Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komoditas Padi

Padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditi utama


sebagai bahan makanan pokok sebagian besar masyarakat
Indonesia. Sampai saat ini beras masih merupakan bahan pangan
pokok yang dikonsumsi oleh sekitar 90 persen penduduk
Indonesia. Kendala yang berhubungan erat dengan peningkatan
produksi padi salah satunya yaitu serangan organisme
pengganggu tanaman (Pertiwi et al., 2013).
Menurut Prihatman (2012), padi merupakan tanaman
pangan berupa rumput berumpun memiliki klasifikasi botani
sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Poales
Famili : Gramineae (Poaceae)
Genus : Oryza Linn
Spesies : Oryza sativa L.
2.2 Binatang Pengganggu

Binatang pengganggu adalah binatang dapat berpindah


tempat, pada umumnya makan bahan organik, jarang sekali yang
mempunyai klorofil, dan dinding selnya berupa protein.
Tumbuhan pengganggu : tetap pada tempatnya tidak bisa
berpindah tempat dengan bebas, pada umumnya yang diserap
bahan anorganik, pada umumnya mempunyai klorofil yang dapat
digunakan untuk asimilasi, dan dinding selnya berupa selulosa
atau hidrokarbon.
Binatang dikelompokkan dalam beberapa golongan
penting yang di dalam bahasa latin disebut phylum. Diantaranya
yaitu filum Chordata, yaitu binatang yang bertulang belakang,
misalnya : babi hutan, tikus, burung, kalong dan kera. Filum
Arthropoda merupakan filum yang terbesar bila dibanding
dengan filum yang lainnya, binatang ini badannya berruas
(bersegmen), misalnya tungau dan serangga (insekta). Filum
Aschelminthes misalnya nematoda. Filum Mollusca misalnya
siput dan bekicot. (Muhammad Masnur, 2018)
2.3 Cara Pengendalian Hama

Menurut Muhammad Mansur (2018), Cara pengendalian apapun


apabila digunakan secara tunggal tentu akan mempercepat
terjadinya reaksi ekologik dan proses seleksi alam. Dengan
memperhatikan besar pengaruhnya terhadap hama dan ekosistem
dalam pemaduan teknik pengendalian hama perlu diterapkan
taktik penekanan pengendalian seperti berikut :
1. Pemanfaatan pengendalian alami
2. Peningkatan pengendalian hayati dengan predator, parasitoit,
dan pathogen hama
3. Pengelolaan ekosi]stem dengan bercocok tanam termasuk
penggunaan varietas tahan hama
4. Penerapan dan peningkatan pengendalian non kimiawi
lainnya terutama pengendalian fisik dan mekanik
5. Penggunaan pestisida secara selektif bauk fisiologik maupun
ekologik berdasarkan pengamatan

2.4 Pestisida Alami

Pestisida botani bahan aktifnya dapat berasal dari bagian

tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah. Bahan-bahan ini diolah
menjadi berbagai bentuk, antara lain bahan mentah berbentuk tepung,

ekstrak atau resin yang merupakan hasil pengambilan cairan metabolit

sekunder dari bagian tumbuhan atau bagian tumbuhan dibakar untuk

diambil abunya dan digunakan sebagai pestisida (Thamrin et al, 2011).

Pestisida nabati juga tidak cepat menimbulkan resistensi OPT

karena bahan aktifnya tersusun atas beberapa senyawa kimia, hal ini

menyulitkan OPT untuk membentuk strain baru yang resisten terhadap

senyawa tertentu. Selain tidak menimbulkan resistensi, pestisida nabati

mampu menjaga kelestarian lingkungan karena tidak membahayakan

organisme bukan sasaran seperti parasit, predator, dan serangga

penyerbuk (Wiratno 2010).

2.5 hfuh
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No Nama Penyakit Komoditas Gejala Serangan Tanda Serangan Keterangan


.
1. Hama babi hutan Padi (Oryza  Tanaman rusak  Tanaman rusak
(Sus scrofa) sativa L.) 

2. Hama keong mas Padi (Oryza  Terdapat telur


(Pomacea sativa L.) pada tanaman padi
canaliculata) 
3.
4.
5.
6.

4.2 Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Masnur, 2018. Pengamatan Hama dan Penyakit Padi (Oryza


sativa) dan Mangga (Mangifera indica) di Areal Persawahan Balai Benih
Palur, Desa Sonobijo, Kec. Mojolaban, Kab . Sukoharjo, Surakarta.
Universitas Islam Batik Surakarta

Pertiwi

Prihatman

Thamrin

Winarto, et al. 2016. Krisis Pangan dan Sesat Pikir Mengapa Masih Berlanjut?.
Penerbit Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai