I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan fieldtrip Dasar Perlindungan Tanaman (DPT)
yang dilaksanakan di Sumberbrantas, Cangar, Kec. Bumiaji, Kota Batu Malang
yaitu untuk mengetahui dan memahami tentang komoditas kentang (Solanum
tuberosum L.) secara aspek hama maupun penyakit. Selain itu, untuk
meningkatkan pemahaman materi yang didapatkan dan membandingkan teori
dengan praktik yang terjadi di lapangan.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diberikan pada kegiatan fieldtrip ini untuk mengetahui dan
memahami komoditas tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) dalam aspek
hama dan penyakit, mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai materi
hama dan penyakit sekaligus materi informasi mengenai komoditas kentang itu
sendiri, serta dapat membandingkan dari teori dalam kelas dan praktik langsung
yang terjadi di lapangan.
3
dan sangat kecil. Sebagian akar-akarnya akan berubah menjadi bakal umbi
(stolon).
d) Umbi
Bentuk umbi pada tanaman kentang yaitu bulat padat dimana bentuknya
sangat berkaitan dengan umbi. Umbi terbentuk dari cabang samping diantara
akar-akar. Umbi sendiri memiliki fungsi menyimpan karbohidrat,protein, dan
lemak.
Ulat jengkal memiliki sifat polifag, yang artinya ulat jengkal tidak hanya
menyerang tanaman kentang tapi juga menyerang tanaman pertanian dan
tanaman perkebunan. Ada beberapa tanaman lain juga yang diserang seperti bibit
Kranji, tanaman jarak pagar, tanaman trembesi, tanaman sengon, tanaman adas,
tanaman kakao, tanaman teh, dan tanaman murbai (Hidayah,2017).
hortikultura seperti wortel, kentang, sawi. Lahan kentang yang ditanam para petani
memiliki pola tanam monokultur yaitu menanam tanaman dengan jenis yang sama.
3.3.2 Komoditas
Lahan kentang yang ada di Desa Sumberbrantas menggunakan sistem
rotasi tanaman. Rotasi tanaman merupakan sistem budidaya tanaman yang
memanfaatkan satu lahan untuk ditanami berbagai tanaman secara bergiliran
(Harahap et al., 2022). Pada lahan di Desa Sumberbrantas rotasi tanaman
dilakukan tiga kali dalam setahun, tanaman yang ditanam berganti dari sawi,
kentang, dan wortel. Menggilir atau merotasi tanaman dengan jenis yang tidak
memiliki hama sama, dapat memutus siklus hidup dari hama tersebut karena pada
musim berikutnya hama tidak mendapat makanan dan akan mati kelaparan.
100%, sehingga dapat mengakibatkan kerugian yang nyata bagi para petani
kentang. (Purwantisari et al., 2016)
Berdasarkan hasil fieldtrip, didapatkan dua penyakit penting pada tanaman
kentang, yaitu hawar daun dan bercak hitam. Penyakit hawar daun ini disebabkan
oleh jamur Phytophthora infestans (Mont.) de Bary. Phytophthora
infestans (Mont.) de Bary merupakan patogen yang tergolong kelas Oomycetes,
ordo Peronosporales dan family Pythiaceae. Phytophthora infestans (Mont.) de
Bary dikenal sebagai patogen yang menyerang tanaman kentang. Penyakit hawar
daun sangat merusakdan sulit dikendalikan, karena P. infestans merupakan jamur
patogen yang memiliki tingkat patogenisitas beragam.
Gejala pertama yang terlihat dari penyakit hawar daun di lapang adalah
terdapatnya bercak luka nekrotis pada tepi daun dengan bentuk yang tidak
beraturan yang berwarna gelap/ hitam kecoklatan. Gejala selanjutnya, bercak
nekrotis akan meluas pada seluruh daun, tangkai daun dan seluruh tanaman
apabila keadaan lingkungan (suhu yang rendah dan kelembaban udara yang
tinggi) mendukung perkembangan penyakit hawar daun tersebut. (Purwantisari et
al., 2016)
Penyakit bercak hitam disebabkan oleh jamur Alternaria solani. Altenaria
solani merupakan ordo dari pleosporales, kelas dothideomycetes dan family
pleosporaceae. Salah satu penyakit ini adalah bercak daun. Penyakit ini
sebenarnya belum diketahui pasti besarnya kerugian yang disebabkan, namun,
kehilangan hasil karena serangan penyakit bercak coklat dapat mencapai 5-78%.
Munculnya gejala pada daun tergantung pada kondisi lingkungan, umur daun, dan
kerentanan varietas.
kedalam kantong plastik lalu diberi label. Setelah itu sampel tersebut dibawa ke
laboratorium untuk dianalisis.
tanaman dengan menyeluruh, lebih efektif dalam membunuh hama dan penyakit,
serta bobot kentang lebih sehat. (Prabaningrum, 2017).