Anda di halaman 1dari 16

Interpretasi Data Laboratorium

Pemeriksaan Gula Darah & HbA1c

Kelompok 7 :
Yunita Darni Daulay (2043700307)
Etasari Zega (2043700332)
Anggra Dwi Cahyo Putra (2043700338)
Monika Sitorus (2043700453)
Novriandri Utami (2043700463)
Muhammad Deddy (2043700467)
Vina Amrina (2043700473)

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA


FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
2020/2021
PENDAHULUAN

Kadar gula darah dipengaruhi oleh faktor endogen dan eksogen.


Faktor endogen yaitu humoral faktor seperti hormon insulin,
glukagon, kortisol, sistem reseptor di otot dan sel hati. Faktor
eksogen antara lain jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi
serta aktivitas fisik yang dilakukan.

Hemoglobin A1c atau HbA1c adalah komponen minor dari


hemoglobin yang berikatan dengan glukosa. HbA1c disebut
sebagai glikosilasi atau hemoglobin glikosilasi atau
glycohemoglobin.

Peningkatan kadar gula darah dan HbA1c terjadi pada penderita


Diabetes Mellitus (DM).
Pemeriksaan gula darah pada penderita Diabetes Melitus dapat
dilakukan dengan pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS),
Gula Darah Puasa (GDP), Gula Darah 2 jam Setelah Makan
(postprandial) dan pemeriksaan Hemoglobin A1c (HbA1c).
Diabetes
DEFENISI
Diabetes melitus didefinisikan sebagai penyakit gangguan metabolik yang ditandai
dengan tingginya kadar gula darah dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein.

Klasifikasi Diabetes

Diiabetes DibetesTi Diabetes


Tipe 1 pe 2 Gestasional
Obat-Obatan Diabetes
Golongan Obat Nama Obat Mekanisme
Biguanides Metformin Menghambat penyerapan diusus

Sulfonylureas Glimepizide Merangsang sel beta pancreas untuk meningkatkan produksi


Glipizide insulin sebelum maupun setelah makan
Glipizide

Meglitinide Repaglinide, Menurunkan gula darah penderita dengan cara merangsang


Nateglinide tubuh

Thiazolidinediones Pioglitazine Merangsang jaringan tubuh menjadi lebih sensitive terhadap


Rosiglitazone insulin.

Alpha-glucosidase Akarbose Pemecahan karbohidrat glukosa atau pemecahan karbohidrat


inhibitor Miglitol diusus menjadi berkurang

Insulin Rapid acting : lispro, aspart, mengaktifkan reseptor insulin


Glulisine
short acting : Regular

intermediate acting : NPH

long acting :Detemir,


Glargine, degludec
Nilai Normal Gula Darah
Gula Darah Sewaktu : <110 mg/dl
Gula Darah Puasa : 70-110 mg/dl
Gula Darah Waktu Tidur : 110-150 mg/dl
Gula darah 1 Jam Setelah Makan : <160 mg/dl
Gula Darah 2 jam Setelah Makan : <140 mg/dl
Gula Darah Pada Ibu Hamil : <140 mg/dl
PEMERIKSAAN
GULA DARAH Gula darah sewaktu 01

Gula darah puasa 02

Gula darah 2 jam Setelah Makan 03

Hemoglobin A1c (HbA1c) 04


Interpretasi Pemeriksaan Hasil Gula Darah
Gula darah dibentuk dari hasil penguraian karbohidrat dan perubahan glikogen dalam hati.
Pemeriksaan gula darah adalah prosedur skrinning tes yang menunjukkan ketidakmampuan sel
pankreas memproduksi insulin, ketidakmampuan pankreas memproduksi insulin,
ketidakmampuan usus halus mengabsorbsi alus mengabsorbsi glukosa, ketidakmampuan hati
mengumpulkan dan glukosa, ketidakmampuan hati mengumpulkan dan memecahkan glikogen.
Keadaan Yang Mempengaruhi
Peningkatan Gula Darah
Implikasi Klinik 
1. Peningkatan gula darah (hiperglikemia) atau intoleransi glukosa (nilai
puasa >120 mg/dl) dapat menyertai penyaki ertai penyakit cushing ,
stres akut, Feokromasitoma, penyakit hati kronik, defesiensi kalium,
penyakit –penyakit yang kronik, dan sepsis.

2. kadar gula darah gula darah menurun (hipoglikemia) dapat disebabkan


oleh kadar insulin yang berlebihan atau penyakit addison.

3. Obat-obatan golongan kortikosteroid dan anestetik dapat meningkatkan


kadar gula darah menjadi lebih dari 200 mg/dl
Pemeriksaan Hemoglobin A1c (HbA1c)

Pengukuran kadar glukosa darah hanya memberikan informasi mengenai


homeostasis glukosa yang sesaat dan tidak dapat digunakan untuk
mengevaluasi pengendalian glukosa jangka panjang (beberapa minggu atau
bulan sebelumnya). Untuk keperluan ini dilakukan pengukuran hemoglobin
terglikosilasi dalam eritrosit atau juga dinamakan hemoglobin glikosilat atau
hemoglobin A1c (HbA1c).

Kadar HbA1c mencerminkan kadar Glukosa darah dalam jangka waktu 2 – 3


bulan sebelumnya.
Pemeriksaan Hemoglobin A1c (HbA1c)
Hemoglobin glikosilat atau HbA1c dapat diukur dengan beberapa
metode, seperti kromatografi afinitas, elektroforesis, immunoassay, atau
metode afinitas boronat.Hemoglobin glikosilat atau HbA1c dapat diukur
dengan beberapa metode, seperti kromatografi afinitas, elektroforesis,
immunoassay, atau metode afinitasboronat.
 
Spesimen yang digunakan untuk pengukuran HbA1c adalah darah
kapiler atau vena dengan antikoagulan (EDTA, sitrat, atau heparin).
Nilai Normal Hemoglobin A1c
(HbA1c )

Orang normal : 4,0 – 6,0 %


DM terkontrol baik : kurang dari 7,0%
DM terkontrol kurang baik : 7,0 – 8,0%
DM tidak terkontrol : > 8,0%
Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hemoglobin
A1c (HbA1c)

● Anemia dapat menyebabkan hasil uji yang rendah


● Hemolisis spesimen dapat menyebabkan hasil uji yang tidak akurat
● Terapi heparin dapat menyebabkan hasil positif palsu.
● Setelah transfuse darah hasil pembacaan HbA1c mungkin berubah.
● Kenaikan kadar HbF pada talasemia dapat menyulitkan interpretasi.
Implikasi Klinis
Peningkatan kadar hemoglobin : DM tidak terkendali,
hiperglikemia, DM yang baru terdiagnosis, alkohol,
kehamilan, hemodialisis. Pengaruh obat : kortison jangka
panjang, ACTH.

Penurunan kadar hemoglobin : anemia (pernisiosa, hemolitik,


sel sabit), talasemia, kehilangan darah jangka panjang, gagal
ginjal kronis.
Tatalaksana Diabetes Militus
Target Terapi : Meringankan gejala, mengurangi risiko komplikasi mikrovaskuler dan
makrovaskular, mengurangi kematian, dan meningkatkan kualitas hidup. Kadar glukosa
plasma dan A1C yang diinginkan tercantum pada tabel dibawah ini

DM TIPE 1
Semua pasien dengan DM tipe 1 membutuhkan insulin, tetapi jenis dan cara persalinan
berbeda berdasarkan preferensi pasien, perilaku gaya hidup, preferensi dokter, dan sumber
daya yang tersedia. Terapi harus berusaha untuk mencocokkan asupan karbohidrat dengan
proses penurunan glukosa (biasanya insulin) dan aktivitas fisik. Tujuannya adalah agar pasien
dapat hidup senormal mungkin.

• DM TIPE 2
• Pasien dengan A1C 7,5% (0,075, 58 mmol / mol Hb) atau kurang biasanya diobati dengan
antihiperglikemik yang tidak mungkin menyebabkan hipoglikemia.
• Pasien dengan A1C di atas 7,5% tetapi kurang dari 8,5% (0,085, 69 mmol / mol Hb) dapat
diobati pada awalnya dengan satu agen oral atau terapi kombinasi.
• Pasien dengan nilai A1C awal yang lebih tinggi membutuhkan dua agen atau insulin.
• Pasien obesitas tanpa kontraindikasi sering diberikan metformin, dititrasi hingga 2000 mg /
hari
THANKS

Anda mungkin juga menyukai