Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS VEGETASI GULMA

(Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman)

Oleh

Kelompok 9

Savira Adelia Kusnadi1814131012


Sindi Kartikasari 1614131083
Joko Supriyadi 1614131035

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019

DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................2
1.2 Tujuan Praktikum..........................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat.........................................................................................2
3.2 Alat dan Bahan..............................................................................................2
3.3 Cara Kerja......................................................................................................2
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil...............................................................................................................2
4.2 Pembahasan...................................................................................................2
V. KESIMPULAN
LAMPIRAN

2
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Praktikum

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

Gulma adalah tanaman yang tumbuhnya tidak diinginkan. Gulma di suatu tempat
mungkin berguna sebagai bahan pangan, makanan ternak atau sebagai bahan obat-
obatan. Dengan demikian, suatu spesies tumbuhan tidak dapat diklasifikasikan
sebagai gulma pada semua kondisi. Gulma dari golongan monokotil pada
umumnya disebut juga dengan istilah gulma berdaun sempit atau jenis gulma
rumput-rumputan. Sedangkan gulma dari golongan dikotil disebut dengan istilah
gulma berdaun lebar. Ada pula jenis gulma lain yang berasal dari golongan teki-
tekian (Barus, 2003).

Kebanyakan gulma merupakan tanaman yang cepat tumbuh dan dapat


menghasilkan sejumlah besar biji dalam waktu singkat perkembangbiakan gulma
sangat mudah baik secara generatif maupun secara vegetatif. Secara generatif,
biji-biji gulma yang halus, ringan, dan berjumlah sangat banyak dapat disebarkan
oleh angin, air, hewan, maupun manusia. Perkembangbiakan secara vegetatif
terjadi karena bagian batang yang berada di dalam tanah akan membentuk tunas
yang nantinya akan membentuk tumbuhan baru. Demikian juga, bagian akar
tanaman, misalnya stolon, rhizoma, dan umbi, akan bertunas dan membentuk
tumbuhan baru (Barus, 2003).

Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan merupakan. Analisis
vegetasi digunakan untuk mengetahui gulma-gulma yang memiliki kemampuan
tinggi dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang hidup. Dalam hal ini,
penguasaan sarana tumbuh pada umumnya menentukan gulma tersebut penting
atau tidak. Namun, dalam hal ini jenis tanaman memiliki peran penting, karena

4
tanaman tertentu tidak akan terlalu terpengaruh oleh adanya gulma tertentu, meski
dalam jumlah yang banyak (Yernelis, 2005).

Konsepsi dari metode analisa vegetasi sesungguhnya sangat bervariasi, tergantung


keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannnya. Metode yang digunakan untuk
analisa vegetasi harus disesuaikan dengan struktur dan komposisi. Ada empat
metode yang lazim dalam analisa vegetasi yaitu metode estimasi visual, metode
kuadrat, metode garis dan metode titik. Pada area yang luas dengan vegetasi
semak rendah misalnya digunakan metode garis (line intercept), untuk
pengamatan sebuah peta dengan vegetasi yang tumbuh menjalar (creeping)
digunakan metode titik (point intercept), dan untuk daerah yang luas serta tidak
tersedia waktu yang cukup digunakan metode estimasi visual (visual estimation).
Harus diperhatikan juga keadaan geologi, tanah, topografi, dan data vegetasi yang
mungkin telah ada sebelumnya, serta fasilitas kerja atau keadaan seperti peta,
lokasi yang dicapai, waktu yang tersedia, dan sebagainya (Moenandir, 2003).

Metode kuadrat merupakan bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi
empat atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa
bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas
minimumnya. Analisis yang menggunakan metode ini dilakukan perhitungan
terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi. Metode kauadrat
adalah metode yang dilakukan dengan melakukan pengamatan pada suatu areal
dalam satuan kuadrat (m2, cm2) dan bentuk petak contoh dapat berupa segi empat,
segi panjang atau lingkaran. Metode garis adalah dengan meletakkan petak contoh
yang memanjang diatas sebuah komunitas vegetasi (Yernelis, 2005).

5
III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tananam dilaksanakan pada hari Selasa,


tanggal 12 November 2019 pukul 08.00 sampai dengan selesai di Laboratorium
Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Dasar-Dasar Perlindungan tanaman ini


adalah kertas HVS, pulpen dan persegi kuadran. Dalam praktikum tentang
analisis vegetasi gulma bahan yang diteliti yaitu gulma yang berada dilapangan
Unila.

3.3 Cara Kerja

Cara kerja dalam praktikum ini sebagai berikut :

Diletakkan kuadran (besi persegi) pada 3 tempat yang berbeda (3 ulangan).

Dilakukan pengamatan visual untuk menduga penutupan masing-masing spesies gulma


(data dominansi) yang terdapat pada kuadran dan dicatat.

Dihitung jumlah populasi masing-masing spesies gulma (data kerapatan).

Dilakukan perhitungan pada ketiga data ulangan tersebut dengan variabel yang dapat
diukur menggunakan metode kuadrat yaitu kerapatan, dominansi, frekuensi, nilai penting,
dan jumlah nisbah dominansi.

Hasil
6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil dari praktikum yang berjudul analisis vegetasi gulma adalah sebagai berikut.

Kerapatan Dominansi
Jenis gulma Ulangan Ulangan KM KN DM DN FM FN SDR
1 2 3 1 2 3
Mimosa 0.2 0.3 0.2
25 20 - 32 8 - 45 40 2 0.26
pudica 0 7 2
Asystasia 0.2
50 - - 15 - - 50 15 0.14 1 0.11 0.16
gangetica 3
Ludwigia 0.0
15 - - 8 - - 15 8 0.07 1 0.11 0.08
octovalvis 7
Imperata 0.0
- 15 - - 7 - 15 7 0.06 1 0.11 0.08
cylindrical 7
Cenchrus 0.0
- 20 - - 8 - 20 8 0.07 1 0.11 0.09
ciliaris 9
Ipomoea 0.1
- 30 - - 17 - 30 17 0.16 1 0.11 0.17
cairica 4
Chromolaena 0.0
- - 15 - - 3 15 3 0.03 1 0.11 0.07
odorata 7
Desmodium 0.1
- - 30 - - 10 30 10 0.09 1 0.11 0.11
gangeticum 4
Total 220 108 9

4.2 Pembahasan

7
8
V. KESIMPULAN

9
DAFTAR PUSTAKA

Barus, E. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Kanisius. Jakarta.

Moenandir, J. 2003. Ilmu Gulma Dalam Sistem Pertanian. PT Raja Grafindo


Persada. Jakarta.

Yernelis. 2005. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali Pers. Jakarta.

10
LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai