Anda di halaman 1dari 10

Laporan Ekologi Pertanian

Anggi Lingga Radana

215040201111076

Gambar 1.

Agroekosistem Lahan Cabai


(dokumentasi pribadi)

Tanaman cabai merupakan salah satu komoditas holtikultura yang ada di


Indonesia. Di Kabupaten Malang, tepatnya Kecamatan pujon tanaman cabai
sudah menjadi komoditas penting bagi masyarakat karena cabai memiliki nilai
yang cukup tinggi. Akan tetapi ada beberapa faktor yang ada di agroekosistem
cabai ini, salah satunya adalah keberadaan OPT yang mempengaruhi produksi
dari tanaman cabai. OPT yang berpeluang terdapat pada agroekosistem cabai
adalah sebagai berikut.

Hama
1. Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)

Lalat buah merupakan salah satu serangga dari ordo Diptera, organisme ini
berpeluang menjadi hama di komoditi cabai. Lalat buah menyerang pada buah
cabai pada fase nimfa dan imago. Hama ini menyebabkan busuk buah
dikarenakan aktivitas dari larva lalat buah yang telah disuntikkan dari lalat buah
betina, aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh larva lalat buah tersebut
menyebabkan adanya infeksi bakteri dan jamur (Maysaroh dkk., 2014).

Klasifikasi Ilmiah :

Kerajaan : Animalia

Filum : Athropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Diptera

Famili : Tephritidae

Genus : Bactrocera

Spesies : Bactrocera dorsalis

(Isnaini, 2013)

Pengendalian :

1. Membersihkan buah yang terserang.

2. Membungkus bakal buah.

3. Penggunaan jebakan yang didalamnya terdapat petrogenol dari botol


bekas.

4. Penggunaan musuh alami (predator dan parasitoid) predator seperti


belalang sembah dan semut serta parasitoid larva dan pupa seperti
Biosteres sp

5. Penggunaan pestisida bila hama sudah sulit dikendalikan atau


populasinya tidak terkendali dengan cara cara alami atau tradisional.

2. Thrips (Thrips parvispinus Karny)

Thrips merupakan salah satu serangga dari ordo Thysanoptera, hama ini
biasanya menyerang tanaman cabai pada tunas epikal atau batang muda
dengan cara mengisap cairan dalam daun. Gejala yang ditimbulkan adalah
mengeritingnya daun dan dan berubah warna menjadi keperak-perakan. Pada
kasus lain atau kasus berat tanaman yang terserang thrips menyebutkan
benjolan seperti tumor (Meilin, 2014)
Klasifikasi Ilmiah :

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Thysanoptera

Famili : Thripidae

Spesies : Thrips parvispinus Karny

Pengendalian :

1. Penggunaan tanaman refugia.

2. Penggunaan musuh alami seperti predator dan parasitoid.

3. Penggunaan perangkap kuning.

4. Pestisida bila, sudah terlalu sulit dikendalikan dengan cara alami.

3. Kutu daun (Aphididae)

Kutu daun merupakan salah satu serangga ordo Homoptera. Biasanya kutu
akan berkumpul dibagian bawah daun yang menyerang pada fase nimfa dan
imago. Biasanya menyerang pada musim kemarau, kutu daun memiliki tipe mulut
penghisap sehingga, menyebabkan daun cabai yang masih muda menjadi
keriting dan melingkar karena aktivitas dari kutu daun. Kutu daun juga menjadi
vektor virus bahkan sampai 50 jenis virus (Meilin, 2014)

Klasifikasi Ilmiah :

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Hemiptera

Famili : Aphididae

Spesies : Aphididae

Pengendalian :

Menginvestasikan musuh alami seperti predator (semut) dan parasitoid. Bila


sudah sangat sulit dikendalikan maka menggunakan pestisida secara cukup.
4. Kutu Kebul (Bemisia tabaci)

Sama seperti kutu daun, kutu kebul juga salah satu hama dari ordo
Homoptera. Kutu kebul menyebabkan nekrosis pada daun cabai, karena aktivitas
dari kutu kebul salah satunya adalah embun muda yang dikeluarkan
menyebabkan tumbuhnya jamur gelaga hitam. Kutu kebul juga menjadi vektor
virus yang penting, bahkan sampai 60 jenis virus (Meilin, 2014).

Klasifikasi Ilmiah :

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Hemiptera

Famili : Aleyrodidae

Spesies : Bemisia tabaci

Pengendalian :

1. Pemanfaatan musuh alami seperti predator dan parasitoid

2. Penggunaan perangkap kuning.

3. Sistem pergiliran tanaman.

4. Penggunaan pestisida selektif sebagai cara terakhir.

Musuh alami, adalah organisme atau serangga yang menjadi predator


beberapa hama.
1. Belalang sembah (Mantis religiosa)

Belalang sembah menjadi salah satu predator dalam agroekosistem,


belalang sembah juga memiliki sifat kanibalisme sehingga menjadi salah satu
predator alami penting dalam agroekosistem (Sugiarto, 2018).

Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Mantodea

Famili : Mantis

Spesies : Mantis religiosa

2. Semut

Semut termasuk predator dari serangga lain karena pemakan segala.


Semut hidup secara kolono sehingga keberadaannya dapat mengendalikan
hama.

Klasifikasi Ilmiah :

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Hymenoptera

Famili : Formicidae

Subfamili : Myrmicinae

(Rosnadi, 2019)

Penyakit
Penyakit penting pada cabai biasanya disebabkan oleh cendawan.

1. Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f.sp)

Menyebabkan daun cabai menjadi layu dan batang menjadi kecoklatan.


Biasanya terdapat hifa putih seperti kapas pada luka atau disebut infeksi (Meilin,
2014).

Klasifikasi ilmiah :

Kingdom : Fungi

Filum : Ascomycota

Kelas : Sordariomycetes

Ordo : Hypocreales

Famili : Nectriceae

Spesies : Fusarium oxysporum

Pengendalian :

1. Mencabut tanaman yang terinfeksi.

2. Menggunakan agen antagonis.

3. Penggunaan fungisida secara terkontrol.

2. Penyakit Virus kuning (Gemini Virus)

Virus ini menyebabkan daun dan batang dari atas menjadi menguning, daun
menjadi menggulung ke atas. Infeksi lebih lanjut dari gemini virus akan
menyebabkan daun menjadi kecil dan berwarna kuning terang, tanaman kerdil
dan tidak berbuah (Meilin, 2014).

Klasifikasi Ilmiah :

Famili : Geminiviridae

Spesies : Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV)

Pengendalian :

1. Mengendalikan serangga vektor virus kuning.

2. Penanaman varietas tahan.

3. Melakukan sanitasi lingkungan.

4. Peningkatan daya tahan dengan pemupukan.


3. Penyakit Layu Bakteri Ralstonia (Ralstonia solanacearum)

Penyakit ini disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum. Gejala yang


terjadi adalah tanaman cabai menjadi layu akan tetapi tetap berwarna hijau
Serangan juga menyebabkan warna buah menjadi kuning dan busuk. Infeksi
terjadi melewati lentisel dan akan lebih cepat berkembang bila ada luka dan pada
musim hujan (Meilin, 2014)

Klasifikasi Ilmiah :

Kindom : Monera

Divisi : Proteobakteri

Kelas : Betaproteobakteri

Famili : Burkholderiaceae

Ordo : Ralstonia

Spesies : Ralstonia solanacearum

Pengendalian :

1. Kultur teknis dengan pergiliran tanaman, penggunaan benih sehat dan


sanitasi dengan mencabut dan memusnahkan tanaman sakit.Dianjurkan
memanfaatkan agen antagonis Trichodermaspp. dan Gliocladium spp. yang
diaplikasikan bersamaan dengan pemupukan dasar. Penggunaan bakterisida
sesuai anjuran sebagai alternatif terakhir.

Gulma yang biasa terdapat pada tanaman cabai.

1. Galinsoga parviflora

Di Kecamatan pujon biasanya disebut dengan tumbaran. Jika keberadaan


sudah sangat banyak akan terjadi kompetisi dalam penyerapan unsur hara
dalam tanah, gulma ini juga menjadi salah satu mikrohabitat dari hama thrips
(Sabri dan Ramadhani, 2018).

Klasifikasi Ilmiah :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Traceobionta

Divisi : Spermatopyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Asterales

Famili : Compositae
Genus : Galinsoga

Spesies : Galinsoga parviflora

(Rahmatika, 2020)

Pengendalian :

1. Dicabut.

2. Penggunaan obat gol.

3. Ditimbun saat masih muda.

4. Penggunaan mulsa atau penutup tanah.

2. Rumput Belulang (Eleusine indica L.)

Salah satu gulma yang sering terdapat pada tanaman cabai adalah belulang
atau lulangan. Dari tumbuhnya rumput ini akan menyebabkan kompetisi
perebutan unsur hara serta menjadi inang dari patogen atau hama lain (Hambali
dkk., 2015).

Klasifikasi Ilmiah :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyldoneae

Ordo : Poales

Family : Poaceae

Genus : Eleusine

Spesies : Eleusine indica

(Haryadi, 2017)

Pengendalian :

1. Dicabut dan di timbun.

2. Penggunaan round up.

3. Penggunaan mulsa atau penutup tanah.


Daftar Pustaka
Maysaroh, S., Yolanda, R., Lubis, R. R., 2014. IDENTIFIKASI LALAT BUAH
(Diptera : Tephritidae) PADA PERKEBUNAN CABAI MERAH (Capsicum
annum L.) DI JALUR 03 DESA KEPENUHAN SEJATI KECAMATAN
KEPENUHAN KABUPATEN ROKAN HULU. Universitas Pasir
Pengaraian.

Meilin, A. 2014. HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CABAI SERTA


PENGENDALIANNYA. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi.

Sabri, Y. Ramadhani, R. 2018. JENIS–JENIS GULMA DI SEKITAR


PERTANAMAN CABAI SEBAGAI TUMBUHAN INANG Trips
(Thysanoptera : Thripidae) DI NAGARI PAKAN SINAYAN
KEC.BANUHAMPU KABUPATEN AGAM. Jurnal Pertanian UMSB ISSN
Vol.2 No.1: 52-59

Sugiarto, A. 2018. Inventarisasi Belalang Sembah (Mantodea) di Desa Serdang


Menang, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Insect Village Vol. 1 No. 1 : 4-6.

Hambali, D., Purba, E., Kardhinata, E. H., 2015. Dose Response Biotip Rumput
Belulang (Eleusine indica(L.) Gaertn.) Resisten-Parakuat Terhadap
Parakuat, Diuron, Dan Ametrin. Jurnal Online Agroekoteaknologi Vol. 3
No. 2 : 574-580.

Haryadi, A. 2017. Uji Resistensi Gulma Rumput Belulangan (Eleusine indica),


Jalantir (Erigeron sumatrensis),dan Teki Udelan (Cyperus kyllingia) Asal
Perkebunan Jambu Biji Lampung Timur Terhadap Herbisida Glifosat.
Fakultas Pertanian. Universitas Lampung : 1-47

Isnaini, Y. N., 2013. IDENTIFIKASI SPESIES DAN KELIMPAHAN LALAT BUAH


Bactrocera spp DI KABUPATEN DEMAK. Skripsi. JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG : 1-28.

Rosnadi, A. F., 2019. IDENTIFIKASI SEMUT (HYMENOPTERA:


FORMICIDAE:MYRMICINAE PADA TIGA TIPE PERUMAHAN YANG
ADA DI BANDAR LAMPUNG. Skripsi. FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTANLAMPUNG :
1-73

Anda mungkin juga menyukai