DISUSUN OLEH :
JURUSAN KEBIDANAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah yang berjudul
“Konsep Dasar Jamur” dapat tersusun hingga selesai.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Mikrobiologi dan Parasitologi di Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktiikkan dalam kehidupan sehari-hari
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Utuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
B RUMUSAN MASALAH
C TUJUAN PEBULISAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan
lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi
tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul
pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini
segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan,
misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof,
tipe sel sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari
benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang
disebutmiselium. Selain memiliki berbagai macam cara untuk berkembangbiak, jamur juga
terdiri dari aneka macam jenis baik yang bermanfaat maupun yang berbahaya atau beracun.
B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Jamur ?
2. Apa Saja Macam-Macam Jamur ?
3. Apa Karakteristik Jamur ?
C.TUJUAN PENULISAN
1. Kita Dapat Mengetahui Pengertian Jamur
2. Kita Dapat mengetahui Macam-Macam Jamur
3. Kita Dapat Mengetahui Karakteristik Jamur
BAB II
PEMBAHASAN
Jamur benang atau Kapang (mold, mould) atau fungi berfilamen merupakan fungi
multiseluler yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar kita.Contoh species yang termasuk
kelompok kapang adalah Aspergillus niger, A. oryzae, Rhizopus oryzae, Trichoderma
harzianum,dan lain sebagainya..Struktur umumnya yaitu berupa hifa (filamen) yang
berbentuk tabung, dinding sel rigid (kaku), dan terlihat ada pergerakan protoplasma
didalamnya.Kumpulan hifa dinamakan miselium. Panjang hifa tidak terbatas tetapi
diameternya konstan berukuran umumnya berkisar antara 1-2 µm atau 5-10 µm tetapi ada
yang mencapai 30 µm. Hifa ada yang mempunyai sekat (septa) atau tidak mempunyai sekat
(senositik). Phylum Ascomycota dan Basidiomycota mempunyai hifa bersepta sedangkan
Oomycota dan Zygomycota tidak bersepta.Walaupun terdapat septa tetapi masih
memungkinkan adanya pergerakan protoplasma karena septa tersebut berpori. Septa akan
membagi hifa ke dalam kompartemen-kompartemen yang masih bisa saling berhubungan.
Hifa basidimycota khas yaitu dalam satu kompartemen ada yang monokaryon (1 nucleus)
ataupun dikaryon (2 nucleus); mempunyai dolipore septum (septa khas dengan ciri pori
sentral sempit yatu 100-150nm, terdapat sayap yang didominasi glukan mengelilingi pori,
dan terdapat parenthosom bermembran); dan mempunyai clamp connection (seperti kait yang
menghubungkan antar kompartemen)
1. Daerah pucuk hifa (panjang berkisar 1-5µm) terdapat banyak Apical Vesicle Cluster
(AVC) yang berguna untuk pertumbuhan.
2.Daerah apical, yang kaya organela (mitokondria, retikulum endoplasma, ribosom) dan
sedikit vakuola.
4.Daerah lebih tua terdapat lipid bodies, woronin bodies. Woronin bodies berbentuk
spherical, berdiameter ±0,2 µm, dan berkaitan dengan septa. Woronin bodies merupakan
salah satu organella khas yang dijumpai pada hifa dan berfungsi sebagai pendukung
struktural dan pelindung dari kerusakan. Organella ini seperti saklar yang akan menutup
pori pada septa sehingga apabila terjadi kerusakan pada salah satu kompartemen maka
tidak akan berlanjut ke kompartemen yang lain.
5. Daerah paling tua, selnya biasanya kosong, dinding pecah (mengalami autolisis), dan
dapat survive dengan pembentukan chlamydospora (klamidospora; spora istirahat).
Karena klamidospora terbentuk pada daerah hifa paling tua maka biasanya baru bisa
diamati ketika umur biakan fungi sudah tua (ada yang sampai 2 minggu).Hifa tumbuh
dengan perpanjangan pada bagian ujungnya. Fungi ada yang mampu tumbuh cepat,
misalnya Rhizopus sp, Mucor sp, dan Synchepalastrum sp yang koloninya mampu
memenuhi cawan petri selama 2 hari inkubasi. Fungi yang pertumbuhannya lambat bisa
mencapai 7-10 hari misalnya Aspergillus sp, Penicillium sp, dan Trichoderma sp. Setiap
bagian hifa dapat tumbuh menjadi individu baru sehingga ketika hifa putus (fragmentasi
hifa) maka fragmen tersebut dapat menjadi hifa baru.
Bagian dari hifa yang berfungsi untuk mendapatkan nutrisi dinamakan hifa vegetatif
sedangkan bagian hifa yang berfungsi untuk reproduksi dinamakan hifa reproduktif atau hifa
aerial.Penamaan hifa aerial karena tumbuh ke atas permukaan medium.Warna koloni dapat
diakibatkan karena pigmentasi hifa (melamin), pigmen yang dikeluarkan, maupun produksi
spora (paling umum).
b. Jamur Yeast
Beberapa sel yeast dapat mengalami dimorfik (dimorphic fungi) yaitu dapat berubah
antara fase yeast (Y) dan fase miselium (M) atau filamen (F) karena respon terhadap
perubahan lingkungan.Dimorfisme pada Mucor indicus yang tumbuh pada permukaan agar
berupa yeast sedangkan dalam agar berupa mold. Contoh yang paling umum ditemukan
dimorfik adalah Candida albicans yang dapat berupa yeast ketika tersebar di lapisan air atau
cairan tubuh, tetapi sebagai hifa ketika menginvasi jaringan. Perubahan bentuk tersebut
mendukung perkembangbiakannya dalam sel inang. C. albicans merupakan flora umum di
membran mukosa manusia dan tidak membahayakan tetapi ketika kondisi sekitarnya berubah
maka akan dapat memproduksi hifa yang menginvasi mukosa dan dapat membahayakan.
Contoh lain yaitu Mucor rouxii yang berbentuk miselium ketika ada aerasi dan berbentuk
yeast ketika suasana anaerob. Jamur benang atau Kapang (mold, mould) atau fungi
berfilamen merupakan fungi multiseluler yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar
kita.Struktur umumnya yaitu berupa hifa (filamen) yang berbentuk tabung, dinding sel rigid
(kaku), dan terlihat ada pergerakan protoplasma didalamnya.Kumpulan hifa dinamakan
miselium. Panjang hifa tidak terbatas tetapi diameternya konstan berukuran umumnya
berkisar antara 1-2 µm atau 5-10 µm tetapi ada yang mencapai 30 µm. Hifa ada yang
mempunyai sekat (septa) atau tidak mempunyai sekat (senositik). Phylum Ascomycota dan
Basidiomycota mempunyai hifa bersepta sedangkan Oomycota dan Zygomycota tidak
bersepta. Walaupun terdapat septa tetapi masih memungkinkan adanya pergerakan
protoplasma .
c. Jamur Cendawan
d. Demorfik
Merupakan jamur yang mempunyai dua bentuk yaitu yeast dan mold.Berbentuk yeast
jika berada didalam inang/host atau pada suhu inkubasi 37 derajat celcius, dan berbentuk
mold jika berda diluar inangnya.Atau pada suhu inkubasi suhu ruang.Contoh :Histoplasma
capsulatum, Coccidioidesimmitis,blastomyces dermatidis.
a.Zygomycota
Jamur Zygomycota mempunyai ciri-ciri , yakni :
2.Ascomycota
Ascomycota memiliki ciri-ciri :
Tubuh nya ada yang uniseluler dan ada juga yang multiseluler
Hifanya bersekat dan berinti banyak.
Kehidupannya ada yang parasit, saporfit, dan ada juga yang bersimbosis dengan
ganggang yang membentuk Lichenes (lumut kerak).
Reproduksi secara vegetatif yaitu dengan membentuk tunas-tunas, pada multiseluler
ini membentuk spora dari konidia. Secara generatif dengan membentuk askus yang
akan menghasilkan askospora.
Sacharomyces cerevisae (ragi) jenis jamur ini biasa untuk membuat bir, roti
ataupun alkohol, Penicillium notatumndan, Penicellium chrysogenum, jenis jamur yang satu
ini yang menghasilkan antibiotik penisilin.Aspergillus wentii ini untuk membuat kecap
3.Basidiomycota
Basidiomycota memiliki ciri-ciri :
Jenis jamur ini mempunyai miselium yang bersekat-sekat, dari miselium ini tumbuh
tubuh buah (basidokrap) yang beraneka ragam bentuknya.
Dalam basidiokarp ini terdapat jalinan-jalinan benang hifa. Jika pada benang hifa
yang bermuatan positif akan bertemu dengan basidium yang bermuatan negatif, maka
akan terjadi plasmogami dan akan membentuk miselium dikariotik.
Ujung miselium ini menggelembung dan akan membentuk basidium untuk
memproduksi empat spora bertangkai.
Jenis ini berkembang biak dengan secara seksual dengan basidiospora dan aseksual
dengan konidispora.
Jenis jamur ini kebanyakan berukuran makroskopis, hidup sebagai parasit dan saprofit
Volvariela volvacae (Jamur merang), jenis jamur yang satu ini bisa dimakan dan
sudah dibudidayakan, menjadi mata pencarian.
Auricularia polytricha (jamur kuping) dapat dikonsumsi dan bisa dibudidayakan.
Amanita phalloides dan Amanita muscaria (jamur beracun), jenis jamur ini
mempunyai racun, habitatnya didaerah subtropis.
Ustilago maydis (Jamur api), jenis jamur ini kebanyakan terdapat di batang kayu
4.Deuteromycota
Jamur Deuteromycota memiliki ciri-ciri :
Jenis Jamur yang tak sempurna fungi (imferfecti), karena belum bisa diketahui cara
reproduksi generatifnya. Pada perkembangbiakan aseksual nya dengan konidia.
Hifanya yang bersekat
Hidupnya sebagai saprofit dan parasit
Tubuhnya yang berukuran mikroskopis
Monillia sitophila (jamu oncom), jenis jamur ini yang biasa membuat oncom
Ephidermophyton floocosum, jenis jamur ini yang menyebabkan penyakit pada kaki
atlet.
Curvularia sp, jenis jamur ini hidup parasit pada tumbuhan
Microsporum sp, dan
Trighophyton sp, yang menyebabkan penyakit kurap.
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
2.Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai judul makalah ini
https://www.gurupendidikan.co.id
https://staffnew.uny.ac.id