Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PEMERIKSAAN DM (HbA1c)

KELOMPOK 1

Asti Detek P07172320001

Astuti Kaimudin P07172320002

Dariangto.I.Albertus P07172320004

Darlina P07172320005

DessyLeuwol P07172320006

Destianingsih La upu P07172320007

Dhea.A.Kelian P07172320008

Eldorado Tutuala P07172320009

Fadila P07172320010

Fadlun Attamimi P07172320011

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

POLITEKNIK KEMENKES MALUKU 2022/2023


KATA PENGANTAR

Pui syukur kami panatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah kimia klinik II yang berjudul “Pemeriksaan DM” ini tepat pada waktunya.
Adapaun tujuan dari tugas makalah ini adalah untuk menuntaskan dan memenuhi
tugas dari dosen Ibu RamdhaniM,Ntasir, S.Farm,Si,Apt pada mata kuliah kimia
klinik II. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Pemeriksaan Diabetes Melitus(DM)” .

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu RamdhaniM,Ntasir,S.Farm,Si,A
pt selaku Dosen Kimia Klinik II yang telah memberikan tugas ini sehingga kami
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami.Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehinnga
kami dapat meyelesaikan makalah walaupun makalah kami jauh dari kata sempurna.
Oleh karenaitu,

kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat


menyempurnakan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak yang membacanya

Ambon, 09Februari 2022


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................................
1

KATA PENGANTAR.........................................................................................................
2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................
3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
4

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................


4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................
5
C. Tujuan.....................................................................................................................
6

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
7

A. Pengertian Diabetes Melitus....................................................................................


7
B. Factor Penyebab Diabetes Melitus..........................................................................
7
C. Gejala Diabetes Melitus...........................................................................................
8
D. Jenis-jenis Diabetes Melitus....................................................................................
10
E. Pengobatan Diabetes Melitus..................................................................................
12
F. Pemeriksaaan HbA1c ..................................................................
13
G. Tujuan atau Manfaat dilakukan Pemeriksaan HbA1c.............................................
13
H. Kadar Normal HbA1c ..................................................................
14
I. Kelebihan Pemeriksaan HbA1c ..................................................................
14
J. Keterbatasan Pemeriksaan HbA1c ..................................................................
14
K. Prosedur Pemeriksaan HbA1c dari Pra Analitik, Analitik dan Pasca
Analitik15

BAB III PENUTUP.............................................................................................................


18

A. Kesimpulan..............................................................................................................
18
B. Saran........................................................................................................................
18

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus atau DM merupakan suatu kelompok penyakit


metabolik dengan karakteristik peningkatan kadar gula darah (hiperglikemi)
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, aktivitas insulin dan keduanya.
Diagnosis klinis DM ditegakkan bila ada gejala khas DM berupa poliuria,
polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
penyebabnya Gejala khas penderita adalah hasil pemeriksaan Glukosa Darah
Sewaktu (GDS) ≥ 200 mg/dl jika pemeriksaan Glukosa Darah Puasa (GDP) ≥
126 mg/dl dapat digunakan sebagai pedoman diagnosis DM. Pasien tanpa
gejala khas DM, hasil gula darah abnormal satu kali saja belum cukup kuat
untuk menegakkan diagnosis DM. Investigasi pemeriksaan lebih lanjut yaitu
GDP ≥ 126 mg/dl, GDS ≥ 200 mg/dl pada hari lain atau hasil Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) ≥ 200 mg/dl. Diabetes melitus dapat didiagnosis
berdasarkan glukosa plasma, baik dengan glukosa sewaktu atau gula darah 2
jam post prandial. International Expert Committee menyebutkan yang terbaru
dapat ditambahkan pemeriksaan HbA1csebagai pilihan ketiga untuk
mendiagnosis diabetes. Pemeriksaan ini diperlukan karena ketika tubuh
memproses gula, glukosa dalam aliran darah secara alami menempel pada
protein berbanding lurus dengan jumlah total gula yang ada. Sel-sel darah
merah

dalam tubuh manusia bertahan hidup selama 8 sampai 12 minggu


sebelum pembaharuan maka mengukur hemoglobin terglikasi atau HbA1c
dapat digunakan untuk mencerminkan kadar glukosa darah rata-rata selama
durasi itu .Pemeriksaan HbA1c perlu dilakukan untuk mengetahui rata-rata
kadar glukosa darah dalam waktu satu sampai tiga bulan sebelumnya. Pasien
dapat menilai pengendalian diabetesnya dengan tujuan mencegah komplikasi
diabetes. Selain itu, pemeriksaan HbA1c digunakan untuk menilai efektivitas
perubahan terapi setelah dua sampai tiga bulan .Kadar HbA1c penting untuk
diperiksa karena dapat memberikan gambaran pengendalian diabetes yang
lebih baik dibandingkan gula darah. HbA1c dapat mengidentifikasi rata-rata
konsentrasi glukosa plasma dalam periode tiga bulan. Seseorang dengan
pengendalian diabetes yang buruk maka akan terjadi peningkatan kadar
HbA1c. Pencegahan terjadinya komplikasi kronis memerlukan pengendalian
DM yang baik. Sasaran pengendalian DM dengan kriteria baik, diantaranya
gula darah puasa 80 sampai 100 mg/dL, 2 jam post prandial 80 sampai 144
mg/dL, A1c kurang dari 6,5%, kolesterol total kurang dari 200 mg/dL,
trigliserida kurang dari 150 mg/dL, Indeks Massa Tubuh 18,5 sampai 22,9
kg/m2 dan tekanan darah kurang dari 130/80 mmHg pengendalian DM yang
baik. Sasaran pengendalian DM dengan kriteria baik, diantaranya gula darah
puasa 80 sampai 100 mg/dL, 2 jam post prandial 80sampai 144 mg/dL, A1c
kurang dari 6,5%, kolesterol total kurang dari 200 mg/dL, trigliserida kurang
dari 150 mg/dL, Indeks Massa Tubuh 18,5 sampai 22,9 kg/m2dan tekanan
darah kurang dari 130/80 mmHg .Instalasi Laboratorium RS Dr. Kariadi
Semarang tempat peneliti bekerja seringkali mendapatkan pasien DM Tipe 2
yang diminta oleh dokter untuk periksa gula darah puasa, gula darah 2 jam
post prandial dan HbA1c. Permintaan dokter hemoglobin. Jumlah glukosa
yang dikombinasikan dengan

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan DM?
2. Apa penyebab terjadinya DM?
3. Apa gejala DM ?
4. Apa pencegahan DM?
5. Apa jenis-jenis DM?
6. Apa pengobatan DM?
7. Apa pemeriksaan HbA1c?
8. Apa tujuan atau manfaat dilakukan pemeriksaan HbA1c
9. Apa Kadar normal HbA1c?
10. Apa kelebihan pemeriksaan HbA1c?
11. Apa keterbatasan pemeriksaan HbA1c?
12. Apa prosedur pemeriksaan HbA1c metode Afinitas Boronatdari pra
analitik,analitik,dan pasca analitik?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu DM
2. Mengetahui penyebab terjadinya DM
3. Mengetahui apa gejala DM
4. Mengetahui apa pencegahan DM
5. Mengetahui jenis-jenis DM
6. Mengetahui pengobatan DM
7. Mengetahui apa itu pemeriksaan HbA1c
8. Mengetahu apa tujuan atau manfaat pemeriksaan HbA1c
9. Mengetahui apa prosedur pemeriksaan HbA1c dari pra
analitik,analitik,dan pasca analitik
10. Mengetahui apa kelebihan pemeriksaan HbA1c
11. Mengetahui apa keterbatasan pemeriksaan HbA1c
12. Mengetahui prosedur pemeriksaan HbA1c metode Afinitas Boronat dari
pra analitik,analitik,dan pasca analitik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diabetes Melitus (DM)


Menurut WHO,Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu
penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang
ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi
insulin.
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
ditandai dengan peningkatan konsentrasi glukosa darah disertai dengan
peningkatan gejala utama yang khas seperti urine berasa manis dalam jumlah
yang banyak.

B. Faktor penyebab Diabetes Melitus


Penyebab DM belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa
faktor risiko yang dapat mempengaruhinya yaitu genetik, obesitas, penyakit
autoimun, dan virus. Selain itu, faktor lain seperti lingkungan, ekonomi, serta
budaya juga dapat mempengaruhi terjadinya DM. Adapun faktor risiko yang
memungkinkan seseorang terkena DM apaila ditemukan kondisi-kondisi
berikut ini:
a. Riwayat keluarga dengan DM
b. Obesitas (>20%, BB dieal) atau indeks masa tubuh (IMT) >27 kg/m2
c. Umur diatas 40 tahun
d. Tekanan darah tinggi (>140/90 mmHg)
e. Kelainan profil lipid darah (dislipidemia) yaitu kolesterol HDL <35
mg/dl, dan atau trigliserida >250 mg/dl
f. Seseorang yang dinyatakan sebagai toleransi glukosa terganggu (TGT)
atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT)
g. Wanita dengan riwayat diabetes kehamilan
h. Wanita yang melahirkan bayi >4.000 gr
i. Riwayat menggunakan obat-obatan oral atau suntikan dalam jangka
waktu yang lama terutama obat golongan kortikosteroid yang biasa
digunakan untuk pengobatan asma, kulit, rematik, dan lainnya
j. Riwayat terkena infeksi tertentu antara lain virus yang menyerang
kelenjar air liur (penyakit gondongan), virus morbili

C. Gejala Diabetes Melitus


Terdapat beberapa keluhan yang sangat dikenal atau dianggap keluhan
yang khas yaitu :
a. Banyak buang air kecil / kencing (poliuria) : Kadar gula darah yang tinggi
b. menyebabkan sering kencing dalam jumlah yang banyak.
c. Banyak minum (polidipsia) : Untuk mengimbangi banyak kencing yang
d. keluar, pasien akan banyak minum (sering haus).
e. Banyak makan (poliphagia) : Karena sel kekurangan glukosa, timbul
f. keinginan untuk banyak makan.
g. Berat badan menurun dengan cepat : Karena tidak terdapat cukup insulin
h. untuk mengubah gula menjadi tenaga, tubuh menggunakan simpanan
i. lemak dan protein yang menyebabkan hilangnya berat badan.
Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi
ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita

Dampak DM pada tubuh manusia ,salah satunya pada gambar di bawah ini
D. Jenis-jenis Diabetes Melitus
Secara umum diabetes dibedakan menadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan
tipe 2.
1) Diabetes Tipe 1
(insulin dependent diabetes melitus (IDDM).
Diabetes yang tergantung insulin yang ditandai oleh penghancuran sel-sel
beta pankreas disebabkan oleh :

a. Faktor genetik
Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri tapi mewarisi
suatu predisposisi /kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe
1. Ini ditemukan pada individu yangmempunyai tipe antigen HLA
( Human Leucocyte Antigen ) tertentu. HLA merupakankumpulan gen
yang bertanggung jawab atas antigen transpalatasi dan proses
imunlainnya.
b. Faktor Imunologi
Respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap seolah-
olah sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta

2) Diabetes Tipe 2
Non Insulin Dependent Diabetes Melitus / NIDDM ) Mekanisme yang
tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin
pada diabetes tipe II belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan
memegang peranandalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu
terdapat faktor-faktor risiko tertentu yang berhubungan yaitu :

a.Usia
Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara
dramatis menurundengan cepat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan
ini yang akan beresiko pada penurunan fungsi endokrin pankreas untuk
memproduksi insulin.

b.Obesitas
Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pankreas mengalami hipertropi
yang akan berpengaruh terhadap penurunan produksi insulin. Hipertropi
pankreas disebabkankarena peningkatan beban metabolisme glukosa
pada penderita obesitas untukmencukupi energi sel yang terlalu banyak.

c. Riwayat Keluarga
Pada anggota keluarga dekat pasien diabetes tipe 2 (dan pada kembar
non identik),risiko menderita penyakit ini 5 hingga 10 kali lebih besar
daripada subjek (dengan usiadan berat yang sama) yang tidak memiliki
riwayat penyakit dalam keluarganya. Tidak seperti diabetes tipe 1,
penyakit ini tidak berkaitan dengan gen HLA. Penelitian epidemiologi
menunjukkan bahwa diabetes tipe 2 tampaknya terjadi akibat
sejumlahdefek genetif, masing-masing memberi kontribusi pada resiko
dan masing-masing juga dipengaruhi oleh lingkungan

d. Gaya hidup (stres)


Stres kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang
cepat saji yangkaya pengawet, lemak, dan gula. Makanan ini
berpengaruh besar terhadap kerja pankreas. Stres juga akan
meningkatkan kerja metabolisme dan meningkatkan kebutuhan akan
sumber energi yang berakibat pada kenaikan kerja pankreas. Beban
yang tinggi membuat pankreas mudah rusak hingga berdampak pada
penurunan insulin.

E. Pengobatan Diabetes Melitus


1. Pasien diabetes diharuskan untuk mengatur pola makan dengan
memperbanyak konsumsi buah, sayur, protein dari biji-bijian, serta
makanan rendah kalori dan lemak.
2. Pilihan makanan untuk penderita diabetes juga sebaiknya benar-benar
diperhatikan.
3. pasien diabetes juga dapat mengganti asupan gula dengan pemanis yang
lebih aman untuk penderita diabetes, sorbitol.
4. Pasien diabetes dan keluarganya dapat melakukan konsultasi gizi dan pola
makan dengan dokter atau dokter gizi untuk mengatur pola makan sehari-
hari.Untuk membantu mengubah gula darah menjadi energi dan
meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, pasien diabetes dianjurkan
untuk berolahraga secara rutin, setidaknya 10-30 menit tiap hari.
5. Pasien dapat berkonsultasi dengan dokter untuk memilih olahraga dan
aktivitas fisik yang sesuai.
6. Dokter juga dapat menyertai obat-obatan di atas dengan pemberian
suplemen atau vitamin untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi.
Misalnya, pasien diabetes yang sering mengalami gejala kesemutan akan
diberikan vitamin neurotropik.
7. Pasien diabetes harus mengontrol gula darahnya secara disiplin melalui
pola makan sehat agar gula darah tidak mengalami kenaikan hingga di atas
normal.
8. Selain mengontrol kadar glukosa, pasien dengan kondisi ini juga akan
diaturkan jadwal untuk menjalani tes HbA1C guna memantau kadar gula
darah selama 2-3 bulan terakhir.

F. Pemeriksaan HbA1c

Pemeriksaan HbA1c adalah pemeriksaan dengan mengukur kadar atau


prosentase glukosa yang terikat dengan hemoglobin. Hemoglobin adalah
protein pembawa oksigen yang terletak dalam sel darah merah. Pemeriksaan
ini tergantung dari kadar glukosa dan jumlah serta umur sel darah merah.
Rata-rata umur sel darah merah sekitar 120 hari. Jadi pemeriksaan HbA1c ini
dapat memperkirakan kadar rata-rata gula darah dalam 3 bulan terakhir.
Pemeriksaan HbA1c umumnya dilakukan untuk mendiagnosis dan
mengontrol diabetes. Berbeda dari tes gula darah biasa, pemeriksaan ini tidak
terpengaruh oleh perubahan kadar gula sementara, sehingga Anda tidak
diharuskan berpuasa sebelum melakukannya.
Pemeriksaan HbA1c atau disebut juga hemoglobin A1c berfungsi untuk
mengukur rata-rata jumlah sel darah merah atau hemoglobin yang berikatan
dengan gula darah atau glukosa selama 3 bulan terakhir. Durasi ini sesuai
dengan siklus hidup sel darah merah, yaitu 90 hari. Inilah mengapa HbA1c
berfungsi sebagai kontrol gula darah rata-rata dalam jangka waktu tersebut

G. Tujuan atau manfaat dilakukan pemeriksaan HbA1c

Karena dapat menggambarkan rata-rata kadar gula darah dalam 3


bulan terakhir maka manfaatnya adalah untuk mengontrol kualitas
pengendalian kadar gula darah jangka panjang dan menilai efektifitas obat.
Dengan kata lain untuk memantau kepatuhan penderita diabetes minum obat
dan kepatuhan menjalankan pola hidup sehat. Akan tetapi sekarang
penggunaannya sudah lebih luas lagi yaitu untuk menegakkan diagnosis atau
skrining Diabetes Mellitus khusunya DM tipe-2.

H. Kadar Normal HbA1c(%)

Hasil pemeriksaan HbA1C dilaporkan dalam bentuk persentase.


Persentase ini menunjukkan berapa persen hemoglobin yang terlapisi oleh
gula di dalam darah. Berikut ini hasil pemeriksaan normal dan tidak
normalnya:
 DIABETES : ≥ 6,5
 PREDIABETES : 5,7- 6,4
 NORMAL : < 5,7

I. Kelebihan pemeriksaan HbA1c


 Tidak perlu puasa dan dapat diperiksa kapan saja
 Dapat memperkirakan keadaan glukosa darah dalam waktu yang lama (2-
3 bulan) serta tidak dipengaruhi perubahan gaya hidup jangka pendek
 Kadar glukosa yang menempel pada hemoglobin sangat stabil, sehingga
HbA1c dijadikan salah satu parameter diabetes mellitus di seluruh dunia
 Relatif tidak dipengaruhi oleh gangguan akut seperti stress atau penyakit
terkait
 Lebih stabil dalam suhu kamar dibanding glukosa plasma
 Lebih direkomendasi untuk monitoring pengendalian glukosa
 Kadar HbA1c sangat berkorelasi dengan komplikasi diabetes

J. Keterbatasan pemeriksaan HbA1c


 Terganggu oleh kondisi terdapat penyakit hemoglobin
 Terpengaruh oleh kondisi seperti anemia hemolitik, malaria kronis,
perdarahan, anemia aplastic

K. Prosedur Pemeriksaan Hba1c Dari Pra Analitik,Analitik,dan Pasca Analitik

TUJUAN
1. Memiliki keterampilan dalam pemeriksaan HbA1c pada sampel
darah(whole blood)
2. Memahami pemeriksaan HbA1c
3. Memahami peranan pemeriksaan HbA1c dalam menegakan diagnosis
kondisi patologis.

PRINSIP

Hemoglobin terglikosilasi (HbA1c) berikatan dengan boronat yang


terkunjugasi fluoresensi, yang diukur dengan memantau penururnan
fluoresensi bahan aktif. Konsentrasi hemoglobin total ditentukan dari
penurunan awal sinyal fluoresensi

METODE : Afinitas Boronat

Pra analitik
Alat :
1. Quo-Lab Analyzer (alatsemiotomatis seperti POCT untuk
pemeriksaan HbA1c)
2. Mikropipet dan Tip
3. Tabung vakutainer dengan antikoagulan EDTA (tutup ungu)
4. Tisu
5. sentrifuge
Bahan :
1. sampel Whole Blood (kapiler/Vena)
2. Quo-Lab A1C tes Cartridges yang mengandung konjugat boronat
fluoresen
Analitik
1. Hidupkan alat
2. Keluarkan Catridge reagen dari lemari pendingin dan biarkan
disuhu ruangan ± 50 menit sebelum digunakan.
3. Scan becrode pada kotak Catridge reagen pada alat
4. Ambil cartridge buku penutup almunium foil, kemudian masukan
cartridge ke dalam alat ( jangan memegang bagian bawah catridge
yang berisi cairan dan tidak boleh ada kondensasi). Cartide harus
digunakan dalam 1 menit setelah foil di buka
5. Jika alat menampilkan “Insert Reagen” maka masukan reagen
dengan cara menekan bola reagen ke dalam menggunakan ujung
bagian yang tumpul dari sample stick. Selanjutnya alat secara
otomatis akan melakukan proses rehidasi bola reagen ke dalam
larutan buffer
6. Pipet sampel (darah vena/kapiler)menggunakan sample stick
7. Masukan sampel tadi kemudian tekan dan patahkan stick
8. Tutup penutup alat, kemudian tes berjalan secara otomatis dan
hasil HbA1c akan muncul pada alat setelah 4 menit.

Pasca Analitik
Hasil pemeriksaan HbA1C dilaporkan dalam bentuk persentase.
Persentase ini menunjukkan berapa persen hemoglobin yang terlapisi
oleh gula di dalam darah. Berikut ini hasil pemeriksaan normal dan
tidak normalnya:
o DIABETES ≥ 6,5
o PREDIABETES 5,7- 6,4
o NORMAL < 5,7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut WHO,Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu


penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai
dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang ditandai
dengan peningkatan konsentrasi glukosa darah disertai dengan peningkatan gejala
utama yang khas seperti urine berasa manis dalam jumlah yang banyak.
Pemeriksaan HbA1c adalah pemeriksaan dengan mengukur kadar atau
prosentase glukosa yang terikat dengan hemoglobin. Hemoglobin adalah protein
pembawa oksigen yang terletak dalam sel darah merah. Pemeriksaan ini
tergantung dari kadar glukosa dan jumlah serta umur sel darah merah. Rata-rata
umur sel darah merah sekitar 120 hari. Jadi pemeriksaan HbA1c ini dapat
memperkirakan kadar rata-rata gula darah dalam 3 bulan terakhir.
Pemeriksaan HbA1c umumnya dilakukan untuk mendiagnosis dan
mengontrol diabetes. Berbeda dari tes gula darah biasa, pemeriksaan ini tidak
terpengaruh oleh perubahan kadar gula sementara, sehingga Anda tidak diharuskan
berpuasa sebelum melakukannya.
maka manfaatnya adalah untuk mengontrol kualitas pengendalian kadar
gula darah jangka panjang dan menilai efektifitas obat. Dengan kata lain untuk
memantau kepatuhan penderita diabetes minum obat dan kepatuhan menjalankan
pola hidup sehat.
B. Saran

Adapun saran penulis sebagai berikut :

1. Jangan menganggap spele penyakit diabetes mellitus.

2. Hendaklah olah raga secara teratur dan mengikuti pola makan yang sehat.

3. Sebaiknya dilakukan pengecekan gula darah sebulan sekali.

4. Jika terdapat gejala-gejala diabetes hendaklah periksa ke dokter.


DAFTAR PUSTAKA

Anani, S. 2012. Hubungan antara Perilaku Pengendalian Diabetes kadar


Glukosa

Darah pasien Rawat jalan Diabetes mellitus (Studi Kasus di RSUD


Arjawinangun Kabupaten Cirebon). Medicine Journal Indonesia Vol.20 No.4:466-
478 .

Arisman, 2011. Diabetes Mellitus : Dalam Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas dan

Diabetes Mellitus dan Dislipidemia. Jakarta: EGC.Aziz, A. H., 2007.

Maulana Mirza, 2015. Mengenal Diabetes Mellitus. Jogjakarta : Katahati

Paputungan Sri R dan Harsinen S. Peranan Pemeriksaan Hemoglobin A1c


pada

Pengelolaan Diabetes Mellitus. CDK.

Suprihartini, 2017. Hubungan HbA1c Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada


Penderita Diabetes Mellitus Di RSUD. Abdul Wahab Syahranie

SSamarinda Tahun 2016. Mahakam Medical Laboratory Technology.

Anda mungkin juga menyukai