Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Kegawatdaruratan pada

Gigitan Ular
Dosen Pembimbing : Eny Sendra, S. Kep.Ns. M.Kes
Penyusun : Natasya Farhana Niam (P17321183033)
Definisi
Gigitan ular adalah suatu keadan yang
disebabkan oleh gigitan ular berbisa.Bisa ular
adalah kumpulan dari terutama protein yang
mempunyai efek fisiologik yang luas atau
bervariasi. Yang mempengaruhi sistem multiorgan,
terutama neurologik, kardiovaskuler, dan sistem
pernapasan.
Etiologi Gigitan Ular
Terdapat 3 famili ular yang berbisa yaitu :
• Elapidae (King cobra, Blue coral snake, Sumatran spitting cobra, dll)

• Colubridae (Mangroce cat snake, Boiga dendrophilia, dan lain-lain)


• Viperidae (Borneo green pit viper, Sumatran pit viper , dan lain-lain)

Bisa ular dapat menyebabkan perubahan lokal, seperti edema dan pendarahan.
Banyak bisa yang menimbulkan perubahan lokal, tetapi tetap dilokasi pada
anggota badan yang tergigit. Sedangkan beberapa bisa Elapidae tidak terdapat
lagi dilokasi gigitan dalam waktu 8 jam.
Daya toksik bisa ular yang telah diketahui ada beberapa macam :
Bisa ular yang bersifat racun terhadap darah (hematoxic)
Bisa ular yang bersifat racun terhadap darah, yaitu bisa ular yang menyerang dan merusak
01 (menghancurkan) sel-sel darah merah dengan jalan menghancurkan stroma lecethine (dinding sel darah
merah), sehingga sel darah menjadi hancur dan larut (hemolysin) dan keluar menembus pembuluh-
pembuluh darah, mengakibatkan timbulnya perdarahan pada selaput tipis (lender) pada mulut, hidung,
tenggorokan, dan lain-lain.
.

Bisa ular yang bersifat saraf (Neurotoxic)


02 Yaitu bisa ular yang merusak dan melumpuhkan jaringan-jaringan sel saraf sekitar luka
gigitan yang menyebabkan jaringan-jaringan sel saraf tersebut mati dengan tanda-tanda
kulit sekitar luka gigitan tampak kebiru-biruan dan hitam (nekrotis). Penyebaran dan
peracunan selanjutnya mempengaruhi susunan saraf pusat dengan jalan melumpuhkan
susunan saraf pusat, seperti saraf pernafasan dan jantung. Penyebaran bisa ular
keseluruh tubuh, ialah melalui pembuluh limfe.
Bisa ular yang bersifat Myotoksin
Mengakibatkan rabdomiolisis yang sering berhubungan dengan maemotoksin. Myoglobulinuria yang
menyebabkan kerusakan ginjal dan hiperkalemia akibat kerusakan sel-sel otot.
03
Bisa ular yang bersifat kardiotoksin
 Merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan kerusakan otot jantung.

Bisa ular yang bersifat cytotoksin


 Dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktifamin lainnya berakibat terganggunya kardiovaskuler.

Bisa ular yang bersifat cytolitik


 Zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada tempat gigitan.

Enzim-enzim
 Termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran bias
 
 
.
Patofisiologi
Bisa ular yang masuk ke dalam tubuh, menimbulkan
daya toksin. Toksik tersebut menyebar melalui
peredaran darah yang dapat mengganggu berbagai
system. Seperti, sistem neurogist, sistem kardiovaskuler,
sistem pernapasan.

Pada gangguan sistem neurologis, Pada sistem kardiovaskuler, toksik


toksik tersebut dapat mengenai saraf Pada sistemkerja
mengganggu kardiovaskuler, toksik
pembuluh darah
yang berhubungan dengan sistem mengganggu
yang kerja pembuluh
dapat mengakibatkan darah
hipotensi.
pernapasan yang dapat mengakibatkan yang dapatpada
Sedangkan mengakibatkan hipotensi.
sistem pernapasan
oedem pada saluran pernapasan, Sedangkan
dapat pada sistem
mengakibatkan syokpernapasan
hipovolemik
sehingga menimbulkan kesulitan untuk dan terjadi koagulopati hebat hipovolemik
dapat mengakibatkan syok yang dapat
bernapas mengakibatkan gagal napas. yang dapat
dan terjadi koagulopati hebat
mengakibatkan gagal napas.
Derajat gigitan Ular
Derajat 0
 Tidak ada gejala sistemik setelah 12 jam
 Pembengkakan minimal, diameter 1 cm

Derajat 1
 Bekas gigitan 2 taring
 Bengkak dengan diameter 1 – 5 cm
 Tidak ada tanda-tanda sistemik sampai 12 jam

Derajat 2
 Sama dengan derajat I
 Petechie, echimosis
 Nyeri hebat dalam 12 jam
Derajat gigitan Ular
Derajat 3
 Sama dengan derajat I dan II
 Syok dan distres nafas / petechie, echimosis seluruh
tubuh

Derajat 4
 Sangat cepat memburuk
 
Place Your Picture Here And Send To Back
Manifestasi klinis
Gigitan Ular
Tanda dan gejala yang umum
ditemukan pada pasien bekas
gigitan ular adalah :
• Tanda-tanda bekas taring,
laserasi
• Bengkak dan kemerahan
• kadang-kadang bulae atau
vasikular
• Sakit kepala, mual, muntah
• Rasa sakit pada otot-otot, dinding
perut
• Demam
• Keringat dingin

You can simply impress your audience and add a


unique zing and appeal to your Presentations. Get
a modern PowerPoint Presentation that is
beautifully designed.
Komplikasi
• Syok hipovolemik
• Edema paru
• Kematian
• Gagal napas

Intervensi
Perawatan di Lapangan
Seperti kasus-kasus emergensi lainnya, tujuan utama adalah
untuk mempertahankan pasien sampai mereka tiba di instalasi
gawat darurat. Sering penatalaksanaan dengan autentisitas
yang kurang lebih memperburuk daripada memperbaiki
keadaan.
Pertolongan pertama, pastikan daerah sekitar aman dan ular
telah pergi segera cari pertolongan medis jangan tinggalkan
korban. Selanjutnya lakukan prinsip RIGT, yaitu:
R:Reassure : Yakinkan kondisi korban, tenangkan dan
istirahatkan korban, kepanikan akan menaikan tekanan
darah dan nadi sehingga racun akan lebih cepat menyebar
ke tubuh. Terkadang pasien pingsan/panik karena kaget.

I: Immobilisation : Jangan menggerakan korban,


perintahkan korban untuk tidak berjalan atau lari. Jika
dalam waktu 30 menit pertolongan medis tidak datang,
lakukan tehnik balut tekan (pressure-immoblisation) pada
daerah sekitar gigitan (tangan atau kaki) lihat prosedur
pressure immobilization (balut tekan).
G: Get: Bawa korban ke rumah sakit sesegera dan
seaman mungkin.

T: Tell the Doctor: Informasikan ke dokter tanda dan


gejala yang muncul ada korban.
1. Tenangkan pasien untuk menghindari hysteria selama implementasi ABC
(Airway, Breathing, Circulation); pertolongan pertama :
2. Cegah gigitan sekunder atau adanya korban kedua.
3. Jika terdapat alat penghisap, (seperti Sawyer Extractor), ikuti petunjuk
penggunaan.
4. Buka semua cincin atau benda lain yang menjepit / ketat yang dapat
menghambat aliran darah jika daerah gigitan membengkak.
5. Monitor tanda-tanda vital korban — temperatur, denyut nadi, frekuensi nafas,
dan tekanan darah – jika mungkin. Tetap perhatikan jalan nafas setiap waktu
jika sewaktu-waktu menjadi membutuhkan intubasi.
6. Jika daerah yang tergigit mulai membengkak dan berubah warna, ular yang
mengigit kemungkinan berbisa.
7. Segera dapatkan pertolongan medis. Transportasikan korban secara cepat dan
aman ke fasilitas medis darurat kecuali ular telah pasti diidentifikasi tidak
berbahaya (tidak berbisa).
8. Jika berada di wilayah yang terpencil dimana transportasi ke instalasi gawat
darurat akan lama, pasang bidai pada ekstremitas yang tergigit.
9. Jika dipastikan digigit oleh elapid yang berbahaya dan tidak terdapat efek
mayor dari luka lokal, dapat dipasang pembalut dengan teknik imobilisasi
dengan tekanan.
Penatalaksanaan selanjutnya
1. Kalau perlu dilakukan hemodialise.
2. Bila diathese hemorhagi membaik, transfusi komponen
3. Observasi pasien minimal 1 x 24 jam
4. Catatan: Jika terjadi syok anafilaktik karena ABU, ABU harus dimasukkan
secara cepat sambil diberi adrenalin.
5. Pemberian ABU (Anti bisa ular)
Implementasi
1. Tenangkan pasien untuk menghindari hysteria selama implementasi ABC
(Airway, Breathing, Circulation) pertolongan pertama.
2. Cegah gigitan sekunder atau adanya korban kedua. Ular dapat terus mengigit
dan menginjeksikan bisa melalui gigitan berturut-turut sampai bisa mereka
habis.
3. Buat korban tetap tenang, yakinkan mereka bahwa gigitan ular dapat ditangani
secara efektif di instalasi gawat darurat. Batasi aktivitas dan imobilisasi area
yang terkena (umumnya satu ekstrimitas), dan tetap posisikan daerah yang
tergigit berada di bawah tinggi jantung untuk mengurangi aliran bisa.
4. Jika terdapat alat penghisap (seperti Sawyer Extractor), ikuti petunjuk
penggunaan. Alat penghisap tekanan-negatif dapat memberi beberapa
keuntungan jika digunakan dalam beberapa menit setelah envenomasi. Alat ini
telah direkomendasikan oleh banyak ahli di masa lalu, namun alat ini semakin
tidak dipercaya untuk dapat menghisap bisa secara signifikan, dan mungkin
alat penghisap dapat meningkatkan kerusakan jaringan lokal.
5. Buka semua cincin atau benda lain yang menjepit / ketat yang dapat
menghambat aliran darah jika daerah gigitan membengkak. Buat bidai longgar
untuk mengurangi pergerakan dari area yang tergigit.
6. Monitor tanda-tanda vital korban temperatur, denyut nadi, frekuensi nafas, dan
tekanan darah jika mungkin. Tetap perhatikan jalan nafas setiap waktu jika
sewaktu- waktu menjadi membutuhkan intubasi.
7. Jika daerah yang tergigit mulai membengkak dan berubah warna, ular yang
mengigit kemungkinan berbisa.
8. Segera dapatkan pertolongan medis. Transportasikan korban secara cepat dan
aman ke fasilitas medis darurat kecuali ular telah pasti diidentifikasi tidak
berbahaya (tidak berbisa). Identifikasi atau upayakan mendeskripsikan jenis
ular, tapi lakukan jika tanpa resiko yang signifikan terhadap adanya gigitan
sekunder atau jatuhnya korban lain. Jika aman, bawa serta ular yang sudah
mati. Hati-hati pada kepalanya saat membawa ular - ular masih dapat mengigit
hingga satu jam setelah mati (dari reflek). Sebuah gigitan tanpa gejala inisial
dapat tetap berbahaya atau bahkan fatal.
9. Jika berada di wilayah yang terpencil dimana transportasi ke instalasi gawat
darurat akan lama pasang bidai pada ekstremitas yang tergigit. Jika memasang
bidai ingat
10. untuk memastikan luka tidak cukup bengkak sehingga menyebabkan bidai
menghambat aliran darah. Periksa untuk memastikan jari atau ujung jari tetap
pink dan hangat yang berarti ekstrimitas tidak menjadi kesemutan dan tidak
memperburuk rasa sakit.
11. Jika dipastikan digigit oleh elapid yang berbahaya dan tidak terdapat efek
mayor dari luka local dapat dipasang pembalut dengan teknik imobilisasi
dengan tekanan. Teknik ini terutama digunakan untuk gigitan oleh elapid
Australia atau ular laut. Balutkan perban pada luka gigitan dan terus sampai ke
bagian atas ekstremitas dengan tekanan seperti akan membalut pergelangan
kaki yang terpeleset. Kemudian mobilisasi ekstremitas dengan bidai, dengan
tetap memperhatikan mencegah terhambatnya aliran darah. Teknik ini
membantu mencegah efek sistemik yang mengancam nyawa dari bisa tapi juga
bisa memperburuk kerusakan lokal pada sisi gigitan jika gejala yang signifikan
terdapat di sana.
12. Jika memerlukan penatalaksanaan lanjutan dilakukan hemodialise.
13. Bila diathese hemorhagi membaik, transfusi komponen
14. Observasi pasien minimal 1 x 24 jam
15. Pemberian ABU (Anti bisa ular)
Evaluasi
Analisa gas darah dan frekuensi pernapasan dalam batas normal dengan bunyi
nafas vesikuler.
Tidak mengalami dispnea atau sianosis
Suhu dalam batas normal
Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan
Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
Link Video

https://www.youtube.com/watch?v=XZNE2Lgo4Bk
https://www.youtube.com/watch?v=6VqZkYxumNM
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai