Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PARASITOLOGI

“ CILLIATA “

DISUSUN OLEH

Intan.A.M.Seknun P07172320016

Kezia Novita Tapilaha P07172320021

Jean.J.I.Noya P07172320017

Imelda Sapury P07172320015

Joy Titaey P07172320018

Neni Sagita Saleh P07172320026

Tirra.A.Tjahyana P07172320041

Julia Salomi Mikidori P07172320019

Yeti Purnama Sari P07172320042

Santra Rifa Mahulauw P07172320038

Julius.G.Tabakwan P07172320020

Nova.S.S.Belay P07172320028

Petrus.T.L.Subankoly P07172320031

DIII TEKNOLOGI LBORATORIUM MEDIS

POLTEKKES KEMENKES MALUKU

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Selain itu, kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga dan teman, yang sudah mendukung
hingga titik terakhir makalah ini.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nkmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah PARASITOLOGI dengan judul ‘’Cilliata’’
kami ntentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya.

Untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Ambon 16 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................... 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
C. Tujuan .............................................................................................................................. 4
BAB II ........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 5
A. Pengertian Cilliata .......................................................................................................... 5
B. Morfologi Cilliata............................................................................................................. 5
C. Siklus hidup Cilliata ....................................................................................................... 9
D. Patogenitas dan gejala klinis Cilliata ..................................................................................9
E. Epidemiologi Cilliata..............................................................................................................10
BAB III ......................................................................................................................................11
PENUTUP.................................................................................................................................11
A. Kesimpulan ..............................................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ciliata atau ciliphora merupakan kelas terbesar dari protozoa. Ciliata adalah hewan
yang berbulu getar. Ciliata memiliki Silia yang berfungsi untuk bergerak, menangkap
makanan dan untuk menerima rangsangan dari lingkungan. Ukuran silia lebih pendek dari
flagel. Ciliata memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang
mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk
reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi
untuk proses reproduksi seksual.

Pada ciliata juga ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan air dalam tubuhnya. Di samping itu terdapat vakuola makanan untuk
mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut untuk mengeluarkan sisa
makanan. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar.Mempunyai bentuk tubuh
yang tetap, dan oval. Cilliata ada yang hidup bebas dan adapula yang parasit. Contoh yang
hidup bebas adalah Paramecium caudatum dan yang parasit adalah Nyctoterus ovalis yang
hidup di dalam usus kecoa serta Balantidium coli.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari Cilliata
b. Bagaimana morfologi Cilliata
c. Bagaimana siklus hidup dari Cilliata
d. Bagaimana patogenitas dan gejala klinis Cilliata
e. Bagaimana epidemiologi dari Cilliata

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Cilliata ?
2. Mengetahui morfologi Cilliata ?
3. Mengetahui siklus hidup Cilliata ?
4. Mengetahui bagaimana patogenitas dan gejala klinis dari Cilliata ?
5. Mengetahui bagaimana epidemiologi dari Cilliata ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Cilliata

Ciliata merupakan protista bersel satu yang permukaan tubuhnya di tumbuhi rambut
getar. Ciliata berasal dari kata cillium (rambut getar), sedangkan Ciliophora bergerak
menggunakan silia (rambut getar), sehingga ciliata dan ciliophora merupakan hewan yang
bergerak dengan menggunakan alat bantu rambut getar (cilia) pada suatu fase hidupnya,
yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ciliata umumnya hidup bebas di
lingkungan berair yang banyak mengandung bahan organik, dan ada pula yang hidup
parasit.
Ciliata yang hidup bebas contohnya Paramaecium caudatum bentuknya seperti sandal;
Didinium, merupakan pemangsa Paramaecium; Stentor bentuknya seperti terompet; dan
Vorticella bentuknya seperti lonceng/genta. Hanya sedikit jenis ciliata yang hidup sebagai
parasit, contohnya Balantidium coli yang hidup pada usus besar ternak atau manusia
(Edukasi, 2009).

B. Morfologi Cilliata

Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu yang digunakan
sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel. Memiliki 2
inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-
hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan
mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi
seksual. Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air
dalam tubuhnya. (Jtptunimus, 2008).
Cilliata memiliki mulut atau sitosom yang terbuka menjadi saluran pendek. Di sitofaring
pada hewan primitive, mulut terletak di ujung interior tetapi pada kebanyakan cilliata, bagian
tersebut diganti oleh bagian posterior. Terdapat dua macam mulut pada cilliata, yaitu
berupa :
a. Mulut membran berombak/membran yang bergerak; merupakan cilliata yang
menyatu dalam barisan panjang. Fungsi mulut adalah untuk menghasilkan
makanan dan mendorong partikel makanan menuju sitofaring.
b. Membran yang berupa barisan pendek dari cilia yang bersatu membentuk
piringan.

Berikut ini terdapat beberapa struktur tubuh ciliata, terdiri atas :

1. Kebanyakan ciliata berbentuk simetris kecuali ciliate primitive, simetrinya radial.


2. Tubuhnya diperkuat oleh perikel, yaitu lapisan luar yang disusun oleh sitoplasma
padat.
3. Tubuhnya diselimuti oleh silia, yang menyelubungi seluruh tubuh utama disebut silia
somatis.
4. Ciliata mempunyai dua tipe inti sel (nucleus), yaitu makronukleus dan mikronukleus.
5. Ciliata tidak mempunyai struktur khusus pertukaran udara dan sekresi.
 Klasifikasi Ciliata
a) Paramaecium
Ujung depan tubuh tumpul, sedangkan belakang meruncing hingga bentuknya
seperti sandal atau sepatu.

b) Vorticella
Bentuk seperti lonceng, bertangkai panjang dengan bentuk lurus atau spiral
yang dilengkapi silia sekitar mulutnya. Hidup di air tawar, menempel dengan
tangkai batang yang bersifat kontraktil pada substrak. Makananya berupa
bakteri atau sisa-sisa bahan organik yang masuk bersama aliran air melalui
celah mulutnya.
c) Didinium
Didinium merupakan predator pada ekosistem perairan yaitu pemangsa
Paramaecium.

d) Stentor
Bentuk seperti terompet dan menetap di air tawar yang tergenang atau
mengalir. Makanan hewan ini adalah Ciliata yang ukurannya lebih kecil.

e) Balantidium coli
Balantidium coli merupakan protozoa usus manusia yang terbesar dan
satusatunya. Golongan ciliata manusia yang patogen, menimbulkan balantidiasis
atau ciliate dysentri. Organisme ini dijumpai pada daerah tropis dan juga daerah
sub-tropis. Pada dasarnya protozoa ini berparasit pada babi, sedangkan strain
yang ada, beradaptasi terhadap hospes definitif lainnya termasuk orang.
C. Siklus hidup Cilliata
Stadium kista dan tropozoit dapat berlangsung di dalam satu jenis hospes. Hospes
alamiah adalah babi, dan manusia merupakan hospes insidentil. Jika kista infektif tertelan di
dalam usus besar akan berubah menjadi bentuk tropozoit. Di lumen usus atau dalam
submukosa usus, tropozoit tumbuh dan memperbanyak diri (multiplikasi). Jika lingkungan
usus kurang sesuai bagi tropozoit akan berubah menjadi kista. Stadium kista parasit yang
bertanggung jawab dalam proses penularan balantidiasis.
1. Umumnya kista tertelan melalui kontaminasi pada makanan dan air
2. Setelah tertelan, terjadi excystation pada usus halus, dan tropozoit berkoloni di usus
besar.
3. Tropozoit dalam lumen usus besar binatang dan manusia, dimana memperbanyak
diri dengan cara pembelahan binary fission.
4. Tropozoit menjadi kista infektif
5. Beberapa tropozoit menginvasi ke dinding usus besar dan berkembang, beberapa
kembali ke lumen dan memisahkan diri. Kista matang keluar bersama tinja

D. Patogenitas dan gejala klinis Cilliata

Pada umumnya balantidiasis tidak menampakkan gejala klinis, dan infeksi pada
manusia terjadi karena makan kista infektif yang tertelan bersama air atau makanan yang
telah tercemar tinja babi atau penderita lainnya. Pada usus besar (utamanya) menimbulkan
ulserasi, sehingga menimbulkan perdarahan dan pembentukan lendir di tinja penderita.
Penderita tidak mengalami demam pada kasus balantidiosis usus besar. Mukosa dan
submukosa usus diinvasi dan dirusak oleh jasad yang memperbanyak diri. Invasi berhasil
dengan bantuan fermen-fermen sitolitik dan penerobosan secara mekanik.

Parasit memperbanyak diri dengan membentuk sarang dan abses kecil yang kemudian
pecah menjadi ulkus yang lonjong dan tidak teratur dengan pinggiran merah yang
menggaung. Dengan kelainan mulai dari hiperemi cataral yang sederhana sampai pada
ulkus yang jelas. Masing-masing tukak mungkin terpisah dengan mukosa yang normal atau
hiperemik di antaranya atau ulkus-ulkus itu menjadi satu dengan sinus-sinus yang saling
berhubungan. Ada beberapa kasus yang berakibat fatal terdapat ulkus multipel dan difus
dan terdapat gangren. Sediaan histologik menunjukkan daerah-daerah hemoragik, infiltrasi
sel bulat, abses, ulkus nekrotik, dan terdapat invasi parasit, reaksi utama ialah sel inti satu
yang menyolok kecuali bila ada infeksi bakteri yang sekunder. Pada waktu eksaserbasi
pada infeksi yang kronis terdapat ulkus-ulkus kecil dan tidak jelas.

Mukosa mengalami peradangan merata dan mungkin terdapat daerah-daerah kecil


yang diliputi suatu membran dan di bawahnya ada jaringan yang terkelupas. Pada infeksi
sedang yang akut mungkin terdapat tinja yang encer sebanyak 6 - 15 x sehari dengan
lendir, darah dan nanah. Pada keadaan kronis mungkin terdapat diare yang timbul-hilang
diselingi oleh konstipasi, nyeri pada colon, anemi dan cachexia. Banyak infeksi berjalan
tanpa gejala, dan prognosis tergantung pada hebatnya infeksi dan reaksi terhadap terapi.
Prognosis baik pada infeksi tanpa gejala dan pada infeksi kronis. Balantidiasis tidak
berhasil menyerbu hati. Jumlah infeksi yang kecil dan kegagalan untuk menimbulkan
infeksi secara eksperimen, menunjukkan kekebalan bawaan yang tinggi pada manusia.

E. Epidemiologi Cilliata

Pada manusia frekuensi Balantidium coli rendah, sedangkan frekuensi pada babi tinggi
berkisar anatar 63 - 91%. Babi mengandung Balantidium coli dan Balantidium suis. Spesies
Balantidium coli dapat menular kepada manusia sedangkan Balantidium suis tidak dapat
ditularkan kepada manusia. Bukti epidemiologik yang menyokong pendapat bahwa babi
bukan sumber utama daripada infeksi manusia, dan ini bertentangan dengan pendapat
dahulu. Frekuensi infeksi rendah pada manusia yang bekerja di daerah-daerah yang ada
hubungan erat antara mereka dengan babi dan manusia refrakter terhadap infeksi dengan
“strain” babi. Bila terjadi suatu wabah maka manusia yang menjadi sumber infeksi utama, di
mana penularan terjadi dari tangan ke mulut dan dari makanan yang terkena kontaminasi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ciliata merupakan protista bersel satu yang permukaan tubuhnya di tumbuhi rambut
getar. Ciliata memiliki silia yang berfungsi untuk bergerak, menangkap makanan dan untuk
menerima rangsangan dari lingkungan. Balantidium coli merupakan protozoa usus manusia
yang terbesar dan satu-satunya golongan ciliata manusia yang patogen, menimbulkan
balantidiasis atau ciliate dysenteri.
Penyakit zoonosis yang sumber utamanya adalah babi sebagai reservoir host, hidup di
dalam usus besar manusia, babi dan kera. B.coli dalam siklus hidupnya memiliki 2 stadium,
yaitu stadium tropozoit dan kista. Lingkaran hidup B.coli dan E.histolitica sama, hanya saja
bentuk kista dari B.coli tidak dapat membelah diri sebagaimana layaknya E.histolitica.

B. Saran
Sebaiknya kita perlu mengetahui apa saja peran dari ciliata itu sendiri dalam kehidupan
sehingga kita dapat memanfaatkannya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Gandahusada, S., dkk, 1992. Parasitologi Kedokteran, Balai Penerbit FKUI.


Jakarta.

Hickman, M.A.M., 1990. Kamus Lengkap Biologi, Jakarta. Erlangga.

Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung :


ALFABETA

Natadisastra, Djaenudin. 2009.PARASITLOGI KEDOKTERAN Ditinjau dari


Organ Tubuh yang Diserang. Jakarta : EGC

Prianto, Juni. 2010. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta : PT Gramedia


Pustaka Utama

Corwin, Elizabeth J.2009. Buku Saku Patofisiologi.Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai