Anda di halaman 1dari 25

PEMANTAUAN

PENGENDALIAN
DIABETES MELITUS
Diabetic Center
RSUD Al IHSAN

Pemantauan glukosa darah penyandang


diabetes merupakan hal yang penting dan
sebagai bagian dari pengelolaan DM.
Hasil pemantauan tersebut digunakan untuk
menilai keberhasilan pengobatan dan sebagai
pegangan penyesuaian diit, olah raga dan
obat-obatan,
Untuk mencapai kadar glukosa senormal
mungkin, terhindar dari keadaan
hiperglikemia maupun hipoglikemia.

Secara umum tujuan pengelolaan DM adalah :


Menghilangkan gejala
Menciptakan dan mempertahankan rasa
sehat
Memperbaiki kualitas hidup
Mencegah komplikasi akut dan komplikasi
kronik
Mengurangi laju perkembangan komplikasi
yang telah ada
Mengobati penyerta bila ada

Untuk mengetahui status metabolik


penyandang diabetes dapat dinilai dengan
beberapa parameter, antara lain:
Perasaan

sehat secara subyektif,


perubahan berat badan,
kadar glukosa darah,
kadar HbA1c,
kadar cholesterol,
trigliserida dll.

Parameter inilah yang secara berkala


dievaluasi pada pengelolaan DM.

KADAR GLUKOSA DARAH YANG


TINGGI BERPENGARUH PADA:

Penurunan rasa sehat dengan menimbulkan


gejala-gejala hiperglikemi yaitu: poliuri,
polidipsi dan poliphagi.
Karena gula darah yang tinggi juga
menunjukkan bahwa asupan glukosa kedalam
sel berkurang mengakibatkan berkurangnya
energi rasa lemah, tidak bertenaga dan
berat badan yang menurun secara drastis.
membuat sel beta kerjanya selalu terpacu
untuk menghasilkan insulin sehingga kondisi sel
beta makin terpuruk atau lelah akhirnya
suatu ketika jumlah insulin yang dihasilkan
tidak mencukupi lagi.

KADAR GLUKOSA DARAH YANG


TINGGI BERPENGARUH PADA:

Memicu komplikasi mikrovaskuler


(pada pembuluh darah kecil) yang muncul,
seperti:
Retinopati

(menurunnya penglihatan),
Neuropati (baal-baal, kesemutan, dll),
Nefropati (penurunan fungsi ginjal),
Kelainan pembuluh darah tepi.

Memperberat komplikasi makrovaskuler


(pada pembuluh darah besar), seperti:
Penyakit

jantung terutama Penyakit jantung

koroner,
Penyakit pembuluh darah otak (Stroke)
Pembuluh darah pada kaki atau tangan.

Oleh karena itu gula darah harus selalu


dipertahankan normal atau paling tidak
mendekati normal.

KENDALI GLISEMIK

Untuk menyatakan kadar glukosa darah


terkendali, tidak bergantung kepada hilangnya
gejala diabetes saja, tetapi harus dengan
pemeriksaan kadar glukosa darah.
Pemeriksaan kadar glukosa darah dapat
dilakukan di laboratorium, diklinik saat
konsultasi ataupun dapat dilakukan sendiri di
rumah.
Kendali glisemik yang baik berhubungan dengan
menurunnya komplikasi diabetes.
dalam pengelolaan DM kita mempunyai
Kriteria pengendalian yang harus dicapai.

Kriteria Pengendalian DM :
Baik Sedang

Buruk

Gula darah Puasa (mg/dl) 80-109 110-125


>126
Gula darah 2 jam (mg/dl) 110-144 145-179
>180
A1C
< 6,5 6,5-8
>8
Kholesterol total (mg/dl) <200 200-239
> 240
LDL (mg/dl)
< 100 100-129
> 130
HDL
> 45
Trigliserida
< 150 150-199
> 200
Index Masa Tubuh (kg/m2) 18,5-22,9
23-25
>25
Tekanan darah (mmHg)
<130/80 130-140/80-90 >140/90

PEMERIKSAAN KADAR GULA


DARAH

Pemeriksaan glukosa darah yang dilakukan di


laboratorium menggunakan metode oksidasi
glukosa, memberikan hasil yang lebih akurat.
untuk menentukan diagnosis DM disarankan
menggunakan pemeriksaan glukosa di
laboratorium.
Pemeriksaan glukosa darah menggunakan uji
strip dapat dilakukan dengan lebih cepat,
mudah dan cukup akurat. Hasilnya cukup baik
untuk evaluasi pengobatan. Dengan uji strip
menggunakan glukometer pasien dapat
melakukan pemeriksaan glukosa darah sendiri di
rumah.

PEMERIKSAAN KADAR GULA


DARAH

Perlu diperhatikan bahwa kadar glukosa


plasma atau serum 10-15% lebih tinggi
dibandingkan kadar glukosa darah biasa.
Beberapa macam uji strip glukosa darah dan
glukometer tersedia di Indonesia. Sebaiknya
perhatikan lebih dulu layanan purna jualnya
dan catat alamat yang harus dihubungi bila
ada masalah dengan glukometer tersebut.

PEMERIKSAAN HIPERGLIKEMIK
KRONIK

Kadar A1C : pemeriksaan gula darah yang


menggambarkan rata-rata kadar gula selama
2 -3 bulan terakhir.
Pemeriksaan ini menunjukkan rentang kadar
gula darah yang bagus dan yang buruk.
Apabila kadar gula darah lebih sering
tingginya dari pada normalnya maka hasil
A1C akan tinggi pula. Namun apabila lebih
banyak normalnya dari pada yang tinggi,
maka hasil A1C akan lebih baik.

PEMERIKSAAN HIPERGLIKEMIK
KRONIK

Nilai A1C merupakan nilai pemeriksaan yang


paling terpercaya untuk pemantauan
pengendalian gula darah jangka panjang. A1C
berkaitan dengan perkembangan komplikasi
menahun. Artinya, A1C yang selalu tinggi
menunjukkan kecenderungan lebih tinggi
untuk terjadinya komplikasi menahun. Oleh
karena itu dalam rangka pencegahan atau
menunda terjadinya komplikasi, harus
diupayakan agar A1C selau dalam rentang
yang serendah mungkin.
Pemeriksaan A1C ini sebaiknya dilakukan
setahun minimal dua kali.

PEMANTAUAN KADAR GLUKOSA


SENDIRI

Penderita diabetes sebaiknya melakukan pemantauan


kadar gula darah sendiri (PKGS) dirumah yang dapat
dilakukan secara mandiri.
Kendali glisemik dengan memonitor kadar glukosa
sendiri yang baik dapat menurunkan risiko terjadinya
komplikasi komplikasi kronis diabetes.
Komplikasi lain yaitu: hipoglikemi yaitu keadaan
berbahaya yang tidak boleh terjadi dan harus
dihindarkan.
Karena apabila terjadi mendadak dapat membahayakan
hidup dan apabila berlangsung berulang-ulang akan
dapat menyebabkan gangguan pada otak ( dementia
yang dipercepat, kemampuan berpikir yang menurun).

Manfaat pemantauan kadar glukosa


sendiri ialah:

Memberikan informasi kendali glisemik dari


hari kehari sehingga memungkinkan
melakukan penyesuaian diit, olah raga dan
obat, terutama saat sakit, hamil, dll.
Memberikan informasi kepada dokter atau
perawat mengenai kendali glisemik dari hari
ke hari agar mendapat nasehat yang tepat.

Manfaat pemantauan kadar glukosa


sendiri ialah:

Mendeteksi kejadian hipoglikemia, sehingga bisa


mencegah terjadinya hipoglikemia atau bisa
segera mengatasi bila terjadi hipoglikemia dan
bisa dipakai acuan gejala dan tanda-tanda
hipoglikemia.
Mendeteksi adanya hiperglikemia, sehingga bisa
segera mengambil langkah yang tepat untuk
mengatasinya, dan mengevaluasi apakah diit yang
telah dilakukan telah benar, olah raga yang
dikerjakan sudah cukup dan dosis obat telah
tepat, apakah perlu dosis dinaikkan atau diganti
obat.

Sebenarnya tidak semua penyandang


diabetes memerlukan pemantauan kadar gula
darah sendiri (PKGS).
Untuk pasien DM yang kadar gula darahnya
relative stabil, pemeriksaan PKGS dilakukan
ketika akan konsultasi dengan dokter saja.
Sementara penyandang diabetes yang
mendapat insulin dengan kemungkinan
hipoglikemia serta memerlukan penyesuaian
dosis pengobatan, PKGS memang merupakan
suatu kebutuhan.

Untuk mendapatkan manfaat yang optimal


dari PKGS, maka perlu dilakukan evaluasi
secara berkala mengenai cara pemeriksaan
yang dilakukan penderita diabetes maupun
alatnya itu sendiri.
Penyandang DM dianjurkan untuk selalu
membawa alatnya ke klinik ketika dia
konsultasi.
Penyandang DM harus didorong untuk
mampu melakukan modifikasi pengobatan
sesuai dengan hasil pemantauan yang
dilakukan.

Profil kadar gula darah harian pada


penyandang DM kadang2 sangat berfluktuasi
dan cepat berubahPKGS merupakan cara
yang tepat untuk mengetahui kendali
glisemik.
Kekerapan melakukan pemeriksaan glukosa
darah perlu ditentukan bersama antara
pasien dan dokter serta bergantung kepada
regimen pengobatan dan tujuan yang ingin
dicapai dalam pengobatan.

Penyandang DM dengan terapi insulin selalu


disertai dengan meningkatnya risiko
hipoglikemia Untuk mencegah hipoglikemia
dan penyesuaian dosis insulin, diperlukan
pemantauan kadar glukosa darah sesuai
kebutuhan.
Penyandang DM dalam keadaan sakit,
pemantauan perlu ditingkatkan untuk
mencegah hiperglikemia dan ketoasidosis.

Bila pada suatu saat gula darah 2jam sesudah


makan tinggi, apa yang terjadi ?? dievaluasi:
Apa yang dimakan waktu itu agar lain kali
bisa dihindari.
Apakah obat yang diminum sudah tepat
waktu, tepat dosis?
Bagaimana olah raga sebelumnya: cukup,
kurang atau berlebihan?
Setiap kali ada hasil yang menyimpang,dicatat.
dianalisis, dilakukan perbaikan lain kali,
atau dibicarakan dengan dokter khususnya
kalau menyangkut obat.

Profil kadar glukosa darah tipe 2 lebih stabil


dibandingkan dengan tipe 1.
Penyandang DM tipe 2 yang mendapat
pengobatan dengan OHO ataupun insulin,
mempunyai risiko terjadi hipoglikemia,
walaupun kekerapan hipoglikemia dengan
OHO lebih jarang dibanding dengan insulin,
gejala kliniknya akan lebih berat pada
penyadang DM dengan OHO.
Pada umumnya pengobatan insulin pada
penyandang DM tipe 2 tidak seintensif
dengan pada DM tipe 1, karena profil gula
darahnya lebih stabil.

Pada penyandang DM hamil diperlukan


kendali glisemik yang lebih ketat. Untuk itu
PKGS dengan uji strip glukosa darah sangat
dibutuhkan.
PKGS tidak ada manfaatnya bila tidak
dilanjutkan dengan pencatatan yang baik
sedemikian rupa sehingga hasilnya dapat
diinterpretasikan baik oleh penyandang DM
maupun oleh dokter dan tenaga medis
lainnya.

PKGS dalam pengendalian gula darah seharihari sangat berguna. Untuk diabetisi hasil
PKGS berguna membantu mengatur
penyesuian makanan dan olah raga.
Sedangkan untuk dokter hasil PKGS
membantu menyesuaikan pemberian
pengobatan.
Suatu hal yang penting adalah dengan cara
pemantauan ini dapat tercapai pengendalian
yang ketat tanpa terjadinya hipoglikemi
yang berulang.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai