Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Pengelolaan Gulma

PENANAMAN GULMA

Nama :Zaki Mubarak Raji


NIM : 1705101050066
Kelompok : 02
Hari/Jam Praktikum : Rabu/ 10:00 WIB
Asisten : 1. Aris Setiawan
2. Wan Surianika

LABORATORIUM ILMU GULMA


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2019
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gulma adalah tumbuhan yang peranan fungsi serta manfaatnya belum sepenuhnya
diketahui. Gulma digolongkan menjadi tiga yaitu rumput-rumputan (Grasses) contohnya
seperti Echinochloa crus-galli, Imperata cylindrica, Axonopus compressus dan Cynodon
dactylon. Gulma berdaun lebar (broad leaf), contohnya Chromolaena odorata, Ageratum
conyzoides, dan Amaranthus spinosus. Dan gulma teki-tekian (sedges), contohnya Cyperus
rotundus, Cyperus iria, Fimbristylis miliaceae, dan Cyperus difformis (Sagiman, 1990).
Kehadiran gulma sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) pada lahan
pertanian dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi atau persaingan dengan tanaman pokok
(tanaman budidaya) dalam hal penyerapan unsur-unsur hara, penangkapan cahaya,
penyerapan air dan ruang lingkup, gulma dapat mengeluarkan zat atau cairan yang bersifat
toksin (racun) serta sebagai tempat hidup atau inang tempat berlindungnya hewan-hewan
kecil, insekta dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan tersebut berkembang biak
dengan baik, mengganggu kelancaran pekerjaan para petani, sebagai perantara atau sumber
hama dan penyakit, mengganggu kesehatan manusia, menaikkan biaya-biaya usaha
pertanian dan menurunkan produktivitas (Tjitrosoepomo, 1989).
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang
tidak diinginkan manusia. Keberadaan gulma tidak dikehendaki karena gulma mempunyai
daya kompetisi yang tinggi (ruang, air, udara, unsur hara) terhadap tanaman yang
dibudidayakan, sehingga mengganggu pertumbuhan dan menurunkan kualitas dan kuantitas
hasil panen tanaman budidaya. Gulma juga mempunyai karakteristik, yaitu kecepatan
tumbuhnya tinggi, berkembang biak lebih awal dan efisien, memiliki kemampuan
menyesuaikan diri dan dapat hidup dalam lingkungan yang merugikan, serta menyebabkan
kerusakan yang nyata pada densitas yang rendah (Sukman, 2002).
Gulma berkembang biak dapat secara generatif (biji) maupun secara vegetatif. Dalam
ekologi gulma ditelaah pengaruh dari faktor-faktor klimatik, edafik, dan abiotik serta
mekanisme adaptasi yang memungkinkan gulma menimbulkan persaingan terhadap
tanaman pokok dalam infestasinya di suatu areal pertanaman. Gulma memiliki sifat-sifat
khusus diantaranya yaitu tumbuhan ini memiliki kecepatan tumbuh yang amat tinggi;
berkembang biak awal sekali dan efisien; gulma mempunyai kemampuan untuk
menyesuaikan diri dan tetap hidup pada keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan;
unit penyebaran dari gulma mempunyai sifat dormansi atau dapat dipaksa untuk dorman
sampai keadaan lingkungan menjadi baik, sehingga kemampuan untuk berhasil hidup amat
besar. Gulma mempunyai daya kompetisi yang amat tinggi disertai kemampuan untuk
bertahan yang kuat, sehingga benar-benar mampu beradaptasi secara efisien, gulma bersifat
fioner dan bersifat rakus (Sastroutomo, 1990).

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari Praktikum Penanaman Gulma ini yaitu untuk mengetahui jenis
gulma serta pertumbuhan gulma tersebut.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bioekologi Gulma Bayam Duri (Amaranthus spinosus)


Tanaman ini termasuk familia Amaranthaceae. Tumbuhan ini banyak tumbuh liar di
kebun-kebun, tepi jalan, tanah kosong dari dataran rendah sampai dengan ketinggian 1.400
meter di atas permukaan laut. Tingginya dapat mencapai 1 meter. Tumbuhan ini dapat
dikembangbiakkan melalui bijinya yang bulat, kecil dan hitam.Sebagai tanda khas dari
tumbuhan bayam duri yaitu pada pohon batang, tepatnya di pangkal tangkai daun terdapat
duri, sehingga orang mengenal sebagai bayam duri. Bayam duri tumbuh baik di tempat-
tempat yang cukup sinar matahari dengan suhu udara antara 25 - 35 Celcius.

2.1.1 Klasifikasi Gulma Bayam Duri (Amaranthus spinosus)


Adapun klasifikasi dari gulma Bayam Duri adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus spinosus L
Bayam Kerui (Lampung); Senggang Cucuk (Sunda); Bayam Eri, Bayam Raja,
Bayam Roda, Bayam Cikron (Jawa); Tarnyak Duri, Tarnyak Lakek (Madura); Bayam
Kikihan, Bayam Siap, Kerug Pasih (Bali); Kedawa Mawau, Karawa Rap-Rap, Karawa In
Asu, Karowa Kawayo (Minahasa); Sinau Katinting (Makassar); Podo Maduri (Bugis);
Maijanga, Ma Hohoru (Halmahera Utara); Baya (Ternate); Loda (Tidore) (Moenandir,
1993).

2.1.2 Morfologi Gulma Bayam Duri (Amaranthus spinosus)


Akar tanaman (Amaranthus spinosus L.) bayam duri sama seperti akar tanaman
bayam pada umumnya, yaitu memiliki sistem perakaran tunggang. Batang tanaman bayam
duri ini kecil berbentuk bulat, lunak dan berair. Batang tumbuh tegak bisa mencapai satu
meter dan percabangannya monopodial. Batangnya berwarna merah kecoklatan. Yang
menjadi ciri khas pada tanaman ini adalah adanya duri yang terdapat pada pangkal batang
tanaman ini. Daun spesies ini termasuk daun tunggal. Berwarna kehijauan, bentuk bundar
telur memanjang (ovalis). Panjang daun 1,5 cm sampai 6,0 cm. Lebar daun 0,5 sampai 3,2
cm. Ujung daun obtusus dan pangkal daun acutus. Tangkai daun berbentuk bulat dan
permukaannya opacus. Panjang tangkai daun 0,5 sampai 9,0 cm. Bentuk tulang daun bayam
duri penninervis dan tepi daunnya repandus. Merupakan bunga berkelamin tunggal, yang
berwarna hijau. setiap bunga memiliki 5 mahkota. panjangnya 1,5-2,5 mm. Kumpulan
bunganya berbentuk bulir untuk bunga jantannya. Sedangkan bunga betina berbentuk bulat
yang terdapat pada ketiak batang. Bunga ini termasuk bunga inflorencia. Berbentuk lonjong
berwarna hijau dengan panjang 1,5 mm. Berwarna hitam mengkilat dengan panjang antara
0,8 - 1 mm (Sebayang, 2005).
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Gulma Fakultas Pertanian
Universitas Syiah Kuala. Praktikum ini dilaksanakan pada Rabu, 25 September 2019 pukul
10:00 WIB – selesai.

3.2 Alat dan Bahan


 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
- Cup botol plastik 20 buah
- Kertas label
- Penggaris
- Alat tulis
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1. Pengamatan tinggi dan jumlah daun Bayam Duri.
No. Umur Tinggi Gulma Jumlah Daun
Gulma (cm)
I II III IV V I II III IV V
1. 7 HST 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2. 14 HST 2 2 3 4 3 2 2 2 2 2
3. 21 HST 5 4 6 7 7 3 4 4 6 6
4. 28 HST 8 7 11 10 11 7 4 8 7 6
5. 35 HST 10 9 15 12 14 8 6 10 9 9
Total 25 22 35 33 35 20 16 24 24 23
Rerata 5 4,4 7 6,6 7 4 3,2 4,8 4,8 4,6

Tabel 2. Pengamatan bobot kering Bayam Duri pada 35 HST.


No. Gulma Ke- Bobot Kering (gram)
1. I 0,17
2. II 0,04
3. III 0,27
4. IV 0,21
5. V 0,15
Total 0,84
Rerata 0,168

4.2 Pembahasan
Pada tabel 1. dapat diamati pengamatan terhadap tinggi dan jumlah daun gulma
Bayam Duri (Amaranthus Spinosus L.). pengamatan dilakukan tiap 7, 14, 21, 28, dan 35
Hari Setelah Tanam (HST). Gulma yang diamati sebanyak lima pot dan tiap pot berisi satu
gulma Bayam Duri. Berdasarkan pengamatan terhadap lima gulma Bayam Duri, gulma
ketiga merupakan gulma yang memiliki pertumnbuhan tercepat dan memiliki jumlah daun
yang lebih banyak dibandingkan dengan gulma lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Moenandir, J. 1993. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Fakultas Pertanian


Universitas Brawijaya, Jakarta.
Sagiman, S. 1990. Pengenalan Gulma. BKS-B USAID, Palembang.
Sebayang, H. T., 2005. Gulma dan Pengendaliannya Pada Tanaman Padi. Unit Penerbitan
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang.
Sastroutomo S. 1990. Ekologi Gulma. PT. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Sukman dan Yemelis. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schozophyta, Thallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta). UGM Press, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai