Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN
“DISTOSIA BAHU”
Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan
Maternal dan Neonatal
Dosen Pengampu :
Ira Titi Sari, S.SiT, M.Kes.
NAMA KELOMPOK :

1. Ninne Gerdha Fardiyana (P17321181001)


2. Yustina Dewi Anggraini (P17321183018)
3. Natasya Farhana Niam (P17321183033)
4. Rike Puspitasari (P17321183035)
5. Inas Zhafirah (P17321183036)
Apa sih definisi
distosia bahu ?

1 Definisi Distosia
Bahu
Distosia bahu adalah kegagalan persalinan
bahu setelah kepala lahir, dengan mencoba salah
satu metode persalinan bahu (Manuaba, 2001).
Distosia bahu adalah suatu keadaan
diperlukannya tambahan manuver obstetric oleh
karena dengan tarikan bisa karah belakang pada
kepala bayi tidak berhasil untuk melahirkan bayi
(Prawirohardjo, 2009).
Distosia bahu merupakan kegawat daruratan
obstetric karena terbatasnya waktu persalinan,
terjadi trauma janin,dan kompikasi pada ibunya,
kejadiannya sulit diperkirakan setelah kepala lahir,
kepala seperti kura-kura dan persalinan bahu
mengalami kesulitan (Manuaba, 2001).
Apa sih etiologi
distosia bahu ?

2 Etiologi Distosia
Bahu
Distosia bahu disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
 Obesitas ibu pertambahan berat badan yang berlebihan
 Bayi berukuran besar
 Riwayat saudara kandung yang besar dan diabetes pada ibu
Faktor penyebab distosia bahu :
1. Distosia karena kelainan His
Kelainan his dapat berupa inersia uteri hipotonik atau inersia uteri hipertonik.
a. Inersia Uteri Hipotonik
Merupakan kelainan his dengan kekuatan yang lemah/tidak adekuat untuk melakukan pembukaan
servik atau mendorong anak keluar sering dijumpai pada penderita dengan keadaan umum kurang
baik seperti anemia, uterus yang terlalu teregang misalnya akibat hidramnion atau kehamilan kembar
atau makrosomia, grandemultipara atau primipara, serta penderita pada keadaan emosi kurang baik.
Dapat terjadi pada kala pembukaan serviks, fase laten atau fase aktif maupun pada kala
pengeluaran.
Inersia uteri hipotonik terbagi dua yaitu:
 Inersia uteri primer : Terjadi pada permulaan fase laten, sejak awal telah terjadi his yang tidak
adekuat/kelemahan his yang timbul sejak dari permulaan persalinan.
 Inersia uteri sekunder : Terjadi pada fase aktif kala I atau kala II.
b. Inersia Uteri Hipertonik
Merupakan kelainan his dengan kekuatan cukup besar kadang sampai melebihi normal namun tidak
ada koordinasi kontraksi dari bagian atas, tengah dan bawah uterus, sehingga tidak efisien untuk
membuka serviks, dari mendorong bayi keluar.
2. Distosia karena kelainan letak
a. Letak sungsang adalah janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di
bawah cavum uteri.
b. Prolaps Tali Pusat adalah tali pusat berada disamping atau melewati bagian terendah janin
setelah ketuban pecah.  

3. Distosia karena jalan lahir


Distosia karena kelainan jalan lahir dapat disebabkan karena adanya kelainan pada jaringan
keras/tulang panggul, atau kelainan pada jaringan lunak panggul.
Distosia karena kelainan panggul/bagian keras dapat berupa :
c. Kelainan bentuk panggul yang tidak normal gynecoid misalnya panggul jenis Naegele, Robert
dan lain-lain.
d. Kelainan ukuran panggul. Panggul sempit pelvic contaction panggul disebut sempit apabila
ukurannya 1-2 cm kurang dari ukuran yang normal. Kesempitan panggul bias pada : kesempitan
atas panggil dianggap sempit apabila cephalopelvic kurang dari 10 cm atau diameter transversa
kurang dari 12 cm. Ukuran rata-rata panggul wanita normal :
 (DTI+13,5 cm, konjungtiva vera 12 cm, jumlah rata-rata kedua diameter minimal 22 cm.
 Pintu tengah panggul distasium spinarum 10,5 cm, diameter anterior posterior 11 cm, jumlah rata-
rata kedua diameter minimal 20 cm.
 Pintu bawah panggul diameter anterior 7,5 cm distansia intertuberosum 10,5 cm.
 Kelainan jalan lahir lunak : kelainan serviks uteri, vagina, selaput dara dan keadaan lain pada
jalan lahir yang menghalangi lancarnya persalinan.
Apa saja tanda dan
gejala terjadinya
distosia bahu ?

Tanda dan Gejala

3 terjadinya Distosia
Bahu
1. Pada proses persalinan normal kepala lahir
melalui gerakan ekstensi. Pada distosia bahu
kepala akan tertarik kedalam dan tidak dapat
mengalami putar paksi luar normal.
2. Ukuran kepala dan bentuk pipi menunjukkan
bahwa bayi gemuk dan besar. Begitu pula
dengan postur tubuh parturien yang biasanya
juga obese.
3. Usaha untuk melakukan putar paksi luar, fleksi
lateral dan traksi tidak melahirkan bahu
Apa saja Klasifikasi
dari distosia bahu ?

4 Klasifikasi
Distosia Bahu
1. Distosia karena kelainan presentasi

Malpersentasi adalah semua persentasi janin selain vertex sementara


malposisi adalah posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik
referens,masalah, janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan
menyebabkan partus lama.
Kelainan letak, persentasi atau posisi :
a. Posisi oksipitalis posterior persisten : persalinan persentasi belakang kepala
b. Presentasi puncak kepala : Bila defleksinya ringan sehingga UUB merupakan bagian
terendah
c. Presentasi Muka : Dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal sehingga oksiput
tertekan pada punggung.
d. Presentasi Dahi : Kedudukan kepala berada antara fleksi maksimal dan defleksi maksimal
sehingga dahi merupakan bagian terendah
e. Letak sungsang : Janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di
bagian bawah kavum uteri
f. Letak lintang : Sumbu memanjang janin menyilang, sumbu memanjang ibu tegak lurus atau
mendekati 90 derajat 
g. Presentasi Ganda : Keadaan dimana disamping kepala janin di dalam rongga panggul
dijumpai tangan, lengan atau kaki, atau keadaan di samping bokong janin dijumpai tangan
2. Distosia karena kelainan tenaga / His

 His terlampau kuat atau  Aksi uterus


 Inersia uteri atau Hypertonic uterine inkoordinasi atau
Hypotonic uterine contraction (tetania uteri) uncoordinate
countraction hypertonic uterine
His yang terlalu kuat dan sering contraction.
Kontraksi uterus lebih menyebabkan persalinan
lemah, singkat dan berlangsung singkat tanpa Sifat his yang tidak berubah
jarang daripada normal. relaksasi rahim. Hal ini dapat dimana tidak ada koordinasi
Keadaan umum membahayakan bagi ibu karena dan sinkronisasi antara
biasanya baik, dan rasa terjadinya perlukaan luas pada kontraksi dan bagian-
nyeri tidak seberapa. jalan lahir (dapat menyebabkan bagiannya. Jadi kontraksi
ruptura uteri) sedangkan bayi tidak efisien dalam
bisa mengalami perdarahan mengadakan pembukaan,
dalam tengkorak karena apalagi dalam pengeluaran
mendapat tekanan kuat dalam janin.
waktu singkat.
3. Distosia karena alat kandungan dan jalan lahir
Meliputi alat kelamin luardan dalam,adapun yang bisa mempengaruhi kemajuan persalinan
dapat dijabarkan sebagi berikut :

 Pada Vulva :
 Pada uterus :
a. edema ditemukan pada persalinan lama yang
a. Posisi anterversio uteri (posisi uterus ke depan)pada
disebabkan pasien dibiarkan mengedan terus,jarang
kala 1 pembukaan kurang lancar sehingga tenaga his
mempengaruhi kelangsungan persalinan.
salah arah,ajurkan ibu untuk tidur pada posisi
b. Stenosis pada vulva yang diakibatkan oleh radang dapat
terlentang.
sembuh dan meninggalkan jaringan perut sehingga
b. Kelainan uterus seperti uterus sub septus dan uterus
kesulitan pada kala pengeluaran diperlukan episiotomy
arkuatus yang menyebabkan terjadinya letak lintang
yang cukup luas.
dan tidak bisa dikoreksi.biasanya jalannya partus
c. Tumor dalam bentuk neoplasma.
kurang lancar dan his kurang lancar yang
menyebabkan fungsi uterus kurang baik.
 Pada Vagina :
a. Septum vagina yang tidak lengkap menyebabkan
 Kelainan pada ovarium :
menahan turunnya kepala janin sehingga harus dipotong
a. Kista ovarium,jika tempatnya di daerah fundus maka
dahulu.
persalinan dapat berlangsung normal
b. Stenosis vagina yang tetap kaku menyebabkan
b. Jika kedudukan kista di pelvis minor,maka dapat
halangan untuk lahirnya janin perlu dipertimbangkan
menganggu persalinan dan persalinan diakhiri dengan
seksio sesaria
seksio saesaria.
c. Tumor vagina menyebabkan rintangan persalinan
pervaginam,beresiko kelancaran persalinan pervaginam.
4. Distosia karena kelainan janin
Klasifikasi :
 Distosia kepala : hydrosefalus (kepala besar,hygromonas koli / tumor leher)
 Distosia bahu : bahu janin lebar seperti anak kingkong
 Distosia perut : hydro post fetalis,asites,akardiakus
 Distosia bokong : meningokel,spina bifida dan tumor pada bokong janin
 Kembar siam (double monster)
 Monster lainnya.

c. Anencefalus
a. Pertumbuhan janin yang berlebihan(janin kelainan congenital dimana tulang tengkorak
besar) hanya terbentuk dari bagian basal dari os
Dikenal dengan makrosomia,atau giant baby frontalis,os parietalis,dan os oksipitali,os orbita
adalah bayi dengan berat badan diatas 4 kilogram. sempit hingga Nampak penonjolan bola mata.
b. hydrosefalus d. Kembar siam
adalah keadaan dimana terjadi penimbunan cairan Terjadi pada janin kembar ,melekat dengan
serebrospinalis dalam pentrikel otak,sehingga penyatuan janin secara lateral.pada banyak kasus
kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran biasanya terjadi persalinan premature.
sutura-sutura dan ubun-ubun.cairan yang e. Gawat janin
tertimbun dalam pentrikel biasanya antara 500- Terjadi bila janin tidak menerima cukup
1500 ml oksigen,sehingga mengalami hipoksia .
5. Distosia Karena kelainan Panggul

c. Perubahan bentuk Karena kelainan


a. Jenis kelainan panggul (Caldwell moloy) : pertumbuhan intrauretin
 Panggul ginekoid  Panggul naegele
 Panggul anthropoid  \Panggul Robert
 Panggul android  Split pelvis
 Panggul platipeloid  Panggul asimilasi

b. Perubahan panggul menurut munro kerr d. Perubahan bentuk karena penyakit pada
 Perubahan bentuk karena kelainan tulang panggul dan atau sendi :
pertumbuhan intruretin  Rakitis
 Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang  Osteoplasma
panggul dan atau sendi  Neoplasma
 Perubahan bentuk karena penyakit tulang  Fraktur
belakang  Atrofi
 Perubahan bentuk karena penyakit kaki  Penyakit sendi
Apa sih patofisiologis
dari distosia bahu ?

5 Patofisiologis
Distosia Bahu
Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran
paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada
sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada
umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) di
bawah ramus pubis.
Dorongan pada saat ibu meneran akan
meyebabkan bahu depan (anterior) berada di bawah
pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran
menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap berada
pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan
terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis
sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala.
Apa saja faktor
predisposisi dari
distosia bahu ?

6 Faktor Prediposisi
Distosia Bahu
Waspadai terjadinya distosia bahu pada persalinan berisiko:

Antepartum
Riwayat distosia bahu
sebelumnya Intrapartum
Makrosomia > 4500 gram Kala I persalinan
memanjang
Diabetes melitus
Secondary arrest
IMT > 30 kg/m2
Kala II persalinan memanjang
Induksi Persalian
Augmentasi Oktsitosin
CPD
Persalinan pervaginam yang
ditolong
Dukun
Bagaimanan
Penanganan distosia
bahu ?

7 Penanganan
Distosia Bahu
1. Manuver Mcrobert

Secara sistematis tindakan pertolongan


distosia bahu adalah sebagai berikut 2. Manuver Rubin
diagnosis:
1. Hentikan fraksi pada kepala, segera
memanggil bantuan
2. Manuver Mcrobert, posisi Mcrobert,
episiotomy bila perlu, tekanan suprapubik,
3. Maneuver Wood
tarikan kepala.
3. Manuver Rubin (posisi tetap Mcrobert,
rotasikan bahu, tekanan suprapubik
tarikan kepala)
4. Lahirkan bahu posterior, atau posisi
merangkak, atau maneuver wood.
Aa saja Komplikasi
dari distosia bahu ?

8 Komplikasi
Distosia Bahu
1. Pada janin
 Meninggal, Intrapartum atau neonatal
 Paralisis plexus brachialis
 Fraktur klavikula
 Hipoksia janin, dengan atau tanpa kerusakan neurologis
permanen
 Fraktura humerus
 Dislokasi tulang servikalis yang fatal juga dapat terjadi akibat
melakukan tarikan dan putaran pada kepala dan leher.

2. Pada ibu:
 Terjadi Robekan di perineum derajat III atau IV
 Perdarahan pasca persalinan
 Rupture uteri
(Hakimi, 2003)
“FORMAT ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU
BERSALIN (INC)”
PENGKAJIAN
Tanggal : 12 februari 2021 Jam : 20.00 WIB
No. RM :

Nama : Ny. N Nama Suami : Tn. Y


Umur : 26 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Galunggung Alamat : Jl. Galunggung
RT 03/RW 02, Kec. Sukorejo, Kota Blitar RT 03/RW 02, Kec. Sukorejo, Kota Blitar

Cara Masuk : 
Datang Sendiri Rujukan dari : Diagnose :
DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama : ibu merasakan perut kenceng dan ingin mengejan
2. Riwayat menstruasi
 Usia manarche : 12 Tahun
 Jumlah darah haid : 3 x/hari ganti pembalut
 HPHT :
 Keluhan saat haid: Tidak ada
 Lama haid : 6 - 7 hari
 Flour albus : Ada, bening tidak berbau
 TP : 17 Juli 2021
 Keluhan haid : Tidak ada
Disminorhoe Sponting Menorrhagia Premenstrual
Syndorme
3. Riwayat Hamil ini :
 Hamil Muda :
Mual Muntah Perdarahan lain lain ( isi sesuai keluhan)
 Hamil Tua :
Pusing Sakit Lain – Lain ( Isis sesuai keluhan)
 Riwayat Imunisasi : TT1 TT2 TT3 TT4 TT5
 Gerakan Janin Pertama : usia kehamilan 4 Bulan
 Gerakan Janin Terakhir : -
 Tanda Bahaya dan Penyulit Kehamilan : Tidak ada tanda bahaya penyulit kehamilan
 Obat/jamu yang pernah dan sedang di konsumsi : Tidak Pernah Mengonsumsi Jamu
 Keluhan BAK : Tidak Ada Keluhan BAB : Tidak Ada
 Kekawatiran Khusus : Ibu gelisah akan persalinannya

4. Riwayat kehamilan,persalinan, dan nifas yang lalu.


G1P0A0 Hidup 0
No Tgl,th Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit Anak Keadaan anak
partus Partus kehami kelami persalinan JK/BB sekarang
lan n
1. H A M I L I N I
5. Riwayat Kesehatan Penyakit yang Pernah diderita : Tidak Ada
Pernah Dirawat : Ya/Tidak Kapan : - Dimana : -
Pernah Dioperasi : Ya/Tidak Kapan : -
6. Riwayat penyakit keluarga (Ayah, Ibu, Mertua) yang pernah menderita sakit :
Tidak ada penyakit keluarga yang menular da menuru seperti diabetes,hipertensi,TBC,dll
7. Status perkawinan : Ya/tidak
Kawin 1 kali, kawin usia 23 tahun, lama menikah 3 tahun
8. Riwayat psiko sosial ekonomi
 Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
Ibu dan keluarga senang terhadap kehamilannya
 Penggunaan alat kontrasepsi KB
Ibu sedang tidak menggunakan alat kontrasepsi
 Dukungan keluarga
Suami dan keluarga sangat mendukung ibu
 Pengambilan keputusan dalam keluarga
Suami
 Kebiasaan hidup sehat
Ibu mandi 2x sehari, menyikat gigi setiap saat mandi, keramas setiap 2 hari sekali, mengganti pakaian setelah
mandi
 Beban kerja sehari
Melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci baju menggunakan mesin cuci, memasak
 Tempat dan penolong persalinan yang diinginkan
Bidan
 Penghasilan keluarga
Rp. 3.000.000 / Bulan
9. Riwayat KB dan rencana KB
Metode yang perna dipakai : Tidak ada , Lama : - Bulan/tahun
Komplikasi dari KB : - , Rencana Kb selanjutnya : KB Suntik 3 bulan
10. Riwayat Ginekologi : Tidak ada Riwayat seperti Infertilitas, infeksi Virus,
PMS, Endometriosis,Polipserviks,dll
11. Pola Makan / Minum / Eliminasi / Istirahat
 Pola makan : makan 3x sehari porsi sedang (nasi 1 setengah centung,
lauk sayur, telur, ayam goreng, kadang-kadang ada daging),
 Pola minum : ...7 - 8.....gelas/hari Pola eliminasi : BAK. 8 .kali/hari,
warna : jernih ,tidak nyeri/kuning/kuning pekat/ groshematuri , BAK terakhir jam :
19.45 WIB, BAB.......1...........kali/hari, karakteristik: lembek, tidak ada
konstipasi/keras,
BAB terakhir jam :....08.00 WIB
 Pola istirahat : 7 – 8 jam/hari tidur terakhir jam : 21.00 WIB
 Dukungan Keluarga : Suami Orangtua Mertua Keluarga lain
DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik Keadaan : Composmentis
BB / TB : 60 Kg/160 Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg
Nadi : 85x/menit Suhu : 36,5 0C
Pernafasan : 20x/menit
Pemeriksaan Fisik
 Mata : Konjungtiva Tidak Anemis, Scklera tidak ikterik, Pandangan tidak kabur
 Rahang, gigi, gusi : Normal Tidak ada caries, gusi tidak berdarah
 Leher : Tidak ada pembesaran vena jungularis, dan tidak ada pembesara
kelenjar tyroid
 Dada : Aerola Hiperpigmentasi, Putting susu menojol tidak ada tumor pada payudara,
dan kolostrum sudah keluar
 Axilla : Tidak Ada pembesaran Kelenjar Limfe
 Sistem Respiratori : Normal,Tidak ada Dispeneu,tachipeneu,whezzing,dan batuk
 Sistem Kardio : TidaK ada nyeri dada,murmur,dan palpitasi
 Pinggang : Tidak ada nyeri, tidak skoliosis,lordosis,ataupun kifosis
Ekstermitas Atas dan Bawah : Tungkai simetris,tidak odem, tidak ada varises, Reflek patela
+ +
+ +
3. Pemeriksaan Khusus
a. Abdomen
Inspeksi membesar dengan arah memanjang melebur
linea alba linea nigra strie livide
Strie albican luka bekas operasi lain-lain
Palpasi : Leopold I : Teraba Bokonng
Leopold II : bagian kiri perut ibu teraba punggung janin (puki), bagian kanan perut ibu teraba
ekstremitas janin
Leopold III : teraba kepala
Leopold IV : presentase kepala, sudah masuk PAP
TFU (Mcdonald) 38 cm
TBJ : .4,185 gram
Auskultasi :
 Puctum Maximum :
 Tempat :
 Frekuensi : 145 x/menit
His/kontraksi :3 x / 10’ / 40” / Sedang / Relaksasi baik
Anogenital :
 Kelainan : (-)
 Pengeluaran : (-)
 Inspekulo :
 Hasil :
 OUE terlihat terbuka, terlihat adanya pengeluaran, air ketuban berwarna jernih
Vagina Toucher
 Vulva Vagina  : normal
 Portio              : teraba lunak
 Pembukaan     : 5 cm
 Ketuban          :  (+)
 Penunjuk         : UUK
 Posisi               : UUK Kanan Depan
 Presentasi        : Kepala
 Penurunan       : hodge 3, 2/5
 Moulase          : (-)

4. Pemeriksaan laboratorium
 Hb : 12,5%gr
 Protein urine : Negative
 Gol. Darah :O
 Redusi : Negative

C. ANALISA / INTEPRETASI DATA


G1P1A0 UK 39 mgg inpartu kala 1 fase aktif
PENATALAKSANAAN
KALA I
Tanggal : 11 Februari 2021 Jam :21.00 WIB
Pukul 21.00 WIB : Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan
Respons : Ibu mengerti dan memahami
Pukul 21.05 WIB : Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB
Respons : Ibu mengerti
Pukul 21.10 WIB : Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hidrasinya
Respons : ibu mengerti
Pukul 21.15 WIB : Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri
Respons : ibu mengerti dan bersedia
Pukul 21.20 WIB : Menganjurkan ibu teknik mengurangi rasa nyeri
Respons : Ibu memahami dan bisa mempraktikkan
Pukul 21.25 WIB : Menyiapkan alat partus dan heckting set
Pukul 21.35 WIB : Memantau kesejahteraan ibu dan bayi
Catatan perkembangan :
 DATA SUBYEKTIF
Ibu ingin merejan terus menerus vulvs membuka anus membuka perinium menonjol
 DATA OBYEKTIF
Ku : baik (gelisah) DJJ: 140x/mnt rwguler VT : pembukaan 10 cm eff 100% ketuban positif, presentasi kepala,
denominator uuk kanan depan, hodge 4, HIS 1’ 4 x 40’’
  ANALISA
G1P1A0H0 Kala II dengan distosia bahu

PENATALAKSANAAN
KALA II
Tanggal : 11 Februari 2021 Jam :22.10 WIB

Pukul 22.10 WIB : Memberitahu ibu akan dilakukan Amniotomi,karena pembukaan sudah lengkap
tetapi ketuban masih positif
Respons : Ibu memahami dan bersedia dilakukan amniotomi
Pukul 22.13 WIB : Melakukan amniotomi,dengan ketuban jernih
Pukul 22.16 WIB : Mendengarkan DJJ bayi normal 140 x/menit
Pukul 22.20 WIB : Pimpin ibu untuk meneran
a) Anjurkan ibu untuk mengedan saat his mulai mereda
b) Anjurkan ibu untuk mengedan seperti orang BAB keras dan kepala melihat ke fundus
Respons : Ibu memahami dan bisa melakukannya.
Pukul 22.25 WIB : Beritahu itu untuk bernafas yang baik selama persalinan
a) Anjurkan ibu untuk bernafas dengan teknik dog reathing
b) Saat his hilang, ajurkan ibu untuk menarik nafas dalam dari hidung dan keluargaan
melalui mulut
c) Berikan minum diantara his
Respons : Ibu mengerti dan mampu melakukannya
Pukul 22.35 WIB : Siapkan pertolongan persalinan dengan teknik aseptik dan antiseptic
d) Gunakan alat-alat yang steril serta menggunakan sarung tangan
e) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
Pukul 22.40 WIB : Lakukan pertolongan persalinan
f) Tetap pimpin ibu untuk meneran
g) Terdapat distosia bahu yaitu bahu anterior tertahan pada tulang symphisis
h) Lakukan episiotomi dengan memberikan anastesi lokal
Pukul 23.10 WIB : Lakukan manuver Mc. Robert : 
1. Dengan posisi ibu berbaring pada punggungnya, minta ibu untuk menarik kedua lututnya
sejauh mungkin ke arah dadanya. Minta suami atau keluarga untuk membantu ibu.
2. Tekan kepala bayi secara mantap dan terus-menerus ke arah bawah (ke arah anus ibu)
untuk menggerakkan bahu anterior dibawah symphisis pubis
3. Lahirkan bahu belakang, bahu depan, dan tubuh bayi seluruhnya (bayi lahir seluruhnya
laki-laki pukul 23.13 WIB)
Pukul 23.15 WIB : Melakukan penilaian pada bayi,Menangis kuat
dan gerakan aktif
Pukul 23.18 WIB : Memastikan tidak ada janin Kedua
Pukul 23.20 WIB : Memberitahu ibu bahwa akan disuntikkan
oksitosin
Respons : Ibu Mengerti
Pukul 23.25 WIB : Menyuntikkan oskitosin 10 IU disepertiga paha
luar atas
Pukul 23.30 WIB : Menjepit dan memotong tali pusat
Pukul 23.35 WIB : Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Respons :Ibu mengerti dan mampu melakukan IMD
PATOGRAF
lembar 1
PATOGRAF
belakang
Thank You
Any Question ??

POLITEKNIK KESEHATAN
CREDITS: This presentation KEMENKES
template was created MALANG
by Slidesgo, including icons by Flaticon
, and infographics & images by Freepik
PRODI SARJANA TERAPAN
KEBIDANAN KEDIRI

Anda mungkin juga menyukai