Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH KEHAMILAN DAN MENOPAUSE

KEPERAWATAN MATERNITAS I

Oleh Kelompok 8 :

Rahmi Aulia Adrul 2011311013

Putri Nabila Rahmi 2011311040

Marsi Sekar Ningrum 2011311034

Diyan R. Kurnia 2011312074

Resty Noer Syafitri 2011313002

Hania Safiira 2011312068

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
”Kehamilan Dan Menopause” ini tepat pada waktunya dalam memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas I

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena kami masih dalam
tahap belajar. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Untaian terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .....................................................................................


Daftar Isi ..............................................................................................
Bab I Pendahuluan ...............................................................................
a. Latar Belakang.........................................................................
b. Rumusan Masalah ....................................................................
c. Tujuan.......................................................................................
Bab Ii Pembahasan ..............................................................................
a. Proses Kehamilan ...................................................................
b. Proses Menopause....................................................................
c. Program Pemerintah Terkait Kehamilan Dan Menopause .....
Bab Iii Penutup ....................................................................................
a. Kesimpulan ..............................................................................
b. Saran ........................................................................................
Daftar Pustaka ......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kehamilan adalah proses yang alamiah setiap wanita, perubahan selama kehamilan
normal adalah bersifat fisiologis. Kehamilan juga merupakan suatu pengalaman yang
berharga bagi perempuan. Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita
yang didalam rahimnya terdapat embrio atau fetus. Masa kehamilan dimulai dari
konsepsi sampai janin lahir. Lama kehamilan normal dihitung dari Hari Pertama Haid
Terakhir (HPHT) yaitu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan dibagi
menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama mulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester
kedua mulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga mulai dari bulan ketujuh
sampai 9 bulan. Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan
mempengaruhi tingkat keberhasilan kehamilan serta kondisi status kesehatan calon bayi
yang masih didalam rahim maupun yang sudah lahir, sehingga disarankan agar calon ibu
dapat menjaga perilaku hidup sehat dan menghindari faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kondisi calon ibu pada masa kehamilan (Johnson, 2016).

Menopause, sama seperti halnya menarche dan kehamilan, dianggap sebagai peristiwa
yang sangat berarti bagi kehidupan perempuan. Menopause merupakan suatu proses
dalam siklus reproduksi alamiah yang dialami oleh para wanita dimana seorang tidak lagi
mengalami menstruasi yang terjadi pada rentang usia 50 sampai 59 tahun. Menopause
adalah masa peralihan yang terjadi pada wanita dari masa produktif menuju masa non
produktif yang disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen dan progesteron (Suparni
& Astutik, 2016). Menopause menandakan bahwa masa menstruasi dan reproduksi
seorang wanita telah berakhir. Hal ini terjadi karena indung telur mengalami penuaan.
Penuaan ovarium ini menyebabkan produksi hormon estrogen menurun sehingga terjadi
kenaikan hormon FSH dan LH. Peningkatan hormon FSH ini menyebabkan fase folikular
dari siklus menstruasi memendek sampai menstruasi tidak terjadi lagi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Kehamilan ?
2. Bagaimana Proses Menopause?
3. Apa Saja Program Pemerintah Terkait Kehamilan Dan Menopause?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Proses Kehamilan.
2. Untuk Mengetahui Proses Menopause.
3. Untuk Mengetahui Program Pemerintah Terkait Kehamilan Dan Menopause.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kehamilan
a. Definisi
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum, dilanjutkan dengan nidasi
atau implantasi. Dihitung dari saat fertilisasi sampai kelahiran bayi, kehamilan normal
biasanya berlangsung dalam waktu 40 minggu. Usia kehamilan tersebut dibagi menjadi 3
trimester yang masing-masing berlangsung dalam beberapa minggu. Trimester 1 selama
12 minggu, trimester 2 selama 15 minggu (minggu ke13 sampai minggu ke-27), dan
trimester 3 selama 13 minggu (minggu ke28 sampai minggu ke-40).

b. Proses
i. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan plasenta ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur berlangsung 20-35 tahun, hanya 420
buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi. Proses
pertumbuhan ovum (oogenesis) asalnya epitel germinal >> oogonium >> folikel
primer >> proses pematangan pertama. Dengan pengaruh FSH, folikel primer
mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium
disertai pembentukan cairan folikel. Desakan folikel de Graaf ke permukaan ovarium
menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi. Selama pertumbuhan menjadi
folikel de Graaf, ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat memengaruhi
gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium, gerak sel rambut lumen tuba makin
tinggi, peristaltic tuba makin aktif. Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam
tuba semakin deras menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan
fluktasi yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan
gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka ovum yang telah dilepaskan
sefera di tangkap oleh fimbriae tuba. Ovum yang telah tertangkap terus berjalan
mengikuti tuba menuju uterus, dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap
untuk dibuahi. (Manuaba, 2010:75).
ii. Konsepsi atau Fertilisasi
Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (senggama/koitus) terjadi ejakulasi
sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita, dimana akan melepaskan
cairan mani berisi sel-sel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. Jika senggama
terjadsi dalam sekitar masa 15 ovulasi (disebut “masa subur” wanita), maka ada
kemungkinan sel sperma di dalam saluran reproduksi wanita akan bertemu dengan sel
telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi. Pertemuan/penyatuan sel sperma
dengan sel telur inilah yang disebut pembuahan atau ferlilisas (Dewi,2011:67). Dalam
keadaan normal in vivo, umumnya pembuahan terjadi di daerah tuba fallopi, yaitu di
daerah ampula/infundibulum. Perkembangan teknologi kini memungkinkan
penatalaksanaan kasus infertilitas (tidak bisa mempunyai anak) dengan car mengambil
oosit wanita dan dibuahi dengan sperma pria di luar tubuh, kemudian setelah terbentuk
embrio, embrio tersebut dimasukkan kembali kedalam rahim untuk pertumbuhan
selanjutnya. Teknik ini disebut sebagai pembuahan in vitro (in vitro fertilization-IVF)
dalam istilah awam disebut bayi tabung. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke
dalam rahim masuk ke dalam tuba. Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh
peranan kontraksi miometrium dan dinding tuba yang juga terjadi saat senggama.
Kemudian spermatozoa mengalami peristiwaperistiwa berikut ini :

1) Reaksi kapasitasi : selama beberapa jam, protein plasma dan glikoprotein yang berada
dalam cairan mani diluruhkan .
2) Reaksi akrosom : setelah deklat dengan oosit, sel sperma yang telah menjalani
kapasitasi akan terpengaruh oleh zatzat dari korona radiata ovum sehingga isi akrosom
dari daerah kepala sperma akan terlepas dan kontak dengan lapisan korona radiata.
Pada saat ini di lepaskan hialuronidase yang dapat melarutkan korona radiata, trypsine-
like agent dan lysine-zone yang dapat melarutkan dan membantu sperma melewati
zona pellusida untuk mencapai ovum. (Dewi,2011:69).
c. Diagnosis
Banyak manifestasi dari adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan yang
mudah dikenali dan dapat menjadi petunjuk bagi diagnosis dan evaluasi kemajuan
kehamilan. Tetapi sayangnya proses farmakologis atau patofisiologis kadang memicu
perubahan endokrin atau anatomis yang menyerupai kehamilan sehingga dapat
membingungkan. Perubahan endokrinologis, fisiologis, dan anatomis yang menyertai
kehamilan menimbulkan gejala dan tanda yang memberikan bukti adanya kehamilan.
Gejala dan tanda tersebut dibagi menjadi tiga kelompok, antara lain :

- Bukti Presumtif (tidak pasti)


 Gejalanya : Mual dengan atau tanpa muntah. Gangguan berkemih. Fatigue atau rasa
mudah lelah. Persepsi adanya gerakan janin.
 Tanda : Terhentinya menstruasi. Perubahan pada payudara. Perubahan warna mukosa
vagina. Meningkatnya pigmentasi kulit dan timbulnya striae pada abdomen.
- Bukti kemungkinan kehamilan
 Pembesaran abdomen.
 Perubahan bentuk, ukuran, dan konsistensi uterus.
 Perubahan anatomis pada serviks.
 Kontraksi Braxton Hicks.
 Ballotement.
 Kontur fisik janin.
 Adanya gonadotropin korionik di urin atau serum.
- Tanda Positif Kehamilan
 Identifikasi kerja jantung janin yang terpisah dan tersendiri dari kerja jantung ibu.
 Persepsi gerakan janin aktif oleh pemeriksa.
 Pengenalan mudigah dan janin setiap saat selama kehamilan dengan USG atau
pengenalan janin yang lebih tua secara radiografis pada paruh kedua kehamilan.

d. Perubahan Fisik Selama Kehamilan


Seiring berkembangnya janin, tubuh sang ibu juga mengalami perubahan-
perubahan yang dimaksudkan untuk keperluan tumbuh dan kembang sang bayi.
Perubahan tersebut difasilitasi oleh adanya perubahan kadar hormon estrogen dan
progesteron selama kehamilan. Baik dari segi anatomis maupun fisiologis, perubahan
yang ditimbulkan terjadi secara menyeluruh pada organ tubuh ibu yang berjalan seiring
dengan usia kehamilan dalam trimester. Perubahan-perubahan tersebut meliputi :

- Sistem Reproduksi
a. Trimester 1
Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva, vagina dan
serviks menjadi lebih merah agak kebiruan/keunguan. pH vulva dan vagina mengalami
peningkatan dari 4 menjadi 6,5 yang membuat wanita hamil lebih rentan terhadap
infeksi vagina. Tanda Goodell yaitu perubahan konsistensi serviks menjadi lebih lunak
dan kenyal.

Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya peningkatan vaskularisasi


dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia & hipertropi otot, dan perkembangan desidua.
Dinding-dinding otot menjadi kuat dan elastis, fundus pada serviks mudah fleksi
disebut tanda Mc Donald. Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur
bebek dan pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa. Pada minggu-
minggu pertama, terjadi hipertrofi pada istmus uteri membuat istmus menjadi panjang
dan lebih lunak yang disebut tanda Hegar. Sejak trimester satu kehamilan, uterus juga
mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak nyeri. Proses ovulasi pada
ovarium akan terhenti selama kehamilan. Pematangan folikel baru juga ditunda. Tetapi
pada awal kehamilan, masih terdapat satu corpus luteum gravidarum yang
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Folikel ini akan berfungsi maksimal
selama 6-7 minggu, kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk.

b. Trimester 2
Hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan terjadi
hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah alat genetalia membesar.
Peningkatan sensivitas ini dapat meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual,
khususnya selama trimester dua kehamilan. Peningkatan kongesti yang berat ditambah
relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus dapat menyebabkan timbulnya edema dan
varises vulva. Edema dan varises ini biasanya membaik selama periode pasca partum.
Pada akhir minggu ke 12 uterus yang terus mengalami pembesaran tidak lagi cukup
tertampung dalam rongga pelvis sehingga uterus akan naik ke rongga abdomen. Pada
trimester kedua ini, kontraksi uterus dapat dideteksi dengan pemeriksaan bimanual.
Kontraksi yang tidak teratur dan biasanya tidak nyeri ini dikenal sebagai kontraksi
Braxton Hicks, muncul tiba-tiba secara sporadic dengan intensitas antara 5-25 mmHg.1
Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan menggantikan fungsi
corpus luteum gravidarum.

c. Trimester 3
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk
persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina. Ketebalan mukosa
bertambah, jaringan ikat mengendor,dan sel otot polos mengalami hipertrofi. Juga
terjadi peningkatan volume sekresi vagina yang berwarna keputihan dan lebih kental.
Pada minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin mempengaruhi penurunan
konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah
berdilatasi pada waktu persalinan. Istsmus uteri akan berkembang menjadi segmen
bawah uterus pada trimester akhir. Otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi
sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan menipis, hal itu terjadi pada masa-
masa akhir kehamilan menjelang persalinan. Batas antara segmen atas yang tebal dan
segmen bawah yang tipis disebut lingkaran retraksi fisiologis.

- Payudara / mammae
a. Trimester 1

Mammae akan membesar dan tegang akibat hormone somatomamotropin,


estrogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Vena-vena di bawah
kulit juga akan lebih terlihat. Areola mammae akan bertambah besar pula dan
kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan cenderung menonjol
keluar dinamakan tuberkel Montgomery.

b. Trimester 2

Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar cairan kental
kekuning-kuningan yang disebut Kolustrum. Kolustrum ini berasal dari asinus yang
mulai bersekresi.selama trimester dua. Pertumbuhan kelenjar mammae membuat
ukuran payudara meningkat secara progresif. Bila pertambahan ukuran tersebut sangat
besar, dapat timbul stria stria seperti pada abdomen. Walaupun perkembangan kelenjar
mammae secara fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi
terlambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir.

c. Trimester 3

Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan mensekresi cairan yang kental
kekuningan yang disebut Kolostrum. Pada trimester 3 aliran darah di dalamnya lambat dan
payudara menjadi semakin besar.

- Kulit
a. Trimester 1

Diketahui bahwa terjadi peningkatan suatu hormon perangsang melanosit sejak akhir
bulan kedua kehamilan sampai aterm yang menyebabkan timbulnya pigmentasi pada kulit.
Linea nigra adalah pigmentasi berwarna hitam kecoklatan yang muncul pada garis tengah
kulit abdomen. Bercak kecoklatan kadang muncul di daerah wajah dan leher membentuk
kloasma atau melasma gravidarum (topeng kehamilan). Aksentuasi pigmen juga muncul
pada areola dan kulit genital. Pigmentasi ini biasanya akan menghilang atau berkurang
setelah melahirkan. Angioma atau spider naevi berupa bintik-bintik penonjolan kecil dan
merah pada kulit wajah, leher, dada atas, dan lengan. Kondisi ini sering disebut sebagai
nevus angioma atau teleangiektasis. Eritema palmaris terkadang juga dapat ditemukan.
Kedua kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh hiperestrogenemia kehamilan.

b. Trimester 2

Peningkatan melanocyte stimulating hormone (MSH) pada masa ini menyebabkan


perubahan cadangan melanin pada daerah epidermal dan dermal.

c. Trimester 3

Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul garis-garis kemerahan,


kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang kadang juga muncul pada daerah payudara
dan paha. Perubahan warna tersebut sering disebut sebagai striae gavidarum. Pada Wanita
multipara, selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis garis mengkilat keperakan
yang merupakan sikatrik dari striae kehamilan sebelumnya.

- Perubahan metabolik dan kenaikan berat badan


a. Trimester 1

Terjadi pertambahan berat badan selama kehamilan yang sebagian besar


diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, dan peningkatan volume darah serta cairan
ekstraseluler. Sebagian kecil pertambahan berat badan terebut diakibatkan oleh
perubahan metabolik yang menyebabkan pertambahan air selular dan penumpukan lemak
serta protein baru, yang disebut cadangan ibu. Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan
berat badan ibu kurang lebih 1 kg.

b. Trimester 2

Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama oleh karena perkembangan
janin dalam uterus.

c. Trimester 3

Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai 2 kali lipat bahkan
lebih dari berat badan pada awal kehamilan. Pitting edema dapat timbul pada pergelangan
kaki dan tungkai bawah akibat akumulasi cairan tubuh ibu. Akumulasi cairan ini juga
disebabkan oleh peningkatan tekanan vena di bagian yang lebih rendah dari uterus akibat
oklusi parsial vena kava. Penurunan tekanan osmotik koloid interstisial juga cenderung
menimbulkan edema pada akhir kehamilan.

Penambahan berat badan selama kehamilan1

Jaringan dan 10 minggu 20 minggu 30 minggu 40 minggu


cairan

Cairan 0 30 80 1480
ekstraseluler

Lemak 310 2050 3480 3345

Total 650 4000 8500 12500

Penambahan berat badan dalam satuan gram

- Perubahan Hematologis
a. Trimester 1

Volume darah ibu meningkat secara nyata selama kehamilan. Konsentrasi


hemoglobin dan hematokrit sedikit menurun sejak trimester awal kehamilan. Sedangkan
konsentrasi dan kebutuhan zat besi selama kehamilan juga cenderung meningkat untuk
mencukupi kebutuhan janin.

b. Trimester 2

Peningkatan volume darah disebabkan oleh meningkatnya plasma dan eritrosit.


Terjadi hiperplasia eritroid sedang dalam sumsum tulang dan peningkatan ringan pada
hitung retikulosit. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kadar eritropoetin plasma ibu
setelah usia gestasi 20 minggu, sesuai dengan saat produksi eritrosit paling tinggi.

c. Trimester 3

Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang sedikit menurun selama kehamilan


menyebabkan viskositas darah menurun pula. Perlu diperhatikan kadar hemoglobin ibu
terutama pada masa akhir kehamilan, bila konsentrasi Hb < 11,0 g/dl, hal itu dianggap
abnormal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi.

- Sistem Kardiovaskuler
a. Trimester 1

Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada 8 minggu pertama


kehamilan. Pada awal minggu kelima curah jantung mengalami peningkatan yang
merupakan fungsi dari penurunan resistensi vaskuler sistemik serta peningkatan
frekuensi denyut jantung. Preload meningkat sebagai akibat bertambahnya
volume plasma yang terjadi pada minggu ke 10-20.

b. Trimester 2

Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan menekan vena cava


inferior dan aorta bawah saat ibu berada pada posisi terlentang. Hal itu akan
berdampak pada pengurangan darah balik vena ke jantung hingga terjadi
penurunan preload dan cardiac output yang kemudian dapat menyebabkan
hipotensi arterial.

c. Trimester 3

Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada pembesaran


uterus juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Pada posisi
terlentang ini akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan dengan
posisi miring.

- Sistem pernafasan
a. Trimester 1

Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada awal kehamilan


yang mungkin diinterpretasikan sebagai dispneu. Hal itu sering mengesankan
adanya kelainan paru atau jantung padahal sebenarnya tidak ada apa-apa.
Peningkatan usaha nafas selama kehamilan kemungkinan diinduksi terutama oleh
progesteron dan sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang meningkat tersebut
mengakibatkan PCO2 atau tekanan karbokdioksida berkurang.

b. Trimester 2

Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan bertambah kurang lebih 6


cm dan diafragma akan naik kurang lebih 4 cm karena penekanan uterus pada
rongga abdomen. Pada kehamilan lanjut, volume tidal, volume ventilasi per
menit, dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan.

c. Trimester 3
Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan ukuran uterus
dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30, peningkatan volume tidal, volume
ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen per menit akan mencapai
puncaknya pada minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih dalam sehingga
memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat
20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesterone.

- Sistem Urinaria
a. Trimester 1

Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan oleh uterus


sehingga sering timbul keinginan berkemih. Hal itu menghilang seiring usia
kehamilan karena uterus yang telah membesar keluar dari rongga pelvis dan naik
ke abdomen. Ukuran ginjal sedikit bertambah besar selama kehamilan. Laju
filtrasi glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF) meningkat pada awal
kehamilan.

b. Trimester 2

Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis sehingga


penekanan pada vesica urinaria pun berkurang. Selain itu, adanya peningkatan
vaskularisasi dari vesica urinaria menyebabkan mukosanya hiperemia dan
menjadi mudah berdarah bila terluka.

c. Trimester 3

Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul
menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria. Keluhan sering berkemih
pun dapat muncul kembali. Selain itu, terjadi peningkatan sirkulasi darah di ginjal
yang kemudian berpengaruh pada peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal
plasma flow sehingga timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan dijumpai kadar
asam amino dan vitamin yang larut air lebih banyak.

- Sistem Muskuloskeletal
a. Trimester 1
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada musuloskeletal.
Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan progesterone, terjadi relaksasi
dari jaringan ikat, kartilago dan ligament juga meningkatkan jumlah cairan
synovial. Bersamaan dua keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas dan
mobilitas persendian. Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya
normal apabila asupan nutrisinya khususnya produk terpenuhi.

b. Trimester 2

Tidak seperti pada trimester 1, selama trimester 2 ini mobilitas persendian


sedikit berkurang. Hal ini dipicu oleh peningkatan retensi cairan pada connective
tissue, terutama di daerah siku dan pergelangan tangan.

c. Trimester 3

Akibar pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya Wanita hamil


memiliki bentuk punggung cenderung lordosis. Sendi sacroiliaca, sacrococcigis,
dan pubis akan meningkat mobilitasnya diperkirakan karena pengaruh hormonal.
Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil dan
menimbulkan perasaan tidak nyaman pada bagian bawah punggung.

- Sistem Persarafan
a. Trimester 1

Wanita hamil sering melaporkan adanya masalah pemusatan perhatian,


konsentrasi dan memori selama kehamilan dan masa nifas awal. Namun,
penelitian yang sistematis tentang memori pada kehamilan tidak terbatas dan
seringkali bersifat anekdot.

b. Trimester 2

Sejak awal usia gestasi 12 minggu, dan terus berlanjut hingga 2 bulan
pertama pascapartum, wanita mengalami kesulitan untuk mulai tidur, sering
terbangun, jam tidur malam yang lebih sedikit serta efisiensi tidur yang
berkurang.
c. Trimester 3

Penelitian Keenan dkk (1978) menemukan adanya penurunan memori


terkait kehamilan yang terbatas pada trimester tiga. Penurunan ini disebabkan
oleh depresi, kecemasan, kurang tidur atau perubahan fisik lain yang dikaitkan
dengan kehamilan. Penurunan memori yang diketahui hanyalah sementara dan
cepat pulih setelah kelahiran.

- Sistem Pencernaan
a. Trimester 1

Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena perubahan posisi
lambung dan aliran asam lambung ke esophagus bagian bawah. Produksi asam
lambung menurun. Sering terjadi nausea dan muntah karena pengaruh human
Chorionic Gonadotropin (HCG), tonus otot-otot traktus digestivus juga berkurang.
Saliva atau pengeluaran air liur berlebihan dari biasa. Pada beberapa Wanita
ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan dengan persepsi
individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual.

b. Trimester 2

Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus akan tergeser.


Demikian juga dengan organ lain seperti appendiks yang akan bergeser ke arah
atas dan lateral. Perubahan lainnya akan lebih bermakna pada kehamilan trimester
ke 3.

c. Trimester 3

Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas otot polos
pada organ digestif dan penurunan sekresi asam lambung. Akibatnya, tonus
sphincter esofagus bagian bawah menurun dan dapat menyebabkan refluks dari
lambung ke esofagus sehingga menimbulkan keluhan seperti heartburn.
Penurunan motilitas usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi lebih banyak,
tetapi dapat muncul juga keluhan seperti konstipasi. Sedangkan mual dapat terjadi
akibat penurunan asam lambung.
- Perubahan Hormonal Selama Kehamilan
Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan terutama meliputi
perubahan konsentrasi hormon seks yaitu progesteron dan estrogen. Pada awal
kehamilan, terjadi peningkatan hormon hCG dari selsel trofoblas. Juga terdapat
perubahan dari korpus luteum menjadi korpus luteum gravidarum yang
memproduksi estrogen dan progesteron. Pada pertengahan trimester satu,
produksi hCG menurun, fungsi korpus luteum gravidarum untuk menghasilkan
estrogen dan progesterone pun digantikan oleh plasenta. Pada trimester dua dan
tiga, produksi estrogen dan progesteron terus megalami peningkatan hingga
mencapai puncaknya pada akhir trimester tiga. Kadar puncak progesteron dapat
mencapai 400 g/hari dan estrogen 20g/hari.

Estrogen dan progesteron memiliki peran penting yang mempengaruhi


sistem organ termasuk rongga mulut. Reseptor bagi estrogen dan progesteron
dapat ditemukan pada jaringan periodontal. Maka dari itu, ketidakseimbangan
hormonal juga dapat berperan dalam patogenesis penyakit periodontal.
Peningkatan hormon seks steroid dapat mempengaruhi vaskularisasi gingiva,
mikrobiota subgingiva, sel spesifik periodontal, dan sistem imun lokal selama
kehamilan. Beberapa perubahan klinis dan mikrobiologis pada jaringan
periodontal : Peningkatan kerentanan terjadinya gingivitis dan peningkatan
kedalaman saku periodontal. Peningkatan kerentanan terjadinya infeksi.
Penurunan kemotaksis neutrofil dan penekanan produksi antibodi. Peningkatan
sejumlah patogen periodontal (khususnya Porphyromonas gingivalis).
Peningkatan sintesis PGE2.

Sekali pembuahan spermatozoa menyuentuh zona pellusida, akan terjadi pelekatan yang kuat dan
penembusan yang sangat cepat. Sekali telah terjadi penembusan zona oleh satu sperma, terjadi
reaksi khusus di zona pellusida (zone - reaction) yang bertujuan mencegah terjadinya
penembusan lagi oleh sperma lainnya. Dengan demikian sangat jarang sekali terjadi penembusan
zona oleh lebih dari satu sperma. Setelah sel sperma mencapai oosit ,akan terjadi hal-hal berikut.

● Reaksi zona/reaksi kortikal pada selaput zona pellusida.


● Oosit menyeleseikan pembelahan meosis keduanya, menghasilkan oosit definitif yang
kemudian menjadi pronukleus wanita.
● Inti sel sperma membesar membentuk pronukleus pria.
● Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi.
● Pronukeus pria dan wanita, masing-masing haploid, bersatu dan membentuk zigot yang
dimiliki jumlah DNA genap.diploid.
Hasil utama pembuahan adalah sebagai berikut.

● Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid dari ayah
dan ibu menjadi suatu bakal individu baru dengan jumlah kromosom diploid.
● Penetuan jenis kelamin bakal individu baru, bergantung pada kromosom X atau Y yang
dikandung sperma yang membuahi ovun tersebut.
● Permulaan pembelahan, serta stadium-stadium pembentukan dan perkembangan embrio
(embriogenesis). (Dewi,2011:70).
c. Nidasi atau Implantasi

Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma “vitelus” membangkitkan


Kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan “metafase”. Proses pemecahan dan
pemetangan mengikuti bentuk “anafase” dan “telofase” sehingga pronukleusnya menjadi
“haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum
yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pria dan wanita. Setelah
pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam beberapa jam telah
manpu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya. Berbarengan dengan permbelahan inti,
hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus.

Hasil pembelahan sel memenuhi keseluruh ruangan di dalam ovum yang besarnya 100
MU atau 0,1 mm dan disebut stadium morula. Selama pembelahan sel di bagian dalam, terjadi
pembentukan sel di luar morula yang kemungkinan berasal dari korana radiata yang menjadi sel
trofoblas. Sel trofoblas dalam pertumbuhannya, mampu mengeluarkan hormone korionik
gonadropin, yang mempertahankan korpus luteum gravidarum. Pembelahan berjalan terus dan di
dalam morula terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang disebut blastula.

Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung blastula dengan vili korealisnya yang


dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi. Sementara itu, pada fase sekresi,
endometrimium telah makin tebal dan makin banyak mengandung glikogen yang disebut
desidua. Sel trofoblas yang mengikuti “primer vili korealis” melakukan destruksi enzimatik-
proteolitik, sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium, proses penanaman clastula
yang di sebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke 6 sampai ke 7 setelah konsepsi. Pada
saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda
. (Manuaba, 2010:79).

d. Pembentukan Plasenta

Plasenta merupakan organ yang melekatkan embrio ke dinding uterus. Sirkulasi embrio-
plasenta-ibu terbentuk pada hari ke-7 saat jantung embrio mulai berdenyut. Pada akhir minggu
ketiga, darah embrio bersirkulasi di antara embrio dan vili korion. Darah embrio mengalir melaui
dua arteri umbilikalis, lalu ke kapiler-kapiler vili, dan akhirnya kembali melalui sebuah vena
umbilikalis menuju ke embrio. Plasenta memiliki lima fungsi utama yaitu respirasi, nutrisi,
ekskresi,proteksi,prodks hormon. Penjelasan kelima fungsi tersebut sebagai berikut .

1) Plasenta menyerap oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida untuk metabolisme janin.
Paru janin belum matur sampai menjelang akhir kehamilan, dan belum berfungsi hingga
bayi dilahirkan.
2) Plasenta menyerap nutrien yang dibutuhkan janin dan menguraikannya ( dengan bantuan
enzim) menjadi molekul yang lebih sederhana agar dapat digunakan oleh sel janin.
Beberapa nutrien disimpan oleh plasenta untuk dipakaio ketika dibutuhkan. Sebagai
contoh, glukosa disimpan oleh plasenta sebagai glikogen.
3) Produk sampah yang dihasilkan janin dibuang dari darah janin dan diekskresi oleh organ
ibu.
4) Sawar plasenta berfungsi menghalangi masukny sebagian besar bakteri, tetapi
mikroorganime kecil (seperti virus) mampu menembusnya dan mempengaruhi
perkembangan janin. Sejumlah antibodi protektif, seperti imunoglobulin IgG disalurkan
dari darah ibu kedarah janin pada akhir kehamilan dan berfungsi melindungi janin dari
berbagai organisme berbahaya sampai beberapa bulan setelah lahir. Sebagian besar obat
dapat menembus plasenta dan dapat mencederai janin (Kamariyah, 2014:25).

e. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin


1) Bulan ke-0

Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan menempel pada hari ke-11
(Sulistyawati, 2009:151)

2) 4-6 minggu

Panjang janin pada usia 4-6 minggu kira-kira 7,5-10 mm (Manuaba, 2010:89). Terjadi
pembentukan hidung, dagu, palatum, dan tonjolan paru. Jari-jari telah terbentuk, namum masih
tergenggam. Jantung telah terbentuk penuh (Saifuddin, 2010:156). Telinga mulai terbentuk
(Varney, et al, 2007:506).

3) 7-8 minggu

Ukuran janin pada usia 7-8 minggu kira-kira 2,5 cm. Mata tampak pada muka, juga terdapat
pembentukan alis dan lidah. Bentuk mirip manusia, dimulai pembentukan 23 genitalia eksterna
dan tulang (Manuaba, 2010:89). Kemudian menurut Saifuddin (2010:158), sirkulasi melalui tali
pusat juga sudah dimulai.
4) 9-10 minggu

Genitalia telah menunjukkan karakteristik laki-laki atau perempuan, tetapi masih belum
terbentuk sempurna (Varney, et al, 2007:507). Kepala meliputi separuh janin, terbentuk muka
janin dan kelopak mata yang tak akan membuka sampai usia 28 minggu (Saifuddin, 2010:158)

5) 11-12 minggu

Embrio menjadi janin. Denyut janin terlihat pada USG. Mulai ada gerakan. Sudah ada pusat
tulang, kuku, ginjal mulai memproduksi urin. Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim diatas simpisis
(tulang kemaluan) (Salmah dkk, 2006:34).
6) 13-16 minggu

Ini merupakan awal trimester ke-2. Denyut jantung 120- 150/menit. Janin bergerak aktif,
menghisab dan menelan air ketuban, telah tumbuh lanugo (rambut janin) (Saifuddin, 2010:158).
Kulit merah tipis, uterus telah penuh, desidua perietalis dan kapsularis (Manuaba, 2010:89). usia
13-16 minggu, ukuran janin sekitar 15 cm.

7) 17-24 minggu

Sidik jari terbentuk, seluruh tubuh terdapat vernik kaseosa (lemak) dan janin memiliki refleks
(Saifuddin, 2010:158). Janin berukuran sekitar 30-32 cm, dimana kulit menebal, kelopak mata
jelas, alis dan bulu mata tampak (Manuaba, 2010:89).
8) 25-28 minggu

Masuk ke trimester ke-3, dimana terdapat perkembangan otak yang cepat, siatem saraf
mengendalikan gerakan dan fungsi tunuh, mata mulai membuka (Saifuddin, 2010:158). 26
Surfaktan mulai dihasilkan di paru-paru pada usia 26 minggu, rambut kepala makin panjang,
kuku-kuku jari mulai terlihat (Varneyet al, 2007:511). Kira-kira panjang janin 35 cm, berat
badan sekitar 1.000 gram (Manuaba, 2010:98).

9) 29-32 minggu

Bila bayi dilahirkan kemungkinan hidup 50-70% (Saifuddin, 2010:159). Simpanan lemak
subkutan mulai memperhalus kerutan, janin telah memiliki kendali terhadap gerak pernapasan
yang berirama dan temperatur tubuh, refleks cahaya terhadap pupil munvul pada akhir bulan
(Varneyet al, 2007:511).

10) 33-36 minggu


Kulit menjadi halus tanpa kerutan, tubuh menjadi lebih bulat lengan dan tungkai tampak montok.
Pada janin lakilaki biasanya testis sudah turun ke skrotum (Varney, et al, 2007:551). Berat janin
pada usia 33-36 minggu sekitar 1.500-2.500 gram. Lanugo mulai berkurang, saat 35 minggu paru
telah matur, janin akan dapat hidup tanpa kesulitan (Saifuddin, 2010:159).

11) 37-40 minggu

Usia 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan meliputi seluruh uterus. Ari ketuban
mulai berkurang, tetapi masih dalam batas normal (Saifuddin, 2010:159). Panjang janin sekitar
50-55 cm (Manuaba, 2010:89). Janin kini bulat sempurna dengan dada dan kelenjar payudara
menonjol pada kedua janis kelamin, kedua testis telah masuk ke dalam skrotum pada akhir bulan
ini, kuku-kuku mulai mengeras. Warna kulit bervariasi mulai dari putih, hingga merah muda
hingga merah muda kebiruan tanpa menghiraukan ras (Varneyet al, 20007:512).
B. MENOPAUSE

a. Defenisi menopause

Menopause berasal dari bahasa Yunani yaitu Men Dan Pauseis yang menggambarkan
berhentinya haid. Webster’s Ninth New Collgiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai
periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 40 – 50 tahun.

b. Tahap-tahap menopause

Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa pramenopause, menopause
dan pasca menopause.

a. Pramenopause
Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan gejala
menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan pada masa siklus haid
benar-benar terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi perubahan fisik
yang berarti.

b. Menopause
Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause hanya bisa
dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh.

c. Pascamenopause
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain,
pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya, keadaan fisik dan psikologisnya
sudah dapat menyesuaikan dii dengan perubahan-perubahan hormonalnya.

c. Etilogi menopause

Menopause terjadi karena gangguan dalam proses hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hal ini


disebabkan karena menghilangnya oosit yang responsive terhadap rangsangan gonadotropin dan
oosit gonadotropin. Keadaan ini akan menyebabkan gangguan dalam produksi hormon ovarium
yang selanjutnya akan juga mengganggu mekanisme umpan balik pada poros diatasnya.Yang
pertama-tama mengalami kegagalan adalah fungsi korpus luteum. Turunnya produksi steroid
ovarium terutama estrogen akan menyebabkan pusat siklik hormone di hipotalamus
meningkatkan produksi hormon pelepas gonadotropin (Gonadotropin Releasing Hormon =
GnRh). Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan peningkatan hormone gonadotropin dengan FSH
(Follicle Stimulating Hormone) mengalami kenaikan yang lebih tinggi dari LH (Luteinizing
Hormone). Kadar hormon inilah yang menjadi petunjuk yang baik untuk menentukan apakah
seorang wanita berada dalam proses menopause. Peninggian kadar hormone gonadotropin ini
akan terus meningkat dan mencapai maksimum 10-15 tahun setelah menopause dan kemudian
akan turun perlahan-lahan dan terus menetap sampai masa senium dengan kadar yang lebih
tinggi dari masa reproduksi.
Menopause terjadi pada usia sekitar 45-50 tahun, sedangkan menopause yang terjadi
sebelum usia 40 tahun dikenal sebagai menopause yang terlalu dini (menopause
praecox).Menopause yang terjadi terlalu dini dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti penyakit,
obat-obatan, pembedahan dan radiasi. Berdasarkan perubahan pada hormone steroid ovarium
maka dapat kita kenali beberapa fase pada masa klimakterium. Hormon progesterone yang
merupakan produk utama korpus luteum mengalami gangguan pertama kali, sedangkan estrogen
mula-mula akan tinggi dan kemudian berangsur-angsur menurun. Estrogen juga dapat dihasilkan
oleh organ-organ ekstragenital seperti kelenjar adrenal. Hormone androgen juga mengalami
penurunan pada masa klimakterium ini, baik yang dihasilkan oleh ovarium maupun oleh kelenjar
adrenal.

d. Tanda- tanda awal menopause


a.    Perubahan kejiwaan

Perubahan yang dialami oleh wanita dengan menjelang menopause adalah merasa tua,
mudah tersinggunga, mudah kaget sehingga jantung berdebar, takut tidak bisa memenuhi
kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng. Keinginan seksual
menurun dan sulit mencapai kepuasan (orgasme),  dan juga merasa tidak berguna dan tidak
menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain.

b.  Perubahan fisik

Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit
menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar sinar
matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.pada kulit tumbuh bintik hitam,
kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
Karena menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat, dan
mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus yang semakin berkurang maka
akan menimbulkan gangguan buang air besar berupa obstipasi.

Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi liang senggama terasa kering, lapisan sel
liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi (infeksi kandung kemih dan liang
senggama). Daerah sensitive makin sulit untuk dirangsang. Saat berhubungan seksual dapat
menjadi nyeri.

Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon paratiroid. Tulang
mengalami pengapuran, artinya kalium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi
patah tulang terutama terjadi pada persendian paha.

d. Jnis-jenis menopause
a. Menopause Alamiah
Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55 tahun. Menopause
alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur. Durasinya sekitar 5-10 tahun.
Meskipun seluruh proses itu kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas tahun. Selama itu
menstruasi mungkin akan berhenti beberapa bulan kemudian akan kembali lagi. Menstruasi
datang secara fluktuatif. Lamanya, intensitasnya, dan alirannya mungkin bertambah atau
berkurang. Wanita yang mengalami menopause alamiah mungkin membutuhkan perawatan atau
mungkin tidak membutuhkan perawatan apapun. Hal ini karena kesehatan mereka secara
menyeluruh cukup baik. Selain itu proses menopause berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat menopause.

b. Menopause Dini
Menurut dr. ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian Obstetri dan Ginekologi,
FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta “menopause dini adalah berhentinya haid di
bawah usia 40 tahun”. Kalau wanita itu sudah berusia di atas 40 tahun, misalnya pada usia di atas
40 tahun, misalnya usia 42 dan 43, ia tidak dikategorikan sebagai wanita yang mengalami
menopause dini. Demikian juga pada wanita usia produktif yang tidak lagi haid karena
pengangkatan rahim, ia tidak dapat disebut sebagai penderita menopause dini. Ini disebabkan
indung telurnya masih ada dan masih memproduksi sel-sel telur serta mengeluarkan hormon
estrogen. Sementara itu, jika kedua indung telurnya di angkat, otomatis produksi hormon
estrogen terhenti pula. Otomatis tidak akan mengalami haid lagi untuk seterusnya sehingga dapat
disebut telah mengalami menopause dini.

Menopause ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor :

1. Karena indung telurnya diangkat, misalnya karena menderita kanker indung telur.
2. Gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol, makanan yang
tidak sehat, dan kurang berolah raga.
3. Pengaruh obat-obatan seperti obat pelangsing dan jamu-jamu yang tidak jelas zat
kimianya. Pada umumnya, obat-obatan pelangsing memang mengandung zat kimia yang
dapat menghambat produksi hormon.

Gejala menopause dini dengan menopause biasa tidak ada bedanya, walaupun setiap orang
mengalami gejala dalam waktu yang sama. Tetapi dari segi perubahan fisik penderita menopause
biasanya tampak lebih parah. Ini terlihat dari keluhan –keluhan yang mereka alami, yaitu
osteoporosis dan penyakit jantung koroner yang datang lebih cepat. Oleh karena itu datangnya
menopause dini perlu diwaspadai.

C. PROGRAM PEMERINTAH TERKAIT KEHAMILAN DAN MENOPAUSE

Keluarga berencana kerap disalahartikan sebagai program menolak kehadiran anak.


Padahal, faktanya tidak demikian. Tujuan dan manfaat program keluarga berencana justru sangat
baik demi mewujudkan keluarga sehat, bahagia, dan sejahtera.

Keluarga berencana (KB) merupakan program skala nasional yang dikelola oleh Badan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Ada banyak manfaat program keluarga berencana yang
ditawarkan oleh negara. Salah satunya adalah menghasilkan keluarga yang berkualitas.

Namun, sebelum membahas manfaatnya, ada baiknya kita mengetahui tujuan di balik program
ini.

Tujuan Program Keluarga Berencana

Ada beberapa tujuan penting dilaksanakannya program keluarga berencana, di antaranya:


 Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi ekonomi keluarga tersebut
 Mencanangkan keluarga kecil dengan cukup 2 anak
 Mencegah terjadinya pernikahan di usia dini
 Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia yang terlalu muda atau terlalu tua,
atau akibat penyakit sistem reproduksi.
 Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan jumlah kebutuhan dengan jumlah penduduk
di Indonesia.

Dalam penerapannya, BKKBN selaku badan pengelola program keluarga berencana


mendorong masyarakat untuk memakai alat kontrasepsi guna mencegah atau menunda
kehamilan hingga saat yang tepat. Beberapa jenis alat kontrasepsi yang bisa digunakan meliputi
kondom, pil KB, suntik KB, implan, IUD, vasektomi, dan tubektomi.

Manfaat Program Keluarga Berencana

Berikut ini adalah beberapa manfaat program keluarga berencana yang penting untuk diterapkan
pada setiap keluarga:

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi

Program kehamilan yang direncanakan dengan matang akan memberikan dampak baik
bagi kesehatan ibu dan bayi. Selain itu, program KB juga memberikan pengarahan mengenai
langkah-langkah untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik sebelum maupun setelah
melahirkan.

2. Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi anak

Dengan program KB, suami istri dapat merencanakan waktu kehamilan dengan tepat. Hal
ini erat kaitannya dengan kecukupan ASI dan pola asuh anak. Idealnya, jarak anak pertama dan
kedua antara 3–5 tahun.

Dengan jarak waktu ini, anak pertama bisa mendapatkan manfaat ASI dengan maksimal,
yaitu dari ASI eksklusif dan ASI hingga 2 tahun. Tidak hanya itu, anak juga jadi bisa
mendapatkan perhatian penuh dari orang tuanya selama masa perkembangannya. Kedua hal ini
tentu akan sangat berdampak positif untuknya.

3. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan

Suami dan istri yang tidak menjalankan program KB berisiko mengalami kehamilan yang
tidak direncanakan. Misalnya, perempuan di atas 35 tahun dan belum menopause yang
melakukan hubungan intim tanpa alat kontrasepsi bisa saja hamil. Namun kehamilan ini berisiko
tinggi dan bisa berdampak fatal pada ibu dan bayi.
Begitu juga dengan kehamilan yang terlalu dini setelah melahirkan. Misalnya, seorang
wanita bisa saja melahirkan ketika anak pertama masih berusia di bawah 1 tahun. Pada kondisi
ini, ibu tidak mendapatkan pemulihan yang utuh setelah melahirkan anak sebelumnya. Hal ini
bisa berdampak pada kesehatan fisik maupun mental ibu.

4. Mencegah penyakit menular seksual

Meski dilakukan antar suami istri, hubungan seksual tidak terlepas dari risiko
terjadinya penyakit menular seksual, seperti sifilis, gonore, hingga HIV/AIDS. Namun, hal ini
bisa dicegah dengan penggunaan alat kontrasepsi, seperti kondom.

5. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi

Manfaat program keluarga berencana lainnya adalah untuk menurunkan risiko kematian
ibu dan bayi. Kasus ini masih sering dijumpai di masyarakat, terutama pada kehamilan
yang berisiko tinggi mengalami komplikasi, seperti pada wanita berusia lebih 35 tahun, wanita
yang memiliki penyakit kronis tertentu, dan wanita yang baru saja melahirkan.

6. Membentuk keluarga yang berkualitas

Semua yang direncanakan dengan baik juga bisa berbuah baik. Dalam hal ini,
merencanakan kehamilan dan jumlah anak bukan cuma masalah waktu, tapi juga soal eknomi,
pendidikan anak, dan pola asuh.

Jika semua itu direncanakan dengan baik, peluang menciptakan keluarga berkualitas pun
akan semakin besar.

Dari tujuan dan manfaat program keluarga berencana di atas, Anda bisa melihat bahwa
program KB tidak ada kaitannya dengan menolak kehadiran anak. Program KB justru dibuat
untuk menyehatkan dan menyejahterakan keluarga Indonesia. Oleh karena itu, sudah selayaknya
kita ikut menyukseskan program keluarga berencana.

Untuk bisa merasakan manfaat program keluarga berencana, Anda bisa berkonsultasi
kepada dokter umum di puskesmas setempat mengenai program ini. Dokter akan menjelaskan
beberapa pilihan alat kontrasepsi dan juga menyarankan salah satu yang paling cocok dan efektif
sesuai kondisi Anda.
Daftar Pustaka

Afdelina susari, 2014 :”Promosi kesehatan menopause”. Word press,Padang

Pratiwi Khadidja, 2016;“Menopause”.Academia.

Hanifa,dkk. 2021, e-amal jurnal pengabdian masyarakat Vol.1 No.2 ” Edukasi kesehatan
perubahan fisiologis menopause pada ibu muslimatan (sehat dan bahagia menjelang dan saat
menopaouse).

Anda mungkin juga menyukai