Anda di halaman 1dari 29

KELEMBABAN DAN SEBARAN HAMA PENYAKIT

DISUSUN UNTUK MEMENEHUI PERSYARATAN MATA KULIAH


AGROKLIMATOLOGI

Oleh:

Kelompok 7

1. Mhd.ridwan
2. Wirudiono tobing
3. Elima hutagaol
4. Lilsap nur aspin siregar
5. Ardi setiawan simamora

Program study: Agroteknologi

Fakultas: Pertanian

Universitas Medan Area

Medan

2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan
dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “KELEMBABAN DAN SEBARAN HAMA PENYAKIT”
Terimah kasih kami ucapkan kepada dosen Pembimbing Mata Kuliah
Agroklimatologi yang telah banyak memberikan bimbingan, Arahan, dan motifasi
sampai selesainya makalah ini.
. Tidak ada yang pantas diberikan, selain balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa
untuk kemajuan kita semua dalam menghadapi masa depan nanti. Serta Terima
Kasih kepada rekan-rekan yang memberikan kritikan terhadap makalah ini.
Akhirnya penulis sangat mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi kita
semua baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang. Sekian dan
terimah kasih

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi............................................................................... ii
I. Pendahuluan ..................................................................... iii
1.1. Latar Belakang .............................................................. iv
1.2. Rumusan Masalah ......................................................... iv
1.3. Tujuan ........................................................................... iv
Ii. Tinjauan Pustaka .............................................................. 5
2.1.Pengertian Kelembaban ................................................. 5
2.2. Prinsip Kelembaban ...................................................... 6
iii. klasifikasi kelebaban dan sebaran hama penyakit .......... 7
3.1. klasifikasi kelembaban dan hama.................................. 7
3.2kelembaban udara............................................................ 7
3.3 penyebaran hama penyakit ............................................. 8
iv. Pembahasan ..................................................................... 10
4.1.1 Pengertian Kelembaban ............................................. 10
4.1.2 Kerapatan Uap Air .................................................... 11
4.1.3 Tekanan Uap Air ....................................................... 11
4.1.4 sumber uap air atmosfer .............................................. 12
4 .1.5 perananuap air di atmosfer ......................................... 13
4.1.6 jenis-jenis kelembaban ................................................ 13
4.1.7 kelembaban pada aktifitas organis .............................. 15
4.1.8 macam-macam alat ukur kelembabantermometer ..... 15
4 .1.9 nama penyakit tanaman .............................................. 16
4.4 hama tanaman................................................................. 16
v. Penutup............................................................................. 24
5.1. Kesimpulan ................................................................... 24
5.2. Saran .............................................................................. 24
Vi. Daftar Pustaka ................................................................ 25
Ii
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Kelembaban udara relatif (atau RH, Relative Humidity), adalah rasio
antara tekanan uap air aktual pada temperatur tertentu dengan tekanan uap air
jenuh pada temperatur tersebut. Pengertian lain dari Kelembapan adalah
perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara pada suatu
waktu tertentu dengan jumlah uap air maksimal yang dapat ditampung oleh udara
tersebut pada tekanan dan temperatur yang sama.
Dalam konteks budidaya tanaman dalam ruang lingkup pertanian baik
berupa budidaya tanaman pangan, perkebunan, ataupun budidaya tanaman
holtikultura dsb. Maka kelembaban udara dipengaruhi dan memengaruhi laju
transpirasi tanaman. Kelembaban udara memiliki pengaruhi pada proses
transpirasi tanaman, tingginya laju transpirasi akan meningkatkan laju penyerapan
air oleh akar hingga pada batas tertentu, namun jika terlalu tinggi melampaui laju
penyerapan dan terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanaman
mengering.
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan
hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang
kutikula, dan lentisel 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang
stomata. Disamping itu juga kelembaban udara bersama dengan temperatur juga
memiliki pengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan hama dan
penyakit. Hal ini terjadi karena, kondisi kelembaban dan temperatur pada nilai
tertentu merupakan nilai yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan hama
dan penyakit tanaman.
Oleh karena itu, dengan mengetahui kelembaban dan juga temperatur pada
suatu wilayah, maka kita dapat menentukan langkah antisipatif untuk budidaya
tanaman. Sebab, jika kita mengetahui kelembaban suatu tempat, maka kita dapat
menentukan tanaman apa yang tepat untuk dibudidayakan pada nilai kelembaban
yang kita ketahui.
Kelembaban udara selalu memiliki korelasi ataupun hubungan dengan
temperatur. Kedua komponen iklim ini memiliki pengaruh pada konidisi
lingkungan suatu tempat..

iii
1.2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini masalah yang akan diangkat adalah
 Alat ukur kelembaban dan bagaimana cara kerjanya
 Macam-macam kelembaban
 Hubungan kelembaban dengan pertanian
 Bagaimana cara pengaturan kelembaban
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini agar dapat :
 Memberi penjelasan tentang Alat ukur kelembapan serta cara
kerjanya.Mengerti tentang macam-macam kelembapan.
 Mengetahui pentingnya kelembapan terhadap pertanian dan mengetahui
hubungan kelembapan tersebut.
 Mengetahui cara mengatur kelembapan.

1.4 manfaat
Manfaat makalah ini dapat agar:
 Kita dapat mengetahui penjelasan tentang Alat ukur kelembapan serta
cara kerjanya
 Kita dapat Mengerti tentang macam-macam kelembapan

iv
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Kelembaban
Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini
dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau
kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah
humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah
bangunan dengan sebuah pengawal lembab (dehumidifier). Dapat dianalogikan
dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan
sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di
udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan
tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F). Kandungan uap air dalam udara hangat
lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Jika udara banyak
mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat
menahan lagi uap air sebanyak itu.Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara
yan mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.
Kelembaban udara padaketinggian lebih dati 2 meter dari permukaan
menunjukkan perbedaan yang nyata antara malam dan siang hari. Pada lapisan
udara yang lebih tinggi tersebut, pengaruh angin terjadi lebih besar. Udara lembab
dan udara kering dapat tercampur lebih cepat (Benjamin, 1994).
Kelembaban udara disuatu tempat berbeda-beda, tergantung pada
tempatnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya,
diantaranya: Jumlah radiasi yang dipancatkan matahari yang diterima bumi,
pengaruh daratan atau lautan, pengaruh ketinggian (altitude) dan pengaruh angin
(Handoko, 1994).
Kelembaban udara yang lebih tinggi pada udara dekat permukaan pada
siang hari disebabkan karena penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari
permukaan. Proses ini berlangsung karena permukaan tanah menyerap radiasi
matahari selama siang hari tersebut. Pada malam hari, akan berlangsung proses
kondensasi atau pengembunan yang memanfaatkan uap air yang berasal dari
udara. Oleh sebab itu, kandungan uap air di udara dekat permukaan tersebut akan
berkurang (Benjamin, 1994).
Dalam kelembaban ini kita mengenal beberapa istilah yaitu kelembaban
mutlak, kelembaban specifik dan kelembaban relatif. Kelembaban mutlak adalah
massa uap air yang berada dalam satu satuan udara yang dinyatakkan dalam gram/
m, kelembaban specifik merupakan perbandingan massa uap air di udara dengan
satuan massa udara yang dinyatakkan dalam gram/ kilogram, sedangkan
kelembaban relatif merupakan perbandingan jumlah uap air di udara dengan
jumlah maksimum uap air yang kandung panas dan temperatur tertentu yang
dinyatakkan dalam persen ( % ) (Kartasapoetra, 1990).

5
2.2. Prinsip Kelembaban
Beberapa prinsip yang umum digunakan dalam pengukuran kelembaban
udara yaitumetode pertambahan panjang dan berat pada benda-benda higroskopis,
serta metode termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara secara
umum disebut higrometer sedangkan yang menggunakan metode termodinamika
disebut psikrometer (Kartasapoetra, 1990).
2.3. hama dan penyakit tanaman
Hama dan penyakit tanaman adalah organisme yang mengganggu tanaman
budidaya sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya terhambat.
[1] Pertumbuhan dan perkembangan tanaman mulai dari benih, pembibitan,
pemanenan hingga proses penyimpanan di gudang tidak pernah luput gangguan
hama, patogen, gulma ataupun faktor-faktor lain yang mengganggu tanaman
tersebut.
[2] Seorang peneliti dari India pernah menyatakan bahwa akibat dari kerugian
tanaman akibat gulma sebanyak 33%, akibat patogen 26%, hama 26% dan
kerusakan penyimpanan sekitar 7%.[2]
2.4 hama tanaman
Hama adalah sebuah binatang yang menggaunggu dan merugikan tanaman
yang di budidayakan oleh manusia. Hewan yang termasuk hama dikelompokkan
ke dalam beberapa golongan, yaitu sebagai berikut :
Mamalia, misalnya musang, tupai, tikus, dan babi hutanAves, misalnya
burung dan ayamSerangga, misalnya belalang, wereng, ulat dan kumbang.

6
III. Klasifikasi kelembapan dan hama:
III.1 kelembapan udara
kelembapan udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam udara
atmosfer. Besarnya tergantung dari masuknya uap air kedalam atmosfer karena
adanya penguapan dari air yang ada di lautan,danau,dan sungai, disamping itu
terjadi pula proses transpirasi yaitu penguapan dari tumbuh-tumbuhan.
Kelembapan udara nisbi memiliki pengertian sebagai nilai perbandingan antara
tekanan uap air yang ada pada saat pengukuran yang dapat dicapai pada suhu
udara dan tekanan udara. Kelembaban Sebagai halnya organisme yang lain, maka
penyebaran dan perkembangan hidup serangga sangat tergantung oleh adanya air
di dalam lingkungan hidupnya. Efektivitas suhu dalam merangsang kecepatan
perkembangan hidup serangga juga dipengaruhi oleh kelembaban yang ada.
Dalam keadaan lembab yang serasi serangga tersebut tidak begitu peka terhadap
pengaruh suhu yang ekstrim. Di dalam hal kelembaban inipun didapati
kelembaban optimum ataupun daerah kelembaban yang efektif. Daerah lembab
yang ekstrim yang menyebabkan kematian tidak begitu jelas dapat ditandai seperti
halnya suhu. Dalam keadaan normal peningkatan atau pengurangan kelembaban
tidak mengakibatkan matinya serangga dengan cepat, tetapi hanva berpengaruh
terhadap aktivitasnya. Walaupun demikian ada pula species serangga tertentu
yang menyimpang dari ketentuan tersebut di atas, karena aktivitasnya sangat
dibatasi oleh faktor kelembaban. Ada speciesspecies yang hanya dapat hidup pada
kayu yang basah atau lembab (famili Scolytidae, Cerambycidae dan Platypodidae)
dan ada species serangga yang dapat hidup pada kayu yang sudah kering (famili
Lyctidae, Bostrychidae, Anobiidae) dan rayap kayu kering (famili
Kalotermitidae). Tubuh serangga mengandung 80 - 90 % air, dan harus dijaga
agar tidak mengalami banyak kehilangan air yang dapat mengganggu proses
fisiologinya. Ketahanan serangga terhadap kelembaban bervariasi. Ada serangga
yang mampu hidup dalam suasana kering tetapi adapula yang hidupnya di dalam
air. Biasanya serangga tidak tahan mengalami kehilangan air yang terlalu banyak,
namun ada beberapa serangga yang mempunyai ketahanan karena dilengkapi
dengan berbagai alat pelindung untuk mencegah kehilangan air tersebut, misalnya
kutikula yang dilapisi lilin. Serangga darat (lerestrial insect), khususnya serangga
fitofagus akan mendapatkan air dari makanannya. Serangga yang hidup pada
bahan-bahan sangat kering seperti hama-hama gudang, akan mendapatkan air dan
proses metabolismenya, contohnya bubuk kayu dan famili Lyctidae, Bostrychidae,
Anobiidae dan Kalotermitidae. Adanya curah hujan akan menambah kelembaban
dan mempengaruhi vegetasi tanaman yang dibudidayakan. Hal ini mendorong
keadaan yang cocok untuk perkembangan serangga hama, karena ketersediaan
makanan yang cukup. Tidak semua jenis serangga mengalami perkembangan pada
musim hujan, dan sebaliknya serangga-serangga tertentu pada musim hujan
mengalami kematian. Serangga-serangga yang berkembang biak pada musim
kemarau, misalnya jenis kutu tanaman (ordo Homoptera) karena pengaruh hujan
yang berupa butiran-butiran air.
7
III.2 PENYEBARAN HAMA PENYAKIT
Setelah di atas diuraikan tentang morfologi dan perkembangbiakan serta
perilaku serangga dalam perlindungan diri maka berikutnya mengenali atau
mengidentifikasi serangga hama tersebut. Dalam melakukan identifikasi hama
diperlukan suatu kegiatan pengamatan langsung di lapangan. Untuk efektifitas
dan efisiensi pengamatan diperlukan suatu sampel. Sehingga tidak perlu
mengamati seluruh areal pertanaman. Tata cara menentukan sampel
pengamatan dilakukan melalui sampel hama dan sampel tanaman yang
terserang hama. a. Menentukan sampel/contoh hama dan tanaman Beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh sampel hama yang menyerang
tanaman yaitu menangkap langsung hama tersebut. Sampel hama tersebut
dapat diperoleh dari kelompok vertebrata dan invertebrata. Penangkapan hama
kelompok vertebrata seperti; gajah, babi hutan atau tikus, dapat dilakukan
dengan menggunakan perangkap. Sedangkan untuk menangkap hama dari
kelompok invertebrata seperti; serangga dapat dilakukan dengan memperoleh
sampel hama yang menyerang tanaman. Sampel serangga hama tersebut dapat
diperoleh dengan menangkap hama menggunakan tangan langsung, kuas atau
jaring serangga (sweep net) atau menggunakan alat perangkap warna, cahaya,
suara atau methyl eugenol dan lain-lain.
Selain menggunakan sampel OPT, dapat dilakukan dengan menggunakan
sampel bagian tanaman yang rusak dapat diduga organisme pengganggunya.
Berkaitan dengan pengambilan sampel bagian tanaman yang terserang hama,
maka terlebih dahulu ditentukan petak sampel tanaman. Petak sampel dapat
ditentukan dengan cara sistematis, besarnya petak sampel untuk pengamatan
hama umumnya sebesar 5 %-20% dari luas seluruh lahan tanaman yang akan
diamati. Kemudian sampel tanaman yang terserang hama ditentukan dengan
cara acak atau sistematis, misalnya dengan membuat garis diagonal pada
petak sampel, lalu tanaman yang berada pada garis diagonal dijadikan sebagai
tanaman sampel/ contoh. Tanaman sampel/contoh inilah yang akan diamati.
Tata cara penarikan tanaman contoh/ sampel tanaman yang terserang serangga
hama dapat berbentuk huruf U,bentuk diagonal atau secara acak. Bentuk U
biasanya digunakan untuk pertanaman yang sempit atau pada petak
pertanaman yang memanjang. Contohnya pada pertanaman di teras-teras atau
di lereng-lereng.

8
Sumber:mitalom.com

Sumber:www.materibelajar,id

Sumber: pertanian.blogspot.com

9
IV. Pembahasan
4.1.1 Pengaruh kelembapan dalam bidang pertanian
Dalam kehidupan di bumi ini kelembaban udara merupakan salah satu unsur
penting bagi manusia, hewan dan tumbuhan. Kelembaban udara juga menentukan
bagaimana mahluk hidup tersebut dapat beradaptasi dengan kelembaban yang ada
di lingkungannya.
Dalam bidang pertanian kelembaban udara biasanya digunakan untuk
meningkatkan produktifitas dan perkembangan tumbuhan budidaya. Dengan
mengetahui kelembaban udara yang ada dilingkungan tempat yang akan di tanam
tumbuhan, kita dapat menentukkan pemilihan jenis tanaman yang sesuai, misalnya
tanaman bakau yang ditanam pada daerah yang berkelembaban tinggi, bakau
tersebut akan berkembang dan berproduktifitas dengan maksimal, sebaliknya jika
bakau tersebut di tanam pada daerah yang mempunyai kelembaban yang rendah
maka bakau tersebut tidak akan berproduktifitas dan berkembang secara
maksimal.
Ada tiga macam pendekatan udara yang digunakan dalam bidang pertanian
diantaranya kelembaban mutlak, kelembaban spesifik dan kelelembaban relative
udara yang menyatakan nilai nisbi antara uap air yang terkandung dan daya
kandung maksimum uap air diudara pada suatu suhu dan tekanan tertentu, yang
dinyatakan dalam persen (%).
Pengaruh kelembaban relatif terhadap Produksi Tanaman secara langsung
mempengaruhi hubungan air tanaman dan secara tidak langsung mempengaruhi
pertumbuhan daun, fotosintesis, penyerbukan, terjadinya penyakit dan hasil
akhirnya ekonomi. Pertumbuhan daun tidak hanya tergantung pada kegiatan
sintetis yang dihasilkan dari proses biokimia tetapi juga pada proses fisik dari
pembesaran sel.
Selain RH mempengaruhi pertumbuhan daun, RH juga mempengaruhi
Fotosintesis proses transpirasi meningkat menyebabkan defisit air di pabrik.
Dimana defisit air menyebabkan penutupan sebagian atau penuh stomata dan
meningkatkan ketahanan mesofil menghalangi masuknya karbon dioksida.
RH juga mempengaruhi penyerbukan dimana kelembaban udara yang cukup
rendah menguntungkan untuk pemberian benih pada suatu lahan yang diatur
dalam pemberian pasokan air yang memadai. Misalnya, benih diatur dalam
gandum tinggi 60 persen dibandingkan dengan RH 80 persen ketika ketersediaan
air dalam tanah tidak membatasi. Pada serbuk sari RH yang tinggi mungkin tidak
tersebar dari anther (serbuk sari).
Peristiwa serangan hama serangga dan penyakit yang tinggi di bawah kondisi
kelembaban tinggi perkecambahan spora jamur mudah berkembangbiak pada
tanaman. Sebagai contoh Penyakit hawar dari kentang dan teh menyebar lebih
cepat dalam kondisi lembab. Beberapa serangga seperti kutu daun dan
berkembang lebih baik dalam kondisi lembab.
Secara garis besar, pengaruh kelembaban pada bidang pertanian yaitu
mengurangi evapotranspirasi, meningkatkan beban panas tanaman, mempengaruhi
penutupan Stomata, Mengurangi serapan CO2, mengurangi pengaruh transpirasi
translokasi bahan makanan dan nutrisi. Contoh pengaruh kelembaban pada bidang
pertanian adalah pada contoh Budidaya tanaman karet di daerah bercurah hujan
tinggi kurang optimal bagi pertumbuhan dan produksi tanaman karet itu sendiri,
sebagaimana ditampilkan pada kajian ini. Di daerah yang bercurah hujan tinggi
seperti di Kabupaten Bogor produktivitas karet per areal tanam menjadi lebih
rendah dibandingkan dengan produktivitas rata-rata wilayah se-propinsi Jawa
Barat. Dalam kondisi wilayah yang memiliki curah hujan tinggi, lama penyinaran
matahari yang bermanfaat untuk fotosintesis tanaman menjadi lebih rendah. Hujan
dengan intensitas tinggi di wilayah Kabupaten Bogor sering disertai dengan angin
kencang atau angin berkecepatan tinggi yang dapat menumbangkan pohon atau
mematahkan batang tanaman karet dan mengakibatkan menurunnya populasi
tanaman per hektar. Intensitas hujan yang tinggi juga menyebabkan kelembaban
udara yang tinggi dan mengakibatkan mudahnya tanaman karet terserang
penyakit. Siklus musim setahun turut mempengaruhi pula siklus produksi tanaman
karet yaitu, terdapat musim-musim dengan produktivitas rendah dan terdapat pula
musim-musim dengan produktivitas tinggi.

11
4.1.2 Pengertian Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah Jumlah uap air yang terkandung di udara. Besar
kecilnya kelembaban tergantung pada jumlah uap air di udara. Kapasitas udara
adalah Jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara pada suhu
tertentu. Kapasitas udara untuk menampung uap air (pada keadaan jenuh)
tergantung pada suhu udara jika Suhu tinggi maka kapasitas udara besar jika uap
air jenuh maka kapasitas udara maksimal.

4.1.3 Sumber Uap Air di Atmosfer


Uap air yang terkandung didalam atmosfer relative konstan, adanya perubahan
yang bersifat lokal lebih dikarenakan adanya variasi cuaca. Proses evaporasi dari
seluruh permukaan seperti lautan, danau, sungai vegetasi maupun tanah
merupakan sumber uap air yang ada diatmosfer. Kapasittas atmosfer dalam
menampung uap air dari permukaan bumi yang diperoleh melalui proses
evaporasi tersebut sangat terbatas. Apabila jumlah uap air yang dating ke atmosfer
melampaui kapasitasnya dalam menahan air, maka uap air tersebut, akan
berkondensasi yang pada akhirnya akan membentuk awan dan hujan. Jika jumlah
uap air diudara rendah maka kapasitas atmosfer untuk menampung air semakin
banyak, sehingga uap air tersebut akan menjadi awan dan hujan dan jatuh kembali
kepermukaan bumi.
Jumlah maksimum uap air yang dapat dikandung oleh atmosfer (es)
tergantung pada suhu udara, udara dikatakan jenuh uap air bila nilau es tercapai
pada suhu tersebut. Jadi keadaan jenuh (saturation) adalah tingkat keadaan dimana
uap air dapat berada pada keseimbangan dengan permukaan datar murni pada
suhu yang sama.
Peningkatan suhu udara sampai pada tingkat tertentu, diikiuti oleh
meningkatnya tekanan uap jenuh. Artinya apabila suhu tinggi berarti udara
semakin kering, sehingga kemampuan udara untuk menampung uap air semakin
banyak.

12
4.1.4 Peranan Uap Air di Atmosfer
Uap air yang ada diudara merupakan hasil dari proses evaporasi dari suatu
permukaan tanah, air maupun vegetasi. Pengangkutan uap air kedalam dan
melalui lapisan tipis yang dipunyai oleh suatu permukaan adalah analog dengan
transport panas. Panas dan uap air ditransfer ke udara yang lebih atas secara
konveksi atau “eddy difusi” maupun dengan cara konduksi. Transpor bersih panas
biasanya naik selama siang hari dan turun selama malam hari. Tranpor bersih
untuk uap air biasanya mengikuti pola seperti yang terjadi pada evaporasi yaitu
pada siang hari dan mengembun pada malam hari. Titik embun adalah suhu
dimana suatu massa uap air akan mengembun pada tekanan yang konstan dan
kandungan uap air pada kondisi jenuh konstan.
Kelembaban udara merupakan situasi kandungan uap air yang ada diudara
pada waktu dan tempat tertentu. Keberadaan uap air diudara mempunyai peranan
yang sangat penting, karena akan sangat menentukan kemungkinan proses
pembentukan awan maupun hujan. Selain itu uap air akan berperan melindungi
permukaan bumi terhadap besarnya pengaruh radiasi inframerah yang
dipancarkan oleh matahari maupun sumber lain. Uap air juga berperan Dalam
proses fisik atmosfer uap air sebenarnya merupakan penyimpan panas dari energy
matahari, yaitu dar bentuk sensible heat (panas terasa) menjadi latent heat (panas
laten). Sehingga bila kelembaban udara tinggi, maka suhu udara akan turun,
karena panas terasa banyak tersimpan menjadi panas laten.
4.1.5 Jenis-Jenis Kelembaban
Jenis kelembaban dibedakan dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Kelembapan mutlak : masa uap air yang terdapat dalam satu satuan udara,
dinyatakan dalam gram.m-3.
Pv = mv/ V (mv= masa uap air(kg), V= vol udara (m3)
Pada daerah tropis nilai pv akan lebih tinggi dibanding daerah (sub tropis)
terutama pada musim dingin, kerana dengan menurunnya suhu kapasitas
menampung uap air menjadi lebih kecil.
2. Kelembaban nisbi (RH) : Perbandingan antara kandungan uap air diudara(ėa)
dengan kapasitas udara (es) pada suhu dan tekanan yang sama.
RH = (ea/es) x 100%
Kelembapan nisbi dapat pula diartikan sebagai perbandingan antara tekanan uap
air (actual) dengan tekanan uap air jenuh pada suhu yang sama. Ada beberapa
macam sebaran Kelembapan Nisbi Udara yaitu :
a. Sebaran Kelembapan Nisbi menurut waktu Pada siang hari, jika suhu Tinggi
maka kelemababannya juga rendah. Namun, berbeda pada malam hari dimana jika
suhu rendah maka kelembabannya tinggi. Pada daerah tropika basah nilai rata-rata
kelembaban harian /bulanan tetap berkisar 60%, karena variasi suhu didaerah ini
kecil sedangkan pada daerah sub tropik nilai rata-rat kelembaban harian
/bualanannya bervariasi, karena besarnya variasi suhu, sebab adanya 4 musim.
b. Sebaran Kelembapan Nisbi menurut Tempat, kandungan uap air aktual
tergantung ketersediaan air dan jumlah energi radiasi untuk pemanasan. Suatu
wilayah yang basah dan panas, maka penguapan yang tinggi berakibat nilai RH
(kelembaban) juga tinggi serta kelembaban mutlak juga tinggi. Pada wilayah
dataran tinggi/pengunungan, nilai kelembabannya yang besar umumnya
disebabkan Nilai suhunya yang rendah. Secara makro Nilai kelembaban yang
tinggi pada suatu daerah dengan pusat tekanan udara rendah hal ini berkaitan
dengan naiknya masa udara atau disebut awan dan hujan. Pada daerah dengan
curah hujan yang tinggi , maka nilai nilai kelembabannya juga tinggi. Dengan
pusat tekanan udara tertinggi, kelembaban akan rendah karena terkondensasi
menjadi awan.
c. Kelembaban Spesifik Perbandingan antara massa uap air (mv), dengan massa
udara lembab, yaitu massa udara kering (md) bersama-sama uap air tersebut (mv)
q = m/(md + mv) Nisbah campuran (r) (mixing ratio), massa uap air dibandingkan
dengan massa udara keringr = mv/md.
d. Defisit Tekanan Uap Air (vpd) Selisih antara kapasitas jenuh (es) dan kandungan
uap air aktual (ea). Dimana semakin tinggi nilai vpd maka udara semakin kering.
e. Suhu Titik Embun (td) Suhu pada saat nilai ea (kandungan uap air aktual) sama
dengan nilai es (kapasitas jenuh) akibat penurunan es yang dipengaruhi oleh
penurunan suhu sehingga bila suhu turun maka es akan menurun dan nilai RHnya
tinggi. Hal ini menunjukkan pada saat ea=es maka nilai kelembabanya adalah
100, penurunan suhu terus turun sehingga menyebabkan terjadinya kondensasi
membentuk air. Kondensasi atau pengembunan terjadi pagi hari dan didasar awan
(lapse rate).
4.1.6 Kelembapan pada Aktivitas organisme
a. Tanaman
· Mengurangi transpirasi
· Daun lebih tipis
· Daun lebih luas
· Permukaan daun lebih halus
b. Penyakit Tanaman
Kelembapan relatif udara dapat mendukung berkembangnya
pertumbuhan penyakit tanaman. Contoh : Perkembangan spora Exobasidium
vexans (penyakit cacar teh). Fase Pertumbuhan Kelembapan Relatif Udara (%)
sebagai berikut :
· Pelepasan spora
· Perkecambahan spora
· Pertumbuhan
c. Hama Tanaman merupakan faktor pembatas penyebaran serangga karena
berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan dan keaktifan serangga.
4.1.7 Macam-macam alat ukur kelembapan termometer :
A. Termometer maksimum-minimum
1) Termometer maksimum
Digunakan untuk mengukur suhu tertinggi yang terjadi pada hari saat
pengukuran. Termometer maksimum terdiri dari air raksa yang berada dalam
gelas termometer, dengan penyempitan pada bagian pipa kapiler tepat di atas pada
bejana air raksa. Bejana air raksa tersebut berada di bagian ujung dasar pipa
kapiler.
Prinsip kerja alat ini yaitu apabila suhu udara naik, air raksa pada bola memuai
dan mendorong keluar bagian penyempitan ke pipa kapiler, dan pada saat suhu
udara turun, alur air raksa akan tertahan oleh penyempitan pipa kapiler. Ujung
batas air raksa menunjukkkan temperatur tertinggi yang terukur selama 24 jam.
Setelah temperatur maksimum dibaca maka termometer harus diatur kembali
dengan cara memegang erat di bagian ujung sehingga alat dalam proses vertikal.
Naikkan lengan dengan kedudukan horisontal, kemudian ayunkan ke bawah
dengan busur tetap secepat mungkin. Air raksa akan turun masuk ke dalam bola
air raksa.

2) Termometer minimum
Termometer minimum digunakan untuk mengukur suhu terendah yang terjadi
pada hari saat pengukuran dilakukan. Termometer ini terdiri dari cairan alkohol
yang berada dalam gelas termometer, yang dilengkapi dengan bejana alkohol yang
berbentuk garpu atau bola. Di dalam cairan alkohol dalam pipa terdapat sebatang
gelas indek.
Apabila suhu udara turun cairan dalam tabung akan turun, menyebabkan gelas
indek akan turun ke bola alkohol. Hal tersebut terjadi karena tegangan permukaan.
Kalau suhu udara naik, maka ujung alkohol akan menjauhi bola alkohol dan indek
gelas diam. Bagian gelas indek yang jauh dengan bola/garpu alkohol akan
menunjukkan suhu minimum yang teratur selama 24jam.
Cara penyetelan termometer minimum dengan membalikkan termometer
dengan bagian berbentuk bola garpu di bagian atas, sehingga gelas indek berhenti
pada permukaan batas antara cairan alkohol dan gas di atas alkohol.

4.1.8 Kelembaban di Indonesia


Indonesia merupakan Negara beriklim tropis dimana Indonesia memilik dua
musim saja, yaitu musim kemarau dan penghujan. Udara di atas Indonesia
senantiasa lembab. Karena sifat kepulauannya membuktian kelembapan udara
diatas Indonesia selalu tinggi.
Seperti pada daerah dataran rendah, dekat pantai, rawa, hutan tropik, atau
sungai-sungai besar, kelembaban udara selalu tinggi, yaitu diatas 60 persen.
Berbeda dengan daerah yang ketingginya lebih rendah maka kelembabannyapun
juga rendah. Pada daerah pedalaman atau di daerah-daerah yang tinggi di lereng
gunung, dengan kelembapan udara yang tinggi, lebih memungkinkan adanya
turun hujan.
4.1.9 hama dan penyakit tanaman
Hama dan penyakit tanaman adalah organisme yang mengganggu tanaman
budidaya sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya terhambat.
[1] Pertumbuhan dan perkembangan tanaman mulai dari benih, pembibitan,
pemanenan hingga proses penyimpanan di gudang tidak pernah luput gangguan
hama, patogen, gulma ataupun faktor-faktor lain yang mengganggu tanaman
tersebut.
[2] Seorang peneliti dari India pernah menyatakan bahwa akibat dari kerugian
tanaman akibat gulma sebanyak 33%, akibat patogen 26%, hama 26% dan
kerusakan penyimpanan sekitar 7%.[2]

5.0 hama tanaman


Hama adalah sebuah binatang yang menggaunggu dan merugikan tanaman yang
di budidayakan oleh manusia. Hewan yang termasuk hama dikelompokkan ke
dalam beberapa golongan, yaitu sebagai berikut :
Mamalia, misalnya musang, tupai, tikus, dan babi hutanAves, misalnya burung
dan ayamSerangga, misalnya belalang, wereng, ulat dan kumbang.
Molusca, misalnya siput dan bekicot.
Berikut ini adalah beberapa hewan yang menjadi hama pada tumbuhan atau
tanaman serta bagaimana cara menanggulangi hama tersebut :

1. Wereng
Gejala serangan hama wereng : Menyebabkan daun dan batang tumbuhan
berlubang-lubang. Daun dan batang kemudian kering, dan pada akhirnya mati.
Cara pengendalian hama wereng : Pengaturan pola tanam, yaitu dengan
melakukan penanaman secara serentak maupun dengan pergiliran tanaman.
Pergiliran tanaman dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan cara
menanam tanaman palawija atau tanah dibiarkan selama 1 s/d 2 bulan.
Pengendalian hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng, misalnya
laba-laba predator lycosa pseudoannulata, kepik microvelia douglasi dan
cyrtorhinuss lividipenis, kumbang paederuss fuscipes, ophinea nigrofasciata, dan
synarmonia octomaculata.
Pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida, dilakukan apabila
cara lain tidak mungkin untuk dilakukan. Penggunaan isektisida diusakana
sedemikian rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi lingkungan.

17
2. Tikus
Gejala serangan tikus :
Tikus menyerang berbagai tumbuhan.
Menyerang di pesemaian, masa vegetatif, masa generatif, masa panen, tempat
penyimpanan. Bagian tumbuhan yang disarang tidak hanya biji-bijian tetapi juga
batang tumbuhan muda. Tikus membuat lubang-lubang pada pematang sawah dan
sering berlindung di semak-semak.

Cara mengendalikan hama tikus : Membongkar dan menutup lubang tempat


bersembunyi para tikus dan menangkap tikusnya.
menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular. Menanam tanaman secara bersamaan
agar dapat menuai dalam waktu yang bersamaan pula sehingga tidak ada
kesempatan bagi tikus untuk mendapatkan makanan setelah tanaman dipanen.
Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan memasang umpan
beracun, yaitu irisan ubi jalar atau singkong yang telah direndam sebelumnya
dengan fosforus. Peracunan ini sebaiknya dilakukan sebelum tanaman padi
berbungan dan berbiji. Selain itu penggunaan racun harus hati-hati karena juga
berbahaya bagi hewan ternak dan manusia.
3. Walang Sangit
Gejala serangan hama walangsangit : Menghisap butir-butir padi yang masih cair.
Biji yang sudah diisap akan menjadi hampa, agak hampa atau liat. Kulit biji itu
akan berwarna kehitam-hitaman.
Walangsangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi
hewan dewasa dapat merusak lebih hebat karena hidupnya lebih lama.
Walang sangit dewasa juga dapat memakan biji-bijian yang sudah mengeras, yaitu
dengan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat.

Faktor-faktor yang mendukung populasi walang sangit antara lain sebagai berikut
:
 Sawah sangat dekat dengan perhutanan.
 Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.
 Penanaman tidak serentak.
Cara mengendalikan hama walang sangit :
 Menanam tanaman secara serentak.
 Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar
sawah agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit.
 Menangkap walang sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala
penangkap.
 Penangkapan menggunakan umpan bangkai kodok, ketam sawah, atau
dengan alga.
 Melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan predator alami
berupa laba-laba dan menanam jamur yang dapat menginfeksi walang
sangit.
 Melakukan pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida.
4. Tungau
Gejala serangan hama tungau :
Tungau (kutu kecil) biasanya terdapat di sebua bawah daun untuk menghisap daun
tersebut.
Pada daun yang terserang kutu akan timbul bercak-bercak kecil kemudian daun
akan menjadi kuning lalu gugur.
Cara mengendalikan hama tungau :
Hama ini dapat diatasi dengan cara mengumpulkan daun-daun yang terserang
hama pada suatu tempat dan dibakar.

5. Anjing Tanah Atau Orong-orong (Gryllotalpa Hirsuta Atau Gryllotalpa


African)
Gejala serangan hama orong-orong :
Hidup di bawah tanah yang lembab dengan membuat terowongan.
Memakan hewan-hewan kecil (predator), tetapi tingkat kerusakan tanaman lebih
besar dari pada manfaatnya sebagai predator.
Nimfa muda memakan humus dan akar tanaman, imago betina sayapnya
berkembang setengah, yang jantan dapat mengerik di senja hari.
Cara mengendalikan hama orong-orong :
Pengendaliannya diarahkan pada pengolahan tanah yang baik agar terowongan
rusak.

19
6. Lalat Bibit (Atherigona Exigua, A. Oryzae)
Gejala serangan hama lalat bibit :
Lalat bibit meletakkan telur pada pelepah daun padi pada senja hari.
Telur menetas setelah dua hari dan larva merusak titik tumbuh. Pupa berwarna
kuning kecoklatan terletak di dalam tanah. Setelah keluar dari pupa selama satu
minggu menjadi imago yang siap kimpoi.
Hama ini menyerang terutama pada kondisi kelembaban udara tinggi.
Cara mengedalikan hama lalati bibit :
Pengendaliannya diutamakan pada penanaman varitas yang tahan.
7. Ganjur (Orseolia Oryzae)
Gejala serangan hama ganjur :
Hama ganjur sejenis lalat ordo diptera. Ngengat betina hanya kawin satu kali
seumur hidupnya, bertelur antara 100-250 telur. Telur berwarna coklat kemerahan
dan menetas setelah 3 hari.
Larva makan jaringan tanaman diantara lipatan daun padi, pertumbuhan daun padi
jadi tidak normal.
Pucuk tanaman menjadi kering dan mudah dicabut. Masa larva selama 6-12 hari.
Siklus hidup keseluruhan 19-26 hari.
Cara mengendalikan hama ganjur : Pengendalian diarahkan pada penanaman
varietas yang resisten, penggenangan areal pertanaman sesudah panen agar
pupanya mati.
8. Ulat
Gejala serangan hama ulat :
Aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari.
Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunnya saja.
Cara mengendalikan hama ulat :
Membuang telur-telur kupu-kupu yang melekat pada bagian bawah daun.
Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat
akan bergerak ke atas sehingga mudah untuk di kumpulkan dan di basmi.
Apabila kedua cara di atas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan
dengan menggunakan pestisida.

20
9. Pengorok Daun Atau Hama Putih (Nympoha Depunctalis) Dan Hama
Putih Palsu (Cnaphalocrosis Medinalis)
Gejala serangan hama pengorok daun atau hama putih : Pengorok daun atau hama
putih (Nympoha depunctalis) menyerang daun padi sejak dipesemaian hingga
dilapang. Daun padi yang telah dikorok menjadi putih, tinggal kerangka daunnya
saja. Larva bersifat semi aquatik, memanfaatkan air sebagai sumber oksigen.
Larva membuat gulungan/kantung dari daun padi kemudian menjatuhkan diri ke
air. Larva berwarna hijau, perkembangan sampai menjadi pupa 14 s/d 20 hari.
Stadia pupa 4 s/d 7 hari. Cara mengendalikan hama pengorok daun atau hama
putih : Meniadakan genangan air pada persemaian sehingga larva tidak dapat
memanfaatkan air sebagai sumber oksigen.Lalat tabaniade dan semut solenopsis
gemitata merupakan musuh alami.
10. Penggerek Jagung (Ostrinia Furnacalis)
Gejala serangan hama penggerek jagung : Menyebabkan batang jagung
retak dan patah.Kupu sebagai induk dari hama ostrinia furnacalis muncul di
pertanaman pada malam hari, antara pukul 20:00 sampai pukul 22:00 dan
meletakkan telurnya pada jam-jam tersebut. Kupu betina meletakkan telur
sebanyak 300-500 butir pada daun ketiga. Telur berwarna putih kekuningan
diletakkan di bawah permukaan daun secara berkelompok . Biasanya ditutupi oleh
bulu-bulu.
Steleah 4-5 hari telur menetas, ulat akan masuk ke dalam batang setelah berumur
7-10 hari melalui pucuknya dan sering merusak malai yang belum keluar.
Selanjutnya ulat menggerek ke dalam batang dan kebanyakan pada ruas
batangnya, dan setelah habis digereknya pula ruas yang disebelah bawah. Umur
ulat 18-41 hari.
Gejala serangan ulat yang masih mud, tanda daun kelihatan garis-garis putih
bekas gigitan.
Serangan berikutnya tampak adanya lubang gerekan pada batang yang disertai
adanya tepung gerek berwarna cokelat. Apabila batang jagung patah, tanaman
akan mati.
Tanaman inang selain jagung adalah cantel, panicum viride, bayam dan gulma
blumea lacera.
Cara mengendalikan hama penggerek jagung :
Dengan cara pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan merupakan
inangnya.
Tanaman yang terserang dipotong dan ditimbun dalam tanah atau diberikan pada
hewan ternak.
Menghilangkan tanaman inang yang lain yang tumbuh diantara dua waktu tanam.
Membersihkan rumput-rumputan.
Cara kimiawi, pengendalian dilakukan sebelum ulat masuk ke dalam batang.
Beberapa jenis insektisida yang dinyatakan efektif adalah : Azordin 15 WSC,
Nogos 50 EC, Hostation 40 EC, Karvos 20 EC.
11. Uret (Exopholis Hypoleuca, Leucopholis Rorida, Phyllophaga Helleri)
Gejala serangan hama uret :Yang merusak tanaman padi terdiri dari spesies
exopholis hypoleuca, leucopholis rorida, phyllophaga helleri.
Perkembangan hidup ketiga uret tersebut sama yaitu dari telur-larva (uret)-pupa-
imago (kumbang).
Kumbang hanya makan sedikit daun-daunan dan tidak begitu dibanding uretnya.
Cara mengendalikan hama uret :
Pengendalian diarahkan pada sistem bercocok tanam yang baik agar vigor
tanaman baik.
2. Penyakit Pada Tanaman
Tanaman dikatakan sakit apabila ada perubahan atau gangguan pada organ-
organ tanaman. Tanaman yang sakit menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangannya tidak normal. Penyakit tanaman disebabkan oleh
mikroorganisme misalnya jamur, virus, dan bakteri. Selain itu penyakit tanaman
dapat disebabkan karena kekurangan salah satu atau beberapa jenis unsur hara.
Penyakit Pada Tanaman
Tanda-tanda tanaman yang terkena penyakit adalah sebagai berikut :
Layu, tanaman yang layu karena sakit berbeda dengan yang kekurangan air. Anda
dapat mengujinya dengan menyiram tanaman dengan air. Jika tanaman tetap layu
setelah disiram air, kemungkinan ada bagian akar dan jaringan dalam batang yang
rusak oleh bakteri atau virus.
Rontok, bila kerontokan terjadi pada daun, ranting, buah, dan bunga secara
bersamaan dapat dipastikan bahwa tanaman tersebut menderita sakit.
Penyebabnya dapat karena parasit, non parasit, atau serangan hama.
Perubahan warna, misalnya daun menjadi berwarna kuning, redup, atau hijau
pucat dalam jumlah banyak mengindikasikan bahwa tanaman itu sakit. Tetapi
perubahan warna pada daun juga dapat disebabkan oleh rusaknya klorofil atau
karena kekurangan cahaya matahari.
Daun berlubang, biasanya diawali oleh bercak berbentuk lingkaran, kemudian
kering dan terbentuk lubang.
Kerdil, terjadi pada daun, buah, atau bagian lainnya.
Daun mengering.
Busuk pada batang, daun, atau buah.
Semai roboh.
Penyakit layu cabai
Beberapa contoh penyakit yang menyerang tumbuhan adalah sebagai berikut :
Penyakit layu cabai. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri. Cabai yang terkena
penyakit ini mempunyai ciri-ciri daun muda layu diikuti dengan menguningnya
daun-daun tua.
Penyakit hawar daun kentang. Disebabkan oleh jamur, gejalanya pada tepi-tepi
daun ditemukan bercak-bercak terutama pada suhu rendah, kelembapan tinggi,
dan curah hujan tinggi.
Penyakit busuk daun bawang merah. Disebabkan oleh jamur, gejalanya di dekat
ujung daun timbul bercak hijau pucat, di permukaan daun berkembang jamur
berwarna putih ungu, daun menguning, layu, dan mengering. Daun yang telah
mati akan berwarna putih dan banyak terdapat jamur hitam.
Penyakit tungro pada tanaman padi. Penyakit ini menyebabkan padi tumbuh
kerdil dan tidak normal. Disebabkan oleh virus tungro dengan penatraan wereng.
Penyakit mosaik, banyak menyerang tanaman tembakau yang disebabkan oleh
virus TMV (Tobacco Mosaic Virus).

23
Vi penutup
3.1.Kesimpulan
1. Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air
selalu terkandung dalam bentuk uap air.
2. Kelembaban memiliki Alat Pengukur dan Fungsi masing-masing alat.
3. Terdapat macam-macam kelembaban yang menjadi faktor penentu kegiatan
pertanian.
4. Kelembaban udara menyebabkan penyakit, dan penyakit dapat tersebar melalui
udara.

3.2 Saran
Melalui makalah ini diharapkan pembaca dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai kelembaban. Dan kami juga berharap pembaca dapat
memahami semua penjelasan yang diberikan dalam makalah ini,sehingga apabila
ada yang kurang jelas atau kesalahan dalam penyusunan makalah ini,pembaca
dapat memberikan saran dan kritik demi sempurnanya penyusunan makalah ini.

24
Daftar pustaka.
Anonymousa.2011.http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d515_035176_cha
pter1.pdf . diakses pada 07 April 2013
Anonymous b. 2011. http://www.cuacajateng.com/kelembabanudara.htm . diakses
pada 07 April 2013
Anonymous.2011.http://reflitepe08.blogspot.com/2011/03/kelembabanudara.html.
diakses pada 07 April 2013
Anonymous.2011.http://kusumaworld25.blogspot.com/2011/07/pengaruhkelemba
ban-udara-terhadap.html. diakses pada 08 April 2013
Andirizkiqhiqhi.blogspot.com/2012/08/kelembaban-relatif-udara-tempat.html
Rahmatsinjai.blogspot.com/2013/09/faktor-faktor yang mempengaruhi.html
http://work-faperta-agt-12.blogspot.com/2013/10/makalah-kelembaban.html

25

Anda mungkin juga menyukai