Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

JAMUR YANG MENGUNTUNGKAN SEBAGAI

BAHAN PENGENDALI PENYAKIT

Dosen mata kuliah:

Arfan Ohorella,S.KM.,M. Kes

Disusun oleh:

kelompok 4

1. Marhaban Pelupessy P07172320024


2. Nimen Matruty P07172320027
3. Nurmala Kilwalaga P07172320029
4. Wilchris Inda Pattiasina P07172320043
5. Riani Amarduan P07172320034
6. Santhy Villia Gomies P07172320037
7. Sandhra Laturette P07172320036
8. Vina Yoseph P07172320042
9. Santra Mahulauw P07172320037
10. Tirra A Tjahyan P07172320040
11. Yeti Purnamasari P07172320044

DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLTEKKES KEMENKES MALUKU

2022

i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
nikmat sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
kami mampu untuk menyelesaikan tugas dalam pembuatan makalah yang
berjudul jamur yang menguntungkan sebagai bahan pengendali penyakit
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi


tugas dari Dosen pembimbing kami pada mata kuliah MIKOLOGI . Selain
itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca dan
juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen MIKOLOGI selaku


dosen pembimbing kami yang telah memberikan kami tugas dan ini
sehingga dapat menambah pengetahuan wawasan sesuai dengan bidang
yang kami tekuni. Dan Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun, kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Demikian apabila terdapat banyak kesalahan kami pribadi mohon


maaf yang sebesar-besarnya. Sekian dan terima kasih.

Ambon, Februari 2022

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN

A. Morfologi jamur
B. Habitat jamur
C. Jamur yang menguntungkan sebagai pengendali penyakit

BAB IV PENUTUP

A. kesimpulan
B. saran

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di dunia kedokteran sangat erat kaitannya dengan ilmu-ilmu dasar
lainnya, salah satunya yaitu mikologi. Mikologi yaitu ilmu yang mempelajari
tentang jamur serta peranannya bagi kehidupan manusia. Kata jamur atau
fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan, yaitu organisme
yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-warni, dan
tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan.

Meskipun cendawan adalah organisme yang umum kita sebut


sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan sebagian besar jamur tersebut
terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi memiliki makna yang lebih luas.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, peran mikologi
terhadap ilmu kesehatan sangat penting. Karna mikologi dapat
memberitahu mengenai segala hal tentang jamur. Penyakit-penyakit juga
timbul salah satunya disebabkan oleh jamur.

Jadi dengan mempelajari mikologi di dunia kedokteran sangat lah


berguna untuk membantu diagnosis terhadap suatu penyakit. Untuk itu
perlu juga diketahui mengenai jamur itu sendiri. Pada makalah ini akan
dibahas mengenai morfologi jamur dan jamur sebagai bahan pengendalian
penyakit.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan Morfologi Jamur
2. Menjelaskan Habitat jamur
3. Menjelaskan fungsi jamur sebagai bahan pengendalian penyakit
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui morfologi jamur
2. Untuk mengetahui habitat jamur
3. Untuk mengetahui fungsi jamur sebagai bahan pengendali penyakit

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Fungi merupakan kingdom yang cukup besar terdiri dari kurang


lebih 50.000 species, dan bisa mempunyai karakteristik yang berbeda-
beda baik secara struktur, fisiologi, maupun reproduksinya. Fungi dapat
ditemukan dalam bentuk kapang pada permukaan sayuran busuk,
ssebagai ragi pada roti, mauun sebagai cendawan (jamur berukuran
besar yang tumbuh ditanah atau pada kayu-kayu lapuk).

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan


organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan.
untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari
lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya
dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka
jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein,
vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari
lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit
obligat, parasite fakultatif, atau saprofit.

5
BAB III

PEMBAHASAN

A. Morfologi Jamur
Jamur/fungi adalah organisme eukariotik yang memiliki dinding sel dan
pada umumnya tidak motil. Karakteristik ini menyerupai tumbuhan namun fungi
tidak memiliki klorofil. Dengan demikian fungi tidak dapat melaakukan
fotosintesis menghasilkan bahan organik dari karbondioksida dan air.
Sehingga fungi disebut sebagai organisme heterotof dan sifat heteretof
menyerupai sel hewan.
Fungi merupakan kingdom yang cukup besar terdiri dari kurang lebih
50.000 species, dan bisa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda baik
secara struktur, fisiologi, maupun reproduksinya. Fungi dapat ditemukan dalam
bentuk kapang pada permukaan sayuran busuk, ssebagai ragi pada roti,
mauun sebagai cendawan (jamur berukuran besar yang tumbuh ditanah atau
pada kayu-kayu lapuk).
Jadi fungi mempunyai berbagai penampilan tergantung dari spesiesnya.
Morfologi jamur : Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur
yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk
tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu.
Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk
jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu
menjadi tubuh buah.
1. Yeast
merupakan jamur uniselluler yang berbentuk oval / lonjong dengan
diameter 3-15 mikron, berkembang biak dengan cara membelah diri
(asexual) membentuk tunas atau budding cell.Yeast ada dua yaitu :
Yeast murni : merupakan jamur uniselluler yang tidak mampu
membentuk pseudohifa/ klamidospora.
Yeast like : merupakan jamur uniselluler yang mampu membentuk
pseudohifa.
Contoh: Candida sp, Candida albicans, Torulla (koloni berwarna merah
/ orange), Cryptococcusneoformans.
2. Mold / Kapang

6
Merupakan jamur multiselluler yang membentuk benang-benang hifa /
filament,kumpulan dari hifa disebut miselium yang membentuk suatu
anyaman. Hifa yang dibentuk ada yang bersekat maupun tak bersekat.
Hifa yang berada di atas permukaan media disebut Hifa aerial yang
berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Hifa yang berada didalam
media disebut Hifa Vegetatif berfungsi sebagai alat untuk menyerap
makanan.
Contoh : Aspergillus, Penicellium, Rhizopus, Mucor, Microsporum,
Trichophyton, Epidermophyton
3. Dimorfik
Merupakan jamur yang mempunyai dua bentuk yaitu : Yeast dan Mold.
Berbentuk Yeast jika berada di dalam inang / host atau pada suhu
inkubasi 37 derajat. Berbentuk mold jika berada diluar inangnya atau
pada suhu inkubasi suhu ruang.
Contoh: Histoplasma capsulatum, Coccidioides immitis, Blastomycs
dermatidis.

Pada umumnya sel kamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi
khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Tubuh atau
talus, pada dasarnya memiliki dua bagian : miselium dan spora (sel resisten,
istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filament
yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5 sampai 10µm, dibandingkan
dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 µm. Ada tiga macam
morfologi hifa, yaitu :

1. Aseptat atau senosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau
septum.
2. Septet dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-
ruang atau sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat
pori ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus atau
sitoplasma dari satu ruang ke ruang lain. Sungguhpun setiap ruang
suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membrane
sebagaimana halnya pada sel yang khas.
3. Septet dengan sel-sel multi nukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-
sel dengan lebih dari satu nucleus dalam setiap ruang.

7
Sturktur jamur
Struktur Tubuh Jamur

Cara hidup jamur


Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan
organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan.
untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan
melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk
glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung
pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan
senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya.
Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasite
fakultatif, atau saprofit.
B. Habitat Jamur
Jamur hidup pada lingkungan yang beragam. Habitat jamur berada di darat
dan di tempat-tempat yang lembab. Meskipun demikian, banyak pula jenis
jamur yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau air
tawar.
Jamur dapat hidup di lingkungan asam, misalnya pada buah yang asam.
Jamur juga dapat hidup pada lingkungan dengan konsentrasi gula yang tinggi,
misalnya pada selai. Jamur yang hidup bersimbiosis dengan ganggang
membentuk lumut kerak dapat hidup di habitat yang ekstrim, seperti gurun,
gunung, salju dan kutub. Jenis jamur lainnya hidup pada tubuh organisme lain
secara parasit maupun simbiosis.

8
C. Jamur Sebagai Pengendali Penyakit
Jamur Beauveria bassiana

Merupakan Salah satu jamur entomopatogen yang banyak digunakan


untuk mengendalikan berbagai hama penyakit tanaman pertanian.
Beauveria bassiana berasal dari kingdom Fungi, filum Ascomycota, kelas
Sordariomycetes, orde Hypocreales, famili Clavicipitaceae, dan genus
Beauvaria.
Merupakan jamur mikroskopik dengan tubuh berbentuk benang-benang
halus (hifa). Hifa-hifa tersebut selanjutnya membentuk koloni yang disebut
miselia. Jamur ini tidak dapat memproduksi makanannya sendiri, oleh karena
itu ia bersifat parasit terhadap serangga inangnya.
Beauveria bassiana ini sesungguhnya secara alami terdapat di dalam
tanah sebagai jamur saprofit. Pertumbuhanjamur di dalam tanah sangat
dipengaruhi oleh kondisi tanah, seperti kandungan bahan organik, suhu,
kelembaban, kebiasaan makan serangga, adanya pestisida sintetis, dll. Secara
umum, suhu di atas 30 °C, kelembaban tanah yang berkurang dan adanya
antifungal atau pestisida dapat menghambat pertumbuhannya jamur tersebut.
Cara cendawan Beauvaria bassiana menginfeksi tubuh serangga
dimulai dengan kontak inang, masuk ke dalam tubuh inang, reproduksi di dalam
satu atau lebih jaringan inang, kemudian kontak dan menginfeksi inang baru.
Sistem kerjanya yaitu spora jamur Beauveria bassiana masuk ketubuh
serangga inang melalui kulit, saluran pencernaan, spirakel dan lubang lainnya.
Selain itu inokulum jamur yang menempel pada tubuh serangga inang dapat
berkecambah dan berkembang membentuk tabung kecambah, kemudian
masuk menembus kutikula tubuh serangga. Penembusan dilakukan secara
mekanis dan atau kimiawi dengan mengeluarkan enzim atau toksin.

9
Jamur ini selanjutnya akan mengeluarkan racun beauverin yang
membuat kerusakan jaringan tubuh serangga. Dalam hitungan hari, serangga
akan mati. Setelah itu, miselia jamur akan tumbuh ke seluruh bagian tubuh
serangga. Serangga yang terserang jamur Beauveria bassiana akan mati
dengan tubuh mengeras seperti mumi dan tertutup oleh benang-benang hifa
berwarna putih.
Dalam infeksinya, Beauveria bassiana akan terlihat keluar dari tubuh
serangga terinfeksi, mula-mula dari bagian alat tambahan (apendages) seperti
antara segmen-segmen antena, antara segmen kepala dengan toraks, antara
segmen toraks dengan abdomen dan antara segmen abdomen dengan ekor.
Setelah beberapa hari kemudian seluruh permukaan tubuh serangga yang
terinfeksi akan ditutupi oleh massa jamur yang berwarna putih. Penetrasi jamur
entomopatogen sering terjadi pada membran antara kapsul kepala dengan
toraks atau di antara segmen-segmen apendages demikian pula miselium
jamur keluar pertama kali pada bagian-bagian tersebut.
Serangga yang telah terinfeksi Beauveria bassiana selanjutnya akan
mengkontaminasi lingkungan, baik dengan cara mengeluarkan
sporamenembus kutikula keluar tubuh inang, maupun melalui fesesnya yang
terkontaminasi. Serangga sehat kemudian akan terinfeksi. Jalur ini dinamakan
transmisi horizontal patogen / inter generasi.
Jamur Ganoderma applanatum
Ganoderma applanatum merupakan kelompok jamur yang termasuk
famili polyporaceae. Memiliki tubuh buah berupa kipas, himenofora merupakan
buluh –buluh (pori) yang dilihat dari luar berupa lubang. Lubang sisi dalam
lubang – lubang itu dilapisi himenium
Dapat meredakan rasa cemas, depresi dan kelelahan. Manfaat jamur
ganoderma yang pertama adalah membantu tubuh dalam meningkatka n
daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit. Hal ini
dikarenakan dalam jamur terdapat kandungan antioksidan yang cukup
tinggi sehingga membantu tubuh dalam meningkatkan sistem kekebalan
tubuh.

1. Mencegah penyakit jantung. Jamur ganoderma bisa membantu


mencegah penyakit jantung. Dengan mengonsumsi jamur

10
ganoderma secara teratur, maka kadar kolesterol baik (HDL) dalam
darah bisa ditingkatkan dan kadar kolesterol jahat (trigliserida) bisa
diturunkan. Kandungan antioksidan di dalamnya juga mampu
mengurangi risiko penyempitan arteri dan mengurangi kerusakan
sel yang melapisi pembuluh darah.

2. Membantu menekankan sel kanker. Menurut jurnal penelitian yang


berjudul Sifat-Sifat Biokimiawi dan Fabrikasi Ganoderma Jamur
Patogen Pohonan, dalam jamur ganoderma terdapat kandungan
anti tumor dan anti kanker. Kandungan ini membantu tubuh dalam
melawan sel-sel kanker sehingga tidak berkembang.Tak hanya itu
saja, kandungan antioksidan yang ada di dalamnya juga mampu
mencegah pertumbuhan sel kanker dan menekan efek tumbuhnya
tumor.

3. Mengurangi Peradangan. Manfaat jamur ganoderma dipercaya dapat


membantu mengurangi peradangan yang terjadi dalam tubuh.Baik
itu peradangan yang disebabkan oleh penyakit rematik, asma,
hingga konjungtivitis atau mata merah.

4. Mencegah kesehatan otak. Jamur ganoderma juga dipercaya dapat


membantu menjaga kesehatan otak.Dengan kesehatan otak yang
terjaga dengan baik, maka kemungkinan terjadinya penyakit neuro
degeneratif.
5. Menjaga Kesehatan Hati dan Ginjal. Manfaat jamur ganoderma
ternyata juga bisa menjaga kesehatan hati dan ginjal. Hal ini
dikarenakan jamur ini mengandung triterpenoid dan karbohidrat
yang mampu mengurangi kerusakan oksidatif pada bagian hati.
6. Mengurangi Nyeri Kronis. Berbicara tentang manfaat jamur
ganoderma untuk kesehatan tubuh pasti tidak akan lepas dari
manfaatnya untuk mengurangi nyeri kronis.Seperti yang terjadi
pada penderita rheumatoid arthritis.Rheumatoid arthritis adalah
sebuah penyakit radang sendi yang bisa menyebabkan rasa nyeri
kronis, pembengkakan, dan rasa kaku pada sendi.

11
7. Mencegah terjadinya elergi. Manfaat jamur ganoderma yang
terakhir adalah bisa mencegah terjadinya alergi pada tubuh. Jamur
ini memiliki efek antihistamin yang bisa berpotensi untuk mencegah
alergi. Jamur ganoderman juga dipercaya mampu meningkatkan
suplai oksigen yang ada di dalam tubuh sehingga lebih
maksimal.Dengan begitu, penderita asma dan alergi kronis bisa
sangat terbantu

Jamur Shimeji

Jamur shimeji adalah salah satu kelompok jamur yang bisa


dikonsumsi yang ditemukan di Asia Timur dan Eropa Utara serta
biasanya tumbuh berkelompok di pohon ek, elm, atau pohon beech
sehingga sering disebut juga sebagai beech mushroom.

1. Mengurangi risiko stroke

Salah satu penyebab stroke yang umum ialah aterosklerosis,


yakni pengerasan dan penyempitan pembuluh arteri akibat
timbunan plak pada dinding pembuluh. Kondisi ini
menyebabkan penurunan aliran darah menuju otak sehingga
terjadilah stroke. Kabar baiknya, sebuah studi pada hewan di
Jepang menemukan manfaat jamur shimeji dalam mencegah
stroke. Jamur ini terbukti memiliki sifat antiaterosklerotik, yang
berarti dapat mengurangi pembentukan plak dalam pembuluh
arteri.

2. Menurunkan kolesterol.

Serat pada makanan dapat menurunkan kolesterol dengan


cara berikatan dengan usus halus. Di usus halus, serat akan
mengikat partikel kolesterol sehingga kolesterol tidak bisa
memasuki aliran darah ataupun berpindah ke bagian tubuh
lainnya.

12
Serat pada jamur shimeji juga membantu pengeluaran asam
empedu melalui feses dan menurunkan respons tubuh
terhadap hormon insulin. Keduanya merupakan faktor penting
dalam pengaturan kolesterol darah.

3. Mencegah infeksi parasit

Jamur shimeji juga memiliki potensi untuk mencegah infeksi


parasit. Manfaat ini berasal dari enzim protease yang
terkandung pada jamur shimeji. Enzim pemecah protein ini
bekerja dengan sangat efektif pada parasit seperti cacing gilig
dan cacing gelang. Parasit bisa memasuki tubuh manusia
dengan sangat mudah melalui makanan yang terkontaminasi.
Infeksi seperti ini dapat menyebabkan gejala gangguan
pencernaan seperti diare parah, muntah-muntah, hingga
buang air besar berdarah.

4. Membantu mengontrol berat badan dan gejala diabetes

Jamur shimeji termasuk makanan terbaik untuk mengontrol


berat badan. Kandungan hypsiziprenol, polisakarida, hypsin,
dan polifenol pada jamur ini membantu mengurangi
persentase lemak dengan mengaktifkan gen tertentu pada
tubuh Anda.

Jamur Auricularia auricula - judae atau jamur kuping


Membantu mencegah anemia, Jamur kuping mengandung zat besi yang
dibutuhkan tubuh untuk memproduksi hemoglobin dan mioglobin. Kekurangan
zat besi pada tubuh bisa menyebabkan penyakit anemia. Gejalanya meliputi
tubuh cepat lelah, lemas, dan pusing. Mencegah penyakit jantung dan kanker,
Satu lagi manfaat jamur kuping yang penting untuk tubuh yaitu membantu
mencegah penyakit akibat radikal bebas seperti penyakit jantung dan kanker.
Hal ini karena jamur kuping mengandung antioksidan yaitu riboflavin yang
berperan untuk menangkal radikal bebas yang berefek buruk bagi kesehatan.

13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jamur itu adalah tumbuhan yang tidak punya klorofil, sehingga
bersifat heterotrof. bentuknya seperti cendawan, kemudian ada yang
uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang
halus yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-
cabang yang disebut miselium.
Jamur yang dapat mengendalikan penyakit salah satunya adalah
beauveria bassiana, yang menguntungkan pada bidang pertanian
karena dapat mengendalikan hama penyakit.
B. Saran
Kami dari kelompok 4 tentunya masih menyadari jika makalah diatas
masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.
Kami akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Widyaastuti, N, dkk. 2001. Shiitake dan Jamur Tiram Penghambat Tumor dan
Penurun Kolesterol. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Parjimo dan A. Andoko. 2007. Budidaya Jamur Kuping Jamur Tiram Dan Jamur
Merang. Agromedia Pustaka, Jakart

Hendritomo, I. H. 2010. Jamur Komsumsi Berkasiat Obat. Yogyakarta: Lily


Publiser.

15

Anda mungkin juga menyukai