Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KIMIA KLINIK II

“ Pemeriksaan Ginjal ( CCT & Cystatin C ) ’’

DISUSUN OLEH :

Julius Gilbert Tabakwan (P07172320020)


Kezia.N.Tapilaha (P07172320021)
Lukman Sangaji (P07172320022)
Maharani Atmoyo (P07172320023)
Mardiana Ondy (P07172320024)
Marhaban Pelupessy (P07172320025)
Neni sagita Saleh (P07172320026)
Nimen Matruty (P07172320027)
Nova.S.S.Belay (P07172320028)

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha-Esa, yang


telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang bejudul ” Pemeriksaan Ginjal ( CCT &
Cystatin C ) ” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari tugas makalah ini adalah untuk menuntaskan dan
memenuhi tugas dari dosen Ramdhani M. Natsir, S.Farm., M.Si., Apt pada
Mata Kuliah KIMIA KLINIK II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Pemeriksaan Ginjal ( CCT & Cystatin C )
bagi pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ramdhani M. Natsir,


S.Farm., M.Si., Apt selaku Dosen KIMIA KLINIK II, yang telah memberikan
tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan
Kami.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini walaupun makalah kami jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapakan, kritik dan saran dari pembaca agar
dapat menyempurnakan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak


yang membacanya.
Ambon, 09 Februari 2022

DAFTAR ISI

 KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………2

 DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………3

 BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………..4

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................4

B. Rumusan Masalah................................................................................................... 6

C. Tujuan....................................................................................................................... 6

 BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………….7

A. Ginjal......................................................................................................................... 7

B. Pemeriksaan Ginjal CCT ( Creatinine Clearance Test )......................................8

C. Pemeriksaan Ginjal Cystatin


C……………………………………………………………………………….15

 BAB IV PENUTUP………………………………………………,

……………………………………………………….21

A.  Kesimpulan............................................................................................................ 21

B.  Saran...................................................................................................................... 22

C. Pemeriksaan Ginjal Cystatin C………………………………………………………………………………

 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..……………………………………………………..23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laboratorium klinik adalah sarana kesehatan yang


melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan
dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat (Sukorini, dkk.,2010).

Kondisi kesehatan setiap orang tentunya saling berbeda antara


satu dengan yang lainnya. Hal tersebut dikarenakan aktivitas
metabolism setiap orang berbeda-beda, sehingga berpengaruh
terhadap komponen yang terkandung di dalamnya.

Tubuh manusia terdapat dua komponen hasil metabolisme, yaitu


komponen yang masih dapat dipergunakan kembali yang nantinya
akan diserap oleh tubuh melalui tubulus ginjal dan komponen yang
tidak diperlukan oleh tubuh yang nantinya akan dibuang dalam bentuk
urine. Komponen yang jumlahnya tidak sesuai dengan nilai normal,
tentunya akan menyebabkan ketidakseimbangan di dalam tubuh atau
bahkan menjadikan indikasi abnormalnya fungsi organ tertentu.
Pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentang
ginjal dan saluran urine, tetapi juga mengenai faal berbagai organ
dalam tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, cortex adrenal,
dan lain-lain. (Gandasoebrata, 2010).

Ginjal sendiri merupakan salah satu organ penting dan


merupakan organ ekskresi utama pada tubuh manusia. Ginjal juga
merupakan organ pembentuk urin dimana dalam prosesnya terjadi
penyaringan dan penyerapan zat – zat yang berfungsi bagi tubuh.
Orang yang mengalami gagal ginjal merupakan orang yang
mengalami kegagalan dalam proses penyaringan zat– zat yang ada
pada tubuh sehingga ginjal tidak dapat berfungsi dengan
baik.Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang baik pada laki – laki
maupun perempuan diberbagai usia. Orang yang menderita penyakit
gagal ginjal dapat mengurangi produktivitas kerjanya bahkan mungkin
mengancam kelangsungan hidupnya.

Menurut Heard (dalam Sidabutar, 1992) di Amerika Serikat


diperkirakan ada lebih dari 2 juta penderita penyakit ginjal dan kurang
lebih 60.000 orang yang meninggal karena penyakit tersebut.Sumber
lain mengatakanbahwa penderita gagal ginjal mencapai 9 juta orang
dan hampir 1 menderita penyakit gagal ginjal dari setiap 10.000 orang
di setiap tahun. Diperkirakan ± 50.000 jumlah kematian yang terjadi di
Amerika Serikat berkaitan dengan penyakit ginjal. Center of Disease
Control & Prevention menunjukan bahwa ± 16.8 % penderita ginjal
berusia 20 tahun keatas(Andi, 2011)

Untuk menentukan adanya gangguan pada ginjal dapat diketahui


dengan melakukan beberapa pemeriksaan, pemeriksaan tersebut
dapat berupa pemeriksaan kreatinin urine dan darah. Pemeriksaan
kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter penting untuk
mengetahui fungsi ginjal. Pemeriksaan ini juga sangat membantu
kebijakan melakukan terapi pada penderita gangguan fungsi ginjal.
Tinggi rendahnya kadar kreatinin dalam darah digunakan sebagai
indikator penting dalam menentukan apakah seorang dengan
gangguan fungsi ginjal memerlukan tindakan hemodialisis .

Kreatinin mempunyai batasan normal yang sempit, nilai di atas


batasan ini menunjukkan semakin berkurangnya nilai ginjal secara
pasti. Di samping itu terdapat hubungan jelas antara bertambahnya
nilai kreatinin dengan derajat kerusakan ginjal, sehingga diketahui
pada nilai berapa perlu dilakukan cuci darah.

Pemilihan metode yang tepat juga banyak membantu dalam


melakukan pemeriksaan. Ada beberapa metode yang digunakan
dalam pemeriksaan kreatinin dalam darah dan urine, seperti yang
akan dibahas pada makalah ini yaitu pemeriksaan ginjal metode CCT
dan Cystatin C.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana cara kita untuk mengetahui tentang pemeriksaan


ginjal CCT (Creatinine Clearance Test ) dan Cystatin C.

C. Tujuan

Untuk mengetahui tentang pemeriksaan fungsi ginjal melalui


pemeriksaan CCT (Creatinine Clearance Test ) dan Cystatin C.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ginjal

Ginjal adalah organ tubuh yang terletak dibawah tulang rusuk


bagian belakang, dan dekat bagian tengah punggung pada kedua
sisi tulang belakang. Ginjal adalah salah satu organ dengan fungsi
vital dalam kehidupan.

Ginjal terdiri dari dua bagian, yaitu kiri dan kanan, hal tersebut
menunjukkan bahwa ginjal merupakan organ yang sepasang.
Ukurannya kira-kira berkisar 10-12cm atau sebesar kepalan
tangan. Organ ini mengandung sekitar satu juta nefron, yaitu
saringan darah yang sangat kecil.

Ginjal memainkan peranan penting dalam fungsi tubuh, tidak


hanya dengan menyaring darah dan mengeluarkan produk-produk
sisa, namun juga dengan menyeimbangkan tingkat-tingkat elektrolit
dalam tubuh, mengontrol tekanan darah, dan menstimulasi
produksi dari sel-sel darah merah. Ginjal mempunyai kemampuan
untuk memonitor jumlah cairan tubuh, konsentrasi dari elektrolit-
elektrolit seperti sodium dan potasium, serta keseimbangan asam-
basa dari tubuh. (Ganong, 2009)

Menurut Prabowo dan Pranata (2014), ginjal memiliki fungsi


sebagai berikut:
1. Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara
lain: urea, asam urat, amoniak, kreatinin, garam anorganik,
bakteri dan juga obat-obatan. Jika zat-zat ini tidak
diekskresikan oleh ginjal, maka tubuh akan diracuni oleh
kotoran yang dihasilkan oleh tubuhnya sendiri. Bagian ginjal
yang berfungsi untuk menyaring adalah nefron.
2. Mengekskresikan kelebihan gula dalam darah.
3. Membantu keseimbangan air dalam tubuh, yaitu
mempertahankan tekanan osmotik ekstraseluler.
4. Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan
asam-basa darah.
5. Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4
melalui pertukaran ion hidtronium dan hidroksil. Akibatnya, urin
yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis
pada pH 8.

B. Pemeriksaan Ginjal CCT ( Creatinine Clearance Test )

1. Defenisi dan tujuan pemeriksaan ginjal CCT ( Creatinine
Clearance Test )

Uji pembersihan kreatinin ( Creatinine Clearance Test )


merupakan tes yang dilakukan untuk mengetahui kerja ginjal
dan gangguan yang terjadi pada ginjal. Pengujian ini dilakukan
dengan membandingkan kadar kreatinin di urine dan kadar
kreatinin di dalam darah.

Kreatinin adalah bahan produk sisa dari keratin yang


merupakan bahan baku pembentuk energy. Saat kita bergerak
menggunakan otot, maka kreatinin akan terbentuk dan
bercampur di dalam darah. Karena kreatinin adalah produk
sisa, maka ia tidak dibutuhkan lagi.

Pada kondisi normal, kreatinin akan disaring oleh ginjal


dan dibuang melalui urine. Sehingga, saat kadar kreatinin
dalam darah dan urine tidak normal, itu tandanya fungsi
penyaringan yang ada pada ginjal sedang terganggu.

Uji pembersihan kreatinin dilakukan dengan membandingk
an kadar kretainin yang ada dalam urine dan darah. Dengan
begitu, akan diketahui estimasi dari laju filtrasi glomerular atau
glomerular filtration rate (GFR) atau efektivitas fungsi
penyaringan pada ginjal.

2. Indikasi pemeriksaan ginjal CCT ( Creatinine Clearance Test )


a. Jika pasien memiliki penyakit yang dapat mempengaruhi
ginjal, seperti tekanan darah tinggi, gagal jantung kongestif,
penyumbatan di dalam ginjal atau gagal ginjal akut dan
kronis atau sedang mengonsumsi obat yang dapat
mempengaruhi ginjal.
b. Jika yang bersangkutan berusia di atas 60 tahun.
c. Jika pasien tersebut memiliki diabetes tipe 1 atau diabetes
tipe 2.
d. Atau jika pasien memiliki gangguan ginjal dengan tanda-
tanda seperti mual, muntah, kehilangan nafsu makan,
merasakan kelelahan dan kelemahan yang tidak biasa,
susah tidur, terjadi perubahan frekuensi buang air kecil atau
timbul pembekakan pada kaki dan pergelangan kaki.
3. Prosedur pemeriksaan ginjal CCT ( Creatinine Clearance Test )
a. Tahap pra-analitik
1) Persiapan pasien
a) Pasien tidak boleh berkemih sebelum permulaan
percobaan
b) 30 menit sebelum percobaan dimulai, pasien
disuruh minum air sebanyak 400-500 mL sampai
habis.
c) Pasien harus membatasi jumlah protein yang di
makan, selama 24 jam sebelum tes dan selama
periode pengujian, sekitar 227 g.
d) Hindari olahraga berat selama 48 jam sebelum
melakukan tes kreatinin.
2) Pengambilan specimen
a) Sampel urine : Dilakukan pengumpulan spesimen
urine kumulatif selama periode 24 jam untuk
penderita yang dirawat dan 12 jam untuk pasien
poliklinik dicatat waktunya tepat dengan menit serta
volume urin yang ditampung.
b) Sampel darah : Pada waktu porsi urin yang terakhir
dikeluarkan, diambil darah pasien untuk penetapan
kreatinin darah. Jenis sampel untuk uji kreatinin
darah adalah serum atau plasma heparin.
Kumpulkan 3-5 ml sampel darah vena dalam
tabung bertutup merah (plain tube) atau tabung
bertutup hijau (heparin). Lakukan sentrifugasi dan
pisahkan serum/plasma-nya. Tinggi dan berat
badan juga diukur.

b. Tahap analitik
1) Alat dan bahan pengambilan darah
 Torniquet
 Kapas alkohol
 Spuit
 Handscoon
 Plaster
2) Alat pengambilan urine (24 jam)
 Pot urine
3) Cara kerja
Tes bersihan membutuhkan samel Urin tampung 24 jam
dan kemudian darah vena diambil. Konsentrasi kreatinin
di dalam urin tampung 24 jam dan didalam plasma
darah kemudian diukur. Setelah itu diukur jumlah
produksi urin setiap jam atau menitnya. Hasil dari ketiga
pengukuran diatas kemudian digunakan untuk
menghitung bersihan kreatinin dengan rumus :

U XV
Kreatinin Klirens ❑=
B

Keterangan :
U = kadar ureum urin (mg/ml)
V = jumlah urine per menit (ml/menit)
B = kadar ureum plasma (mg/ml)
Contoh :
Misalkan seseorang memiliki konsentrasi kreatinin
dalam plasma darah 0,01 mg / ml dan dalam 24 jam
menghasilkan 1440 ml / hari, maka 1 jam menghasilkan
60ml urin (1 mL / menit) dengan konsentrasi kreatinin
1,25 mg / mL, Maka
mg
1,25 X 1 ml/mnt
❑ ml = 125 ml/mnt
Bersihankreatinin =
0,01 mg/ml

c. Tahap pra-analitik
Pada tahap ini dilakukan pencatatan dan pelaporan,
pencantuman nilai rujukan,verifikasi dan validasi hasil
pemeriksaan.
4. Nilai rujukan pemeriksaan CCT
a. Pria: 85 hingga 137 ml / mnt. (mililiter per menit)
b. Wanita: 80 hingga 128 ml / mnt.
c. Wanita hamil: 150 hingga 200 ml / menit

Nilai tinggi dapat disebabkan oleh :

a. Olahraga berat,
b. Cidera otot (terutama cedera tumbukan),
c. Luka bakar,
d. Keracunan karbon monoksida,
e. Hipotiroidisme
f. Kehamilan.

Nilai kreatinin yang rendah dapat disebabkan oleh :

a. Kerusakan ginjal serius


b. Obstruksi saluran kemih seperti batu ginjal
c. Infeksi ginjal.
d. Dehidrasi
e. Gagal jantung kongestif
f. Penurunan aliran darah ginjal
g. Penyakit hati (sirosis)
h. Nefropati diabetik
i. Kanker
5. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hasil pemeriksaan tidak
akurat.
a. Pengumpulan urin yang tidak lengkap
b. Sampel urin yang tercemar
c. Olahraga berat
d. Kehamilan
e. Obat-obatan, termasuk
1) Vitamin C (asam askorbat).
2) Phenytoin (Dilantin) – obat anti-kejang (antikonvulsan).
3) Antibiotik sefalosporin – digunakan untuk mengobati
berbagai infeksi bakteri.
4) Captopril – penghambat ACE (angiotensin converting
enzyme) yang digunakan untuk menurunkan tekanan
darah.
5) Aminoglycosides (Garamycin) – antibiotik yang
digunakan untuk mengobati atau mencegah infeksi
kulit.
6) Trimethoprim (Proloprim, Trimpex) – antibiotik yang
digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih,
diare, infeksi saluran pernapasan dan telinga.
7) Cimetidine (Tagamet) – digunakan untuk pengobatan
borok, penyakit gastro esophageal reflux (GERD),
mulas dan pencegahan perdarahan gastrointestinal.
8) Kina – digunakan untuk mengobati atau mencegah
malaria dan juga dapat digunakan untuk kram kaki.
9) Quinidine (Cardioquin, Quinaglute, Quinidex) – obat
antiaritmia yang digunakan dalam pengobatan irama
jantung abnormal.
10)Procainamide (Procan, Pronestyl) – obat antiaritmia lain
yang digunakan dalam pengobatan irama jantung
abnormal.
11) Amphotericin B – obat antijamur.

C. Pemeriksaan Ginjal Cystatin C


1. Defenisi dan tujuan pemeriksaan ginjal Cystatin C
Cystatin C (Cys C) adalah suatu protein dengan berat

molekul rendah (13 kDa). Senyawa ini diproduksi secara tetap

oleh semua sel berinti, mengalami filtrasi diglomeruli ginjal,

diserap kembali di tubuli ginjal kemudian dirusak (Dikatabolisis)

sehingga tidak kembali ke darah, juga tidak disekresi oleh tubuli

ginjal. Kadar cystatin C tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin,

ras, usia, dan massa otot.

Fungsi pemeriksaan cystatin C untuk menyaring dan

memantau disfungsi ginjal pada individu yang di diagnosis atau

diduga mengidap penyakit ginjal. Keadaan laju filtrasi cairan

yang menurun menunjukkan adanya penurunan fungsi ginjal.

Kadar cystatin C dalam darah yang meningkat akan

menggambarkan adanya gangguan fungsi ginjal.


Cystatin c disaring dari oleh glomeruli, yang merupakan

kelompok-kelompok pembuluh darah kecil dalam ginjal yang

memungkinkan air, zat-zat terlarut dan limbah melewati arah

dindingnya dan protein-protein yang lebih besar yang melewati

dinding glomerulus membentuk sebuah cairan filtrat tubuh

kemudian menyerap ulang cystatin c, glukosa, dan beberapa

zat lain dari filtrat, disamping membiarkan zat-zat lain dibawa

bersama cairan ke kandung kemih dan pada akhirnya keluar

dari tubuh bersama urin.

Cystatin C diserap ulang ketika filtrat glomerular terbentuk

kemudian diurai dan tidak dikembalikan ke darah. Pada saat

laju pembentukan filtrat cairan berkurang, yang menandakan

fungsi ginjal menurun, kadar zat-zat dalam darah yang

dikeluarkan (seperti cystatin C) meningkat dan merupakan

indikasi tentang seberapa baik ginjal seorang pasien berfungsi.

Pasien dengan gagal ginjal kronik mengalami peningkatan

kadar Cystatin C lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan

kadar kreatinin darah, maka Cystatin C bisa digunakan sebagai

alternatif untuk menggantikan kreatinin dan pembersihan

kreatinin, yang digunakan untuk menscreening dan memantau

disfungsi ginjal pada pasien-pasien yang diketahui atau diduga


mengalami penyakit ginjal.

2. Metode pemeriksaan ginjal cystatin C

a. Metode Enzyme Linked immunosorbent Assay (ELISA)

1) Prinsip Pemeriksaan

Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan kuantitatif

secara sandwich enzyme immunoassay. Antibodi

monoklonal spesifik untuk cysc sebelumnya dilapisi ke

microplate. Standar dan sampel dipipet kedalam well jika

terdapat cysc maka akan diikat oleh antibodi. Setelah

pencucian substansi yang tidak berikatan, sebuah enzim

pengikat antibodi monoclonal spesifi /enzyme-linked

monoclonal antibody specific untuk cysc ditambahkan ke

dalam well, kemudian dilakukan lagi pencucian untuk

membuang reagen antibody-enzim yang tidak berikatan,

lalu larutan substrat ditambahkan ke dalam well dan

warna yang terbentuk secara proporsional menunjukkan

jumlah cysc yang berikatan pada tahap awal.

Pembentukan warna dihentikan dan intensitas warna

diperiksa.

b. Metode Petia (Particle-Enhanced Turbidimetric

Immunoassay)
1) Prinsip pemeriksaan

Cystatin C yang didapatkan dari sampel serum atau

plasma dicampur dengan anti cys yang didapatkan dari

immunopartikel. Kompleks partikel yang terbentuk akan

menyerap cahaya, dan dengan turbidimetri penyerapan

cahaya berhubungan dengan kadar cysc melalui

interpolasi pada sebuah kurva kalibrasi standar yang

ditetapkan.

2) Sampel

Sampel yang digunakan adalah serum atau plasma

edta/heparin, dianjurkan menggunakan sampel segar.

c. Metode Penia (Particle-Enhanced Immuno-Nephelometry)


1) Prinsip pemeriksaan
Partikel polystyrene yang dilapisi dengan antibodi cysc
beraglutinasi ketika dicampur dengan sampel yang
mengandung cysc. Intensitas dari cahaya yang
dipancarkan/ scattered light diperiksa menggunakan
immunonefelometri dan tergantung pada kadar cysc
dalam sampel.
2) Sampel
Dapat digunakan sampel serum, plasma edta dan
heparin interferensi.
3. Prosedur pemeriksaan ginjal Cystatin C
a. Tahap pra-analitik
1) Persiapan pasien
a) Pemeriksaan cystatin C dapat dilakukan setiap saat
tanpa persiapan khusus maupun puasa.
b) Catat jenis obat yang dikonsumsi klien yang dapat
mempengaruhi temuan pengujian pada formulir
laboratorium.
2) Persiapan alat dan bahan
a) Sampel pemeriksaan yang digunakan berupa darah
(serum).
b) Sampel yang digunakan sebanyak 5 ml darah vena
diambil dan dimasukkan ke dalam vacutainer yang
tidak mengandung antikoagulan.
c) Wadah yang digunakan untuk pengumpulan sampel
sebaiknya bersih, kering, dan bebas dari zat
pengawet.
d) Bahan pemeriksaan di beri label (berisi identitas
pasien, seperti:nama, nomor rekam medik, tanggal
lahir, jenis kelamin, umur, berat badan, tinggi badan,
alamat, dan nama dokter pengirim).
e) Penyimpanan serum untuk pemeriksaan cystatin c
dapat disimpan dalam suhu 2-8°c untuk 7 hari, -20°c
untuk 1-2 bulan, -70°c untuk bertahun-tahun.
b. Tahap analitik
1) Alat dan bahan yang digunakan
a) Alat dan bahan
 Torniquet
 Kapas alkohol
 Spuit
 Kapas kering
 Tabung vacutainer tanpa antikoaglan
 Label
 Darah (serum)
 alat Clinical chemistry analyzer ( Kimia klinik
analyzer)
 Reagen Cystatin C
2) Cara kerja
Pengambilan sampel serum :
a) Sebanyak 5 ml darah vena diambil menggunakan
spuit.
b) Kemudian dimasukkan ke dalam tabung vacutainer
yang tidak mengandung antikoagulan.
c) Darah disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm
selama 10 menit.
d) Dipisahkan serum guna pemeriksaan cystatin C.

Pemeriksaan kadar Cystatin C menggunakan alat Clinical


chemistry analyzer ( Kimia klinik analyzer) :

a) Sampel serum dipipet sesuai ketentuan pada KIT


cystatin,
b) kemudian ditambahkan reagen cystatin dan
dimasukan pada alat.
c) Selanjutnya alat akan melakukan pemeriksaan secara
otomatis.
d) Catat hasil yang muncul pada layar atau print.
c. Tahap pasca analitik
Pada tahap ini dilakukan pencatatan dan pelaporan,
pencantuman nilai rujukan,verifikasi dan validasi hasil
pemeriksaan.
Nilai normal : 0,5 – 1,2 mg/L.
BAB IV

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Ginjal adalah organ tubuh yang terletak dibawah tulang rusuk


bagian belakang, dan dekat bagian tengah punggung pada kedua sisi
tulang belakang. Ginjal adalah salah satu organ dengan fungsi vital
dalam kehidupan.
Mengekskresikan zatzat yang merugikan bagi tubuh, mengekskr
esikan kelebihan gula dalam darah,membantu keseimbangan air dala
m tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah dan
keseimbangan asam-basa darah, ginjal mempertahankan ph plasma
darah pada kisaran 7,4.
Uji pembersihan kreatinin ( Creatinine Clearance Test )
merupakan tes yang dilakukan untuk mengetahui kerja ginjal dan
gangguan yang terjadi pada ginjal. Pengujian ini dilakukan dengan
membandingkan kadar kreatinin di urine dan kadar kreatinin di dalam
darah.
Cystatin C (Cys C) adalah suatu protein dengan berat molekul
rendah (13 kDa). Senyawa ini diproduksi secara tetap oleh semua sel
berinti, mengalami filtrasi diglomeruli ginjal, diserap kembali di tubuli
ginjal kemudian dirusak (Dikatabolisis) sehingga tidak kembali ke
darah, juga tidak disekresi oleh tubuli ginjal. Fungsi pemeriksaan
cystatin C untuk menyaring dan memantau disfungsi ginjal pada
individu yang di diagnosis atau diduga mengidap penyakit ginjal.
Pemeriksaan cystatin C dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu :
Metode Enzyme Linked immunosorbent Assay (ELISA), Metode Petia
(Particle-Enhanced Turbidimetric Immunoassay), Metode Penia
(Particle-Enhanced Immuno-Nephelometry).
B.  Saran

Dari pembuatan makalah ini kami menyadari terdapat banyak


kesalahan dan kekurangan, untuk itu alangkah lebih baiknya agar
menambah ilmu dan pengetahuan mengenai pemeriksaan CCT dan
Cystatin C untuk diadakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Lusiana, Ekawati. “ Tes Bersihan Kreatinin – Creatinine Clearance Test


(CCT).” Deepublish : dmtipe2.com, 19 juni 2019.
https://dmtipe2.com/tes-bersihan-kreatinin/

DGP Dharma Santi dkk. 2015. PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

Tim Riset IDNmedis. “Uji Pembersihan Kreatinin : Fungsi, Prosedur, dan


Resiko.” Deepublish : idnMedis.com, 15 Mey 2020
https://www.google.co.id/amp/s/idnmedis.com/uji-pembersihan-
kreatinin/amp

Iin Sugianti. 2015. Makalah Diagnostik Klinik Pemeriksaan Fungsi Ginjal.


Makalah.https://www.academia.edu/32921850/MAKALAH_DIAGNO
STIK_KLINIK_PEMERIKSAAN_FUNGSI_GINJAL_INSTITUT_SAIN
S_DAN_TEKOLOGI_NASIONAL_JAKARTA_2015

Verdiansah. 2017. Pemeriksaan Fungsi Ginjal. Jurnal Praktis. 7 (2) : 150-


151.
http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/download/25/23

Rohmad Fitriyansyah dkk. Kimklin (P) Cystatin C. Power Point


https://id.scribd.com/presentation/414740270/10-Kimklin-p-Cystatin-
c

Anda mungkin juga menyukai