Nama : Mutiana
Kelas :F
Kelompok : 16
2. Wahyu Purnama
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
2.2.1 Cabai
Struktur morfologi tanaman bawang merah terdiri atas akar, batang, umbi,
daun. Tanaman bawang merah termasuk tanaman semusim ( annual), berumbi
lapis, berakar serabut, berdaun silindris seperti pipa, memiliki batang sejati
(diskus) yang berbentuk sperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat
melekatnya perakaran dan mata tunas (Rukmana, 2010).
Menurut Rukmana (2010), adapun morfologi dari bawang merah antaralain
sebagai berikut :
a. Akar
Secara morfologi akar tersusun atas rambut akar, batang akar, ujung akar, dan
tudung akar. Pada akar, terdapat rambut-rambut akar yang merupakan perluasan
permukaan dari sel-sel epidermis akar. Adanya rambut-rambut akar akan
memperluas daerah penyerapan air dan mineral. Rambut-rambut akar hanya
tumbuh dekat ujung akar dan relatif pendek. Bila akar tumbuh memanjang
kedalam tanah maka pada ujung akar yang lebih muda akan terbentuk rambut-
rambut akar yang baru, sedangkan rambut akar yang lebih tua akan hancur dan
mati.
b. Batang
Batang pada bawang merah merupakan batang yang semu yang terbentuk dari
kelopak-kelopak daun yang saling membungkus. Kelopak-kelopak daun sebelah
luar selalu melingkar dan menutupi daun yang ada didalamnya. Beberapa helai
kleopak daun terluar mengering tetapi cukup liat. Kelopak daun yang menipis dan
kering ini membungkus lapisan kelopak daun yang yang ada didalamnya yang
membengkak. Karena kelopak daunnya membengkak bagian ini akan terlihat
mengembung, membentuk umbi yang merupakan umbi lapis.
c. Daun
Secara morfologi, pada umumnya daun memiliki bagian-bagian helaian daun
(lamina), dan tangkai daun (petiolus). Daun pada bawang merah (Allium cepa var.
ascalonicum) hanya mempunyai satu permukaan, berbentuk bulat kecil dan
memanjang dan berlubang seperti pipa. Bagian ujung daunya meruncing dan
bagian bawahnya melebar seperti kelopak dan membengkak.
d. Umbi
Bagian pangkal umbi membentuk cakram yang merupakan batang pokok yang
tidak sempurna (rudimenter). Dari bagian bawah cakram tumbuh akar-akar
serabut. Di bagian atas cakram terdapat mata tunas yang dapat menjadi tanaman
baru. Tunas ini dinamakan tunas lateral, yang akan membentuk cakram baru dan
kemudian dapat membentuk umbi lapis kembali.
2.2.3 Kacang Tanah
Kacang tanah berdau majemuk bersirip genap, terdiri atas empat anak daun
dengan tangkai daun agak panjang. Helai anak daun ini bertugas mendapatkan
cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Batang tanaman kacang tanah tidak
berkayu dan berubulu halus, ada yang tumbuh menjalar da nada yang tegak.
Tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm, namun ada yang mencapai 80 cm. kacang
tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus kedalam tanah hingga kedalam 40 cm.
pada akar tunggang tersebut tumbuh akar cabang dan diikuti oleh akar serabut.
akar kacang berfungsi sebagai penopang berdirinya tanaman serta alat penyerap
air dan zat-zat hara serta ineral dari dalam tanah (Ratnapuri, 2008).
Bunga kacang tanah tersusun dalam bentuk bulir yang muncul di ketiak
daun, dan termasuk bunga sempurna yaitu alat kelamin jantan dan betina terdapat
dalam satu bunga. mahkota bunga kacang tanah berwarna kuning terdiri dari 5
helai yang bentuknya berlainan satu dengan yang lain. Kacang tanah berbuah
polong. polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan, dimana bakal buah
tumbuh memanjang dan disebut ginofor. setelah tumbuh memanjang, ginofor tadi
mengarah kebawah dan terus masuk kedalam tanah. Apabila polong telah
terbentuk maka proses pertumbuhan ginofor yang memanjang terhenti. Ginofor
yang terbentuk di cabang bagian atas tidak masuk ke dalam tanah sehingga tidak
akan membentuk polong (Ratapuri, 2008).
2.2.4 Jagung
2.3.1 Cabai
2.4.1 Cabai
3.1.1 Jeneponto
3.2.1 Jeneponto
3.3.1 Jeneponto
5.1 Hasil
Tabel 1. Tabel Hasil Pengamatan Beberapa Tanaman Pangan &
Hortikultura
N Jenis Varietas Persiapan Lahan Pemupukan hama penyakit Produksi Umur
o Tanaman panen
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktik lapang adalah sebagai
berikut:
1. Pada daerah Bulukumba dan Jeneponto teknik budidaya yang digunakan
yaitu teknik modern dan menggunakan teknik tradisional. Teknik modern
yaitu telah menggunakan alat-alat modern sedangkan pada teknik modern
menggunakan alat-alat canggih sehingga lebih cepat dalam melakukan
budidaya.
2. Permasalahan atau kendala yang dihadapi para petani yaitu permasalahan
yang lebih tertuju pada permasalahn budidaya dan permasalahan penyuluh
yang belum dapat diterima oleh petani.
3. Potensi beberapa komoditi cukup besar namun tergantuk dari kondisi
lahan dan teknik budidaya yang digunakan.
6.2 Saran
Bustami. 2011. Penggunaan 2,4-D Untuk Induksi Kalus Kacang Tanah. Media
Litbang Sulteng. Vol IV No 2
Cahyono, 2008. Cabai Rawit Teknik Budidaya Dan Analisis Usaha Tani.
Yogyakarta; Kanisius.
Estu, 2012. Bawang Merah. Jakarta.; Penebar Swadaya.
Prajanata, 2011. Agribisnis Cabai Hibrida. Jakarta; Penebar Swadaya
Purwono, 2011. Bertanam Cabai Rawit Dalam Pot. Tangerang; Agromedi
Pustaka.
Ratnapuri. 2008. Karakteristik Pertumbuhan Dan Produksi Lima Varietas Kacang
Tanah (Arachis hypogaea L). SKRIPSI. Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor
Rudi Hartono, 2011. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rukmana, 2010. Usaha Tani Cabai Rawit. Yogyakarta; Kasinius.
Yasin.M HG, dan Firdaus Kasim,2015. Penggunaan Rancangan Percobaan Dalam
Tahapan Membentuk Varietas Jagung Sintetik. Informatika Pertanian
Volume 12.
LAMPIRAN