Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI KARDIOVASKULER & RENAL

KASUS 3 :
Patient A is a white man, 55 years of age, with diabetis. his HbA1c is
11% and his suffers from diabetic retinopathy. upon presentation, his blood
pressure is 147/88 mmHg, cholesterol is 213 mg/dL and LDL is 136 mg/dL.
his serum creatinine is 1,3 mg/dL. he is foot 10 inches tall, his weight is 223
pounds and he suffers from peripheral neuropathy, patient A reports not
having seen a primary care provider in years and is not on medication. he
works at factory and does not have health insurance. patient A is found to
have proteinuria on dipstick testing. A 24 hour urine collection reveals a
GFR of 57 mL/min/1.73 m2

Q: What is the suitable treatment for this patient?


PENYELESAIAN KASUS DENGAN METODE SOAP

SUBYEK :
Nama : Tn. A
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Keluhan : Tidak Ada
Riwayat pengobatan : Tidak Ada

OBYEK :
Hasil pemeriksaan :
1. HbA1c-nya 11% dan menderita retinopati diabetik
2. Tekanan darah 147/88 mmHg
3. Kolesterol adalah 213 mg / dL
4. LDL adalah 136 mg / dL
5. Kreatinin serum nya 1,3 mg / dL
6. Ditemukan memiliki proteinuria pada tes dipstik
7. Pada pengumpulan urin 24 jam mengungkapkan GFR nya 57
mL / menit / 1,73 m2

ASASSMENT :
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dikatakan
1. Mengalami hipertensi sistolik dengan nilai 147/88 mmHg
( 120/80 mmHg )
2. Kolesterol tinggi dengan nilai 213 mg/dL ( <200 mg/dL)
3. Mengalami gagal ginjal karena ditemukan protein pada urin
4. Gagal ginjal kronik awal (ringan ) karena nilai SCr nya 1,3
mg/dL dimana dikatakan mengalami gagal ginjal kronik awal
jika nilai SCr nya 1-2 mg/dL
PLAN :
A. Terapi Farmakologi

1. Anti Diabetik
Terapi intensif pada pasien dengan diabetes tipe 1 & 2
dapat mengurangi komplikasi mikrovaskuler,termasuk
nefropaik. Terapi intensif dapat termasuk insulin atau obat
oral dan melibatkan pengukuran kadar gula darah
setidaknya 3 kali sehari.
Obat yang direkomendasikan adalah tolbutamid
(golongan sulfonilurea )
Mekanisme kerja :Sering disebut insulin
secretagogues, kerjanya merangsang sekresi insulin dari
granul-granul sel beta langerhans pancreas.
Rangsangannya melalui interaksinya dengan ATP-sensitive
K Channel pada membrane sel-sel β yang menimbulkan
depolarisasi membrane dan keadaan ini akan membuka
kanal Ca. Dengan terbukanya kanal Ca maka ion Ca akan
masuk ke sel β, merangsang granula yang berisi insulin
dan akan terjadi sekresi insulin dengan jumlah yang
ekuivalen dengan peptide-C. Selain itu, sulfonylurea dapat
mengurangi klirens insulin di hepar.
Pada penggunaan jangka panjang atau dosis yang
besar dapat menyebabkan hipoglikemia
Indikasi: hanya diindikasikan pada penderita diabetes
tipe II yang tidak membutuhkan insulin, karena pada
penderita ini normalisasi kadar gula darah tidak mungkin
dilakukan dengan tindakan diet.
Efek samping: Kehilangan selera makan, Mual,
Leukopenia, Trombositopenia, Gejala anemia, Reaksi
alergi, hipoglikemia
Kontraindikasi:Tidak dapat diberikan pada diabetes
tipe I, pada asetonuria parah,koma diabetik, pada
gangguan fungsi ginjal yg parah dan pada masa
kehamilan.Dianjurkan pada masa kehamilan untuk
menggantinya dengan insulin.
Dosis:Dosis awal: 1-2 gr/hari melalui mulut (per oral)
satu kali sehari, atau dalam dosis terbagi, untuk
mengurangi kenaikan GI.
Dosis rumatan: 0.25-3 gr/hari melalui mulut, tetapi
dosis lebih dari 2 gr jarang diperlukan.
Dosis maksimum: 3 gr/hari

2. Anti Hipertensi
Terapi antihipertensi untuk pasien gagal ginjal kronis
dengan diabetes atau tanpa diabetes sebaiknya diawali
dengan pemberian ACEI atau ARB II.
AcEI dapat menurunkn proteinura dan melindungu
GFR ( mencegah degredasi bradikinin yang berperan
dalam hemidinamik ginjal )
Obat yang direkomendasikan adalah Captopril
Mekisme kerja ACE inhibitor dibagi menjadi dua
kelompok yaitu :
1. Secara langsung (kaptopril dan lisinopril)
2. Prodrug, obat ini sebelumnya dibuat menjadi
bentuk aktif terlebih dahulu di dalam tubuh.
(enalapril menjadi enalaprilat, ramipril menjadi
ramiprilat dan lain lain)
ACE inhibitor menghambat perubahan angiotensin I
menjadi angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan
penurunan sekresi aldosteron juga menghambat degradasi
bradikinin sehingga berefek pada vasodilatasi pembuluh
darah. Vasodilatasi secara langsung akan menurunkan
tekanan darah , berkurangnya produksi angiotensin II oleh
ACE inhibitor akan mengurangi sekresi aldosteron di
korteks adrenal sehingga akan menyebabkan eksresi air
dan natrium serta retensi kalium.
ACE inhibitor ini baik digunakan untuk pasien
hipertensi dengan gagal ginjal kronik tetapi harus hati-hati
digunakan pada pasien yang hiperkalemia, sehingga jika
ingin dikombinasikan dengan diuretik, sebaiknya
dikombinasikan dengan diuretik yang hemat kalium. Kadar
kreatinin juga harus dipantau jika digunakan dengan ACE
inhibitor.
Efek Samping : Batuk Kering diduga efek samping
ini berhubingan dengan kadar bradikinin dan substansi
Prostaglandin
Dosis :Captopril tersedia dalam kemasan tablet 12,5
mg, 25 mg, dan 50 mg. Captopril tersedia sebagai obat
generik maupun paten. Untuk pengobatan hipertensi,
captopril diberikan dalam dosis 25 mg sebanyak 2-3 kali
per hari. Dosis dapat ditingkatkan sesuai dengan respon
pengobatan. Dosis untuk hipertensi grade I biasanya 2-3
kali 25-50 mg, sendangkan untuk hipertensi grade II ialah
2-3 kali 50-100 mg. Captopril juga biasa dikombinasikan
dengna obat hipertensi lainnya untuk mencapai goal terapi.
Dosis maksimum yang masih diperbolehkan ialah 450 mg
per hari. Banyak pasien yang membeli bebas captopril,
namun sebaiknya diiringi dengan kontrol teratur ke tenaga
medis untuk mengetahui respon pengobatan dan kontrol
tekanan darah.
3. Anti hiperlipidemia
Tujuan utama penggunaan obat-obatan penurun
kolestreol pada kndisi ginjal kronis adalah untuk
menurunkan resiko perkembangan penyakit kardioaskuler
aterosklerosis.
Yang kedua adalah untuk mngurangi terjadinya
proteinuria dan penurunan fungsi ginjal,yang trlihat pada
penggunaan statin.
Obat yang direkomendasikan adalah Simvastatin.
Indikasi : Terapi dengan "lipid-altering agent" dapat
dipertimbangkan penggunaannya pada individu yang
mengalami peningkatan risiko aterosklerosis vaskular yang
disebabkan oleh hiperkolesterolemia. - Terapi dengan
"lipid-altering agent" merupakan penunjang data diet
ketat, bila respon terhadap diet dan pengobatan non-
farmakologi tunggal lainnya tidak memadai.
Kontraindikasi:
 Pasien yang mengalami gagal fungsi hati atau
pernah mengalami gagal fungsi hati.
 Pasien yang mengalami peningkatan jumlah
serum transaminase yang abnormal.
 Pecandu alkohol.
 Bagi wanita hamil dan menyusui.
 Hipersensitif terhadap simvastatin.

Dosis: Penderita gangguan fungsi ginjal:


Pemberian simvastatin tidak perlu penyesuaian dosis,
karena simvastatin tidak diekskresi ginjal secara bermakna.
Simvastatin efektif diberikan dalam bentuk tunggal, atau
bersamaan dengan Bile Acid Sesquestran akan lebih
efektif.
Efek samping:Sakit kepala, konstipasi, nausea,
flatulen, diare, dispepsia, sakit perut, fatigue, nyeri dada
dan angina.

B. Terapi Non Farmakologi


1. Diet rendah protein (0,6-0,75 gram/Kg/hari) dapat
membantu memperlambat perkembangan ginjal kronis
pada pasien dengan atau tapa diabetes,meskipun efek nya
cenderung kecil
2. Olahraga yang teratur
3. Menghindarkan makanan berpurin tinggi
4. Konsumsi banyak air mineral

MONITORING
1. Monitoring subyektif : gejala yang dirasakan seperti hipertensi dan udem, berkurang
setelah pemakaian inflason secara teratur. Pada urin sudah tidak terdapat protein.
2. Monitoring obyektif : monitoring data pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital, data
laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain, pada kasus Tn. A normal
3. Secara umum, efek samping dari pengobatan ini tidak banyak, tapi sekitar 10% pada
pasien yang menerima pengobatan ACE inhibitor akan mengalami batuk
kering.Batuk juga bisa merupakan gejala dari udem pulmonal yang dapat dibedakan
berdasarkan perburukan dari batuk tersebut.

KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI


Secara sederhana setiap orang harus mampu ikut memperjuangkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Memberi informasi yang diperlukan oleh mereka yang mungkin rawan gagl ginjal
kronik, para penderita, keluarga dan masyarakat umum;
2. Memberi penjelasan tentang cara-cara pencegahan gagal ginjal kronik
3. Disamping itu dianjurkan untuk mengikuti olah raga dan atau memberi
rekomendasi cara hidup yang cocok untuk mencegah gagal ginjal kronik atau
terulangnya kasus gagal ginjal kronik yang dapat diikuti oleh masyarakat luas

Anda mungkin juga menyukai