Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

GERONTIK DENGAN DIABETES


MELITUS
KELOMPOK 3 :

Ami Yuseffa
Herni Nuraeni
Konsep Dasar Penyakit

Diabetes melitus merupakan :


- kelainan metabolisme yang kronis terjadi defisiensi insulin
atau retensi insulin, di tandai dengan tingginya keadaan
glukosa darah (hiperglikemia) dan glukosa dalam urine
(glukosuria).
- sindroma klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik
dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
sehubungan dengan kurangnya sekresi insulin secara absolut
/ relatif dan adanya gangguan fungsi insulin.
Etiologi

Pada lansia cenderung terjadi peningkatan


berat badan, bukan karena mengkonsumsi
kalori berlebih namun karena perubahan rasio le
makotot dan penurunan laju metabolisme basal
.Hal ini dapat menjadi faktor predisposisi
terjadinya diabetes mellitus.
Penyebab diabetes mellitus pada lansia secara
umum dapat digolongkan ke dalam dua
besar :
 Proses menua/ kemunduran (Penurunan
sensitifitas indra pengecap, penurunan fungsi
pankreas, dan penurunan kualitas insulin
sehingga insulin tidak berfungsi dengan
baik). 
 Gaya hidup (life style) yang jelek (banyak
makan, jarang olahraga, minum alkohol, dll)
Tanda dan gejala

 Tanda awal yang dapat diketahui bahwa


seseorang menderita DM atau kencing manis
yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan
kadar gula darah, dimana peningkatan kadar
gula dalam darah mencapai nilai 160-180
mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing
manis yang mengandung gula (glucose),
sehingga urine sering dilebung atau
dikerubuti semut.
1. Gejala klasik
 Rasa haus berlebihan
 Rasa lapar berlebihan
 Sering kencing
 Berat badan turun drastis
2. Gejala lain
 Luka lambat sembuh
 Mata kabur
 Mudah lelah
Patofisiologi

 Dalam proses metabolisme, insulin memegang


peranan penting yaitu memasukkan glukosa ke
dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar.
Insulin adalah suatu zat atau hormon yang
dihasilkan oleh sel beta di pankreas. Bila insulin
tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel
dengan akibat glukosa akan tetap berada di
pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di
dalam darah meningkat.
 Pada diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan
sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Pasien
diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik
yang merupakan predisposisi untuk
kerusakan autoimun sel beta pankreas.
Respon autoimun dipicu oleh aktivitas
limfosit, antibodi terhadap sel pulau
langerhans dan terhadap insulin itu sendiri.
 Pada diabetes melitus tipe 2 yang sering
terjadipada lansia, jumlah insulin normal
tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat
pada permukaan sel yang kurang sehingga
gluikosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan
glukosa dalam darah menjadi meningkat.
Pemeriksaan diagnostik
 Glukosa darah sewaktu
 Kadar glukosa darah puasa
 Tes toleransi glukosa

kriteria diagnostik WHO untuk diabetes melitus pada


sedikitnya 2 kali pemeriksaan :

 Glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dl


 Glukosa plasma puasa > 140 mg/dl
 Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam
kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2
jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
Pemeriksaan HbA1c

 Pemeriksaan HbA1c (hemoglobin A1c)


merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk mendiagnosis dan mengontrol kondisi
diabetes.
 Pemeriksaan HbA1c berfungsi untuk mengukur
rata-rata jumlah hemoglobin A1c yang berikatan
dengan gula darah (glukosa) selama tiga bulan
terakhir. Durasi ini sesuai dengan siklus hidup sel
darah merah, termasuk hemoglobin, yaitu tiga
bulan.
Hasil pemeriksaan akan tertulis dalam persentase, dengan interpretasi sebagai
berikut:

 Normal: jumlah HbA1c di bawah 5,7%.


 Prediabetes: jumlah HbA1c antara 5,7-6,4%.
 Diabetes: jumlah HbA1c mencapai 6,5% atau lebih.

Semakin tinggi jumlah HbA1c berarti semakin


banyak hemoglobin yang berikatan dengan
glukosa, dan ini menandakan bahwa gula darah
tinggi. Jika jumlah HbA1c melebihi
8%, kemungkinan Anda mengalami diabetes yang
tidak terkontrol dan berisiko mengalami komplikasi.
Penatalaksanaan
 Diet
Suatu perencanaan makanan yang terdiri dari 10% lemak, 15%
protein, 75% karbohidrat kompleks direkomendasikan untuk
mencegah diabetes.
 Latihan fisik
 Pemantauan
pd pasien dengan diabtes, kadar glukosa darah harus selalu
diperiksa secara rutin.
 Terapi (jika diperlukan)
pemberian insulin dapat dilakukan utk mempertahankan kadar
glukosa darayh
 Pendidikan
diet yg harus dikonsumsi, latihan, penggunaan insulin.
Diagnosa keperawatan
 Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan metabolisme protein, lemak.
 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan osmotik
diuresis ditandai dengan turgor kulit menurun dan membran
mukosa kering.
 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan
status metabolik (neuropati perifer) ditandai dengan ganggren
pada extremitas.
 Kelelahan berhubungan dengan kondisi fisik yang kurang
 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan glukosa darah yang
tinggi.
 Resiko injury berhubungan dengan penurunan penglihatan.
Referensi
 American Diabetes Association (2016). Diagnosing Diabetes
and Learning About Prediabetes.
 Diabetes United Kingdom. What is HbA1c?
Lab Tests Online (2018). HbA1c Test.
 World Health Organization. Diabetes Programme, Diabetes
Country Profiles in South-East Asia Region.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai