Anda di halaman 1dari 12

Laporan praktikum pengelolaan gulma

ETNOBOTANI: TANAMAN HIAS

Nama : Diral Sauri


Nim : 1705101050025
Kelas : 03
Kelompok : II

LABORATORIUM ILMU GULMA


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2019
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Etnobotani adalah satu disiplin ilmu yang mempelajari hubungan timbale baik
secara menyeluruh antara masyarakat local dan alam lingkungan. Di dalam kajian ini
tercakup system pengetahuan masyarakat local tentang pemanfaatan sumber daya
alam tumbuhan. Oleh karena itu, pendekatan etnobotani Participatory Ethno-botanical
Apparaisal (PEA) menuntut keterlibatan masyarkat untuk mendekripsikan pengolahan
dan pemanfaatan obat dalam praktik pengobatan. Meskipun demikian, tiga
pendekatan etnobotani lain yaitu utilitarian, kognitif, ekologi dan ekologi budaya
tidak ditinggalkan begitu saja dalam analisisnya (Humaedi, 2016).
Di era pemanasan global sekarang ini, sudah jarang sekali kita temui lahan yang
berwarna hijau ataupun lahan kosong. Sealur dengan pertambahannya waktu,
berhektar – hektar lahan hutan telah diratakan untuk kepentingan umat manusia
semata. Seperti contohnya pembanguna pabrik, hotel, pemukiman penduduk maupun
gedung-gedung pencakar langit. Jika banyak ada umat manusia yang meninggalkan
penghijauan, maka banyak juga umat manusia yang memperhatikan maupun tak
sekali masih sangat mencintai penghijauan. Seperti salah satu contohnya yang
dilakukan oleh Ni Made Leli. Berkurangnya lahan hijau di bumi kita ini, harus segera
di tangani. Karena jika tidak, cepat atau lambat bumi kita ini akan menjadi bumi yang
miskin akan udara segar. Buat seseorang, hobi adalah sesuatu yang tidak akan prnah
bisa dinilai dengan uang. Oraang tidak akan sayang membelanjakan puluhan bahkan
ratusan juta rupiah hanya untuk memenuhi hobi mereka. Para pencinta tanaman hias
juga memiliki pola pikir yang sama. Buat mereka, apalah arti uang sekian rupiah
untuk mendapatkan kepuasan memiliki tanaman hias yang cantik (Tjitrosoepomo,
1989).
Tanaman hias mencakup semua tumbuhan, baik berbentuk merambat, semak,
perdu, ataupun pohon yang sengaja ditanam orang sebagai komponen taman, kebun
rumah, penghias ruangan, upacara, komponen riasan/busana, atau sebagai komponen
karangan bunga dan masih banyak lainnya. Bunga potong pun dapat dimasukkan
sebagai tanaman hias. Dalam konteks umum, tanaman hias adalah salah satu dari
pengelompokkan berdasarkan fungsi dari tanaman hortikultura. Bagian yang
dimanfaatkan orang tidak semata bunga, tetapi kesan keindahan yang dimunculkan
oleh tanaman ini. Selain bunga (warna dan aroma), daun, buah, batang, bahkan
pepangan dapat menjadi komponen yang dimanfaatkan. Sebagai contoh, beberapa
ranting tumbuhan yang mengeluarkan aroma segar dapat diletakkan di ruangan untuk
mengharumkan ruangan dapat menjadikannya sebagai tanaman hias (Sukman, 2002).
Menciptakan lingkungan hidup yang serasi, nyaman, dan menyenangkan
merupakan tujuan penataan tanaman hias atau taman. Bahan tanaman hias untuk
penataan lingkungan hidup, misalnya pekarangan-pekarangan atau taman-taman kota,
amat banyak jenis atau varietasnya. Salah satu alternative yang dapat dijadikan
pedoman dalam penyiapan bahan tanaman hias adalah mengenal golongan flora hias
itu sendiri. Pengelompokkan tanaman hias ke dalam golongan-golongan tersebut akan
menambah keyakinan kita untuk memfungsikan fungsi daan menempatkan setiap
materi tanaman. Salah satu unsure teknologi budi daya tanaman hias yang penting
untuk diperhatikan adalah penyediaan bibit tanaman (Rukmana, 1997).
Dalam arsitektur lengkap, bentuk dan penempatan tanaman hias menjadi
pertimbangan yang penting. Isu lainnya yang penting dalam tanaman hias adalah
habitat alami yang disukai tumbuhan tersebut serta bentuk tajuk yang dimilikinya.
Dalam pengertian ini, tanaman hias dapat mencakup pula tanaman tepi jalan serta
tanaman penaung (diruang terbuka). Karena tanaman hias dikelompokkan
berdasarkan fungsinya, tidak menutup kemungkinan bahwa suatu tanaman sayuran,
tanaman obat, atau tanaman buah menjadi tanaman hias, atau sebaliknya. Itu
sebabnya, pasar tanaman hias tidak pernah sepi peminat dan selalu bergerak aktif,
bahkan pada saat krisis keuangan sekalipun. Industri tanaman hias selalu menggeliat
karena orang tidak akan mengukur uang mereka dengan skala volume. Skala ukuran
yang digunakan pecinta tanaman adalah kepuasan. Kepuasan mereka tidak akan
terbayar tanpa bisa mendapatkan tanaman yang diinginkan, walaupun tanaman
tersebut berharga sangat mahal (Moenandir, 1988).

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui kegunaan dan
pemanfaatan tanaman hias dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Zingiberidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Heliconiaceae
Genus : Heliconia
Spesies : Heliconia colinsiana

Pisangan hias(Heliconia colinsia) adalah jenis tanaman hias khas tropis, sering
disebut sebagai pisang hias, termasuk golongan Musaceae yang mirip dengan keluarga
Strelitzia berasal dari Amerika Latin, tetapi Heliconia memiliki tiga buah atau lebih
seludang sedang Strelitza hanya dua buah. Heliconia sering digunakan sebagai penghias
taman di rumah, perkantoran, hotel, sampai pelengkap rangkaian bunga.Ada beberapa
jenis Heliconiadiantaranya Heliconia Densiflora adalah bunga pisang-pisangan yang
bentuk bunganya seperti cakar kepiting dan berwarna jingga kekuningan dan mudah
didapat, berikutnya Heliconia Rostrata adalah bunga pisang-pisangan yang bunganya
merah dan kuning serta muncul menggantung seperti buah pisang.Heliconia juga
merupakan tanaman yang tidak rewel, cocok ditanam dalam pot maupun tanah, baik
indoor maupun outdoor. Ia bisa tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi
sampai ketinggian 2.000 meter dari permukaan laut dengan suhu 13-30 derajat celcius.
Sebagai tumbuhan khas tropis, Heliconia mudah tumbuh jika langsung terkena sinar
matahari.

Klasifikasi:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Membuahkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Caesalpiniaceae
Genus : Saraca
Spesies : Saraca indica

Tanaman asoka adalah tanaman hias yang banyak di gemari Karena


karakteristik morfologinya yang unik dan jenisnya bermacam-macam.Tanaman asoka
ada yang berasal dari Indonesia Ixora javanica atau asoka jawa,dan ada yang berasal dari
luar negeri seperti tiongkok dan india.Tanaman asoka karena organ bunganya yang
memancarkan ,berbentuk seperti kembang api.Bentuk batangnya tegak dengan kayu yang
keras serta dapat tumbuh tinggi hingga 7 meter. Sedangkan percabangan rantingnya
bersistem simpodial dengan warna putih sedikit kotor. Pada umumnya bunganya
berwarna merah, akan tetapi terdapat pula bunga yang berwarna kuning atau jingga.
Bunga dari tumbuhan asoka termasuk bunga majemuk sama seperti morfologi bunga
matahari dengan memiliki benang sari berjumlah 4 dan kepala sarinya terdapat pada
bagian mahkota. Sistem perakaran pada tumbuhan asoka adalah tunggang dengan
menjalar ke bawah agar dapat menopang ketinggian dari tumbuhan ini dan juga memiliki
warna keclokatan. Daun yang dimiliki tanaman ini memiliki bentuk lonjong dengan ujung
yang runcing. Pertulangan pada daun ini menyirip dengan sifat tunggal.
Kerajaan : Plantae
Subkerajaan : Trachiobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Bangsa : Typhales
Suku : Typhaceae
Marga : Typha L.
Spesies : Typha latifolia L.

Tanaman Typha latifolia merupakan tanaman rumput-rumputan, tanaman


Rhizomatous dengan batang yang panjang, hijau dan ramping. Buga tanaman ini
berwarna cokelat, berbulu dengan bentuk seperti sosis. Typha latifolia memiliki tinggi
antara 15-30 dm. perbungaan seperti taji, terminal, silinder yang memiliki bunga jantan
pada bagian atas dan putik pada bagian bawah dengan sumbu yang tak tampak antara
bagian bunga jantan dan putik. Taji berwarna hijau ketika masih muda, dan menjadi
berwarna dewasa ketika tanaman telah dewasa. Daun basaltipis dengan pembuluh
paralelel sepanjang daun yang panjang dan sempit. Tanaman ini adalah tanaman
Rhizomatous dan berbentuk koloni.
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Asclepiadaceae
Genus : Calotropis
Spesies : Calotropis gigantean

Tumbuhan biduri adalah tumbuhan asli Indonesia, Filipina, Kamboja, Malaysia,


Thailand, Srilanka, India dan China. Biduri ini juga biasa di sebut pohon widuri.
Tumbuhan ini biasanya hidup liar di daerah pesisir pantai, tebing laut, dan padang rumput
terbuka. Terutama di daerah yang banyak mendapat sinar matahari. umbuhan ini bisa di
jumpai hampir di seluruh Indonesia. Biduri sendiri adalah tumbuhan yang bersifat
menahun. Berupa perdu besar dan bisa tumbuh tinggi hingga mencapai 4 meter. Dan
kebanyakan selama ini tumbuhan biduri lebih di anggap sebagai tumbuhan pengganggu
atau gulma. Tidak banyak orang yang memperhatikan tumbuhan ini, adapun yang
memperhatikan biasanya hanya peternak jangkrik. Karena daunya biasanya dibuat pakan
jangkrik oleh peternak jangkrik.
BAB II. METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Gulma jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala pada hari Rabu,02 Oktober 2019 pukul 10.00-
11.40 WIB.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. Busa Oasis
2. Pot Sedang
3. Kawat Kecil
4. Gunting
5. Cutter
6. Label Name
3.2.1. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. Bunga Pisang Pagar (Heliconia sp)
2. Bunga Obor (Typha angustifolia)
3. Bunga Biduri (Callotropis gigantea)

3.3. Cara Kerja


1. Dipotong busa oasis sesuai ukuran pot bunga.
2. Kemudian busa oasis direndam sampai air meresap kedalam busa tersebut.
3. Dimasukkan busa oasis kedalam pot bunga.
4. Dihias pot bunga dengan bunga gulma yang telah dibawa dengan bentuk sesuai
yang diinginkan.
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 1. Tanaman hias yang sudah di rangkai
Gambar 5. Foto anggota kelompok beserta bunga yang sudah dirangkai
BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN

3.1. Simpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Tanaman hias mencakup semua tumbuhan, baik berbentuk merambat, semak,
perdu.
2. Tanaman hias adalah salah satu dari pengelompokkan berdasarkan fungsi dari
tanaman hortikultura.
3. Salah satu unsure teknologi budi daya tanaman hias yang penting untuk
diperhatikan adalah penyediaan bibit tanaman.
4. Apabila tanaman hias dikelompokkan berdasarkan fungsinya, tidak menutup
kemungkinan bahwa suatu tanaman sayuran, tanaman obat, atau tanaman buah
menjadi tanaman hias, atau sebaliknya.

3.2. Saran
Adapun saran untuk praktikum kali ini yaitu untuk menyediakan bahan-bahan yang
diperlukan untuk praktikum dengan lengkap dan sesuai dengan arahan laboran agar
tidak ada kesalahan dalam membawa bahan serta menjaga kebersihan setelah
praktikum selesai.
DAFTAR PUSTAKA

Humaedi, Alie. 2016. Etnografi Pengobatan. LKiS pelangi aksara, Yogyakarta.


Moenandir, J. 1988. Pengantar Ilmu Pengendalian Gulma. Rajawali Press, Jakarta.
Rukmana, R. 1997. Teknik Perbanyakan Tanaman Hias. Kanisius, Bandung.
Sukman, Y. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali Press, Jakarta.
Tjitrosoepomo G. 1989. Taksonomi Tumbuhan. UGM Press, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai