Oleh:
NIM : L1A121058
Kelas : Peternakan B
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
BAB I. PENDAHULUAN
khatulistiwa yang menjadikan negeri ini sebagai negeri tropis yang sangat kaya
dalam hal keanekaragaman hayati. Sebagai negeri yang memiliki hutan hujan
basah dan lembab, dan kondisi ini sangat cocok bagi pertumbuhan banyak
dalam tanah dengan memanfaatkan nutrisi yang dihasilkan akar tanaman untuk
adaptasi dan bertahan hidup. Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh fungi
(Campbell, 2003). Fungi ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler, tetapi
benang halus yang disebut hifa. Kumpulan hifa akan membentuk suatu badan
buah fungi dengan bentuk dan ukuran yang beragam. Fungi memiliki struktur
tubuh, cara mendapatkan nutrisi dan reproduksi yang berbeda dengan organisme
ditemukan pada kategori 3 habitat di Desa Paniis, Ujung Kulon, Jawa Barat
yang dapat dilihat dengan mata tanpa bantuan mikroskop, tubuh buah dapat
dipetik dengan tangan, dan sebagian jenis aman untuk dikonsumsi. Fungi ini
(Gunawan, 2005).
dunia peternakan?
1.3. Tujuan
dunia peternakan.
BAB II. PEMBAHASAN
Fungi atau jamur adalah jenis organisme eukariotik yang masuk dalam
Kingdom Fungi. Mereka ditemukan hampir pada semua habitat di dunia tetapi
kebanyakan hidup di darat, terutama di tanah atau pada makhluk hidup lain di laut
(pengurai) dan siklus karbon. Meski begitu, beberapa jamur hidup sebagai parasit
tidak memiliki membran inti sel. Tubuhfungsi atau jamur disebut sebagai talus,
yaitu tidak memiliki akar, batang, maupun daun sejati. Walaupun kebanyakan
sifatnya multiseluler atau terdiri dari banyak sel, ada pula jenis fungi yang
uniseluler atau hanya memiliki satu sel, contohnya ragi. Berdasarkan ukurannya
tidak termasuk ke dalam kingdom Plantae. Tapi, fungi merupakan organisme yang
heterotrof, yaitu dapat memperoleh makanan dari organisme lain. Dinding sel
mengandung selulosa.
hidup yang sudah mati. Jadi, jamur akan mengeluarkan zat yang membuat sisa
makhluk hidup menjadi terurai. Kalau sudah terurai, sari-sarinya akan diserap
oleh jamur sebagai makanannya.Oleh karena itu, jamur juga disebut sebagai
parasit. Hal ini tentunya dapat berdampak besar dan terjadinya kerugian pada
dunia peternakan.
peternakan.
Fungi selain mempunyai dampak yang positif, namun ada dampak negatif
yang diberikan oleh fungi yang dapat menimbulkan kerugian dalam dunia
saluran pernafasan akibat menghirup udara yang mengandung spora dari kotoran
yang berjamur. Meskipun jarang dijumpai, penyakit ini dapat menyerang manusia.
Pada manusia, gejala penyakit ini sangat mirip dengan gejala TBC yang
dan sporanya berwarna merah kecoklatan seperti warna karat.Pilobolus sp. sering
disebut ‘pelempar topi’ atau cap thrower, karena bila sporangiumnya telah masak,
jamur ini bisa melontarkannya sampai sejauh 8 meter. Spora tersebut kemudian
melekat pada rumput atau tumbuhan lain. Ketika tumbuhan tersebut dimakan
hewan, spora jamur yang melekat tersebut akan berkecambah di dalam saluran
(penyakit pada kulit, rambut, dan kuku) pada hewan dan manusia. Dari beberapa
jamur tersebut hal ini akan sangat merugikan dalam dunia peternakan.
BAB III. KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
selain mempunyai dampak positif, Fungi juga mempunyai dampak negatif yang
ditimbulkan pada hewan, manusia, tumbuhan, dan yang lain. Sehingga dapat
Afrian Rosyadi, Bawon Triatmoko, dan Ari Satia Nugraha. 2022. Isolation of
Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2003). Biologi. Jilid 2. Edisi
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Noverita. 2005. Pengaruh konsentrasi pupuk pelengkap cair Nipka-plus dan jarak
3(1): 1-10.