Anda di halaman 1dari 9

Annisa Novianti Samin (1110423019)

Dwiyuda Putri (1110422031)


Fikriya Rahma(1110423043)
Inelvi yulia (1110422005)

ISOLASI MIKROBA UDARA DAN MIKROBA TANAH

I. Prinsip
Isolasi mikroba udara dengan menggunakan medium PDA dan NA yang merupakan
media untuk pembiakan organisme. Media dapat dianggap sebagai kumpulan zat organik
maupum zat anorganik yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri maupun jamur
dengan syarat-syarat tertentu, seperti tingkat keasaman, pH, suhu dan sterilisasi.

II. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari teknik-teknik isolasi bakteri dan
menumbuhkannya dalam medium yang sesuai, untuk mengetahui teknik pemindahan
biakan mikroba dari wadah satu ke wadah yang lain sehingga tidak bercampur dengan
bakteri lain.

III. Metode Praktikum


3.1 Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 19 dan 26 September 2013, di
Laboratorium Mirobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Andalas.

3.2 Alat Dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum adalah Alat yang digunakan adalah
sebagai berikut: petridis, timbangan, bunsen, tabung reaksi, pipet tetes, jarum
Erlenmeyer, hot plate dan sprayer. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel
udara bersih dan udara kotor, sampel tanah tandus dan tanah subur dan alkohol.

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Isolasi mikroba udara
Medium PDA dan NA masing-masingnya dimasukkan dalam petridish yang sudah
disterilkan.Ditunggu beberapa menit hingga medium menjadi padat. Petridish yang
Annisa Novianti Samin (1110423019)
Dwiyuda Putri (1110422031)
Fikriya Rahma(1110423043)
Inelvi yulia (1110422005)

sudah berisi medium diletakkan pada dua tempat dengan kondisi udara bersih seperti di
laboratorium dan udara kotor seperti di toilet, tempat sampah, atau diluar ruangan.
Kemudian petridish yang berisi medium dibiarkan terbuka selama 10 menit, setelah itu
ditutup kembali dan dibungkus dengan kertas steril. Selanjutnya diinkubasi selama 2
hari di laboratorium. Setelah diinkubasi akan terbentuk koloni bakteri dan jamur.
Diamati koloni yang terbentuk dan catat bentuk koloni, pinggir koloni, warnanya,
kenaikan permukaannya dan dihitung jumlahnya serta didokumentasikan hasil
pengamatan.

3.3.2 Isolasi mikroba tanah


Diambil dua sampel tanah yaitu tanah tandus dan tanah subur. Kemudian diambil
masing-masing 1 gr sampel tanah, dimasukkan ke dalam tabung reaksi hingga volume
menjadi 10 ml aquadest, dihomogenkan (pengenceran 10-1). Diambil 1 ml cairan hasil
dari pengenceran tersebut, dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml
aquadest, dihomogenkan (pengenceran 10-2). Diambil lagi 1 ml dari pengenceran 10-2,
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml aquadest, dihomogenkan
(pengenceran 10-3). Diambil 1 ml dari pengenceran tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam 9 ml aquadest, dihomogenkan (pengenceran 10-4). Diambil 1 ml dari
pengenceran 10-4 dimasukkan ke dalam 9 ml aquadest, dihomogenkan (pengenceran 10-
5
) sehingga didapatkan sampel dengan volume 10 ml. Setelah dilakukan pengenceran
sampai 10-5 maka, langkah selanjutnya 1 ml sampel pengenceran dari 10-3, 10-4, dan 10-5
dituangkan ke dalam petridish berisi medium PDA dan NA baik secara spread plate
ataupun pour plate. Dilakukan diinkubasi selama 2 hari.

IV. Hasil Dan Pembahasan


4.1 Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut :
4.1.1 Isolasi Jamur
Annisa Novianti Samin (1110423019)
Dwiyuda Putri (1110422031)
Fikriya Rahma(1110423043)
Inelvi yulia (1110422005)

Tabel 1. Isolasi Mikroba Tanah


Medium Sampel Pengenceran Keterangan
10-3 10-4 10-5 10-6 10-7
NA Tanah subur - - 126 102 82 Bakteri
Tanah tandus 225 6 5 - - Bakteri
PDA Tanah subur - - 41 - 1 Bakteri
Tanah tandus 2 2 23 - - Bakteri

Tabel 2. Isolasi Mikroba Udara


Medium Sampel Keterangan
NA Udara bersih Jamur 3 dan bakteri 3
Udara kotor Bakteri 7 dan khamir 18
PDA Udara bersih Jamur 2 dan bakteri 0
Udara kotor Jamur 1 dan bakteri 5

Tabel 3. Isolasi mikorba tanah tandus dan udara kotor


Pengenceran Jamur Bakteri Khamir
NA PDA NA PDA NA PDA
10-3 6 1 225 2 - -
10-4 11 1 6 2 - -
10-5 19 - 5 23 - -
Udara - 3 7 5 18 -

Tabel 4. Isolasi mikorba tanah subur dan udara bersih


Jamur Bakteri Khamir
Pengenceran
NA PDA NA PDA NA PDA
10-5 - - 126 41 - -
10-6 1 - 102 - 1 -
10-7 1 2 82 1 - -
Udara 3 2 3 - - -

Pada praktikum isolasi mikroba tanah dan udara digunakan yaitu medium PDA dan NA.
Medium PDA dan NA adalah medium umum digunakan akan tetapi medium PDA lebih
cocok sebagai tempat tumbuh dan berkembang biaknya jamur dan khamir. Hal ini
disebabkan karena substrat yang terdapat pada medium PDA mendukung pertumbuhan
dan perkembang biakan jamur dan khamir. Sedangkan medium NA adalah medium
untuk menumbuh dan mengembangbiakan bakteri. Bakteri dan jamur yang tumbuh pada
medium dapat dibedakan secara makroskopik, yaitu untuk jamur ditandai dengan
Annisa Novianti Samin (1110423019)
Dwiyuda Putri (1110422031)
Fikriya Rahma(1110423043)
Inelvi yulia (1110422005)

terlihatnya koloni yang besar dengan hifa/ miselium yang banyak dan untuk bakteri
ditandai dengan koloni yang kecil bahkan seperti titik saja, dengan permukaan koloni
yang licin dan mengkilat. Pengenceran dilakukan sebanyak lima kali, pengenceran yang
diambil adalah pengenceran ke 3, 4, dan 5 untuk tanah tandus dan pengenceran 5,6, dan
7 untuk tanah subur.
Setelah 3 hari medium diinkubasi, maka terlihat mikroba-mikroba pada setiap
medium dengan bentuk koloni yang berbeda-beda. Pada tabel diatas terlihat bahwa lebih
banyak bakteri yang tumbuh pada medium PDA seharusnya yang lebih banyak tumbuh
adalah jamur, karena PDA mengandung subtansi-subtansi yang dibutuhkan oleh jamur
dalam perkembangannya yaitu potato, dektrosa dan agar. Hal ini dapat disebabkan
karena proses sterilisasi yang kurang sempuna dan mungkin medianya terlalu lembab,
sehingga bakteri lebih dominan muncul pada medium PDA. Jumlah jamur yang
ditemukan pada tanah tandus dan subur jumlahnya tidak jauh berbeda hanya saja jumlah
bakteri yang terdapat pada tanah subur lebih banyak daripada tanah tandus. Pada udara
kotor medium PDA dan NA jumlah mikroba yang ditemukan lebih banyak daripada
udara bersih.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikoorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul
kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat
dilakukan isolat mikroorgnisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi
media pertumbuhannya (Sudaryanto, 1998).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada satu subtrat yang
disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan
kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat
sederhana yang hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organik
seperti gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya memerlukan suatu medium yang
Annisa Novianti Samin (1110423019)
Dwiyuda Putri (1110422031)
Fikriya Rahma(1110423043)
Inelvi yulia (1110422005)

sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks
lainnya (Volk dan Wheeler, 1993).
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari
mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis. Prinsip
dari isolasi mikroba adalah memisahkan suatu jenis mikroba dengan mikroba lainnya
yang berasal mikroba. Hali ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media
padat sel-sel mikroba akan membuat suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya
(Sutedjo, 1996).
Mikroba diinkubasi lagi selama satu minggu maka didapatkan mikroba dengan
ukuran koloni yang lebih besar dan dapat langsung teramati warna hifa, bentuk dan
jumlah koloni, dan miseliumnya. Untuk kultur murni maka jamur yang diambil adalah
jamur yang paling bagus. Jamur yang diambil berwarna putih susu dengan miselium
yang banyak (dapat terlihat pada gambar dibawah ini ). Setelah satu minggu pembiakkan
pada medium PDA maka jamur yang dibiakkan tadi telah berkembangbiak dengan baik
seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar a. Jamur yang akan dibiakkan Gambar b. Jamur setelah dibiakkan


Annisa Novianti Samin (1110423019)
Dwiyuda Putri (1110422031)
Fikriya Rahma(1110423043)
Inelvi yulia (1110422005)

Gambar c. Jamur setelah dibiakkan (mikroba tanah subur)

4.2 Isolasi Bakteri


Dari praktikum isolasi bakteri, didapatkan hasil sebagai berikut:
Kuadran Keterangan
I 1 koloni bakteri besar
II 68 bakteri
III 2 bakteri
IV 5 bakteri
Sumber data: kelompok VI genap

Gambar 3. Isolasi mikroba udara


Sumber: kelompok VI genap

Dari praktikum yang telah dilakukan isolasi bakteri didapatkan hasil seperti pada tabel.
Pada isolasi bakteri di gunakan teknik streak plate atau teknik gores, dengan medium
NA. Dari gambar terlihat jelas kuadran, dimana pada masing-masing kuadran terdapat
Annisa Novianti Samin (1110423019)
Dwiyuda Putri (1110422031)
Fikriya Rahma(1110423043)
Inelvi yulia (1110422005)

bakteri yang berkoloni. Pada kuadran pertama terdapat koloni yang sangat besar
kemudian pada kuadran II terdapat 68 koloni bakteri dan yang paling sedikit terdapat
pada kuadran ke III terdapat dua bakteri dan ke IV terdapat lima bakteri, hal ini terjadi
mungkin karena kurang hati-hati dalam penggoresan sehingga penggoresan yang kurang
maksimal.
Metoda streak plate merupakan suatu metoda yang digunakan untuk pembiakan
bakteri dengan cara penggoresan pada medium. Metoda ini hasil akhirnya berupa
kumpulan sel-sel yang semakin jarang pada ujung streak sehingga dapat diambil bakteri
pada jumlah seluler (satu sel). Selain itu bakteri yang didapat seharusnya merupakan
bakteri yang memang ingin dibiakkan di kultur tersebut dengan kata lain bukan bakteri
kontaminan, sebab yang diambil/dicuplik adalah koloni bakteri yang berada di atas
streak yang dibuat dan bukan di luar streak. Kelebihan metode ini adalah dapat segera
diketahui adanya kontaminasi. Sedangkan kekurangannya metode ini sulit dilakukan dan
hanya dapat digunakan untuk menumbuhkan bakteri aerob saja (Burrow, 1959).
Isolasi mikroorganisme merupakan proses pengambilan mikroorganisme dari
lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium.
Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan menginokulasikan sejumlah
kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat menyusung kehidupan bakteri
(Sarles, 1956). Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur
murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal
(Pelczar, 1986).
Kontaminasi dalam praktikum isolasi dan pemurnian mikroba dapat mungkin
terjadi jika kondisi dari alat, bahan maupun praktikan tidak steril. Oleh karena itu dalam
setiap prosedur kerja, baik saat pengenceran ataupun saat menyebar mikroba ke dalam
medium perlu kehati-hatian agar tidak terjadi kontaminasi yang dapat merusak hasil
percobaan ( Buckle, 1987).
Annisa Novianti Samin (1110423019)
Dwiyuda Putri (1110422031)
Fikriya Rahma(1110423043)
Inelvi yulia (1110422005)

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Dalam pengamatan isolasi bakteri, bakteri paling banyak terdapat pada daerah
kuadran I dan II.
b. Dalam pengamatan isolasi jamur, baik pada tanah subur maupun pada tanah tandus
pada medium NA dan PDA yang paling banyak ditemukan adalah pertumbuhan
bakteri.
c. Dalam pengamatan isolasi mikroba udara, pada medium NA ditemukan 3 jamur dan
bakteri, sedangkan pada udara kotor ditemukan bakteri dan khamir.
d. Dalam pengamatan isolasi mikroba udara, pada medium PDA hanya ditemukan
jamur dan bakteri.

5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan agar praktikan lebih teliti dan hati-hati dalam
melakukan percobaan, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Selain
itu praktikan juga hendaknya lebih memahami materi yang akan dipraktikumkan terlebih
dahulu.
Annisa Novianti Samin (1110423019)
Dwiyuda Putri (1110422031)
Fikriya Rahma(1110423043)
Inelvi yulia (1110422005)

DAFTAR PUSTAKA

Buckle, K.A. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta.

Burrow, W. and W.B. Saunders 1959. Textbook of Microbiology. Company.


Philadelphia, pp.150.

Pelczar, M. 1986. Dasar- Dasar Mikrobiolgi. Universitas Indonesia. Jakarta.

Sarles W.B, W.C Frazier, J.B. Wilson, and S.G. Knight, 1956. Microbiology.
Harper&Brother. New York, pp.65,128-137.

Sudaryanto. 1998. Mikrobiologi Dasar. Gramedia. Jakarta.

Sutedjio. 1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.

Volk and Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Edisi lima Jilid I. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai