Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM REPRODUKSI TERNAK

SPERMATOGENESIS

Disusun oleh:

Nurjanah Puspita Sari (24032118016)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GARUT

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, bahwasanya atas
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan praktikum reproduksi
ternak “Spermatogenesis” ini. Ucapan terimakasih selalu saya haturkan kepada
kedua orangtua yang senantiasa mendidik dan membesarkan dengan penuh kasih
sayang.

Laporan ini merupakan pemaparan mengenai bagaiamana cara pengamatan


spermatogenesis pada sapi. Yang tentunya sangat berguna dipelajari untuk
menunjang ilmu peternakan. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas paktikum mata kuliah Reproduksi Ternak.

Saya pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, kritik dan saran
membangun sangat diperlukan untuk perbaikan penulisan kedepannya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi saya pribadi dan umumnya bagi
kita semua.

Garut, 25 Januari 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reproduksi merupakan kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan


keturunan. Bagi makhluk hidup tujuan reproduksinya adalah agar suatu jenis
makhluk hidup tidak mengalami kepunahan. Sama seperti makhluk hidup
lahnnya, manusia berepeproduksi secara seksual. Reproduksi secara seksual
melibatkan kelenjar dan saluran kelamin. Interaksi antara organ reproduksi,
kelenjar, dan saluran kelamin merupakan proses yang terjadi di dalam sistem
reproduksi.
Fertilisasi merupakan penyatuan sperma dengan ovum.Dalam system
reproduksi, jantan memiliki organ genetalia primer yang berfungsi
memproduksi spermatozoa, yang di sebut testis. Spermatozoa di produksi oleh
testis. Proses pembentukan spermatozoa oleh testis di sebut spermatogenesis.
Spermatozoa adalah unit penting yang berperan dalam system reproduksi gar
dapat menghasilkan keturunan (Isnaeni, 2006).
Spermatozoa adalah sel gamet jantan yang merupakan sel yang sangat
terdeferensiasi, satu-satunya sel yang memilki jumlah sitoplasma yang terperas
dan nyaris habis. Strukturnya sangat khusus untuk mengakomodasikan
fungsinya. Fungsi spermatozoa ada dua, yaitu mengantarkan material genetis
jantan ke betina dan fungsi kedua adalah mengaktifkan program
perkembangan telur (Mitchell, 2005).
Dari perhitungan konsentrasi spermatozoa dapat diketahui konsentrasi
sperma tersebut tergolong dalam konsentrasi normal atau tidak. Pemeriksaan
morfologi spermatozoa ditujukan untuk melihat bentuk-bentuk spermatozoa
yang didasarkan atas bentuk kepala dari spermatozoa. Seperti diketahui
spermatozoa mempunyai beberapa macam bentuk. Dengan diadakannya
praktikum ini diharapkan kita bisa mengetahui bagaimana morfologi sperma
dan bagaimana proses spermatogenesis.
1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang dibahas dalam praktikum ini adalah bagaimana mahasiswa


mengetahui bagaimana morfologi sperma dan membedakan sperma normal dan
abnormal .

1.3 Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui dan mampu menjelaskan
dan mengetahui bagaimana bentuk sperma serta membedakan sperma normal dan
abnormal .
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Sperma

Sperma merupakan sel yang terdiri dari kepala dan ekor. pada spermatozoa
mencit , kepala membentuk struktur seperti bulan sabit (falciform). bagian ekor
merupakan bagian paling panjang pada spermatozoa, terdiri dari bagian leher,
bagian tengah dan bagian utama, juga terdapat bagian paling ujung. Bentuk
sperma pada sapi adalah Kepala pearshaped (pyriform). Bentuk kepala
pearshaped atau pyriform menyerupai buah pear atau dayung, di mana daerah
akrosom (anterior) tampak penuh berisi kromatin atau membesar, sedangkan
postacrosom sempit sedikit memanjang dengan batas yang jelas antara daerah
anterior dan posterior Secara umum sperma memiliki bagian dan struktur yang
sama. Pada sperma manusia kepala berbentuk lebih oval dan agak runcing
sedangkan sperma mencit berbentuk seperti pengait.

Gambar 1 Sperma sapi Gambar 2. Sperma Mencit Gambar 3. Sperma manusia

(McGowan M, dkk. 2013.)


Spermatozoa yang normal harus memiliki kepala bulat lonjong (oval),
leher, dan ekor tunggal sedangkan Bentuk sperma yang abnormal adalah: Makro :
25 % >kepala normal, Mikro : 25 % < kepala normal.Taper: kurus, lebar kepala ½
dari yang normal, tidak jelas batas akrosom, memberi gambaran cerutu. Piri:
memberi gambaran ”tetesan air mata” (Geneser 1994).
2.2 Macam – macam Morfologi Sperma
2.2.1 Morfologi spermatozoa :
 Spermatozoa Normal : Spermatozoa yang kepalanya berbentuk oval,
reguler, dengan bagian tengah utuh dan mempunyai ekor tak melingkar
dengan panjang 45 um.
 Spermatozoa Abnormal : Spermatozoa disebut abnormal bilamana terdapat
satu atau lebih dari bagian spermatozoa yang abnormal. Jadi meskipun
kepala spermatozoa oval, tetapi kalau bagian tengah menebal, maka
dikatakan abnormal.
2.2.2 Abnormalitas kepala :
 Kepala oval besar : Spermatozoa normal dengan ukuran kepala lebih besar
dari normal. Panjang kepala >5µ dan lebar >3 µ
 Kepala oval kecil : Spermatozoa normal dengan ukuran kepala lebih kecil
dari normal. Panjang kepala <3>2 µ.
 Kepala pipih (tapering head = lepto) : Kepala spermatozoa berbentuk
seperti cerutu dengan kedua sisinya sejajar, bentuk ramping dan agak
panjang, akrosomnya dapat berujung lancip atau tidak.
 Kepala berbentuk pir (piriform head) : Kepalanya nyata atau bahkan lebih
menyolok berbentuk sebagai tetesan air, bagian runcing berhubungan
dengan bagian tengah.
 Kepala dua (duplicated head) : Spermatozoa dengan memiliki dua kepala.
 Kepala berbentuk amorfous (terato) : Bentuk kepala yang tak menentu
atau sangat besar dengan struktur yang aneh.
2.2.3 Abnormalitas bagian tengah
 Bagian tengah tebal
 Bagian tengah patah
 Tak mempunyai bagian tengah
2.2.4 Abnormalitas ekor
 Ekor sangat melingkar
 Ekor patah yang meninggalkan sisa ekor.
 Ekor lebih dari satu
 Ekor sebagai tali terpilin

Gambar 4. Macam-macam morfologi sperma

(Wibisono. H, 2006)

2.3 Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan dari bakal sel kelamin jantan
menjadi sperma yang masak. Spermatogenesis terjadi di tubulus
seminiferus dan diatur oleh hormon gonadotropin dan testosteron.
Tahapan spermatogenesis dimulai dengan pembelahan
spermatogonium menjadi spermatosit primer (pembelahan mitosis),
tahap berikutnya spermatosit primer menjadi spermatosit sekunder
tahapan ini disebut pembelahan meiosis I, selanjutnya spermatosit
sekunder menjadi spermatid yang selanjutnya disebut pembelahan
meiosis II, spermatid kemudian berkembang menjadi spermatozoa.
Frandson (1995) menyatakan bahwa spermatogenesis
meliputi serangkaian tahapan dalam pembentukan spermatozoa, yaitu
spermatogonia dimana sel membelah secara mitosis yang menghasilkan
sel-sel akan berjumlah kromosom sama dengan induk. Spermatosit
primer adalah hasil pembelahan spermatogonia yang membelah secara
meiosis menjadi spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder
berkembang menjadi spermatid dan berkembang menjadi sperma.

2.3.1 Spermatocytogenesis
Tahap spermatocytogenesis ini juga dinamakan sebagai tahap poliferasi sel
atau perbanyakan sel. Spermatogonia selanjutnya akan mengalami peristiwa
mitosis berkali-kali sehingga berubah menjadi spermatogonia yang siap
mengalami proses meiosis. Spermatogonia asal yang mengalami peristiwa
poliferasi ini disebut sebagai spermatogonium tipe A dan sebagai hasil poliferasi
tersebut spermatogonium tipe B. Spermatogonium tipe A mempunyai ciri-ciri
berinti lonjong dan nukleus terletak dipinggir. Spermatogonium tipe B ini
memiliki inti yang berbentuk bundar dan nukleus terletak ditengah.
Spermatogonium tipe B bermitosis lagi menjadi spermatosit 1(Nurhayati,2004).
 Meiosis
Spermatosit 1 selanjutnya bergerak menjauhi daerah lamina
basalis, jumlah sitoplasma menjadi semakin banyak. Selanjutnya
spermatosit 1 ini segera mengalami proses meiosis. Pada proses meiosis 1
spermatosit 1 akan menempuh fase leptoten, zigoten, pakiten, diploten,
dan diakinesis dari profase lalu metafase, anafase, dan telofase. Proses
sitokinesis pada tahap meiosis 1 dan tahap meiosis II tidak membagi sel
benih lengkap terpisah, akan tetapi masih berhubungan dengan sesamanya
lewat suatu jembatan, yang disebut sebagai intercellular bridge. Lewat
jembatan ini komunikasi sel bertetangga dapat
berlangsung(Nurhayati,2004).
 Spermatozoa
Sel spermatozoon terdiri dari bagian kepala (yang tersusun
akrosom yang terletak dibagian ujung dan tersusun atas satu set kromosom
yang bersifat haploid yang kompak,inaktif, dan statis), bagian leher yang
tersusun oleh mitokondria dan sentriol tunggal, serta bagian ekor. Bagian
kepala berfungsi sebagai penerobos jalan masuk menuju ke ovum, dan
membawa bahan genetik yang diwariskan. Bagian ekor spermatozoon
berfungsi untuk pergerakan spermatozoon menuju ke tempat pembuahan
dan untuk mendorong kepala menerobos selaput ovum (Nurhayati,2004).
Didalam kepala terdapat inti akrosom. Inti mengandung bahan
genetis sedangkan akrosom mengandung berbagai enzim lisis
(Nurhayati,2004). Bagian leher merupakan penghubung kepala dan ekor.
Bagan tengah midlepiece memiliki teras yang dinamakan axonem.
Midlepiece terdiri dari 9 duplet mikrotubul radial dan 2 singlet mikrotubul
sentral. Dibagian luar axonem mitokondria bersambung-sambung dalam
susunan spiral dan rapat, membentuk selubung axonem bersama dense
fiber. Bagian ekor berporoskan pada flagellum, memiliki rangka dasar
yang disebut axonem (Nurhayati,2004).
BAB III

ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Alat

1. Mikroskop
2. Gelas Objek
3. Straw

3.2 Bahan

1. Semen beku sapi


2. NaCl Fisiologis
3. Aquades

3.3 Prosedur Kerja

Metode pada praktikum ilmu reproduksi ternak materi sel gamet jantan
dengan menyiapkan alat berupa aquades untuk men-thawing, mengambil straw
dari kontainer berisi nitrogen cair, kemudian memasukkaanya kedalam akuades
selama 30 detik. Memotong ujung straw pada satu sisi kemudian
mengarahkannya pada object glass dan memotong ujung satunya, kemudian
menutup object glass dan mengamatinya di bawah mikroskop. Menyebutkan dan
menjelaskan bagian serta fungsi-fungsinya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan

Pada pengamatan sperma sapi diperoleh bahwa morfologi


sperma terdiri atas kepala, leher dan ekor. Sama seperti sperma
manusia, hanya saja terjadi perbedaan bentuk pada kepala sperma sapi.
Pada ujung kepalanya (akrosom) terjadi pelebaran sehingga terlihat
lebih besar dari pada bagian yang mendekati middle piece.

Berdasarkan hasil praktikum Ilmu Reproduksi Ternak dapat


diketahui bahwa spermatogenesis adalah suatu proses pembentukan
sperma yang terjadi di tubulus seminiferus. Toliehere (1979)
menyatakan bahwa spermatozoa dibentuk di dalam testes, melalui
proses yag disebut spermatogenesis, tetapi mengalami pematangan
lebih lanjut di dalam epididimis dimana sperma disimpan sampai
ejakulasi.

Tahapan spermatogenesis dimulai dengan pembelahan


spermatogonium menjadi spermatosit primer (pembelahan mitosis),
tahap berikutnya spermatosit primer menjadi spermatosit sekunder
tahapan ini disebut pembelahan meiosis I, selanjutnya spermatosit
sekunder menjadi spermatid yang selanjutnya disebut pembelahan
meiosis II, spermatid kemudian berkembang menjadi spermatozoa.

Frandson (1995) menyatakan bahwa spermatogenesis


meliputi serangkaian tahapan dalam pembentukan spermatozoa, yaitu
spermatogonia dimana sel membelah secara mitosis yang menghasilkan
sel-sel akan berjumlah kromosom sama dengan induk. Spermatosit
primer adalah hasil pembelahan spermatogonia yang membelah secara
meiosis menjadi spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder
berkembang menjadi spermatid dan berkembang menjadi sperma.
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

1. Spermatogenesis adalah perkembangan dari bakal sel kelamin


jantan menjadi sperma yang masak. Spermatogenesis terjadi di
tubulus seminiferus dan diatur oleh hormon gonadotropin dan
testosteron.
2. Tahapan spermatogenesis dimulai dengan pembelahan
spermatogonium menjadi spermatosit primer (pembelahan
mitosis), tahap berikutnya spermatosit primer menjadi
spermatosit sekunder tahapan ini disebut pembelahan meiosis I,
selanjutnya spermatosit sekunder menjadi spermatid yang
selanjutnya disebut pembelahan meiosis II, spermatid kemudian
berkembang menjadi spermatozoa.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/36179321/Laporan_Praktikum_Spermatogenesis_dan_
Sperma_Ternak

https://www.academia.edu/8577229/LAPRAK_Pengamatan_Sperma_Hewan_5

https://www.academia.edu/11400459/Laporan_sperma_FFFIX

https://www.scribd.com/doc/307161752/Laporan-Resmi-Praktikum-Sperma

Anda mungkin juga menyukai