Anda di halaman 1dari 28

MIKOLOGI

Fungi (Jamur)
KELOMPOK 1

1. Rafi Widya Ali ahmadi (P07134121001)


2. Arsetya Putri (P07134121002)
3. Eva Nurhikmah (P07134121003)
4. Arsita Dwi Dewantara (P07134121004)
Pengertian Jamur
Menurut Gandjar (2006) jamur atau fungi adalah sel
eukariotik yang tidak memiliki klorofil, tumbuh sebagai hifa,
memiliki dinding sel yang mengandung kitin, bersifat
heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya,
mengekskresikan enzim ekstraselular ke lingkungan melalui
spora, dan melakukan reproduksi secara seksual dan
aseksual.
Sejarah Perkembangan
Mikologi
Ilmu yang mempelajari jamur (fungi) adalah Mikologi. Jamur dulu
termasuk Kingdom Plantea, tetapi sekarang terpisah dan berdiri
sendiri. Jamur merupakan organisme purba, keberadaan jamur
diperkirakan muncul 1 juta tahun lalu dan ada sebelum munculnya
hewan dan tumbuhan. Jamur sudah lama dikenal dan digunakan
sebagai bahan pangan, obat, minuman dan lain-lain.
Perkembangan Mikologi semakin pesat terutama setelah Perang
Dunia II karena berbagai penelitian membuktikan bahwa jamur
dapat memberikan keuntungan meskipun ada juga kerugiannya.
Sejarah Perkembangan
Mikologi
1. Peradaban
2. Roma Kuno dan Yunani
3. Abad Pertengahan dan Renaissance
4. Abad ke-18
5. Abad ke-19
6. Abad ke-20 dan ke-21
1. Peradaban Prasejarah
Di Afrika, ditemukan penggunaan jamur halusinogen
Di Eropa, pengguanaan spesies Fomes fomentarius sebagai
sumbu untuk menyalakan api
Budaya Maya di Meksiko dan Guatemala menggunakan jamur
bersifat halusinogen untuk ritual sulap-religius
2. Roma Kuno dan Yunani
Di Imperal Rome, jamur dapat dimakan dan digunakan sebagai
racun (Amanita phalloides)
Karya Athenaeus Yunani di Alexandria digunakan referensi
pertama budidaya jamur
Filsuf Theopharastus mendefinisikan pertama kali bahwa mereka
"tanaman tidak sempurna, tanpa akar, daun, bunga atau buah-
buahan."
Lanjutan...
Dioscorides, menggambarkan sifat beracun jamur
Claudius Galeno mengklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
bolites (beracun), porcini (beracun) dan mykes
Pliny dalam kerjanya, mengacu pada genus boletus (porcini)
mudah dikacaukan dengan jamur lainnya
3. Abad Pertengahan dan
Renaissance
Abad ini tidak mengalami kemajuan besar karena naturalis hanya
mengikuti karya Pliny
masalah serius di Eropa dalam budidaya gandum karena
serangan ergot (Claviceps purpurea)
Andera Mattioli mendukung Pliny bahwa porcini beracun dan
mengusulkan klasifikasi jamur berdasarkan morfologi dan
perbedaan penggunaan spesies yang berbeda
4. Abad ke-18
John Ray, memisahkan jamur menjadi 3 kelompok menurut
kebiasaan mereka tumbuh (epigeous dan subterranean) dan
karakteristik morfologi
Joseph Tournefort membaginya menjadi 7 kemlompok menurut
morfologi
Dermaga Italia Antonio Micheli dianggap menjadi pendiri
mikologi modern karena beliau menemukan bahwa reproduksi
terjadi oleh spora dan bukan oleh generasi spontan
Lanjutan...
Micheli menetapkan 4 kelas berdasarkan struktur reproduksi
Swiss carolus Linnaeus mengusulkan nomenklatur binominal
dengan mengubah cara denomisasi spesies.
Linnaeus tidak berkontribusi besar, tetapi sistemnya
meletakkan dasar bagi paraa peneliti
5. Abad ke-19
abad ini diakui sebagai disiplin botani independen karena
penerapan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Micheli
Persoon Kristen (ahli mikologi terkenal dalam abad ini),
memisahkan jamur di kelas Angiocarpus (spora matang dalam
tubuh buah) dan Gymnocarpus (spora matang di luar tubuh
buah)
Lanjutan...
Elias Fries (ahli mikologi terbaik dalam sejarah) menerbitkan
karya ilmiah yang dianggap dasar mikologi modern
Elias mengusulkan klasifikasi konsep filogeni
Nama-nama yang diusulkan Elias diterima sebagai dasar
nomenklatur mikologi pada Kongres Internasional Bontani
Brussels (1910)
6. Abad ke-20 dan ke-21
memiliki kemajuan besar akibat teknologi baru yang dapat
mengidentifikasi jamur paling akurat
Awal abad ke-20, metode fisiologis dan biokimia mulai
digunakan.
Mulai mengidentidfikasi metabolit yang diproduksi jamur dan
khasiatnya (terbukti dalam bidang industri makanan dan
farmasi)
Lanjutan...
mendekati abad ke-20, perkembangan teknik molekuler terjadi,
memungkinkan studi hubungan filogenetik di dalam jamur dan studi
tentang komposisi genetik
abad ke-21, bidang genomik dikembangkan shg dapat
mengurutkan genom berbagai spesies jamur
penelitian dalam genomik dapat memabantu mengidentifikasi
kelompok yang tidak dapat dibedakan dengan teknik klasik
penggunaan jamur di berbagai bidang
CIRI UMUM FUNGI

Jamur (fungi) bersifat heterotrof dan berdasarkan ultrastrukturnya termasuk sel


eukariotik.
Sel jamur mempunyai nukleus yang dilapisi membran, mempunyai organella
(mitokondria, vakuola, badan golgi, retikulum endoplasma, ribosom, dan lain-
lain).
Produser spora yg dibentuk secara seksual dan aseksual.
Bentuk pertumbuhan jamur dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu Khamir
(yeast, sel ragi, uniseluler), Kapang (mold, mould, multiseluler) dan cendawan
(mushroom, berdaging, mutiseluler).
MORFOLOGI FUNGI
1. Hifa dan Miselium
2. Dinding Hifa
3. Membran Hifa
4. Kompartemen lain pada Hifa
5. Haustoria
6. Plectenchyem
7. Stroma
8. Sclerotium
9. Spora
CIRI UMUM FUNGI
Hifa dan Miselium
Hifa adalah struktur somatik atau vegetatif dan
kumpulan hifa disebut miselium.
Dinding Hifa
Terdiri dari selulose (suatu karbohidrat yang berantai panjang)
Membran Hifa
Terdapat di bawah dinding sel yang kuat berfungsi melindungi
isi sel
CIRI UMUM FUNGI
Kompartemen Lain pada Hifa
Nukleus, mitokondria, reticulum endoplasma, ribosom,
apparatus Golgi, microbodies (peroksisom, glioksisom,
hidrogenesom, dan lisosom).
Haustoria
hifa bercabang atau gelembung bertangkai yang terdapat pada jamur
parasit yang dapat menembus dinding sel inang berfungsi untuk
absorpsi makanan dari sel inang.

Plectenchym
jaringan tenun dari miselium
CIRI UMUM FUNGI
Stroma
suatu anyaman / jalinan hifa yang cukup padat,
fungsinya sebagai bantalan untuk tumbuh bagian-
bagian lain.
Sclerotium
yaitu anyaman padat serupa rizopor, berfungsi untuk melekat.

Spora
ujung hifa jamur yang menggelembung membentuk serupa
wadah, sedangkan protoplasmanya yang menjadi spora,
berfungsi sebagai alat perkembangbiakan jamur.
KEANEKARAGAMAN FUNGI
Jamur perlu dipelajari mengingat diversitasnya sangat tinggi
sehingga diharapkan mampu dieksplorasi potensinya. Jumlah
spesies jamur yang sudah diketahui sampai saat ini kurang
lebih 69.000 dari perkiraan 1.500.000 spesies yang ada di
dunia dan di Indonesia kurang lebih 200.000 spesies. Jamur
yang termasuk Fungi sebenarnya (true fungi) dibedakan
menjadi Chytridiomycota, Zygomycota, Ascomycota,
Deuteromycota, dan Basidiomycota. Klasifikasi fungi menurut
Alexopoulus (1996) yang termasuk true fungi adalah
Chytridiomycota, Zygomycota, Ascomycota dan
Basidiomycota.
KEANEKARAGAMAN FUNGI
Fillum Schyzomicota, ciri - cirinya:
Mendapatkan energi dari mikroorganisme lain (saprofor
dan parasit)
Memiliki pigmen yang mirip tumbuhan (klorofil)
Dapat melakukan fotosintesis
Fillum Myxomicota, ciri - cirinya
Mendapatkan energi dari mikroorganisme lain (saprofor
dan parasit)
Sering dijumpai pada materi organik dari tumbuhan
Dapat bergerak seperti amuba
KEANEKARAGAMAN FUNGI
Fillum Eumycophyta, memiliki 3 kelas:
Ascomycetes, ciri - cirinya:
Saprofit
Membentuk badan buah
Hifa bersepta
Basidiomycetes, ciri - cirinya:
Dacrymycetales (basidia seperti garpu tala)
Tremellales (basidia bersepta longitudinal)
Auriculariales (basidia bersepta transversal)
Uredinales (basidiocarp tidak ada; teleutospora
dibentuk di ujung hifa)
Ustilaginales (teleutospora dibentuk pada
chlamidospora) Ordo nomor 1, 2, 3, termasuk Jelly
KEANEKARAGAMAN FUNGI
Deuteromycetes, ciri - cirinya:
Terdiri dari dari ordo:
Sphaeropsidales (saprobae/parasit pada tanaman)
Melanconiales
Moniliales (conidia terbentuk dengan oidia,
budding)
Myceliasterilia, (tidak mempunyai struktur
reproduksi)
PERANAN FUNGI PADA BERBAGAI
KEHIDUPAN
Peranan jamur bagi kehidupan manusia sangat besar dan ada yang
bersifat menguntungkan serta merugikan.
Keuntungan yang diperoleh pada bidang pangan, pakan, industri,
farmasi, dan lain-lain. Jamur berperan dalam bioremediasi yaitu
penggunaan organisme untuk membersihkan lingkungan yang
tercemar polutan.
Kerugian yang mungkin ditimbulkan diantaranya misalnya
Kesehatan, deteriorasi bahan dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Alexopoulus, J., C.Mims, and M. Blackwell 1996. Introducory Mycology. John
Wiley & Sons. Inc. New York

Deacon, J. W. 1997. Modern Mycology. 3rd ed. Blackwell Science. Berlin

Ellis, D. 2008. Mycology. http://www. adelaide.. Edu.eu. diakses 14 januari


2023 pkl 13.34 WIB

Gandjar, Indrawati, Wellyzar Sjamsuridzal dan Ariyanti


Oetari.2006.Mikologi Dasar dan Terapan.Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai