KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN
“DISTOSIA BAHU”
Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan
Maternal dan Neonatal
Dosen Pengampu :
Ira Titi Sari, S.SiT, M.Kes.
NAMA KELOMPOK :
1 Definisi Distosia
Bahu
Distosia bahu adalah kegagalan persalinan
bahu setelah kepala lahir, dengan mencoba salah
satu metode persalinan bahu (Manuaba, 2001).
Distosia bahu adalah suatu keadaan
diperlukannya tambahan manuver obstetric oleh
karena dengan tarikan bisa karah belakang pada
kepala bayi tidak berhasil untuk melahirkan bayi
(Prawirohardjo, 2009).
Distosia bahu merupakan kegawat daruratan
obstetric karena terbatasnya waktu persalinan,
terjadi trauma janin,dan kompikasi pada ibunya,
kejadiannya sulit diperkirakan setelah kepala lahir,
kepala seperti kura-kura dan persalinan bahu
mengalami kesulitan (Manuaba, 2001).
Apa sih etiologi
distosia bahu ?
2 Etiologi Distosia
Bahu
Distosia bahu disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
Obesitas ibu pertambahan berat badan yang berlebihan
Bayi berukuran besar
Riwayat saudara kandung yang besar dan diabetes pada ibu
Faktor penyebab distosia bahu :
1. Distosia karena kelainan His
Kelainan his dapat berupa inersia uteri hipotonik atau inersia uteri hipertonik.
a. Inersia Uteri Hipotonik
Merupakan kelainan his dengan kekuatan yang lemah/tidak adekuat untuk melakukan pembukaan
servik atau mendorong anak keluar sering dijumpai pada penderita dengan keadaan umum kurang
baik seperti anemia, uterus yang terlalu teregang misalnya akibat hidramnion atau kehamilan kembar
atau makrosomia, grandemultipara atau primipara, serta penderita pada keadaan emosi kurang baik.
Dapat terjadi pada kala pembukaan serviks, fase laten atau fase aktif maupun pada kala
pengeluaran.
Inersia uteri hipotonik terbagi dua yaitu:
Inersia uteri primer : Terjadi pada permulaan fase laten, sejak awal telah terjadi his yang tidak
adekuat/kelemahan his yang timbul sejak dari permulaan persalinan.
Inersia uteri sekunder : Terjadi pada fase aktif kala I atau kala II.
b. Inersia Uteri Hipertonik
Merupakan kelainan his dengan kekuatan cukup besar kadang sampai melebihi normal namun tidak
ada koordinasi kontraksi dari bagian atas, tengah dan bawah uterus, sehingga tidak efisien untuk
membuka serviks, dari mendorong bayi keluar.
2. Distosia karena kelainan letak
a. Letak sungsang adalah janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di
bawah cavum uteri.
b. Prolaps Tali Pusat adalah tali pusat berada disamping atau melewati bagian terendah janin
setelah ketuban pecah.
3 terjadinya Distosia
Bahu
1. Pada proses persalinan normal kepala lahir
melalui gerakan ekstensi. Pada distosia bahu
kepala akan tertarik kedalam dan tidak dapat
mengalami putar paksi luar normal.
2. Ukuran kepala dan bentuk pipi menunjukkan
bahwa bayi gemuk dan besar. Begitu pula
dengan postur tubuh parturien yang biasanya
juga obese.
3. Usaha untuk melakukan putar paksi luar, fleksi
lateral dan traksi tidak melahirkan bahu
Apa saja Klasifikasi
dari distosia bahu ?
4 Klasifikasi
Distosia Bahu
1. Distosia karena kelainan presentasi
Pada Vulva :
Pada uterus :
a. edema ditemukan pada persalinan lama yang
a. Posisi anterversio uteri (posisi uterus ke depan)pada
disebabkan pasien dibiarkan mengedan terus,jarang
kala 1 pembukaan kurang lancar sehingga tenaga his
mempengaruhi kelangsungan persalinan.
salah arah,ajurkan ibu untuk tidur pada posisi
b. Stenosis pada vulva yang diakibatkan oleh radang dapat
terlentang.
sembuh dan meninggalkan jaringan perut sehingga
b. Kelainan uterus seperti uterus sub septus dan uterus
kesulitan pada kala pengeluaran diperlukan episiotomy
arkuatus yang menyebabkan terjadinya letak lintang
yang cukup luas.
dan tidak bisa dikoreksi.biasanya jalannya partus
c. Tumor dalam bentuk neoplasma.
kurang lancar dan his kurang lancar yang
menyebabkan fungsi uterus kurang baik.
Pada Vagina :
a. Septum vagina yang tidak lengkap menyebabkan
Kelainan pada ovarium :
menahan turunnya kepala janin sehingga harus dipotong
a. Kista ovarium,jika tempatnya di daerah fundus maka
dahulu.
persalinan dapat berlangsung normal
b. Stenosis vagina yang tetap kaku menyebabkan
b. Jika kedudukan kista di pelvis minor,maka dapat
halangan untuk lahirnya janin perlu dipertimbangkan
menganggu persalinan dan persalinan diakhiri dengan
seksio sesaria
seksio saesaria.
c. Tumor vagina menyebabkan rintangan persalinan
pervaginam,beresiko kelancaran persalinan pervaginam.
4. Distosia karena kelainan janin
Klasifikasi :
Distosia kepala : hydrosefalus (kepala besar,hygromonas koli / tumor leher)
Distosia bahu : bahu janin lebar seperti anak kingkong
Distosia perut : hydro post fetalis,asites,akardiakus
Distosia bokong : meningokel,spina bifida dan tumor pada bokong janin
Kembar siam (double monster)
Monster lainnya.
c. Anencefalus
a. Pertumbuhan janin yang berlebihan(janin kelainan congenital dimana tulang tengkorak
besar) hanya terbentuk dari bagian basal dari os
Dikenal dengan makrosomia,atau giant baby frontalis,os parietalis,dan os oksipitali,os orbita
adalah bayi dengan berat badan diatas 4 kilogram. sempit hingga Nampak penonjolan bola mata.
b. hydrosefalus d. Kembar siam
adalah keadaan dimana terjadi penimbunan cairan Terjadi pada janin kembar ,melekat dengan
serebrospinalis dalam pentrikel otak,sehingga penyatuan janin secara lateral.pada banyak kasus
kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran biasanya terjadi persalinan premature.
sutura-sutura dan ubun-ubun.cairan yang e. Gawat janin
tertimbun dalam pentrikel biasanya antara 500- Terjadi bila janin tidak menerima cukup
1500 ml oksigen,sehingga mengalami hipoksia .
5. Distosia Karena kelainan Panggul
b. Perubahan panggul menurut munro kerr d. Perubahan bentuk karena penyakit pada
Perubahan bentuk karena kelainan tulang panggul dan atau sendi :
pertumbuhan intruretin Rakitis
Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang Osteoplasma
panggul dan atau sendi Neoplasma
Perubahan bentuk karena penyakit tulang Fraktur
belakang Atrofi
Perubahan bentuk karena penyakit kaki Penyakit sendi
Apa sih patofisiologis
dari distosia bahu ?
5 Patofisiologis
Distosia Bahu
Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran
paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada
sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada
umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) di
bawah ramus pubis.
Dorongan pada saat ibu meneran akan
meyebabkan bahu depan (anterior) berada di bawah
pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran
menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap berada
pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan
terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis
sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala.
Apa saja faktor
predisposisi dari
distosia bahu ?
6 Faktor Prediposisi
Distosia Bahu
Waspadai terjadinya distosia bahu pada persalinan berisiko:
Antepartum
Riwayat distosia bahu
sebelumnya Intrapartum
Makrosomia > 4500 gram Kala I persalinan
memanjang
Diabetes melitus
Secondary arrest
IMT > 30 kg/m2
Kala II persalinan memanjang
Induksi Persalian
Augmentasi Oktsitosin
CPD
Persalinan pervaginam yang
ditolong
Dukun
Bagaimanan
Penanganan distosia
bahu ?
7 Penanganan
Distosia Bahu
1. Manuver Mcrobert
8 Komplikasi
Distosia Bahu
1. Pada janin
Meninggal, Intrapartum atau neonatal
Paralisis plexus brachialis
Fraktur klavikula
Hipoksia janin, dengan atau tanpa kerusakan neurologis
permanen
Fraktura humerus
Dislokasi tulang servikalis yang fatal juga dapat terjadi akibat
melakukan tarikan dan putaran pada kepala dan leher.
2. Pada ibu:
Terjadi Robekan di perineum derajat III atau IV
Perdarahan pasca persalinan
Rupture uteri
(Hakimi, 2003)
“FORMAT ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU
BERSALIN (INC)”
PENGKAJIAN
Tanggal : 12 februari 2021 Jam : 20.00 WIB
No. RM :
Cara Masuk :
Datang Sendiri Rujukan dari : Diagnose :
DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama : ibu merasakan perut kenceng dan ingin mengejan
2. Riwayat menstruasi
Usia manarche : 12 Tahun
Jumlah darah haid : 3 x/hari ganti pembalut
HPHT :
Keluhan saat haid: Tidak ada
Lama haid : 6 - 7 hari
Flour albus : Ada, bening tidak berbau
TP : 17 Juli 2021
Keluhan haid : Tidak ada
Disminorhoe Sponting Menorrhagia Premenstrual
Syndorme
3. Riwayat Hamil ini :
Hamil Muda :
Mual Muntah Perdarahan lain lain ( isi sesuai keluhan)
Hamil Tua :
Pusing Sakit Lain – Lain ( Isis sesuai keluhan)
Riwayat Imunisasi : TT1 TT2 TT3 TT4 TT5
Gerakan Janin Pertama : usia kehamilan 4 Bulan
Gerakan Janin Terakhir : -
Tanda Bahaya dan Penyulit Kehamilan : Tidak ada tanda bahaya penyulit kehamilan
Obat/jamu yang pernah dan sedang di konsumsi : Tidak Pernah Mengonsumsi Jamu
Keluhan BAK : Tidak Ada Keluhan BAB : Tidak Ada
Kekawatiran Khusus : Ibu gelisah akan persalinannya
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik Keadaan : Composmentis
BB / TB : 60 Kg/160 Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg
Nadi : 85x/menit Suhu : 36,5 0C
Pernafasan : 20x/menit
Pemeriksaan Fisik
Mata : Konjungtiva Tidak Anemis, Scklera tidak ikterik, Pandangan tidak kabur
Rahang, gigi, gusi : Normal Tidak ada caries, gusi tidak berdarah
Leher : Tidak ada pembesaran vena jungularis, dan tidak ada pembesara
kelenjar tyroid
Dada : Aerola Hiperpigmentasi, Putting susu menojol tidak ada tumor pada payudara,
dan kolostrum sudah keluar
Axilla : Tidak Ada pembesaran Kelenjar Limfe
Sistem Respiratori : Normal,Tidak ada Dispeneu,tachipeneu,whezzing,dan batuk
Sistem Kardio : TidaK ada nyeri dada,murmur,dan palpitasi
Pinggang : Tidak ada nyeri, tidak skoliosis,lordosis,ataupun kifosis
Ekstermitas Atas dan Bawah : Tungkai simetris,tidak odem, tidak ada varises, Reflek patela
+ +
+ +
3. Pemeriksaan Khusus
a. Abdomen
Inspeksi membesar dengan arah memanjang melebur
linea alba linea nigra strie livide
Strie albican luka bekas operasi lain-lain
Palpasi : Leopold I : Teraba Bokonng
Leopold II : bagian kiri perut ibu teraba punggung janin (puki), bagian kanan perut ibu teraba
ekstremitas janin
Leopold III : teraba kepala
Leopold IV : presentase kepala, sudah masuk PAP
TFU (Mcdonald) 38 cm
TBJ : .4,185 gram
Auskultasi :
Puctum Maximum :
Tempat :
Frekuensi : 145 x/menit
His/kontraksi :3 x / 10’ / 40” / Sedang / Relaksasi baik
Anogenital :
Kelainan : (-)
Pengeluaran : (-)
Inspekulo :
Hasil :
OUE terlihat terbuka, terlihat adanya pengeluaran, air ketuban berwarna jernih
Vagina Toucher
Vulva Vagina : normal
Portio : teraba lunak
Pembukaan : 5 cm
Ketuban : (+)
Penunjuk : UUK
Posisi : UUK Kanan Depan
Presentasi : Kepala
Penurunan : hodge 3, 2/5
Moulase : (-)
4. Pemeriksaan laboratorium
Hb : 12,5%gr
Protein urine : Negative
Gol. Darah :O
Redusi : Negative
PENATALAKSANAAN
KALA II
Tanggal : 11 Februari 2021 Jam :22.10 WIB
Pukul 22.10 WIB : Memberitahu ibu akan dilakukan Amniotomi,karena pembukaan sudah lengkap
tetapi ketuban masih positif
Respons : Ibu memahami dan bersedia dilakukan amniotomi
Pukul 22.13 WIB : Melakukan amniotomi,dengan ketuban jernih
Pukul 22.16 WIB : Mendengarkan DJJ bayi normal 140 x/menit
Pukul 22.20 WIB : Pimpin ibu untuk meneran
a) Anjurkan ibu untuk mengedan saat his mulai mereda
b) Anjurkan ibu untuk mengedan seperti orang BAB keras dan kepala melihat ke fundus
Respons : Ibu memahami dan bisa melakukannya.
Pukul 22.25 WIB : Beritahu itu untuk bernafas yang baik selama persalinan
a) Anjurkan ibu untuk bernafas dengan teknik dog reathing
b) Saat his hilang, ajurkan ibu untuk menarik nafas dalam dari hidung dan keluargaan
melalui mulut
c) Berikan minum diantara his
Respons : Ibu mengerti dan mampu melakukannya
Pukul 22.35 WIB : Siapkan pertolongan persalinan dengan teknik aseptik dan antiseptic
d) Gunakan alat-alat yang steril serta menggunakan sarung tangan
e) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
Pukul 22.40 WIB : Lakukan pertolongan persalinan
f) Tetap pimpin ibu untuk meneran
g) Terdapat distosia bahu yaitu bahu anterior tertahan pada tulang symphisis
h) Lakukan episiotomi dengan memberikan anastesi lokal
Pukul 23.10 WIB : Lakukan manuver Mc. Robert :
1. Dengan posisi ibu berbaring pada punggungnya, minta ibu untuk menarik kedua lututnya
sejauh mungkin ke arah dadanya. Minta suami atau keluarga untuk membantu ibu.
2. Tekan kepala bayi secara mantap dan terus-menerus ke arah bawah (ke arah anus ibu)
untuk menggerakkan bahu anterior dibawah symphisis pubis
3. Lahirkan bahu belakang, bahu depan, dan tubuh bayi seluruhnya (bayi lahir seluruhnya
laki-laki pukul 23.13 WIB)
Pukul 23.15 WIB : Melakukan penilaian pada bayi,Menangis kuat
dan gerakan aktif
Pukul 23.18 WIB : Memastikan tidak ada janin Kedua
Pukul 23.20 WIB : Memberitahu ibu bahwa akan disuntikkan
oksitosin
Respons : Ibu Mengerti
Pukul 23.25 WIB : Menyuntikkan oskitosin 10 IU disepertiga paha
luar atas
Pukul 23.30 WIB : Menjepit dan memotong tali pusat
Pukul 23.35 WIB : Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Respons :Ibu mengerti dan mampu melakukan IMD
PATOGRAF
lembar 1
PATOGRAF
belakang
Thank You
Any Question ??
POLITEKNIK KESEHATAN
CREDITS: This presentation KEMENKES
template was created MALANG
by Slidesgo, including icons by Flaticon
, and infographics & images by Freepik
PRODI SARJANA TERAPAN
KEBIDANAN KEDIRI