Anda di halaman 1dari 14

Masalah Kebidanan di

Komunitas
(Bayi Berat Lahir
Rendah)
Dosen Pengampu : Ririn Indriani, S.ST. M. Tr.Keb
1. Pepsilia Fransiska (P17321181003)
2. Nisa Amala M (P17321183015)
3. Reka Shafna. W (P17321183016)
Nama 4. Diajeng Fenti. S (P17321183017)
Kelompok : 5. Faizatul Azimah (P17321183026)
6. Amelia Eka. W (P17321183027)
7. Hivani Alif. P (P17321183034)
8. Irmania Azzah (P17321183039)
Faktor Penyebab
1. Faktor ibu

a. Penyakit

• Mengalami komplikasi kehamilan, seperti


anemia, perdarahan antepartum,
preekelamsi berat, eklamsia, infeksi
kandung kemih.

• Menderita penyakit seperti malaria,


infeksi menular seksual, hipertensi,
HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.

• Penyalahgunaan obat, merokok,


konsumsi alkohol.
b. Ibu c. Keadaan Sosial Ekonomi

a. Angka kejadian prematitas tertinggi a. Kejadian tertinggi pada golongan


adalah kehamilan pada usia < 20 sosial ekonomi rendah. Hal ini
tahun atau lebih dari 35 tahun dikarenakan keadaan gizi dan
pengawasan antenatal yang kurang.
b. Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau
pendek (kurang dari 1 tahun). b. Aktivitas fisik yang berlebihan

c. Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya. c. Perkawinan yang tidak sah


Faktor Janin Faktor Plasenta Faktor Lingkungan
kelainan kromosom, hidramnion, plasenta tempat tinggal di
infeksi janin kronik previa, solutio plasenta, dataran tinggi,
(inklusi sitomegali, sindrom tranfusi bayi terkena radiasi,
rubella bawaan), gawat kembar (sindrom serta terpapar zat
janin, dan kehamilan parabiotik), ketuban beracun
kembar. pecah dini.
Antisipasi kelahiran bayi dengan berat badan
lahir rendah pada masa hamil

• Perhatikan suplai makanan baik kualitas maupun kuantitas


atau 1 kali lebih sering daripada sebelum hamil.
• Periksa kehamilan secara teratur minimal 4 kali. Bila
kenaikan berat badannya kurang dari 1 kg perbulan ,ibu
perlu segera meminta pertolongan ke puskesmas
• Ibu hamil minimum tablet zat besi secara teratur setiap hari
1 tablet,minimum 90 tablet
• Kurangi kerja yang melelahkan ,istirahat yang cukup dan
tidur lebih awal
• Menjaga jarak antara kehamilan paling dekat 2 tahun.
Tatalaksana Bayi Berat Lahir Rendah
Pada Saat Lahir
1. Tanyakan tanggal perkiraan kelahiran atau umur kehamilan
2. Berat badan bayi saat lahirLakukan pemeriksaan fisik lengkap
3. Tentukan bayi adalah :BBLR yang boleh dirawat oleh bidan, adalah BBLR dengan berat diatas 2000
gram, tanpa masalah/komplikasi.
4. Untuk semua bayi baru lahir:
a.Keringkan dan stimulasi
b.Jaga bayi baru lahir tetap hangat
c.Periksa pernapasan bayi dan warnanya
d.Lakukan resusitasi jika diperlukan
e.Lakukan kontak kilit dengan kulit bayi dan ibu sesegera mungkin· Mulai pemberian ASI sesegera
mungkin ( atau perah ASI (kolostrum) dan berikan dengancangkir sesegera mungkin)
Lanjutan...
Untuk semua bayi dengan berat 2000- 2499 gram:
• Jaga bayi tetap hangat:
• Jaga bayi selalu “kontak kulit dengan kulit”
dengan ibunya
• Tutupi ibu dan bayi keduanya dengan selimut
atau kain yang hangat.
• Tutup kepala bayi dengan kain atau topi.
• JANGAN memandikan bayi selama 3 hari atau
sampai suhu tubuh stabil.
• Mendorong ibu meneteki (atau memerah
kolostrum dan memberikan dengan cangkir)
sesegera mungkin.
Lanjutan …
5. Periksa pernapasan, kehangatan, warna dan minum ASI
(menghisap) setiap 30-60 menitselama 6 jam.Beri bayi baru
lahir dosis tunggal vitamin K 1 mg IM.
6. Jika suhu aksila turun dibawah 360C (96.80F): Hangatkan bayi
dengan menghangatkan ruangan, pakai sumber panas, dan
tutupi bayi dan ibu keduanya dengan selimut atau kain yang
lebih hangat
NOTE :
Sarankan ibu dan keluarga selalu mencuci tangan
sebelum memegang BBLR. Jika masalah bertambah: Jika
BBLR membiru, atau memiliki gangguan pernapasan,
stimulasidan rujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
menggunakan Pedoman Rujukan. Jika bayi tidak
menghisap dengan baik, perah dan beri ASI dengan
menggunakan cangkir dan segera rujukke fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi.
Kerjasama dengan pihak-pihak
terkait
1. Dokter, perawat atau tenaga kesehatan lain yang lebih ahli dan memiliki kompetensi
untuk menangani masalah BBLR dan ikut memantau kondisi Ibu hamil dengan resiko
melahirkan bayi dengan BBLR sejak dini.
2. Ahli gizi yang berperan penting dalam memantau dan memberikan informasi tentang gizi
yang dibutuhkan oleh ibu hamil sampai melahirkan. Ahli gizi juga dapat memantau
pemberian makanan untuk penambahan berat bayi dengan riwayat BBLR.
3. Pemerintahan ( kecamatan, kelurahan, rukun tetangga, rukun warga)Peran pemerintahan
yaitu sebagai koordinator dan fasilitator yang turut membantu tenaga kesehatan
memberikan pendampingan dalam upaya kesehatan Ibu mulai dari hamil resiko tinggi
sampai masa nifas guna membantu mencegah adanya kasus bayi dengan BBLR baik
dalam bentuk sosialisasi ataupun kunjungan-kunjungan langsung ke rumah warga.
Peran Bidan dalam Menangani
Permasalahan BBLR di Komunitas
1. Memberikan penyuluhan dan pelayanan dalam konteks individu, keluarga, dan
masyarakat.
2. Menilai tradisi yang baik dan membudayakannya, yaitu budaya yang sensitif gender dan
hak asasi manusia (HAM), nilai-nilai masyarakat yang adil dan hukum, serta norma
yang tidak melanggar hak asasi manusia.
3. Menjaga pengetahuannya tetap up to date, berusaha secara terus-menerus
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kemahiran.
4. Bertindak profesional yaitu mampu memisahkan nilai-nilai dan keyakinan pribadi
dengan tugas kemanusiaan sebagai bidan.
5. Mengenali batas-batas pengetahuan, keterampilan pribadi, dan tidak berupaya untuk
bekerja melampaui wewenangnya dalam memberikan pelayanan klinik.
6. Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari suatu
keputusan.
1. Berkomunikasi dan bekerja sama dengan pekerja
kesehatan profesional lainnya (perawat, dokter, dan
lain-lain) dengan rasa hormat dan martabat.
2. Memelihara kerja sama yang baik dengan staf
kesehatan dan rumah sakit pendukung untuk
memastikan sistem rujukan yang optimal.
3. Melakukan pemantauan mutu yang mencakup
penilaian sejawat, pendidikan berkesinambungan,
mengkaji ulang kasus-kasus, dan Audit Maternal
Perinatal (AMP).
4. Bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk
meningkatkan akses dan mutu asuhan kesehatan.
5. Menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan status
perempuan dan kondisi hidup mereka serta
menghilangkan praktik kultur yang terbukti merugikan
perempuan.
Thank
you

Anda mungkin juga menyukai