Anda di halaman 1dari 13

KARYA ILMIAH

PENGARUH ANGIN TERHADAP TANAMAN

Dosen Pembimbing
Nasrez Akhir,. Dr.Ir.MS,

Disusun Oleh :
Nesa Aqilla
2010211024

Kelas : Agroklimatologi Agro A


Jurusan : Agroteknologi

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
membuat tulisan ilmiah yang berjudul “Pengaruh Angin Terhadap Tanaman” sehingga tulisan
ilmiah ini dapat disusun sesuai dengan harapan walaupun makalah ini jauh dari sempurna.

Tugas membuat tulisan ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama
dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membimbing dan memberikan petunjuk arahan dalam
menyelesaikan makalah ini. Yang terhormat :
1. Kepada kedua orang tua penulis
2. Bapak Nasrez Akhir,. Dr.Ir.MS, selaku dosen pembimbing mata kuliah
Agroklimatologi

Akhir kata, semoga segala bantuan yang telah diberikan pihak di atas menjadi amalan yang
bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan makalah ini menjadi informasi
bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkan.

Dharmasraya, 8 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Angin ........................................................................................................3

2.2 Proses Terjadinya Angin.............................................................................................3

2.3 Faktor Terjadinya Angin.............................................................................................4

2.3 Alat Pengukur Angin..................................................................................................4

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh Angin Terhadap Tanaman..........................................................................5

3.2 Contoh Penyakit Tanaman yang disebabkan oleh Pengaruh Angin............................6

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .................................................................................................................7

4.2 Saran............................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angin adalah sekumpulan udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah. Bergantung pada arah, kecepatan, intensitas, dan tujuan, ada banyak jenis
dan tipe angin. Karena panas (suhu) dari kedua daerah ini berbeda, maka angin akan
dihasilkan. Panas dihasilkan karena pengaruh matahari di bumi. Area yang terkena sinar
matahari biasanya sangat panas dan memiliki tekanan udara yang rendah. Pada saat yang
sama, area dengan suhu lebih rendah atau intensitas lebih rendah memiliki udara bertekanan
tinggi.
Angin merupakan salah satu faktor cuaca yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat mempengaruhi lingkungan. Secara umum angin akan mempengaruhi faktor cuaca
lainnya seperti suhu, kelembaban udara dan pergerakan awan. Arah angin akan
mempengaruhi jumlah uap air yang dibawanya. Saat angin mengandung banyak air, maka
akan membentuk awan. Ini terjadi di awal musim hujan. Selain itu, angin yang mengandung
uap air dalam jumlah besar meningkatkan kelembapan udara dan juga menurunkan suhu
udara.
Angin dalam pertanian pertanian secara langsung mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Namun, efek tidak langsung dari angin sangat kompleks dan menguntungkan
sekaligus berbahaya bagi tanaman. Saat angin bertiup, itu akan membantu menyerbuki
tanaman dan benih alami. Namun, kerugiannya juga akan terjadi penyerbukan silang dan
penyebaran benih gulma yang merugikan. Selain itu angin merupakan salah satu penyebar
organisme dan patogen berbahaya yang dapat meningkatkan serangan terhadap manusia dan
penyakit yang sangat merugikan..

1.2 Rumusan Masalah


Berkaitan dengan tulisan mengenai “Pengaruh Angin Terhadap Tanaman ”, ada
sejumlah permasalahan yang dijadikan tuisan ilmiah. Masalah-masalah tersebut adalah :
1. Bagaimana pengaruh angin terhadap tanaman
2. Apa contoh penyakit tanaman yang disebkan oleh pengaruh angin
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam tulisan mengenai “Pengaruh Angin Terhadap Tanaman” tujuan penulisan karya
ilmiah ini adalah, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh angin terhadap tanaman
2. Untuk mengetahui apa contoh penyakit tanaman yang disebkan oleh pengaruh
angin
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Angin

Angin adalah udara yang bergerak dari area bertekanan tinggi ke area bertekanan
rendah, dan besaran serta arahnya berubah. Amplitudo mengacu pada arah kecepatan angin.
Kecepatan angin adalah pergerakan udara yang disebabkan oleh rotasi bumi dan perbedaan
tekanan udara di sekitarnya. Kecepatan angin bergerak dari suatu tempat dengan tekanan
udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang rendah. dipanaskan, udara mengembang.
Udara yang mengembang menjadi lebih ringan. Ketika ini terjadi, udara turun karena turun.
Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat bertekanan rendah. Udara panas yang naik dan
udara dingin yang turun disebut konveksi.

Kecepatan angin mengacu pada kecepatan pergerakan udara secara horizontal pada
ketinggian 2 meter di atas permukaan tanah. Perbedaan tekanan udara antara awal dan akhir
angin merupakan faktor yang menentukan kecepatan angin. Kecepatan angin akan bervariasi
pada permukaan dengan ketinggian tutupan vegetasi tertentu (seperti padi, jagung, dan
kedelai). Oleh karena itu, kecepatan angin dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang
dilaluinya, dan istilah "kecepatan angin rata-rata" digunakan saat mengukur kecepatan angin.
Kecepatan angin rata-rata adalah jumlah semua kecepatan angin selama pengamatan dibagi
jumlah pengamatan, dan tidak ada hubungannya dengan arah angin. Kecepatan angin dapat
diukur dengan menggunakan alat yang disebut anemometer. Jenis anemometer yang paling
banyak digunakan adalah anemometer cup. Kecepatan angin dapat diukur dalam meter/detik,
kilometer/jam atau knot (1 knot 0,5 m / s).

Arah angin diukur dalam derajat, yaitu 360 derajat utara, 10 derajat selatan, 90 derajat
timur, 270 derajat barat, dan seterusnya. Beberapa contoh angin yang dinamai menurut arah
angin, yaitu angin darat adalah angin dari arah darat, dan angin laut adalah angin dari laut.

2.2 Proses Terjadinya Angin

Angin dihasilkan karena perbedaan tekanan atau suhu udara di suatu daerah atau
daerah tertentu. Ini terkait dengan panas matahari yang diterima di permukaan bumi. Pada
suatu daerah, daerah yang menerima panas matahari lebih banyak akan memiliki suhu udara
yang lebih tinggi dan tekanan udara yang lebih rendah. Oleh karena itu suhu dan tekanan
udara akan berbeda antara daerah yang menerima energi panas lebih banyak dan daerah lain
yang menerima energi panas lebih banyak, dan akibatnya akan terjadi aliran udara di daerah
ini. Angin dan sinar matahari memiliki keterkaitan yang erat, karena daerah yang banyak
terpapar sinar matahari akan memiliki suhu yang lebih tinggi dan tekanan udara yang lebih
rendah dibandingkan daerah sekitarnya sehingga terjadi pergerakan udara. Pergerakan benda
juga dapat menyebabkan angin mendorong udara di sekitarnya untuk berpindah ke tempat
lain.

Berbagai alat dari yang sederhana hingga yang rumit dapat digunakan untuk membuat
angin buatan. Singkatnya, kita bisa melambaikan tangan, kipas sate, koran, majalah, dll untuk
menciptakan gaya kita sendiri. Pada saat yang sama, kita dapat menggunakan kipas angin
listrik, pengering tangan, pengering rambut, pompa ban, dll. Untuk menciptakan angin yang
rumit. Tentu saja, kita dapat menggunakan mulut, hidung,dll. Untuk menghasilkan angin.
Udara dapat membawa partikel bau dari satu tempat, sehingga angin dapat membawa segala
macam bau atau aroma, dari bau yang menyenangkan hingga bau yang tidak sedap di hidung
kita.

2.3 Faktor Terjadinya Angin

1. Gradien barometris, angka yang merepresentasikan perbedaan tekanan dengan jarak


isobar 111 kilometer. Semakin besar gradien tekanan, semakin cepat angin bertiup. 2.
2. Lokasi, kecepatan angin di dekat ekuator lebih cepat dari kecepatan angin yang jauh
dari ekuator
3. Ketinggian tempat, semakin tinggi posisinya maka semakin cepat angin bertiup, hal
ini disebabkan pengaruh gesekan yang menghambat kecepatan udara. Di permukaan
bumi, gunung, pohon, dan tempat tidak rata lainnya akan menimbulkan banyak
gesekan. Semakin tinggi posisinya, semakin kecil gesekannya.

4. Waktu, pada siang hari kecepatan angin lebih cepat dari pada malam hari. Salah
satu faktor penyebab terjadinya angin adalah gradien tekanan akibat temperatur yang
berbeda. Hembusan kuat atau lemah ditentukan oleh besarnya kemiringan tekanan, dengan
kata lain kecepatan angin berbanding lurus dengan kondisi tekanan. Selain kemiringan
tekanan, pergerakan angin juga dipengaruhi oleh faktor lain (misalnya pengaruh rotasi dan
gesekan bumi), semakin besar perbedaan tekanan maka kecepatan angin juga semakin besar.

Secara umum angin dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu (1) Angin
Geostropik, yaitu angin yang dihasilkan setelah gradien tekanan dan gaya Coriolis mencapai
kesetimbangan, dan sejajar dengan isobar. (2) Angin gradien adalah angin yang dihasilkan
karena pengaruh gaya sentrifugal. Realitas di bidang isobar tidak pernah lurus melainkan
melengkung. (3) Angin vertikal, yang disebabkan oleh pergerakan udara ke atas yang
disebabkan oleh gravitasi bumi dan perbedaan tekanan

2.4 Alat Pengukur Angin

Alat alat pengukur angin antara lain adalah

1. Anemometer, yaitu alat yang mengukur kecepatan angin.


2. Wind vane, yaitu alat untuk mengetahui arah angin.
3. Wind sock, yaitu alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan besar
kecepatan angin. Biasanya ditemukan di bandara.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh Angin Terhadap Tanaman

Secara garis besar angin akan mempengaruhi faktor cuaca, seperti suhu terbaik untuk
tumbuh dan menghasilkan tanaman sebanyak mungkin, kelembaban udara, yang akan
mempengaruhi penguapan permukaan tanah dan penguapan permukaan daun serta
pergerakan awan, sehingga membawa uap air dan karena itu panas, udara menjadi lebih
dingin dan juga membawa gas-gas yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.

Dari segi kelebihannya, angin sangat membantu penyerbukan tanaman. Angin akan
membuat penyerbuk serangga lebih aktif dan membantu kelangsungan hidup bunga dan
benih alami. Pada kecepatan angin tinggi, keberadaan serangga penyerbuk berkurang,
sehingga akan mempengaruhi keberhasilan perkembangbiakan benih dan menyebabkan
penyerbukan silang.

Sisi negatifnya, angin kencang dapat menyebabkan kerusakan selama penyerbukan,


karena benih angin tidak dapat menjadi benih murni, sehingga tanaman harus diisolasi dan
dapat menyebarkan hama dan penyakit, seperti perkembangan jamur.

Perkembangan penyakit tergantung pada cuaca. Kondisi cuaca yang sangat lembab
sangat menguntungkan bagi pertumbuhan jamur. Ketika kelembapan tinggi, invasi patogen
cenderung menyebar. Menurut hasil penelitian, patogen diketahui menyebar bersama angin.
Dari hasil penelitian Tantawi tahun 2007, ditemukan bahwa dengan peningkatan kecepatan
angin dan penurunan kelembaban udara, konidia menyebar selama masa pertumbuhan
tembakau dalam desibel. Pada bulan-bulan kering dan lembab, peningkatan kecepatan angin
dan penurunan kelembaban udara akan membantu penyebaran konidia. Menurut data aktual
untuk menyebarkan konidia, hanya diperlukan kecepatan angin 0,2 m / s pada suhu 25 derajat
Celcius.

Selain menyebarkan patogen, angin juga mempengaruhi peningkatan jumlah luka


pada tanaman inang, dan juga dapat mempercepat pengeringan permukaan tanaman basah.
Karena adanya angin langsung maupun tidak langsung maka kecepatan rambat angin sangat
cepat, dan rambat ini dapat terbawa angin untuk jarak yang jauh. Selain itu, akibat angin
kencang atau kontak antar tanaman atau kontak melalui pasir yang mengalir, permukaan
tanaman juga dapat terluka sehingga dapat menyebabkan terjadinya infeksi.

Banyak jamur parasit terutama disebarkan oleh angin karena mereka membentuk dan
melepaskan spora yang tak terhitung jumlahnya ke udara, berukuran kecil dan ringan, dan
mudah diangkut oleh angin dalam jarak yang jauh. Meskipun spora jamur biasanya ada di
lapisan udara dekat tanah, spora masih ada bahkan di lapisan udara setinggi ribuan meter.
Padahal, penyakit tertentu hanya bisa ditularkan lewat angin untuk jarak dekat, biasanya jarak
dekat. Umumnya spora akan mati akibat kekeringan dan sinar matahari jika menyebar dalam
jarak yang jauh, namun bila mengendap tidak boleh jatuh pada tanaman atau bagian yang
rentan. Semakin cepat angin, semakin jauh spora-spora yang tersebar.

Angin hampir tidak terkendali. Karena pengaruh angin yang sangat kompleks ini,
diperlukan pengelolaan lingkungan. Salah satu yang bisa dilakukan adalah menghindari
dampak buruk, seperti menanam tanaman sejenis untuk mencegah penyerbukan silang.
Namun, jika masalahnya adalah penyebaran patogen, dapat dikendalikan secepatnya untuk
mengurangi jumlah patogen yang disebarkan oleh angin. Selain itu, tanaman penahan angin
juga dapat dimanfaatkan untuk sedikit mengontrol arah dan kecepatan angin, misalnya
menanam penahan angin dapat menjamin 15 sampai 20 kali tinggi pohon peneduh. Misalnya,
pohon setinggi 10 meter dan tanaman setinggi 150-200 meter bisa dilindungi untuk
memperlambat kecepatan angin. Penggunaan kaca depan dapat sedikit menekan kecepatan
dan arah arah angin tanam, sehingga mengurangi penyebaran patogen.

3.2 Contoh Penyakit Tanaman yang disebabkan oleh Pengaruh Angin

Pada tanaman kedelai misalnya, salah satu kendalanya adalah serangan karat yang
disebabkan oleh Phakopsora pachyrhizi. Karat telah menyebar luas di sentra produksi kedelai
dunia. Di Indonesia penyakit karat terjadi pada sentra produksi kedelai di Sumatera, Jawa,
Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan dan Sulawesi (Semangun 1991). Menurut laporan,
kerugian produksi akibat serangan ini mencapai 40-90% di Indonesia (Sudjono et al., 1985),
10-40% di Thailand, dan 23-50% di Taiwan (Sinclair dan Shurtleff, 1980) .

P. pachyrhizi mudah terbawa angin dan tetesan hujan, sehingga menyebar dengan
cepat, dan siklus hidupnya bervariasi sesuai musim. Pengangkutan spora jamur patogen
melalui udara merupakan proses penularan penyakit yang penting. Namun, terdapat
kekurangan informasi tentang proses penyebaran spora ratusan kilometer di udara dan dapat
menginfeksi tanaman di berbagai daerah (Aylor, 1986). Oleh karena itu, perlu dipahami
bahwa penyebaran karat daun berkaitan dengan pengaruh jarak dari sumber inokulasi
terhadap intensitas invasi karat daun tanaman kedelai.

Distribusi P. pyryrhizi dari tingkat inang hingga penyebaran spora dan laju invasi
setiap modus P. pyryrhizi yang disebabkan oleh angin mengikuti hukum logaritmik. Pada
jarak antara tanaman dan sumber inokulasi perkembangan intensitas penyakit untuk setiap
perlakuan mengikuti pola linier positif. Pola ini dipertahankan sampai tanaman berumur 21
hari setelah inokulasi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Selain menjadi faktor cuaca, angin juga sangat mempengaruhi kondisi di sekitar
tanaman. Selain banyak efek menguntungkan bagi tanaman, kemungkinan kehilangan
tanaman akibat angin juga sangat tinggi. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan
lingkungan agar energi angin dapat membawa lebih banyak hal yang menunjang pertanian.
Usaha pengelolaan energi angin di lahan pertanian memang sangat sulit. Namun, meski
efeknya kecil, upaya tetap bisa dilakukan.

4.2 Saran
Sebagai penulis, saya menyadari bahwa karya ilmiah ini memiliki banyak kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Tentunya penulis akan terus menyempurnakan tulisan ini
dengan mengutip informasi yang dapat dipercaya dikemudian hari. Oleh karena itu, penulis
sangat berharap kritik dan saran untuk pembahasan karya tulis ilmiah tersebut di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Aylor, D. E. 1986. A framework for examining inter-regional aerial transport of fungal

spores. Ag. and For. Meteorol. 38:263-288h.

Fahrizayusroh. 2010. penyebaran penyakit melalui Angin. http://fahriyusroh.wordpress.com

diakses pada 8 Maret 2021 pukul 10.00 WIB

Kartasapoetra, Ance Gunarsih, Ir., 1993. Klimatologi Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan

Tanaman. Jakarta; Bumi Aksara.

Prakoso, Satrio Dirgantara, Ika Rochdjatun Sastrahidayat, and Anton Muhibuddin. "Pengaruh

Angin Terhadap Penyebaran Spora Phakopsora Pachyrhizi Sydow Secara

Horizontal." Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan 8.1 (2020): 1-8.

Semangun, H. 1991. Penyakit-penyakit tanaman di Indonesia. Dalam identifikasi bahan

nabati untuk pengendalian penyakit karat pada kedelai, ed. Sumartini dan Yusman,

Balai penelitian tanaman kacangkacangan dan umbi-umbian, Malang, 101h

Sinclair. J.B. & P.A.Backman. 1989. Compendium of soybean diseases. The American

Phytopathology Society. Inc. Minnesota.

Tantawi, A. R. 2007. Hubungan Kecepatan Angin Dan Kelembaban Udara Terhadap

Pemencaran Konidium Cercospora Nicotianae Pada Tembakau. Agritrop, 26 (40) ;

160 – 167

Tjasyono, B, 2004. Klimatologi. ITB Bandung.

Anda mungkin juga menyukai