Anda di halaman 1dari 23

PROBLEMATIKA HUBUNGAN AIR TANAH DAN TANAMAN

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Brilian Hafis K.A (20100210051)

Ega Akhsanul Fikri (20180210061)

Novenia Rahmaningtyas Putri (20180210067)

Lathifah Azhar (201801210071)

Niko Candrakurnia (20180210085)

Aruni Nadhilah Trivanni (20180210084)

Prisila Rozhianthi (20180210097)

Ahmad Arya Mudawy (20180210099)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki curah hujan bervariasi,


berkisar antara 700-7000 mm/tahun dengan rata-rata curah hujan sebesar 2180
mm/tahun. Sedangkan menurut Effendi (1996) curah hujan yang efektif hanya
sebesar 1400 mm/tahunnya. Sebagian besar dari jumlah air tersebut di alokasikan
untuk irigasi pertanian. Dilain pihak air juga digunakan untuk keperluan kegiatan
industri, perikanan, dan usaha-usaha lainnya. Dalam memenuhi kebutuhan air
khususnya unuk memmenuhi air di persawahan yaitu menggunakan sitem irigasi
yang bertujaun untuk memanfaatkan air seefidien dan seefektif mungkin agar
hasil yang didapatkakan sesuai yang diharapkan. Ait irigasi merupakan jumlah
volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan evaporasi, kehilangan air,
kebutuhan air untuk tanaman dengan memperhatian jumlah air yang diperlukan
oleh tanaman.

B. Tujuan

Melakukan analisa perhitungan untuk mendapatkan besarnya debit


kebutuhan air irigasi maksimal pada daerah irigasi Kecamatan Petang, Bandung.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang


1. Klasifikasi Tanaman Padi
Padi merupakan tanaman pangan yang dimasukan ke dalam familia
Gramineae. Tanaman padi banyak dibudidayakan masyarakat karena buahnya
banyak di konsumsi sebagai bahan makanan pokok yaitu beras. setiap tumbuhan
masuk ke dalam golongan sebuah takson yang berurutan dari bawah ke atas
menurut tingkatnya. Menurut Tjitrosoepomo (2002) klasifikasi atau taksonomi
tanaman padi adalah sebagai berikut :
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Classis : Monokotil (monocotyledoneae)
Ordo : Glumiflorae (Poales)
Familia : Gramineae (Poaceae)
Sub-familia : Oryzoideae
Genus : Oryza
Species : Oryza sativa L.

2. Morfologi Tanaman Padi


Tanaman padi dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu bagian vegetatif dan
bagian generatif. Bagian vegetatif meliputi akar, batang dan daun, sedangkan
bagian generatif terdiri dari malai, bunga dan buah padi (Hasanah, 2007).
a. Akar tanaman padi
Menuru Aksi Agraris Kanisius (1992) cit. Hanum (2008) akar adalah
bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam
tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat
dibedakan atas radikula, akar serabut (akar adventif), akar rambut dan akar
tajuk (crown roots). Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah
mengalami perkembangan akan berwarna cokelat, sedangkan akar yang baru
atau bagian akar yang masih muda berwarna putih.
b. Batang
Menurut Hasanah (2007) padi memilki batang yang beruas-ruas. Ruas-
ruas itu merupakan bubung kosong. Pada kedua bubung kosong itu
bubungnya ditutup oleh buku. Panjanya ruas tidak sama, ruas yang terpendek
terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ketiga, dan seterusnya adalah
lebih panjang dari pada ruas yang didahuluinya.
c. Daun
Tanaman yang termasuk jenis rumput-rumputan memiliki daun yang
berbeda-beda, baik dari segi bentuk maupun susunan atau bagian-bagiannya.
Setiap tanaman memiliki daun yang khas. Ciri khas daun padi adalah adanya
sisik dan daun telinga. Hal ini yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan
menjadi jenis rumput yang lain. Daun padi memilki bagian-bagian, yaitu
helaian daun terletak pada batang padi serta berbentuk memanjang seperti
pita. Pelepah daun (upih), merupakan bagian daun yang menyelubungi
batang. Pelepah daun berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang
jaringanya lunak. Lidah daun, terletak pada perbatasan antara helai daun (left
blade) dan upih (Herawati, 2012)
d. Malai

Malai adalah sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling
atas. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan
sumbuh utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. panjang malai
tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara bercocok tanam. Panjang malai
dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek kurang dari 20 cm, malai
sedang antara 20-30 cm, dan malai panjang lebih dari 30 cm (Hasanah, 2007).

e. Bunga
Bunga padi memiliki kelamin dua jenis dengan bakal buah di atas. Jumlah
benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta
mempunyai kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah
kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu.
Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah kepala sari, tangkai sari, palea
(belahan yang besar), lemma (belahan yang kecil), kepala putik, tangkai bunga
(Hanum, 2008).
f. Buah
Buah padi yang sehari-hari di sebut biji padi atau butir/gabah, sebenarnya bukan
biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah
selesai penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain yang
membentuk sekam atau kulit gabah (Hanum, 2008)

B. Padi (Oryza sativa L.) Varietas IR 64


1. Morfologi Tanaman IR 64

Menurut ahmad sulaiman(2017) Varietas IR64 dipilih sebagai tetua


persilangan karena IR64 merupakan varietas padi unggul nasional memiliki
karakter,karakter yang banyak disukai petani. Namun padi ini memiliki
kekurangan Karena tidak dapat tumbuh dengan baik jika ditanam pada lahan
sawah irigasi dataran rendah yang mengandung konsentrasi logam Fe tinggi.
Karakter tinggi tanaman antara 65-85 cm dengan umur berbunga 59-63 hari,
anakan produktif 11-20 anakan, umur tanaman 81-98 hari, bobot 1000 biji padi
mencapai 21 gram. Sementara jumlah gabah permalai sebesar 35-105.

C. Padi (Oryza sativa L.) Varietas Mekongga


1. Morfologi Tanamn Padi Mekongga
Varietas Mekongga merupakan persilangan antara padi jenis Galur A2970 yang
berasal dari Arkansas Amerika Serikat, dengan varietas yang sangat populer di
Indonesia yaitu IR 64. Umur tanam tanaman padi varietas Mekongga yaitu 4 bulan.
Secara fisik, bentuk tanamannya tegak dengan tinggi tanaman berkisar antara 91
sampai 106 cm. Anakan produktif 13-16 3 batang. Bentuk gabahnya sendiri ramping
panjang dengan tekstur rasa beras yang pulen karena kadar amilosanya mencapai 23
persen. Bobot 1000 butir gabah padi sawah varietas Mekongga yaitu 28 gram
sehingga kurang lebih potensi hasil varietas ini mencapai 8,4 ton per hektar dengan
budidaya yang tepat tentunya (Purnomo, 2013).
Kemampuan benih padi sawah varietas Mekongga yang memiliki resistensi yang
cukup baik terhadap serangan hama & penyakit seperti serangan wereng coklat
biotipe 2 & 3 dan penyakit bakteri daun.Sehingga diharapkan petani tidak lagi harus
dipusingkan dengan serangan hama dan penyakit tersebut. Varietas Mekongga
membutuhkan masa tanam sekitar 116 hingga 125 hari hingga panen (I NYOMAN
HITAKARANA. 2017).
D. Bawang Merah
1. Klasifikasi Tanaman Bawang Merah

Bawang merah merupakan salah satu tanaman yang termasuk kedalam


umbian tanah, dan juga tanaman yang memiliki perakaran yang serabut di bagian
pangkal umbi. Tanaman bawang merah ini diduga berasal dari Asia Tenggara
yang menyebar luas keberbagai wilayah dan juga tempat lainnya. Bawang merah
(Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim, bawang merah ini
biasanya digunakan sebagai bumbu atau tambahan masakan yang bertujuan untuk
memberikan cipta rasa khusus dalam masakan tersebut. (Yanto. 2019)

Klasifikasi bawang merah :

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Lililales

Famili : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium cepa L. (Rahayu. 2004)

2. Morfologi Bawang Merah

a. Akar

Perakaran pada bawang merah ini memiliki perakaran yang dangkal dan
juga bercabang memencar, dengan kedalam mencapai 15-30 cm didalam tanah
serta tumbuh di sekitar umbi bawang merah. (Rahayu. 2004).

b. Batang

Batang bawang merah memiliki batang sejati disebut diskus, yang


memiliki bentuk hampir menyerupai cakram, tipis dan juga pendek sebagai
tempat melekatnya akar dan juga mata tunas. Sedangkan bagian atas pada
diskus ini terdapat batang semu yang tersusun atas pelepah – pelepah daun
dan batang semu yang berada didalam tanah dan juga berguna untuk menjadi
umbi lapis .

c. Daun

Daun bawang merah memiliki bentuk silindris kecil memanjang yang


mencapai sekitar 50-70 cm, memiliki pangkal daun runcing. Daun bawang
merah ini berwarna hijau mudah hingga tua, dan juga letak daun ini melakat
pada tangkai yang memiliki ukuran pendek.

d. Bunga

Bunga bawang merah ini memiliki panjang antara 30-90 cm, dan juga
memiliki pangkal ujung kuntum bunga yang hampir menyerupai payung.
Selain itu, bunga tanaman ini terdiri dari 5-6 helai daun bunga yang bewarna
putih, 6 benang sari berwarna hijau hingga kekuningan kuningan, serta
memiliki 1 putik dan bakal buah yang memiliki bentuk segitiga. Bunga bawang
merah ini juga merupakan salah satu bunga sempurna dan juga dapat
melakukan penyerbukan sendiri.

e. Buah dan biji

Buah bawang merah berbentuk ulat dengan pangkal ujung tumpul yang
terbungkus dengan biji berjumlah 2-3 butir, selain itu biji ini memiliki bentuk
agak pipih berwarna bening dan juga agak keputihan hingga memiliki warna
kecoklatan sampai kehitaman. Namun, untuk perbanyakan pada biji bawang
merah ini dapat dilakukan dengan cara generatif ( seksual ). (Rahmat.1995)

E. Letak Geografis Kecamatan Petang, Bandung


Kabupaten Badung Terletak antara 08o14'20" - 08o50'48" Lintang
Selatan, dan 115o05'00" - 115o26'16" Bujur Timur. Kecamatan Petang terletak
pada 08o14"17" - 08o28"25" Lintang Selatan dan 115o11"01" - 115o15"09"
Bujur Timur.
F. Topografi Kecamatan Petang, Bandung
Luas wilayah Kabupaten Badung 418,52 km2 secara adminisratif
mencakup 6 kecamatan 16 kelurahan, dan 46 desa. Luas wilayan Kecamatan
Petang, 115,00 km2, ketinggian dari permukaan laut 275 – 2075 meter, luas
kawasan terbangun 151 ha 1,61 %. Kecamatan Petang mempunyai 7 desa
meliputi Carangsari, Petang, Belok Sidan, Pelaga, Getasan, Pangsan, Sulangai,
Kuta Selatan, Pecatu. Kemiringan lereng >10 – 15%, merupakan daerah agak
miring. Penyebarannya meliputi daerah Sembung, Batangnyuh, Sangeh, Semuan,
Getasan dan Pangsang dengan luas daerah  59,53 km² atau 15,27% dari luas
daerah.
G. Klimatologi Kecamatan Petang, Bandung
Tipe iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab
dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan
jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

SKENARIO DALAM PBL 3.

TEMA : Kebutuhan Air Irigasi (Etc) kelas B

Mahasiswa Agroteknologi diberi tugas untuk mengelola kebutuhan air irigasi di lahan
sawah seluas 210 ha terbagi dalam 5 petak tersier ( 30 ha, 30 ha, 50 ha, 40 ha dan 60 ha).
Pola Tanam yang akan dilakukan sbb:

Pembagian Komoditi setiap kelompok :


Klp I : Padi - Padi - Padi- Jagung
klp II : Padi - Padi - Padi- kedelai
klp III : Padi - Padi - Padi- Bayam
klp IV : Padi - Padi - Padi- Bawang merah
klp V : Padi - Padi - Padi- kacang tanah
klp VI : Padi - Padi - Padi- kacang hijau
DATA PENDUKUNG :

No Bulan/Parameter Jan Feb Mart April Mei Juni Juli Agt


Padi Padi Padi Padi Padi Padi Bawang Padi Bawang Padi
1 POLA TANAM
Ciherang Ciherang Ciherang Ciherang IR 64 IR 64 Merah IR 64 Merah IR 64

2 Curah hujan rata2/th (mm/jam) 400,7 350,9 370,7 314,3 181,3 103,1 78,9 28,2
3 T ( o C) 27,5 27,5 27,4 27,2 26,6 26 26 25,9
4 p(penyinaran) (%) 5,9 6,7 6,9 8 8,2 8,6 8,5 8,5
5 kc 1,2 1,4 1,24 1,12 0,96 0,88 0,6 0,84 1,1 0,56
6 ETo = c (p{ 0,46.t+8}) 12,18 13,83 14,22 16,4 16,59 17,16 17,16 16,96 16,96 16,92

7 ETc = kc x ETo 14,61 19,36 17,63 18,36 15,93 15,1 10,29 14,24 18,35 9,47
Nb : c = 0,1
Data rata-rata Curah Hujan 10 th

Tabel 1. Data curah hujan (2008 – 2016)

CURAH HUJAN (mm)


BULAN
2016 Ket 2015 Ket 2014 Ket 2013 Ket 2012 Ket 2011
Januari 4386 BB 6364 BB 87,94 BB 499,78 BB 442,8 BB 357,06
Februari 6695 BB 4450 BB 332,78 BB 296,11 BB 322,4 BB 408,33
Maret 4628 BB 6620 BB 108,22 BB 168,83 BB 397,5 BB 325,81
April 4391 BB 5695 BB 179,89 BB 198,78 BB 158,5 BB 241,24
Mei 2282 BB 1423 BB 63,89 BL 172,78 BB 73,11 BL 134,2
Juni 3597 BB 193 BB 56,5 BK 334,17 BB 0,92 BK 0
Juli 1172 BB 11 BK 59,56 BK 131,67 BB 0 BK 0
Agustus 1478 BB 0 BK 0,83 BK 0,06 BK 0 BK 0
September 3795 BB 0 BK 0 BK 0,06 BK 0 BK 0
Oktober 4723 BB 22 BK 0,44 BK 68,22 BL 78,44 BL 43,17
November 6510 BB 1642 BB 220,11 BB 245,28 BB 227,3 BB 256,78
Desember 5471 BB 3222 BB 471,78 BB 374,17 BB 399,3 BB 389,39
Rumus yg digunakan :
Dalam mencari nilai evapotranspirasi dihitung menggunakan rumus
perhitungan evapotranspirasi potenial (ETo) dengan menggunakan Metode
Penman Modifikasi , karena adanya data-data yang mendukung.
ETo = c{ p(0,46t+8)}
Ket :
ETo : Evapotranspirasi potensial
C : 0,1
P : Penyinaran
T : Temperatur
ETc = kc x ETo
Ket :
ETc : Evapotranspirasi Koeefisien
ETo : Evapotranspirasi potensial
 Perhitungan Evapotranspirasi potensial dan Evapotranspirasi koeefisien
padi varietas ciherang.
1. Bulan Januari Data yang diketahui :
Data yang diketahui : C : 0,1
C : 0,1 P : 6,9
P : 5,9 T : 27,4
T : 27,5 Kc : 1,24
Kc : 1,2 ETo = 0,1{ 6,9 ( 0,46 .
ETo = 0,1{ 5,9 (0,46 . 27,9 + 8 )}
27,5 + 8 ) } = 14,22
= 12,18 ETc = 14,22 . 1,24
ETc = 12,18 . 1,2 =
= 4. Bulan April
2. Bulan Februari Data yang diketahui :
C : 0,1 C : 0,1
P : 6,7 P:8
T : 27,5 T : 27,2
Kc : 1,4 Kc : 1,12
ETo = 0,1{ 6,7 (0,46 . ETo = 0,1{ 8 (0,46 . 27,2
27,5 + 8) } +8)}
= 13,83 =16,4
ETc = 13,83 . 1,4 ETc = 16,4 . 1,12
= =
3. Bulan Maret

 Perhitungan Evapotranspirasi potensial dan Evapotranspirasi koeefisien


pada padi varietas
1. Bulan Mei ETo = 0,1{8,2 (0.46 .
Data yang diketahui 26,6 + 8)}
C : 0,1 = 16,59
P : 8,2 ETc = 15,93
T : 26,6 2. Bulan Juni
Kc : 0,96 Data yang diketahui :
C : 0,1
P : 8,6
T : 26 = 16,96
Kc : 0,88 ETc = 14,24
ETo = 0,1 {8,6 (0,46 . 26 4. Bulan Agustus
+ 8)} Data yang diketahui :
= 17,16
C : 0,1
ETc = 15,1
3. Bulan Juli P : 8,5
Data yang diketahui : T : 25,9
C : 0,1 Kc : 0,56
P : 8,5
ETo = 0,1 {8,5 (0,46 .
T : 26
Kc : 0,84 25,9 + 8)}
ETo = 0,1 {8,5 (0,46 . 26 = 16,92
+ 8)}
ETc = 9,47

 Perhitungan Evapotranspirasi potensial dan Evapotranspirasi koeefisien


padi varietas
1. Bulan September T : 27,4
Data yang diketahui : Kc : 0,81
ETo = 0,1 {9 (0,46 . 27,4
C :0,1
+ 8)}
P : 8,8 = 18,54
T : 26,1 ETc = 15,01
3. Bulan November
Kc : 0,27
Data yang diketahui :
ETo = 0,1 {8,8(0,46 .
C : 0,1
26,1 + 8)} P:8
= 17,6 Kc : 28,2
T : 0,72
ETc = 4,75
ETo = 0,1 {9 (0,46 . 28,2
2. Bulan Oktober + 8)}
Data yang diketahui : = 16,77
C : 0,1 ETc = 12,07
P:9
 Perhitungan Evapotranspirasi potensial dan Evapotranspirasi koeefisien
pada Bawang Merah.
1. Bulan Juni Kc : 1,1
Data yang diketahui : ETo = 0,1 {8,5 (0,46 . 26
C : 0,1 + 8)}
P : 8,6 = 16,96
T : 26 ETc = 18,35
Kc : 0,6 3. Bulan Agustus
ETo = 0,1 {8,6 (0,46 . 26 Data yang diketahui :
+ 8)} C : 0,1
= 17,16 P : 8,5
ETc = 10,29 T : 25,9
2. Bulan Juli Kc : 0,9
Data yang diketahui : ETo = 0,1 {8,5 (0,46 .
C : 0,1 25,9 + 8)}
P : 8,5 = 16,92
T : 26 ETc = 15,22
PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
1. Curah Hujan Efektif (Re)
Curah hujan efektif ditentukan besarnya R80 yang merupakan curah
hujan yang besarnya dapat dilampaui sebanyak 80% atau dengan kata lain
dilampauinya 8 kali kejadian dari 10 kali kejadian. Dengan kata lain bahwa
besarnya curah hujan yang lebih kecil dari R80 mempunyai kemungkinan
hanya 20%.
Curah hujan efektif untuk padi adalah 70% dari curah hujan tengah
bulanan yang terlampaui 80% dari waktu periode tersebut. Untuk curah hujan
efektif untuk palawija ditentukan dengan periode bulanan (terpenuhi 50%)
dikaitkan dengan tabel ET tanaman rata-rata bulanan dan curah hujan rata-rata
bulanan (USDA (SCS),1696).
Sehingga dapatkan hasil curan hujan efektif pada table dibawah ini :
Re PADI Re Bawang Merah
BULAN R80
70 % R80 (mm/hari) 50 % R80 (mm/hari)
JANUARI 320,56 224,39 7,47 160,28 5,3
FEBRUARI 280,72 196,5 6,55 140,36 4,67
MARET 296,56 207,59 6,91 148,28 4,94
APRIL 251,44 176 5,86 125,72 4,19
MEI 145,04 101,52 3,3 72,52 30
JUNI 82,48 57,73 1,92 41,24 1,37
JULI 63,12 44,18 1,47 31,56 1,05
AGUSTUS 22,56 15,79 0,52 11,28 0,37
SEPTEMBER 99,68 69,77 2,32 44,84 1,66
OKTOBER 118,08 82,65 2,75 59,04 1,96
NOVEMBER 223,36 156,36 5,21 111,68 3,72
DESEMBER 332,48 232,73 7,75 166,24 5,54

2. NFR ( Kebutuhan air untuk tanaman di lahan tersier )

Rumus : NFR = Etc + P + WLR– Re


Keterangan :
 NFR : Kebutuhan air untuk tanaman di lahan tersier
(mm/hari)
 Etc : Penggunaan konsumtif (mm/hari)
 P : kehilangan air akibat perkolasi (mm/hari)
 Re : Curah hujan efektif (mm/hari)
 WLR : Penggantian lapisan air (mm/hari)
A. Perhitungan NFR pada tanaman padi varietas ciherang
1. Bulan Januari ETc : 19,36
Data yang diketahui : P:2
ETc : 14,61 WLR : 1,1
P:2
Re : 6,55
WLR : 1,1
NFR = 19,36 + 2 +
Re : 7,47
NFR = 14,61 + 2 + 1,1– 6,55
1,1– 7,47 = 15,91
= 10,24 3. Bulan Maret
2. Bulan Februari Data yang diketahui :
Data yang diketahui : ETc : 17,63
P:2 ETc : 18,36
Re : 6,91 P:2
WLR : 1,1 Re :5,86
WLR : 1,1
NFR = 17,63 + 2 +
NFR = 18,36 + 2 +
1,1– 6,91 1,1– 5,86
= 11,62 = 15,6
4. Bulan April
Data yang diketahui:

B. Perhitungan NFR pada tanaman padi varietas IR64


1. Bulan Mei 3. Bulan Juli
Data yang diketahui : ETc : 14,24
ETc : 15,93 P:2
P:2 Re : 1,47
Re : 3,3 WLR : 2
WLR : 2 NFR = 14,24 + 2 + 2 –
NFR = 15,93 + 2 + 2 – 1,47
3,3 = 16,77
= 16,63 4. Bulan Agustus
2. Bulan Juni ETc : 9,47
ETc : 15,1 P:2
P:2 Re : 0,52
Re : 1,92 WLR : 2
WLR : 2 NFR = 9,47 + 2 + 2–
NFR = 15,1 + 2 + 2 – 0,52
1,92 = 12,95
= 17,18

C. Perhitungan NFR pada tanaman bawang merah


1. Bulan Juni data yang diketahui :
Data yang diketahui : ETc : 18,35
P:2
ETc : 10,29
Re : 1,05
P:2 WLR : 2
Re : 1,37 NFR = 18,35 + 2 + 2 –
WLR : 2 1,05
NFR = 10,29 + 2 + 2 – = 21,3
1,37 3. Bulan Agustus
= 12,92 Data yang diketahui :
ETc : 15,22
2. Bulan Juli P:2
Re : 0,37 NFR = 15,22 + 2 + 2 –
WLR : 2 0,37
= 18,85
D. Perhitungan NFR pada tanaman padi varietas Mekongga
1. Bulan September Re : 1,96
ETc : 4,75 NFR = 15,01 + 2 + 1 –
P:2 1,96
WLR : 1 = 16,05
Re : 1,66 3. Bulan November
NFR = 4,75 + 2 + 1 –
ETc : 12,07
1,66 P:2
= 6,09
2. Bulan Oktober Re : 3,72
ETc : 15,01 WLR : 1
NFR = 12,07 + 2 + 1 –
P:2
3,72
WLR : 1 = 11,3

3. WDR (Kebutuhan air pada tanaman Padi (lt/dt))

NFR
WDR 
ef  8,64
Keterangan :
 NFR : Kebutuhan air untuk tanaman di lahan
tersier (mm/hari)
 WDR : Kebutuhan air pada tanaman Padi (lt/dt)
 Efisiensi : Efisiensi irigasi secara keseluruhan (%)
 8,64 adalah faktor konversi karena perubahan
satuan dari mm/hari menjadi lt/det.
A. Perhitungan WDR Musim tanam tanaman padi varietas ciherang
Data yang diketahui :
Rata rata NFR = 10,24 + 11,62 +15,91 + 15,6 /4
= 13,34
Effisiensi : 70 %
WDR = 13,34 / 70 %*8,64
= 2,20
B. Perhitungan WDR Musim tanam tanaman padi varietas IR64
Rata rata NFR = 16,63 +17,18 + 12,95 + 16,77 / 4

= 15,88
Effisirnsi : 70%
WDR = 15,88 / 70 %*8,64
= 2,62
C. Perhitungan WDR Musim tanam tanaman Bawang Merah
Rata rata NFR = 12,92 +21,3 + 18,85/3

= 17,69

Effisiensi : 70%
WDR = 17,69 / 70 %*8,64
= 2,92
D. Perhitungan WDR Musim tanam tanaman padi varietas Mekongga
Rata rata NFR = 6,09 +16,05 + 11,35 /3

= 11,16

Effisiensi : 70 %
WDR = 11,16 / 70 %*8,64
= 1,84

4. WRP (Kebutuhan Air pada Tanaman Palawija)

WRP  ETc  Re 
ef  8,64
a. Bulan Juni
WRP = ( 10,29 – 1,37 )/ 70 % * 8,64
= 0,011
b. Bulan Juli
WRP = ( 18,35 – 1,05 )/ 70 % * 8,64
= 0,021
c. Bulan Agustus
WRP = (15,22 – 0,37 )/ 70 % * 8,64
= 0,018
5. DEBIT AIR PINTU SALURAN TERSIER
DR = ( IR x A )/ef lt/dt
Keterangan :
IR : NFR/ef asumsi ef : 70 %
A : luas lahan

Rekapan kebutuhan air

No Petak Luas Fase NFR WDR IR DR


Tanam
1 30 1 10,24 1,69 14,6 6,25
2 15,91 2,63 22,7 9,72
3 11,62 1,92 16,6 7,11
4 15,6 2,57 22,2 9,51
2 30 1 10,24 1,69 14,6 6,25
2 15,91 2,63 22,7 9,72
3 11,62 1,92 16,6 7,11
4 15,6 2,57 22,2 9,25
Musim 3 50 1 10,24 1,69 1,69 1,20
Tanam 1 2 15,91 2,63 2,63 1,87
padi 3 11,62 1,92 1,92 1,37
varietas 4 15,6 2,57 2,57 0,18
Ciherang
4 40 1 10,24 1,69 1,69 0,96
2 15,91 2,63 2,63 1,50
3 11,62 1,92 1,92 1,09
4 15,6 2,57 2,57 1,46
5 60 1 10,24 1,69 1,69 1,44
2 15,91 2,63 2,63 2,25
3 11,62 1,92 1,92 1,64
4 15,6 2,57 2,57 2,20

Luas
NO Petak Fase NFR WDR IR DR
Tanam
1 16,63 2,74 2,74 1,17
2 16,77 2,77 2,77 1,18
1 30
3 17,18 2,84 2,84 1,21
4 12,95 2,14 2,14 0,91
1 16,63 2,74 2,74 1,17
Musim
2 16,77 2,77 2,77 1,18
tanam 2 2 30
3 17,18 2,84 2,84 1,21
tanaman
4 12,95 2,14 2,14 0,91
padi varietas
1 16,63 2,74 2,74 1,95
IR64
2 16,77 2,77 2,77 1,97
3 50
3 17,18 2,84 2,84 2,20
4 12,95 2,14 2,14 1,52
1 16,63 2,74 2,74 1,56
4 40
2 16,77 2,77 2,77 1,58
3 17,18 2,84 2,84 1,62
4 12,95 2,14 2,14 1,22
1 16,63 2,74 2,74 2,34
2 16,77 2,77 2,77 2,37
5 60
3 17,18 2,84 2,84 2,43
4 12,95 2,14 2,14 1,83

Luas
No Petak Fase NFR WRP IR DR
Tanam
1 12,92 0,011 18,45 5,27
1 20 2 21,3 0,021 30,4 8,68
3 18,5 0,018 26,4 7,54
1 12,92 0,011 18,45 6,58
2 25 2 21,3 0,021 30,4 10,58
3 18,5 0,018 26,4 9,42
Musim 2 1 12,92 0,011 18,45 7,90
bawang 3 30 2 21,3 0,021 30,4 13,02
merah 3 18,5 0,018 26,4 11,31
1 12,92 0,011 18,45 6,58
4 25 2 21,3 0,021 30,4 10,58
3 18,5 0,018 26,4 9,42
1 12,92 0,011 18,45 10,54
5 40 2 21,3 0,021 30,4 17,37
3 18,5 0,018 26,4 15,08

Luas
No Petak Fase NFR WDR IR DR
Tanam
1 16,09
2,66 22,9 3,27
2 16,05
1 10 2,65 22,92 3,27
3 11,35
1,87 16,2 3,31
4 -
1 16,09
2,66 22,9 1,63
2 16,05
2 5 2,65 22,92 1,63
3 11,35
1,87 16,2 1,15
4 -
Musim
1 16,09
tanam 3 2,66 22,9 6,54
2 16,05
padi 3 20 2,65 22,92 6,54
3 11,35
varietas 1,87 16,2 4,62
4 -
makangga
1 16,09
2,66 22,9 4,90
2 16,05
4 15 2,65 22,92 4,91
3 11,35
1,87 16,2 3,47
4 -
1 16,09
2,66 22,9 6,54
2 16,05
5 20 2,65 22,92 6,54
3 11,35
1,87 16,2 4,62
4 -
Rincian Luas area yg akan ditanami (ha) :

Musim Musim Musim Musim Ef (%)


Tanam I Tanam II Tanam II Tanam III WDR &
DR
Padi Padi Padi Bawang
Petak Ciherang IR 64 Mekongga Merah
1 30 30 10 20

2 30 30 5 25

3 50 50 20 30

4 40 40 15 25

5 60 60 20 40
DAFTAR PUSTAKA

Admad sulaiman. 2017. mengenal varietas padi IR 64.


https://nusantaranews.co/mengenal-varietas-padi-ir64/ diakses 10
desember 2019.

BPS Kabupaten Badung, 2015

BPS Kabupaten Badung, 2017

Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman: Jilid 1. Departemen Pendidikan


Nasiaonal. Buku Sekolah Elektronik. Jakarta

Hasanah, I. 2007. Bercocok Tanam Padi. Azka Mulia Media. Jakarta. 68 hal.

Herawati, W. D. 2012. Budidaya Padi. Javalitera. Jogjakarta. 100 hal.

I NYOMAN HITAKARANA. 2017. STUDI STIMULASI PERTUMBUHAN KECAMBAH


PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS MEKONGGA DENGAN
EKSTRAK AIR DAUN CEMARA LAUT (Casuarina equisetifoliaL.).
http://digilib.unila.ac.id/27488/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMB
AHASAN.pdf. Diakses pada 11 desember 2019

BPS. 2010. Kode dan Data Wilayah Administrasi di Kabupaten Badung Tahun 2010

Purnomo, J. 2013. Pemupukan Fosfat dan Kalium Tanah Sawah Provinsi Sumatera Utara.
Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian

Rahayu. 2004. Bawang Merah. Penebar Swadaya: Jakarta

Rahmat.1995. Bawang Merah Budidaya Pengolahan Pasca Panen. Kanisius :

Tjitrosoepomo, G., 2002, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), 152, Gadjah Mada


University Press, Yogyakarta.

Yanto. 2019. Tanaman Bawang Merah. https://tanahkaya.com/tanaman-bawang-


merah/. Diakses tanggal 10 Desember 2019 Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai