Dasar Pengklasifikasian
Pada zaman Yunani kuno dan zaman pertengahan, tanaman diklasifikasikan terutama
berdasarkan karakter vegetatif seperti perilaku pertumbuhan, struktur daun, dan lain-lain.
Kini, struktur dan perilaku reproduktif menjadi dasar utama dalam pengklasifikasian, sedangkan
karakter vegetatif sebagai pendukung. Penggunaan karakter reproduktif karena tidak terlalu
terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan dibandingkan karakter vegetatif, sehingga lebih stabil.
Sistem Pengklasifikasian
Sistem pengklasifikasian adalah pengaturan seluruh tanaman yang telah dikenali menjadi skema
terpadu. Banyak sistem klasifikasi yang telah disarankan oleh banyak ahli botani, karena pengetahuan
yang akurat tentang hubungan yang sebenarnya antar tanaman masih kurang sehingga konsekuensiya
terdapat banyak pendapat tentang hal ini.
Dikenal suatu sistem yang disebut sistem natural, yang mencoba mengklasifikasi organisme
bedasarkan hubungan mereka yang sebenarnya. Sistem natural adalah sasaran dari taksonomi. Dengan
semakin banyaknya fakta yang ditemukan terkait hubungan antar organisme, sistem buatan digantikan
dengan sistem alami.
Unit-unit Klasifikasi
- SPESIES. Merupakan unit dasar dalam pengklasifikasian organisme. Suatu spesies adalah suatu
jenis organisme hidup, misalnya mangga, pisang, jambu, dan lain-lain.
- GENUS (genera). Merupakan kumpulan spesies yang memiliki hubungan erat. Tanaman-
tanaman dalam genus yang sama memiliki karakteristik umum yang sama, tapi memiliki
perbedaan-perbedaan kecil.
- FAMILI. Merupakan kelompok dari genus yang memiliki hubungan erat. Nama famili berakhiran
“ceae”, kadang-kadang “ae”.
- ORDER. Merupakan kelompok dari famili yang memiliki hubungan erat. Nama order berakhiran
“ales”.
- KELAS. Merupakan kelompok dari order yang memiliki hubungan erat. Nama kelas berakhiran
“ae”.
- DIVISI. Merupakan kelompok dari kelas yang memiliki hubungan erat. Nama divisi berakhiran
“phyta”.
DIVISI II – Bryophta (tanaman sederhana, tanpa akar, batang dan daun, namun memiliki banyak
organ reproduksi). Terdiri atas:
Kelas I – hepaticae
Kelas II – musci
DIVISI III – Pteridophyta (tanaman komplek yang telah memiliki jaringan pembuluh, akar sebenarnya,
batang dan daun, namun tidak memiliki benih). Terdiri atas:
Kelas I – filicineae
Kelas II – equisetineae
Kelas III – lycopodineae
DIVISI IV – Spermatophyta (tanaman komplek dengan jaringan pengangkut, benih, akar sebenarnya,
batang dan daun). Terdiri atas:
Subdivisi I – gymnospermae (tanaman yang memiliki cone (struktur seperti kerucut
yang ditempati oleh biji) seperti pinus).
Subdivisi II – Angiospermae (tanaman dengan bunga sebenarnya). Terdiri atas:
Kelas I – Monocotyledon (tanaman berbunga dengan satu kotiledon di
dalam embrio dan bagian-bagian bunga biasanya hanya terdiri
atas tiga (seperti lili, tulip, anggrek)
Kelas II – Dicotyledonae (tanaman berbunga dengan dua kotiledon di dalam
embrio dan bagian-bagian bunga biasanya terdiri atas 5 atau 4
(apel, mawar, jambu)
Sistem di atas disebut sistem buatan, yang belum menunjukkan hubungan yang sebenarnya dari
semua kelompok; misalnya sistem tersebut mengelompokkan kelompok-kelompok alga sebagai
kelompok tanaman sederhana, padahal tidak ada hubungan yang dekat antara mereka. Juga tidak
menunjukkan hubungan yang dekat antara pakis dan tanaman berbiji. Sistem berikut mulai populer
karena lebih dekat dengan sistem alami:
Pada sistem klasifikasi yang kedua ini, phylum 1 hingga 7 dapat disebut sebagai algae, tapi tidak
secara khusus dikelompokkan sebagaimana halnya pada sistem pengelompokan sebelumnya. Demikian
pula phylum 8 hingga 10 dapat disebut sebagai fungi. Tidak seperti fungi, alga mengandung klorofil dan
membuat makanannya sendiri melalui fotosintesis.
Nama Ilmiah
Nama ilmiah terutama diambil dari kata-kata Yunani dan Latin dan diatur dengan persetujuan
para ahli botani dalam konggres botani internasional. Keuntungan menggunakan kata Latin dan Yunani
adalah karena diketahui oleh kebanyakan ilmuan dan merupakan bahasa ilmiah internasional.
Setiap spesies tanaman memiliki nama ilmiah yang terdiri atas dua kata. Kata pertama adalah
nama genus, huruf pertamanya dikapitalkan, sedangkan kata kedua adalah nama spesies. Sistem
penamaan organisme ini disebut sistem binomial. Sistem penamaan ini ditemukan pada abad ke-17 dan
pertama kali digunakan oleh ahli taksonomi Swedia bernama Linnaeus (1707-1778). Mengikuti nama
ilmiah adalah singkatan nama penemu spesies tersebut.