Disusun oleh:
kelompok 4
2022
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
nikmat sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
kami mampu untuk menyelesaikan tugas dalam pembuatan makalah yang
berjudul jamur yang menguntungkan sebagai bahan pengendali penyakit
ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun, kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. tujuan
A. Morfologi jamur
B. Habitat jamur
C. Jamur yang menguntungkan sebagai pengendali penyakit
BAB IV PENUTUP
A. kesimpulan
B. saran
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan Morfologi Jamur
2. Menjelaskan Habitat jamur
3. Menjelaskan fungsi jamur sebagai bahan pengendalian penyakit
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui morfologi jamur
2. Untuk mengetahui habitat jamur
3. Untuk mengetahui fungsi jamur sebagai bahan pengendali penyakit
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
BAB III
PEMBAHASAN
A. Morfologi Jamur
Jamur/fungi adalah organisme eukariotik yang memiliki dinding sel dan
pada umumnya tidak motil. Karakteristik ini menyerupai tumbuhan namun fungi
tidak memiliki klorofil. Dengan demikian fungi tidak dapat melaakukan
fotosintesis menghasilkan bahan organik dari karbondioksida dan air.
Sehingga fungi disebut sebagai organisme heterotof dan sifat heteretof
menyerupai sel hewan.
Fungi merupakan kingdom yang cukup besar terdiri dari kurang lebih
50.000 species, dan bisa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda baik
secara struktur, fisiologi, maupun reproduksinya. Fungi dapat ditemukan dalam
bentuk kapang pada permukaan sayuran busuk, ssebagai ragi pada roti,
mauun sebagai cendawan (jamur berukuran besar yang tumbuh ditanah atau
pada kayu-kayu lapuk).
Jadi fungi mempunyai berbagai penampilan tergantung dari spesiesnya.
Morfologi jamur : Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur
yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk
tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu.
Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk
jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu
menjadi tubuh buah.
1. Yeast
merupakan jamur uniselluler yang berbentuk oval / lonjong dengan
diameter 3-15 mikron, berkembang biak dengan cara membelah diri
(asexual) membentuk tunas atau budding cell.Yeast ada dua yaitu :
Yeast murni : merupakan jamur uniselluler yang tidak mampu
membentuk pseudohifa/ klamidospora.
Yeast like : merupakan jamur uniselluler yang mampu membentuk
pseudohifa.
Contoh: Candida sp, Candida albicans, Torulla (koloni berwarna merah
/ orange), Cryptococcusneoformans.
2. Mold / Kapang
6
Merupakan jamur multiselluler yang membentuk benang-benang hifa /
filament,kumpulan dari hifa disebut miselium yang membentuk suatu
anyaman. Hifa yang dibentuk ada yang bersekat maupun tak bersekat.
Hifa yang berada di atas permukaan media disebut Hifa aerial yang
berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Hifa yang berada didalam
media disebut Hifa Vegetatif berfungsi sebagai alat untuk menyerap
makanan.
Contoh : Aspergillus, Penicellium, Rhizopus, Mucor, Microsporum,
Trichophyton, Epidermophyton
3. Dimorfik
Merupakan jamur yang mempunyai dua bentuk yaitu : Yeast dan Mold.
Berbentuk Yeast jika berada di dalam inang / host atau pada suhu
inkubasi 37 derajat. Berbentuk mold jika berada diluar inangnya atau
pada suhu inkubasi suhu ruang.
Contoh: Histoplasma capsulatum, Coccidioides immitis, Blastomycs
dermatidis.
Pada umumnya sel kamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi
khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Tubuh atau
talus, pada dasarnya memiliki dua bagian : miselium dan spora (sel resisten,
istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filament
yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5 sampai 10µm, dibandingkan
dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 µm. Ada tiga macam
morfologi hifa, yaitu :
1. Aseptat atau senosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau
septum.
2. Septet dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-
ruang atau sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat
pori ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus atau
sitoplasma dari satu ruang ke ruang lain. Sungguhpun setiap ruang
suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membrane
sebagaimana halnya pada sel yang khas.
3. Septet dengan sel-sel multi nukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-
sel dengan lebih dari satu nucleus dalam setiap ruang.
7
Sturktur jamur
Struktur Tubuh Jamur
8
C. Jamur Sebagai Pengendali Penyakit
Jamur Beauveria bassiana
9
Jamur ini selanjutnya akan mengeluarkan racun beauverin yang
membuat kerusakan jaringan tubuh serangga. Dalam hitungan hari, serangga
akan mati. Setelah itu, miselia jamur akan tumbuh ke seluruh bagian tubuh
serangga. Serangga yang terserang jamur Beauveria bassiana akan mati
dengan tubuh mengeras seperti mumi dan tertutup oleh benang-benang hifa
berwarna putih.
Dalam infeksinya, Beauveria bassiana akan terlihat keluar dari tubuh
serangga terinfeksi, mula-mula dari bagian alat tambahan (apendages) seperti
antara segmen-segmen antena, antara segmen kepala dengan toraks, antara
segmen toraks dengan abdomen dan antara segmen abdomen dengan ekor.
Setelah beberapa hari kemudian seluruh permukaan tubuh serangga yang
terinfeksi akan ditutupi oleh massa jamur yang berwarna putih. Penetrasi jamur
entomopatogen sering terjadi pada membran antara kapsul kepala dengan
toraks atau di antara segmen-segmen apendages demikian pula miselium
jamur keluar pertama kali pada bagian-bagian tersebut.
Serangga yang telah terinfeksi Beauveria bassiana selanjutnya akan
mengkontaminasi lingkungan, baik dengan cara mengeluarkan
sporamenembus kutikula keluar tubuh inang, maupun melalui fesesnya yang
terkontaminasi. Serangga sehat kemudian akan terinfeksi. Jalur ini dinamakan
transmisi horizontal patogen / inter generasi.
Jamur Ganoderma applanatum
Ganoderma applanatum merupakan kelompok jamur yang termasuk
famili polyporaceae. Memiliki tubuh buah berupa kipas, himenofora merupakan
buluh –buluh (pori) yang dilihat dari luar berupa lubang. Lubang sisi dalam
lubang – lubang itu dilapisi himenium
Dapat meredakan rasa cemas, depresi dan kelelahan. Manfaat jamur
ganoderma yang pertama adalah membantu tubuh dalam meningkatka n
daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit. Hal ini
dikarenakan dalam jamur terdapat kandungan antioksidan yang cukup
tinggi sehingga membantu tubuh dalam meningkatkan sistem kekebalan
tubuh.
10
ganoderma secara teratur, maka kadar kolesterol baik (HDL) dalam
darah bisa ditingkatkan dan kadar kolesterol jahat (trigliserida) bisa
diturunkan. Kandungan antioksidan di dalamnya juga mampu
mengurangi risiko penyempitan arteri dan mengurangi kerusakan
sel yang melapisi pembuluh darah.
11
7. Mencegah terjadinya elergi. Manfaat jamur ganoderma yang
terakhir adalah bisa mencegah terjadinya alergi pada tubuh. Jamur
ini memiliki efek antihistamin yang bisa berpotensi untuk mencegah
alergi. Jamur ganoderman juga dipercaya mampu meningkatkan
suplai oksigen yang ada di dalam tubuh sehingga lebih
maksimal.Dengan begitu, penderita asma dan alergi kronis bisa
sangat terbantu
Jamur Shimeji
2. Menurunkan kolesterol.
12
Serat pada jamur shimeji juga membantu pengeluaran asam
empedu melalui feses dan menurunkan respons tubuh
terhadap hormon insulin. Keduanya merupakan faktor penting
dalam pengaturan kolesterol darah.
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jamur itu adalah tumbuhan yang tidak punya klorofil, sehingga
bersifat heterotrof. bentuknya seperti cendawan, kemudian ada yang
uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang
halus yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-
cabang yang disebut miselium.
Jamur yang dapat mengendalikan penyakit salah satunya adalah
beauveria bassiana, yang menguntungkan pada bidang pertanian
karena dapat mengendalikan hama penyakit.
B. Saran
Kami dari kelompok 4 tentunya masih menyadari jika makalah diatas
masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.
Kami akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
Widyaastuti, N, dkk. 2001. Shiitake dan Jamur Tiram Penghambat Tumor dan
Penurun Kolesterol. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Parjimo dan A. Andoko. 2007. Budidaya Jamur Kuping Jamur Tiram Dan Jamur
Merang. Agromedia Pustaka, Jakart
15