Anda di halaman 1dari 23

PERTUMBUHAN

FUNGI
ANGGOTA
KELOMPOK 5
NI KOMANG ARISTYADEWI (P07134121019)

RUTCHE FLAMELLYA NURHADIE (P07134121020)

CICILIA AMBAR DWI WINARNI (P07134121021)

GANDES GRATIA MARSFITO (P07134121022)


PERTUMBUHAN FUNGI

Fase pertumbuhan dalam kurva pertumbuhan menurut Gandjar (2006)


antara lain :
1. Fase Lag
2. Fase Akselerasi
3. Fase Eksponensial
4. Fase Deselerasi
5. Fase Stasioner
6. Fase Kematian Dipercepat
TIPE PERTUMBUHAN FUNGI

Jamur filamen atau kapang tumbuh melalui pembentukan miselia.


Pertumbuhan dimulai dari ujung miselium (pertumbuhan apikal)
dengan membentuk septa diantara sel-sel.

Miselium bisa berbentuk panjang dan menyebar pendek dan


bercabang-cabang atau campuran dari keduanya. Pada suatu
permukaan, fungi tumbuh membentuk suatu lapisan tebal dengan
miselia yang bertumpang tindih. Sedangkan pada mesia cair, miselia
akan tersebar atau membentuk pellet dengan diameter 0,1 - 10 mm.
Lapisan (mats) dan pellet miselia sangat penting untuk pertumbuhan
kapang karena ini akan mempengaruhi lingkungan fisikokimia invidual
sel-sel tersebut. Pemantauan pertumbuhan kapang dilakukan dengan
menghitung peningkatan jumlah masa sel bukan dengan perhitungan
jumlah sel karena sel-sel kapang sangat sulit dipisahkan (Sa'id, 1987).
PLASMODIAL

Myxomycota adalah sekelompok protista


yang berpenampilan mirip jamur namun
berperilaku menyerupai amoeba.
Myxomycota berasal dari kata myxo yang
artinya lendir, dan mykes yang artinya
cendawan
PLASMODIAL

FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN FUNGI
SUBSTRAT
Substrat adalah nutrisi yang mendukung pertumbuhan
jamur. Jamur dapat mensekresi enzim ekstraseluler untuk
menguraikan senyawa kompleks pada substrat. Senyawa
kompleks ini akan diuraikan menjadi senyawa sederhana
sehingga dapat dimanfaatkan oleh jamur. Beberapa nutrisi
yang dapat mendukung pertumbuhan jamur yaitu :
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lipid
4. Mineral dan Vitamin
pH

Enzim yang dihasilkan oleh jamur


akan mengurai substrat sesuai
dengan pH optimalnya. Oleh karena
itu, pH media pertumbuhan jamur
perlu diperhatikan. Umumnya,
jamur tumbuh pada pH dibawah 7.
OKSIGEN

Oksigen sangat dibutuhkan oleh jamur untuk melakukan


respirasi yang menghasilkan CO2 dan H2O. Sebaliknya untuk
pertumbuhan yang optimum, oksigen harus diambil secara bebas
dari udara. Tanpa adanya oksigen, tidak ada jamur yang dapat
hidup.
AIR

Kebutuhan jamur akan memiliki kelembaban yang berbeda-


beda, namun hampir semua jenis jamur dapat hidup pada
substrat yang belum jenuh air. Kadar air substrat yang rendah
sering menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan jamur.
Kondisi ini berlaku bagi jenis jamur yang hidup pada kayu
atau tanah. Kayu dengan kadar air kurang dari 20% umumnya
sedikit diserang oleh jamur perusak. Sebaliknya kayu dengan
kadar air 35- 50% sangat disukai oleh jamur perusak.
CAHAYA
Intensitas cahaya yang dibutuhkan
pada saat pertumbuhan tubuh buah
lebih banyak dibandingkan saat
pembentukan miselium. Paparan
cahaya matahari secara langsung bisa
menghambat pertumbuhan miselium
dan merusak tubuh buah jamur yang
sudah terbentuk. Namun pada
dasarnya, cahaya yang menyebar
merupakan cahaya yang baik bagi
pertumbuhan jamur.
SUHU
Faktor ini mempengaruhi jamur yang bersifat
mesofik, yaitu tumbuh baik pada suhu kamar. Pada
jamur yang bersifat psikrotropik yaitu dapat tumbuh
baik pada suhu almari es dan beberapa masih dapat
tumbuh lambat pada suhu pembekuan, misalnya
pada suhu 5-10 derajat celsius. Sedangkan jamur
yang bersifat termofilik yaitu dapat tumbuh pada
suhu yang tinggi.
Kebanyakan kapang bersifat mesofilik, yaitu mampu
tumbuh baik pada suhu kamar. Suhu optimum
pertumbuhan untuk kebanyakan kapang adalah
sekitar 25-30 derajat celsius, tetapi beberapa dapat
tumbuh pada suhu 35-37 derajat celsius atau lebih.
KELEMBAPAN

Kelembaban adalah kadar air yang terdapat di udara. Setiap


jamur memiliki kelembaban optimal yang mendukung
pertumbuhannya, contohnya jamur xerofilik dapat tumbuh
pada kelembaban 70%, kapang dapat tumbuh pada
kelembaban 80% dan mucor dapat tumbuh pada kelembaban
90%.
PENGARUH LINGKUNGAN
TERHADAP DIMORFISME FUNGI
Fenomena dimorfisme merupakan hal yang menarik karena jamur tertentu
dapat memiliki dua bentuk yang berbeda tergantung kepada kondisi
lingkungan tempat reproduksinya

Dimorfisme pada fungi adalah fungi yang dapat memiliki dua bentuk, yaitu
kapang (multiseluler) dan yeast (uniseluler). Dimorfisme fungi bertujuan
untuk merespon terhadap kondisi lingkungan tempat fungi hidup untuk
menjadi saprofit ataukah menjadi parasit. Ketika berada di lingkungan
seperti tanah maka fungi akan menjadi saprofit dan memiliki bentuk
kapang multiseluler, jika berada di dalam jaringan hidup maka fungi akan
berubah menjadi yeast (uniseluler).
Pada beberapa jamur, selnya dapat memperlihatkan dua bentuk yang
berbeda (dimorfisme), yaitu bentuk sel tunggal (khamir) dan bentuk
filamen (kapang). Perubahan bentuk sel tersebut disebabkan oleh
pengaruh komposisi medium, temperatur, atau konsentrasi
karbondioksida. Sebagai contoh, Hitoplasma duboisii yang habitat
alamiahnya berbentuk filamen, namun spora kapang dapat masuk ke
saluran pernapasan dan berkecambah di paru-paru atau bronkhiolus
kemudian membentuk sel khamir.
Video pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus
ostreatus)
referensi
Gandjar, I., W. Sjamsuridzal, dan A. Oetari. 2006. Mikologi: dasar dan terapan .
Yayasan Obor Indonesia. Jakarta
Alexopoulus, J., C. Mims, and M. Blackwell. 1996. Introductory Mycology. John
Wiley & Sons. Inc. New York
Deacon, J.W. 1997. Modern Mycology. 3rd ed. Blackwell Science. Berlin
Kamsahamnida!

Anda mungkin juga menyukai