggi terletak di kamar mandi yang
diukur dari ketinggian 10cm dari dasar lantai. Kelembaban relatif ini
mendekati angka 100% yang mengindikasikan bahwa udara jenuh uap
air.
5.2 Saran

Hendaknya praktikum dilakukan dengan sunggu-sungguh dan


cermat dalam membaca angka pada suhu termometer maupun saat
perhitungan menggunakan psychrometric chart dan selalu menyegarkan

12
aplikiasi hygrometer di setiap tempat yang akan diamati agar didapat hasil
data yang lebih akurat.

DAPUS

Hanggoro, Wido 2011. Pengaruh Intensitas Radiasi saat Gerhana Matahari

Cincin terhadap Beberapa Parameter Cuaca. Jurnal Meteorologi dan Geofisika

Volume 12 Nomor 2.

Tjasyono.2008. Klimatologi Umum. Bandung: ITB Bandung.

Zanuar, (2010), Besaran Pokok, Tambahan dan Turunan Dalam Sistem

Internasional, http ://forum.upi.edu (diakses 20 juni 2014)

13
LAMPIRAN

14

Anda mungkin juga menyukai