Anda di halaman 1dari 11

14 Rahmawati SI Jamur sebagai Obat

JAMUR SEBAGAI OBAT

FUNGI AS MEDICINES

SI Rahmawati
Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Fakultas Ilmu Pangan Halal Universitas Djuanda Bogor, Jl. Tol Ciawi
No. 1, Kotak Pos 35 Ciawi, Bogor 16720.
Korespondensi: Siti Irma Rahmawati, E-mail: siti.irma.rahmawati@unida.ac.id
(Diterima oleh Dewan Redaksi: 02-01-2015)
(Dipublikasikan oleh Dewan Redaksi: 01-04-2015 )

ABSTRACT
On the health perception, content of fungi nutrient and its function as medicine have been
known by China from 2000 years ago. Fungi has high water content, so raw fungi has lower
macronutrient and lower calorie. Fungi also a good sources for edible protein, on the other
hand lipid content of fungi is less. Lipids content on fungi are phospholipid, sterol, sterol
ester, mono-, di-, triglecerides, include fatty acids. Moreover, bioactive compounds from
fungi, which is polysaccharide and proteoglycan, has strong ability as antioxidant.
Furthermore, the development of chronic disease could be addressed by consume
antioxidant to increase health. Based on this information, changes on dietary habit to
increase the consumption of fungi could increase bioactive coumponds in the body, and also
could increase the probability of chronic disease.
Keywords: antioxidant, chronic disease, fungi, medicines, nutraceutical.

ABSTRAK
Dari kacamata kesehatan, kandungan nutrisi jamur maupun fungsinya sebagai obat telah
dikenali oleh Negara China dari 2000 tahun yang lalu. Jamur memiliki kandungan air yang
tinggi, sehingga jamur segar mempunyai kandungan makronutrient dan energi yang rendah.
Jamur merupakan sumber yang baik untuk protein yang dapat dicerna, dilain pihak
kandungan lemaknya rendah. Kandungan lemak yang ada pada jamur biasanya terdiri dari
phospholipid, sterol, sterol ester, mono-, di-, triglycerides, termasuk juga asam lemak.
Sedangkan komponen bioaktif yang ada pada jamur biasanya terdiri dari polisakarida dan
proteoglycans. Komponen bioaktif dari jamur mempunyai kemampuan sebagai antioksidan
yang kuat. Pada perkembangannya penyakit yang akut dan kronis dapat mengkonsumsi
antioksidan sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan kesehatan. Berdasarkan hal ini,
perubahan kebiasaan makanan dengan meningkatkan konsumsi jamur, dapat meningkatkan
jumlah komponen bioaktif pada tubuh sehingga dapat mengurangi resiko penyakit kronis.
Kata kunci: antioksidan, jamur, nutraceutical, obat, penyakit kronis.

Rahmawati, SI. 2015. Jamur sebagai Obat. Jurnal Agroindustri Halal 1(1): 014 – 024.
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 1 Nomor 1, April 2015 15

meskipun tidak sebanyak penggunaannya


PENDAHULUAN seperti di Asia (Sadler, 2003).
Perhatian terhadap jamur sebagai bahan
Fungi berasal dari bahasa latin yang obat-obatan di Negara barat mengalami
menggambarkan tentang jamur. Banyak perkembangan selama dekade terakhir.
jenis-jenis jamur, baik jamur yang biasa Terbukti dengan munculnya terbitnya edisi
dikonsumsi oleh kebanyakan orang maupun
terbaru dari jurnal internasional yang
jamur yang digunakan untuk fermentasi berjudul International Journal of Medicinal
atau untuk produksi antibiotik. Saat ini Mushrooms yang bertemakan jamur untuk
ilmuwan telah mengidentifikasi sekitar obat-obatan, terdapat beberapa buku dan
100,000 spesies jamur yang merupakan review mengenai obat-obatan dari jamur,
beberapa persen dari kelimpahan seluruh serta banyaknya seminar-seminar yang
jamur di dunia (Fowler et al., 2013). membahas mengenai bioaktif komponen
Jamur adalah organisme yang tidak yang terdapat pada jamur (Lindequist,et al.,
berklorofil. Jamur dikenal sebagai 2005).
organisme yang menyerupai tumbuhan, Saat ini berbagai macam produk jamur
meski secara DNA jamur mempunyai obat telah tersedia di pasar global. Nilai
hubungan yang erat dengan hewan. Jamur pasar jamur untuk obat-obatan dan
tidak dapat melakukan fotosintesis, mereka turunannya sebagai suplemen kesehatan di
menggunakan komponen organic sebagai seluruh dunia berkisar US$ 1.2 milyar pada
sumber energy dan karbon. Beberapa tahun 1991 kemudian berkembang menjadi
organisme berkembang biak dengan US$ 14milyar di tahun 2000 dan terus
aseksual, sedangkan yang lainnya berkembang hingga sekarang. Sedangkan
berkembang biak dengan keduanya yaitu konsumsi jamur obat mengalami kenaikan
reproduksi seksual dan seksual. sebesar 20-40% setiap tahunnya (Chang
Kebanyakan jamur menghasilkan spora dan Mshigeni, 2000). Produk yang tersedia
yang banyak untuk kemudian disebarkan saat ini adalah jamur mentah, bubuk jamur
melalui angin. Jamur berkembang biak kering, ekstrak dari jamur yang tumbuuh
dengan spora yang tumbuh menjadi benang- alami maupun yang dikultivasi, ekstrak
benang halus yang disebut mycelium mycelium yang tumbuh dalam medium
(mycelia) dan kemudian membentuk badan padat. Produk tersebut bukan merupakan
buah. Seperti bakteri, jamur mempunyai obat-obatan murni tetapi disebut
peranan penting dalam ekosistem, yaitu supplement kesehatan atau nutraceutical
sebagai decomposer dan ikut serta (Wasser et al., 2000). Jamur yang dipakai
mengolah nutrient dengan menghancurkan untuk suplemen kesehatan memiliki
material organic kedalam bentuk molekul keunggulan karena diproduksi dengan
yang lebih sederhana. kondisi pertumbuhan yang terkontrol,
Dari kacamata kesehatan, kandungan mempunyai genetic yang sama dan memliki
nutrisi jamur maupun fungsinya sebagai konsistensi dalam kandungan biokimianya
obat telah dikenali oleh Negara China dari (Sonawane et al., 2013). Beberapa
2000 tahun yang lalu. Jamur merupakan keuntungan menggunakan jamur sebagai
bagian dari pengobatan tradisional China, sumber komponen bioaktif sebagai obat
hal ini juga dilakukan di Jepang dan dibandingkan dengan tumbuh-tumbuhan
Indonesia pada khususnya. Sebagai contoh, lainnya yaitu bagian jamur yang dapat
jamur shiitake (Lentinula edodes) di Jepang dikonsumsi dapat tumbuh dengan cepat,
digunakan untuk keperluan pengobatan bahkan mycelium dapat diproduksi pada
sejak sebelum masehi. Menurut sejarahnya, medium cair, dan medium dapat
jamur juga digunakan untuk kepentingan dimanipulasi untuk memproduksi bahan
pengobatan di Negara-negara barat, aktif dalam jumlah yang optimal (Fereira, et
al., 2009).
16 Rahmawati SI Jamur sebagai Obat

Jamur memiliki kandungan air yang jamur kuping bisa ditanam di daerah
tinggi, sehingga jamur segar mempunyai beriklim dingin sampai daerah yang
kandungan makronutrient dan energi yang beriklim panas. Namun idealnya jamur
rendah. Jamur merupakan sumber yang baik konsumsi ini akan tumbuh subur pada suhu
untuk protein yang dapat dicerna, dilain antara 20-30°C, dengan tingkat kelembapan
pihak kandungan lemaknya rendah. sekitar 80-90%. Beberapa jenis jamur
Kandungan lemak yang ada pada jamur kuping yang mulai dibudidayakan petani di
biasanya terdiri dari phospholipid, sterol, Indonesia antara lain jamur kuping merah
sterol ester, mono-, di-, triglycerides, (Auricularia yudae), jamur kuping hitam
termasuk juga asam lemak. Sedangkan (Auricularia polytricha), serta jamur kuping
bioaktif yang ada pada jamur biasanya agar (Tremella fuciformis).
terdiri dari polisakarida dan proteoglycans Jamur kuping, atau biasa dikenal sebagai
(Sadler, 2003). “black tree ear”, merupakan jamur makro
Beberapa jenis jamur yang telah dikenal yang sangat berharga karena merupakan
petani Indonesia seperti jamur merang, jamur tropis yang dibudidayakan secra luas
jamur kuping, jamur shitake, jamur tiram, di Asia tenggara. Jamur ini merupakan
dan jamur lingzhi yang mempunyai nilai bahan makanan tradisional China, dimana
ekonomi yang tinggi untuk dikembangkan, terdapat kepercayaan dari jaman dahulu
karena cara budidaya yang relatif mudah, bahwa berkhasiat untuk menyembuhkan
tidak memerlukan lahan yang luas dan berbagai penyakit. Berbagai penelitian telah
prospeknya menjanjikan Di alam liar, jamur dilakukan untuk mengetahui aktivitas
tiram merupakan tumbuhan saprofit yang biokimia dari jamur ini, diantaranya sebagai
hidup dikayu lunak dengan cara antitumor (Misaki, et al., 1981), anti
memperoleh bahan makanan dengan inflammatory (Ukai et al., 1983), darah
memanfaatkan sisa-sisa bahan organik. rendah (Yuan et al., 1998) dan aktifitas
Jamur tiram termasuk termasuk tumbuhan antikoagulan (Yoon et al., 2003). Akhir –
yang tidak berklorofil (tidak memliliki zat akhir ini aplikasi dari polisakarida jamur ini
hijau daun) sehingga tidak bisa mengolah mulai berkembang, polisakarida merupakan
bahan makanan sendiri. Nutrisi utama yang komponen utama bioaktivitas dari jamur
dibutuhkan jamur tiram adalah sumber kuping. Monosakarida utama yang
karbon yang dapat disediakan melalui membentuk polisakarida jamur kuping
berbagai sumber seperti sebuk kayu gergaji adalah glukosa (72%), mannose (8%),
dan berbagai limbah organik lain (Agfianto, xylose (10%) dan fucose (10%). Rantai
2002). Oleh karena itu, mengingat polisakarida ini sering disebut ß-glucan,
manfaatnya yang sangat banyak terutama yang mempunyai beberapa aktivitas biologi
bagi kesehatan ditambah budidaya jamur seperti antioksidan, antivirus, antitumor,
yang tergolong mudah dan murah sehingga bahkan melindungi jantung (Takeujchi et al.,
jamur sebagai sumber obat-obatan sangat 2004).
potensial bagi masyarakat luas.
JAMUR MERANG
JENIS JAMUR DAN MANFAATNYA Jenis jamur "ini dikenal sebagai jamur
merang karena umumnya dibudidayakan
JAMUR KUPING
pada merang padi, dikenal juga jamur
Jamur kuping (Auricularia auricular) memiliki jerami padi yang mempunyai ratusan jenis
bentuk tubuh yang melebar seperti bentuk (species) sampai varietas (strain) . Spesies
daun telinga manusia, karena itulah jamur yang paling terkenal dan banyak
yang masuk dalam kelompok jelly fungi ini dibudidayakan adalah jamur merang putih
diberi nama jamur kuping oleh masyarakat (Volvariella volvacea). Beberapa species lain,
luas, kata “kuping” diambil dari Bahasa Jawa dari genus Volvariella yang dibudidayakan
yang memiliki arti daun telinga. Umumnya adalah : V bombvcina, V diplasia dan V.
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 1 Nomor 1, April 2015 17

esculenta . Menurut Chang dan Miles 2008). Kimura (2005) melaporkan bahwa
(1989), jamur merang sudah dibudidayakan 200,000-400,000 kg jamur kering
di China sejak tahun 1822 yang diabadikan diproduksi setiap tahunnya di Jepang.
pada tugu Nanhua Utara di propinsi Kebanyakan penelitian jamur ini berfokus
Guangdong . Sekira tahun 1932-1935, jamur pada efek therapeutic, dan hanya sedikit
ini mulai diperkenalkan ke negaranegara informasi mengenai kandungan
tetangga seperti Filipina, Malaysia dan antioksidannya (Mau et al., 2002).
negara-negara Asia Tenggara lain. Sejak itu Agaricus bisporous biasa disebut jamur
jamur ini mulai ditanam dan semakin lama kancing, merupakan jamur dari kelas
semakin berkembang dan memasyarakat Basidiomycetes yang dapat dimakan dan
sampai ke Indonesia (Suharjo, 2006) tumbuh secara alami di Eropa dan Amerika
V. volvaceae termasuk kelas : Utara. Jamur ini memiliki kalori yang
"BASIDIOMYCETES" (Jamur pembentuk rendah, dengan kandungan purine,
basidium). Melalui perkembangan serta karbohidrat dan sodium sama tingginya
kemajuan teknologi, kini jamur ini telah dengan kandungan beberapa vitamin,
banyak diusahakan petani. Dengan adanya potassium, fosfor dan beberapa elemen
usahatani jamur maka disamping dasar (Savoie et al., 2008). Polisakarida
meningkatkan pendapatan petani, juga yang terkandung dalam jamur ini yaitu
mempunyai manfaat lain, yaitu menambah glucomanan yang membentuk kompleks
sumber bahan pangan yang bernilai gizi dengan protein serta mannan dan protein
tinggi, Memanfaatkan limbah pertanian, kompleks menunjukkan adanya aktivitas
Merupakan penyedia pupuk organic (untuk antitumor dari keduanya.
menyuburkan tanah). Usahatani jamur
merang dapat dilakukan secara tradisional JAMUR TIRAM
dan Konvensional (Suharjo, 2006). Spesies Plerotus dikenal secara luas dan
Jamur merang rendah akan kalori, dibudidayakan di seluruh dunia terutama di
mempunyai sedikit kandungan kolesterol Asia dan Eropa. Teknologi yang cukup
dan tidak mengandung lemak serat sodium. sederhada untuk budidaya tersebut serta
Jamur ini juga mengandung Selenium dan hasil panen yang efisien menambah
Niacin (mineral esensial) mempunyai penyebaran budidaya jamur ini (Mane et al.,
peranan penting pada system imunitas, 2007). Jamur ini secara efisien dapat
system thyroid, system reproduksi laki-laki mendegradasi lignin, sehingga dapat
dan dapat mencegah kanker. Sehingga tumbuh di berbagai macam limbah
jamur merang mempunyai nilai nutrisi yang pertanian dengan kemampuan adaptasi
sangat tinggi dan bukan tidak mungkin yang luas terhadap kondisi iklim apapun
dapat dijadikan sebagai bahan obat-obatan (Jandaik dan Goyal, 1995).
(Ukoima et al., 2009). Spesies Pleurotus kayak akan sumber
protein dan mineral (Ca, P, Fe, K dan Na)
JAMUR KANCING dan vitamin C, B kompleks (thiamin,
Jamur kancing (Agaricus brasiliensis), riboflavin, asam folat dan niacin)
dikenal juga sebagai jamur matahri (Çağlarırmak, 2007). Jamur ini dikonsumsi
termasuk ke dalam jamur obat-obatan. karena kandungan nutrisinya maupun
Jamur ini dikenal sebagai “Cogumelo do Sol” karena manfaatnya yang dapat meningkatan
di Brazil dan “Himematsutake” di Jepang. kesehatan tubuh (Agrahar-Murugkar &
Jamur ini berasal dari Brazil dan telah Subbulakshmi, 2005). Protein jamur ini
digunakan secara tradisional sebagai merupakan intermediate antara hewan dan
makanan untuk kesehatan (Gan et al., 2013). sayuran, oleh karena itu memiliki kualitas
Pada pertengahan tahun 1960, spora jamur yang sempurna karena jamur ini
ini di bawa ke Jepang untuk kepentingan mengandung semua asam amino esensial
kultivasi dan penelitian (Hetland et al., (Purkayastha & Nayak, 1981). Jamur ini juga
18 Rahmawati SI Jamur sebagai Obat

mempunyai kandungan potassium yang carotene, yang berfungsi untuk mencegah


tinggi daripada sodium, sehingga jamur ini berbagai penyakit di masa sekarang ini
ideal untuk dijadikan makan bagi pasien (Vamanu, 2012).
yang menderita darah tinggi dan penyakit
hati. Kultivasi jamur ini tidak hanay JAMUR SHIITAKE
memproduksi makanan yang bernutrisi Di China dan Jepang, jamur shiitake telah
tinggi tapi juga meningkatkan kualitas digunakan selama berabad-abad untuk
jerami sebagai media budidaya jamur tiram mengatasi demam dan flu. Lentinan, yang
(Ortega et al., 1992). Jerami yang telah diisolasi dari batang jamur shiitake,
digunakan untuk budidaya jamur dinyatakan menstimulasi sistem kekebalan
mengandung N, P, dan K yang sangat besar tubuh, membantu melawan infeksi, dan
sehingga dapat digunakan sebagai pupuk menunjukkan aktivitas antitumor.
(Maher, 1991).
Jamur shiitake (Lentinus edodes) juga
Jamur yang sering disebut oyster mengandung zat yang dapat menurunkan
mushroom dalam bahasa inggris kolesterol seperti eritadenine. Sehingga
merupakan sumber penting serat makanan jamur ini potensial untuk dikembangkan
dan mengandung nutrisi penting lainnya. sebagai obat alami untuk kolesterol dalam
Jamur ini juga mengandung asam organic, ß- darah. Menurut Enman et al. (2007) shiitake
glucan, lemak, protein dan micronutrient dilaporkan dapat menghasilkan 10 kali
seperti selenium dan chromium (Iwalokun jumlah eritadenine dengan perlakuan
etal., 2007). Selain itu juga, kandungan penambahan enzim hidrolisis sebelum
komponen phenolic dan flavonoid dalam ekstraksi menggunakan ethanol. Laporan
jamur ini dapat menimbulkan efek tersebut menghasilkan rekomendasi bahwa
antioksidan dari kapasitasnya untuk umalah eritadenine pada hasil ekstraksi
mencegah radical bebas (Alam et al., 2011). dengan penambahan enzim pada jamur
Aktivitas antioksidan berkorelasi positif shiitake kering berpotensial sebagai obat
dengan total konten polyphenol, yang penurun kolesterol dalam darah.
ditambah perlakuan pengeringan
Ekstraksi jamur shitake menggunakan air
menggunakan freeze drying sehingga
panas pada tubuh buah jamur dapat
didapatkan kuantitas tertinggi dari
menghasilkan ekstrak yang mempunyai
komponen tersebut (Dai dan Mumper,
kemmapuan untuk menghambat tumor
2010). Jamur ini juga memiliki aktivitas
sebesar 94.8%. Sifat anti tumor yang
antimikroba yang berasal dari mekanisme
dihasilkan jamur ini berasal dari
pertahanan jamur terhadap organisme lain.
polisakarida yang dapat larut dalam air,
Ekstrak mycelium jamur tiram dapat yang disebut lentinan. Lentinan merupakan
dijadikan produk antioksidan natural yang ß-D- glucan yang dapat menghambat tidak
efektif bagi industry makanan dan farmasi. hanya tumor allogenic tapi juga berbagai
Mycelium jamur mengandung berbagai macam tumor. Lentinan juga menghambat
macam komponen bioaktif dengan berbagai pembentukan kanker (oncogenesis) yang
aktifitas biologi. Mycelium jamur tiram disebabkan oleh kimia maupun virus.
mengandung aktivitas antioksidan yang Lentinan tidak bersifat beracun bagi sel
tinggi, mempunyai kemampuan untuk tumor tetapi menghambat pertumbuhan
menghambat radikal bebas, dan tergantung tumor dengan cara meningkatkan system
pada konsentrasi sample. Ekstrak jamur ini imunitas tubuh (Lindequist, 2005).
juga emmpunyai kemampuan untuk
Polisakarida pada jamur shiitake dapat
menghambat pertumbuhan beberapa
bertindak efektif bila bekerja dengan
mikroba pathogen bagi manusia. Beberapa
vitamin C. Polisakarida mempunyai rantai
penelitian menunjukkan bahwa mycelium
yang panjang dan berat molekul yang tinggi
jamur tiram mengandung sebagian besar
sehingga tubuh kesulitan
komponen phenol, flavonoid dan ß-
untukmengabsorbsi polisakarida ke dalam
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 1 Nomor 1, April 2015 19

tubuh. Namun dengan adanya penambahan sterol, kumarin, mannitol, germanium


vitamin C maka polisakarida akan terputus organik, adenosine, amino cuka dan vitamin.
membentuk oligoglucan yang berat Untuk mengetahui elemen yang aktif dalam
molekulnya lebih rendah serta lebih mudah mengurangi kadar glukosa darah, maka
untuk diserap oleh tubuh. Selain itu juga perlu dilakukan pengujian aktivitas
oligoglucan ini dapat larut pada serum hypoglikemik hasil fraksinasi jamur lingzhi
darah secra mudah dan dapat (Ningsih, 2009).
mempengaruhi macrophage sebagai system Jamur lingzhi atau Reishi mengandung
imunitas tubuh. asam ganoderik sebagai ciri khas jamur
Mycelium jamur shiitake ekstrak Ganoderma. Berkhasiat menurunkan
mengandung glikoprotein yang terdiri dari kolesterol darah dan mengencerkan darah.
glukosa, galaktosa, xylose, arabinose, Selain itu juga terdapat gugus polisakarida
mannose dan fruktosa. Ekstrak ini juga yang spesifik, berkhasiat menghambat
mengandung berbagai macam asam nukleat, pertumbuhan sel kanker, meningkatkan
komponen vitamin B, terutama B1 kekebalan tubuh serta mempercepat
(thiamine), B2 (ribovlafin) dan Ergosterol. pemulihan stamina setelah sakit. Riset
Extract disiapkan dari bubuk mycelium terakhir juga menemukan bukti bahwa
jamur shiitake. Ekstrak ini terbukti konsumsi jamur lingzhi dapat meningkatkan
menghasilkan aktivitas antitumor yang kuat, kadar oksigen terlarut dalam darah. Tak
baik secara oral maupun suntikan (Rai, heran jika jamur ini termasuk diunggulkan
2005). sebagai herbal untuk kesehatan, kekuatan
dan umur panjang (Tata, et al., 2010).
JAMUR LINGZHI Jamur lingzhi juga mempunyai
Lingzhi (Ganoderma lucidum) adalah salah kemampuan untuk menghambat berbagai
satu jenis jamur yang biasanya tumbuh pada strain bacteria yang multiresistan. Karena
kayu dan batang pohon. Jamur lingzhi di memang jamur mempunyai antimikroba
Indonesia dikenal sebagai jamur kayu atau untuk bisa bertahan di lingkungan alaminya.
jamur merah (karena berwarna merah), Ekstrak jamur ini juga digunakan sebagai
sedangkan di Cina dikenal dengan sebutan anti virus yang bekerja secara langsung
Lingzhi. Manfaat dan khasiat jamur lingzhi untuk menghambat enzyme virus, synthesis
bagi kesehatan telah dikenal sejak dulu di asam nukleat virus dan penetrasi virus
Asia terutama bangsa Cina. Jamur lingzhi terhadap sel mamalia. Sedangkan secara
saat ini telah banyak dibudidayakan di tidak langsung ekstrak tersebut dapat
Indonesia dan secara empiris diketahui meningkatkan system imunitas tubuh
efektif dalam berbagai macam pengobatan, sehingga virus tidak dapat berkembang
perawatan kesehatan dan kecantikan. Salah dengan baik. Berbagai penelitian telah
satu kegunaan dari jamur lingzhi adalah menunjukkan bahwa polisakarida yang
mengurangi glukosa darah (antidiabetes). terkandung dalam jamur lingzhi dapat
Aktivitas lingzhi yang bersifat hypoglikemik menghambat HIV-1 (Lindequist, 2005).
berkaitan dengan peningkatan hormon Polisakarida yang berasal dari jamur
insulin plasma. Dari beberapa sumber, lungzhi (Ganoderma sp) disebut ganopoly
kelebihan jamur ini dalam menyembuhkan telah dipasarkan di beberapa negara Asia.
suatu penyakit khususnya diabetes adalah Ganopoly terdiri dari fraksi polisakarida
dengan cara memperbaiki sel-sel pankreas, dari tubuh buah ganoderma yang
hal ini berbeda dengan mekanisme kerja dikembangbiakan di kayu. Ganopoly
obat – obat sintetik untuk penyakit diabetes dipercaya sebagai obat untuk kanker
saat ini, mengakibatkan pasien harus (Lindequist, 2005)
selamanya diet rendah kalori. Jamur lingzhi
mengandung elemen aktif diantaranya
polisakarida, triterpen (asam ganoderic),
20 Rahmawati SI Jamur sebagai Obat

JAMUR LIAR
Pada umumnya jamur liar mengandung yang berhubungan dengan oxidative stress
antioksidan yang berbeda-beda seperti (radikal bebas). Berikut di Tabel 1.
komponen phenol, tocopherols, asam Beberapa contoh jamur liar yang ditemukan
askorbat da carotenoid yang dapat di beberapa negara lain beserta komponen
diekstraksi untuk sebagai salah satu bahan bioaktif yang ada di dalamnya.
fungsional untuk melawan penyakit kronis

Tabel 1. Jamur liar dan kandungan komponen bioaktif di dalamnya.


Spesies Komponen Tocopherol Asam ß- Negara Referensi
phenolic askorbat carotene
Tricholoma 0.04a 8.00x10-5b 0.22c 0.08c Portugis (Barros, et al.,
acerbum 2008[1]); (Barros, et
al., 2008 [2])
Ramaria 0.36a 2.50x10-4b 0.27c 0.01c Portugis (Barros, et al.,
botrytis 2008[1]); (Barros, et
al., 2008 [2])
Pleurotus 0.71a 0.30c 0.25c 0.03c India (Jayakumar, et al.,
ostreatus 2008)
Hypsizigus - 2.96c 0.13c 0.02c Taiwan (Ng, et al., 2007)
marmoreus
Agaricus 0.35a 1.17x10-3a 0.04c 3.02x10- Portugis (Barros, et al.,
silvicola 3c 2008[3]); (Barros, et
al., 2008[4])
Cantherallus 2.00 c 3.00x10-5a 0.42a - India (Puttaraju, et al.,
cibarius 2006); (Agrahar-
Murugkar, et al., 2005)
Nilai dihitung berdasarkan: a=mg/g of Dry Weight; b=mg/g of Fresh Weight; c=mg/g of Extract

Berbagai mekanisme antioksidan pada dapat memberikan kontribusi yang


ekstrak jamur liar berhubungan dengan signifikan untuk meningkatkan aktifitas
kemampuannya untuk memberikan atom antioksidan (Keles, et al., 2011)
hydrogen, kemampuan mengkelat logam, Antioksidan dari berbagai sumber alami
dan keefektifannya sebagai penangkal terutama tumbuh-tumbuhan telah
radikal bebas maupun superoksida. dikembangkan, seperti antioksidan dari
Komponen phenolic merupakan komponen sayuran, buah-buahan, daun, akar, bumbu
utama yang bertanggung jawab atas dapur (Ramarathnam, et al., 1995). Studi
aktifitas antioksidan dari berbagai ekstrak epidemologi menunjukkan bahwa tingginya
jamur liar. Salah satu jenis jamur liar yaitu konsumsi buah-buahan dan sayuran
Boletus, memiliki konsentrasi total phenol berhubungan dengan menurunnya resiko
yang, antioksidan dan asam askorbat yang terhadap penyakit kronis seperti kanker
tinggi. Pada umumnya, hubungan antara dan jantung (Liu, 2004; Willett, 2002).
tingginya aktifitas antioksidan dan Bahkan, implikasi dari oksidative dan
banyaknya jumlah total phenolik telah nitrosative stress pada perkembangan
ditemukan pada ekstrak jamur. Meskipun penyakit yang akut dan kronis telah
pada ekstrak tersebut terdapat antioksidan berkembang untuk mengkonsumsi
lainnya, namun komponen total phenolic
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 1 Nomor 1, April 2015 21

antioksidan sebagai langkah untuk Pengolahan jamur sebagai obat dapat


meningkatkan kesehatan. Berdasarkan hal dilakukan juga dengan pengawetan. Seperti
ini, perubahan kebiasaan makanan dengan yang dijelaskan oleh Valentão et al. (2005)
meningkatkan konsumsi bahan pangan yang yang menyebutkan bahwa proses
berbasis tumbuhan seperti jamur, dapat pengawetan seperti pengawetan
meningkatkan jumlah komponen bioaktif menggunakan minyak zaitun atau cuka,
pada tubuh sehingga dapat mengurangi dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas
resiko penyakit kronis juga meningkatkan phenolic serta asam organic yang terdapat
kesehatan tubuh (Liu, 2003). pada jamur. Sebagai contoh, jumlah asam
askorbat meningkat secara signifikan pada
STRATEGI PEMANFAATAN JAMUR jamur yang diawetkan di dalam cuka.
SEBAGAI OBAT Pertumbuhan jamur juga mempengaruhi
Ada berbagai macam metode pemanfaatan jumlah antioksidan di dalamnya (Barros, et
jamur. Sebagai bahan pangan, jamur al., 2007 [2]). Faktanya, Bagian tubuh jamur
dimasak dengan cara dioseng ataupun pada fase dewasa dengan spora yang telah
diolah lebih lanjut. Sedangkan sebagai obat, matang mempunyai kandungan antioxidant
jamur biasanya dalam bentuk kering, yang rendah seperti phenol, asam askorbat
dididihkan dengan air sampai air berkurang dan ß-karoten. Hal ini menjelaskan adanya
setengahnya. Setelah itu air tersebut pengaruh komponen-komponen
diminum sebagai obat. antioksidan tersebut terhadap mekanisme
pertahanan yang semakin menurun akibat
Namun metode pemasakan dapat
proses pematangan jamur, oleh karena itu
menurunkan efektifitas jamur sebagi obat.
konsentrasi antioksidan pada jamur yang
Menurut penelitian Barros, et al. (2007 [1])
sudah matang/ dewasa akan lebih rendah
menjelaskan tentang jumlah antioksidan
jika dibandingkan dengan jamur yang masih
yang terdapat pada jamur yang dimasak
dalam tahapan pertumbuhan. Sehingga jika
mengalami penurunan yang signifikan.
kita ingin mengkonsumsi jamur sebgai obat
Mereka menjelaskan bahwa panas yang
maka perlu diperhatikan tingkat
digunakan dalam metode pemasakan dapat
kematangan jamur.
menghancurkan struktur polyphenol dan
menyebabkan aktifitas antioksidan mereka
KESIMPULAN
pun menurun. Hal ini berlaku sebaliknya,
pada suhu yang rendah, konsentrasi Jamur dapat digunakan langsung sebagai
phenolic akan meningkat. Namun menurut bahan pangan sekaligus untuk menjaga
penelitian yang dilakukan oleh Choi et al. kesehatan tubuh manusia, hal ini
(2006) menjelaskan bahwa pemakaian suhu dikarenakan efek sinergitas dari berbagai
tinggi pada proses pemasakan jamur untuk komponen bioaktif yang ada pada jamur.
mengekstraksi komponen bioaktif dapat Pihak yang berwenang dalam hal kesehatan
meningkatkan konten secara keseluruhan juga dapat menjadikan jamur sebagai
dari polyphenol bebas dan komponen sumber nutraceuticals yang berguna untuk
flavonoid. Penulis menyarankan bahwa menjaga kesehatan, agar berumur panjang
pemanasan mengakibatkan perubahan pada dan dapat meningkatkan kualitas hidup.
kemampuan ekstraksi karena dinding sel Persyaratan jamur agar dapat digunakan
yang rusak juga karena komponen polifenol sebagai obat, nutraceutical, maupun
dan flavonoid yang lebih mudah terlepas kepentingan lainnya adalah
jika dibandingkan dengan proses ekstraksi keberlangsungan produksi jamur itu sendiri
tanpa pemanasan. Kemungkinan penyebab (tubuh buah atau mycelium) dalam jumlah
lain meningkatnya aktivitas antioksidan yang banyak dan kualitas yang sama.
pada jamur yang di masak adalah Mycelium merupakan hal penting karena
terbentuknya komponen baru yang timbul kualitasnya harus terjaga selama setahun
karena proses pemasakan. penuh dalam masa produksi. Oleh karena
22 Rahmawati SI Jamur sebagai Obat

itu diperlukan parameter kualitas yang mushroom. Journal Agriculture Food


dibakukan dan metode analisis untuk Chemical, 53: 4925-4931.
mengontrol parameter tersebut. Tidak kalah (1)Barros L, BA Venturini, P Baptista, LM
penting peraturan dari badan yang Estevinho dan ICFR Ferreira. 2008.
berwenang mengenai aspek legal obat dan Chemical Composition and Biological
supplemen makanan. Properties of Portuguese Wild
Mushrooms: A comprehensive study.
DAFTAR PUSTAKA Journal Agriculture Food Chemical, 56:
[1]Barros L, P Baptista, DM Correia,JS 3856-3862.
Morais, dan ICFR Ferreira. 2007. Effects (2)Barros L, M Dueñas, ICFR Ferreira, P
of conservation treatment and cooking on Baptista dan C SantosBuelga. 2008.
the chemical composition and Phenolic acids determination by HPLC-
antioxidant activity of Portuguese wild DAD-ESI/MS in sixteen different
edible mushrooms. Journal Agriculture Portuguese wild mushrooms species.
Food Chemical, 55: 4781-4788. Food Chemical Toxicology.
Choi Y, SM Lee, J Chun, HB Lee dan J Lee. Jayakumar T, PA Thomas dan P Geraldine.
2006. Influence of heat treatment on the 2008. In-vitro antioxidant activities of an
antioxidant activities and polyphenolic ethanolic extract of the oyster mushroom,
compounds of Shiitake (Lentinus edodes) Pleurotus ostreatus. Innovation of Food
mushroom. Food Chemical, 99: 381-387. Science Emerg. Technology.
Enman J, U Rova, dan KA Berglund. 2007. Ng LT, SJ Wu, JY Tsai dan MN Lai. 2007.
Quantification of the bioactive compound Antioxidant activities of cultured
eritadenine in selected strains of shiitake Armillariella mellea. Prikl Biokhim
mushroom (Lentinus edodes). Journal of Mikrobiol., 43: 495-500.
Agriculture Food Chemical, 55 (4): 1177- (3)Barros L, S Falcão, P Baptista, C Freire, M
1180. Vilas-Boas dan ICFR Ferreira. 2008.
Lindequist U, THJ Niedermeyer dan W Antioxidant activity of Agaricus sp.
Julich. 2005. The pharmacological mushrooms by chemical, biochemical and
potential of mushrooms. eCAM, 2 (3) electrochemical assays. Food Chemical,
285-299. 111: 61-66.
Ningsih D, ES Rejeki, dan D Ekowati. 2009. (4)Barros L, DM Correia, ICFR Ferreira, P
Aktivitas antidiabetes jamur lingzhi Baptista dan C SantosBuelga. 2008.
(Ganoderma lucidium) pada tikus putih Optimization of the determination of
jantan. Jurnal Farmasi Indonesia, 6 (3). tocopherols in Agaricus sp. edible
Sadler M. 2003. Nutritional properties of mushrooms by a normal phase liquid
edible fungi. Nutrition Bulletin, 28 (3): chromatographic method. Food Chemical,
305-308. 110: 1046-1050.
Suharjo E. 2006. Budidaya industry jamur Puttaraju NG, SU Venkateshaiah, SM
konsumsi di Indonesia. Temu Teknis Dharmesh, SM Urs dan R Somasundaram.
Nasional Tenaga Fungsional Pertanian. 2006. Antioxidant activity of indigenous
Tata HL, E Widyawati, dan HH edible mushrooms. Journal Agriculture
Siringgoringo. 2010. Potensi bidiversitas Food Chemical, 54: 9764-9772.
jamur obat dan pangan untuk Agrahar-Murugkar D dan G Subbulakshmi G.
biobanking. Laporan Kemajuan 2005. Nutritional value of edible wild
Penelitian Insentif TA. 2010. mushrooms collected from the Khasi hills
Valentão P, PB Andrade, J Rangel, B Ribeiro, of Meghalaya. Food Chemical, 89: 599-
BM Silva, P Baptista, dan RM Seabra. 603.
2005. Effect of the conservation Ramarathnam N, T Osawa, H Ochi, dan S
procedure on the contents of phenolic Kawakishi. 1995. The contribution of
compounds and organic acids in plant food antioxidants to human health.
Chanterelle (Cantharellus cibarius)
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 1 Nomor 1, April 2015 23

Trends Food Science Technology, 6: 75- Wasser SP, E Nevo, D Sokolov, M Timor-
82. Tismenetsky dan SV Reshetnikov. 2000.
Liu RH. 2004. Potential synergy of The regulation of dietary supplements
phytochemicals in cancer prevention: from medicinal mushrooms. Science and
mechanism of action. Journal Nutrition, Cultivation of Edible Fungi, Van
134: 3479S-3485S. Griensven (ed.).
Willett WC. 2002. Balancing life-style and Fowler S, R Roush dan H Wise. 2013.
genomics research for disease Consepts of Biology. Rice University,
prevention. Science, 296: 695-698. Texas, United State of America.
Liu RH. 2003. Health benefits of fruit and Mane VP, SS Patil, AA Syed, dan MM Baig.
vegetables are from additive and 2007. Bioconversion of low quality
synergistic combinations of lignocellulosic agricultural waste into
phytochemicals. Am. J. Clin. Nutr., 78: edible protein by Pleurotus sajor-caju
517S-520S. (Fr.) Singer. Journal of Zhejiang
Keles A, I Koca dan H Genccelep. 2011. University of Science, 8(10): 745-751.
Antioxidant properties of wild edible Jandaik CL dan SP Goyal. 1995. Farm and
mushroom. Journal of Food Process farming of oyster mushroom (Pleurotus
Technology, 2:6. sp). In: Mushroom Production
Hetland G, E Johnson, T Lyberg, S Technology (Eds. Singh, R.P. and Chaube,
Bernardshaws, AMA Tryggestad dan B H. S.). G. B. Pant Univ. Agril. And Tech.,
Grinde. 2008. Effects of the medicinal Pantnagar India, 72-78.
mushroom Agaricus blazei Murill on Çağlarırmak N. 2007. The nutrients of exotic
immunity, infection and cancer. Journal mushrooms (Lentinula edodes and
of Immunology 68(4): 363–370. Pleurotus species) and an estimated
Kimura Y. 2005. Review: New anticancer approach to the volatile compounds.
agents: In Vitro and In Vivo evaluation of Food Chemistry, 105, 1188–1194.
the antitumor and antimetastatic actions Agrahar-Murugkar D dan G Subbulakshmi.
of various compounds isolated from 2005. Nutritional value of edible wild
medicinal plants. In vivo 19(1): 37-60. mushrooms collected from the Khasi hills
Mau JL, H Lin dan CC Chen. 2002. of Meghalaya. Food Chemistry, 89, 599-
Antioxidant properties of several 603.
medicinal mushrooms. Journal of Purkayastha RP dan D Nayak. 1981. Analysis
Agricultural and Food Chemistry 50 (21): of Protein patterns of an Edible
6072-6077. mushroom by GelElectrophoresis and its
Savoie JM, N Minvielle dan ML Largeteau. amino acid composition. Journal Food
2008. Radical-scavenging properties of Science and Technology, 18: 89-91.
extracts from the white button Ortega GM, EO Martinez, D Betancourt, AE
mushroom, Agaricus bisporous. Journal of Gonzalez dan MA Otero. 1992.
the Science of Food and Agriculture, 88: Bioconversion of sugarcane crop residues
970-975. with white rot fungi Pleurotus species.
Gan CH, NB Amira dan R Asmah. 2013. World Journal of Microbiology and
Antioxidant analysis of different types of Biotechnology. 8(4): 402-405.
edible mushrooms (Agaricus bisporous Maher MJ. 1991. Spent mushroom compost
and Agaricus brasiliensis). International (SMC) as a nutrient in peat based potting
Food Research Journal, 20 (3): 1095- substrates. In Maher MJ (Ed.) Science and
1102. Cultivation of Edible Fungi. Balkema.
Chang ST dan KE Mshigeni. 2000. Rotterdam, Holland. pp: 645-650.
Ganoderma lucidum – Paramount among Dai J dan RJ Mumper. 2010. Plant phenolics:
the medicinal mushrooms. Discovery and Extraction, analysis and their antioxidant
Innovation, 12 (3): 97 –101. and anticancer properties. Molecules, 15:
7313–7352.
24 Rahmawati SI Jamur sebagai Obat

Vamanu E. 2012. In Vitro Antimicrobial and D-glucan of Auricularia auricula-judae,


Antioxidant Activities of Ethanolic and other polysaccharides containing
Extract of Lyophilized Mycelium of (1→3)-glycosidic linkages. Carbohyd Res,
Pleurotus ostreatus PQMZ91109. 92:115–29.
Molecules, 17: 3653-3671. Ukoima HN, LO Ogbonnaya, GE Arikpo dan
Takeujchi H, P He dan LY Mooi. 2004. LN Ikpe. 2009. Cultivation of mushroom
Reductive effect of hotwater extracts (Volvariella volvacea) on various farm
from woody ear (Auricularia waste in Obubra local government of
auriculajudae Quel.) on food intake and cross river state, Nigeria. Pakistan journal
blood glucose concentration in of nutrition 8(7): 1059-1061.
genetically diabetic KK-Ay mice. J Nutr Sci Haslam E. 1998. Practical Polyphenolics:
Vitaminol (Tokyo), 50: 300-304. From Structure to Molecular Recognition
Ukai S, T Kiho, C Hara, I Kuruma dan YJ and Physiological Action. Cambridge
Tanaka. 1983. Polysaccharides in fungi. University, Press, Cambridge, UK.
XIV. Antiinflammatory effect of the Roberfroid MB. 1999. Concept in functional
polysaccharides from the fruit bodies of foods: the case of inulin and
several fungi. J Pharmacobio Dynam, oligofructose. J. Nutr., 129: 1398-1401.
6:983–90. Agfianto EP. 2002. Belajar mikrokontroller
Yoon JS, MA Yu, YR Pyun, JK Hwang, DC Chu AT89C51/52/55. Penerbit Gava Media,
dan RL Juneja. 2003. The nontoxic Edisi pertama, Yogyakarta.
mushroom Auricularia auricula contains
a polysaccharide with anticoagulant
activity mediated by antithrombin.
Thromb Res, 112:151–8.
Yuan Z, P He, J Cui dan H Takeuchi. 1998.
Hypoglycemic effect of water-soluble
polysaccharide from Auricularia auricula-
judae Quel. on genetically diabetic KK-Ay
mice. Biosci Biotechnol Biochem,
62:1898–903.
Misaki A, M Kakuta, T Sasaki, M Tanaka, dan
H. Miyaji. 1981. Studies on interrelation
of structure and antitumor effects of
polysaccharides: antitumor action of
periodate modified, branched (1→3)-β-

Anda mungkin juga menyukai