Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI SISTEM SARAF PUSAT

KASUS STROKE ISKEMIK :

PC, a 65 year old man , is admitted through the emergency departement (ED) after
collapsing to the ground and experiencing a brief loss of consciousness. he regained
consciousness by the time he arrived in the ED, one hour after the initial event. both right
extremities are flaccid. he is unable to speak but is capable of understanding instructions (ie,
expressive aphasia). gross ophthalmologic examination indicates right-sided neglect (inability of
his eyes to track to the right or acknowledge the right side of his body). his blood pressure is
175/105 mmhg; other vital signs are normal. laboratory studies are all within normal limits. by
the next day, his neurologic status is unchanged, and he is diagnosed as having anischemic stroke

1. what general treatment interventions should be made for PC?

2. should anticoagulation or antiplatelet agents be used acutely in PC? whwn might antiplatelet
agents or anticoagulants be used in treatment of acute stroke?

PC, seorang pria berusia 65 tahun, yang mengaku melalui Emergency Departement (ED) setelah
pingsan ke tanah dan mengalami kehilangan kesadaran. Ia sadar pada saat ia tiba di ED, satu jam
setelah kejadian awal. kedua ekstremitas kanan mengalami kelemahan. Dia tidak dapat berbicara,
tetapi mampu memahami instruksi (yaitu,aphasia ekspresif). Pemeriksaan optalmologi
menunjukkan sisi kanan mengabaikan (ketidakmampuan mata untuk melacak ke kanan atau
mengakui sisi kanan tubuhnya). tekanan darahnya 175/105 mmHg adalah; tanda-tanda vital
lainnya yang normal. penelitian laboratorium semua dalam batas normal. pada hari berikutnya,
status neurologis nya tidak berubah, dan ia didiagnosis mengalami stroke ischemic

1. Intervensi pengobatan umum apa yang dianjurkan untuk PC?


2. Apakah antikoagulan atau agen antiplatelet digunakan untuk PC? ketika mungkin
antiplatelet agen atau antikoagulan digunakan dalam pengobatan stroke akut?
PENYELESAIAN KASUS DENGAN METODE SOAP

SUBYEK :

Nama : Tn. PC

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 65 tahun

Keluhan :

1. Ekstermitas kanan mengalami kelemahan


2. Dia tidak dapat berbicara
3. Mampu memahami instruksi (aphasia ekspresif)

OBYEK :

Dari hasil pemeriksaan didapatkan bahwa :

1. Pemeriksaan optalmologi menunjukkan Mata kanan tidak mampu


untuk melirik kearah kanan atau ketidakmampuan mata untuk melacak
ke kanan
2. Tekanan darahnya 175/105 mmHg
3. Tanda-tanda vital lainnya yang normal
4. Penelitian laboratorium semua dalam batas normal

ASASSMENT :

Dari hasil subyek dan obyek didapatkan bahwa :Tn. PC didiagnosis mengalami stroke
ischemic

PLAN :

1. Terapi Non Farmakologi

Pada stroke iskemik akut penanganan operasi terbatas. Operasi


dekopresi dapat menyelamatkan hidup dalam kasus pembengkakan
signifikan yang berhubungan dengan infark serebral. Penekatan
interdisipliner untuk penanganan stroke yang mencakup rehabilitasi
awal sangat efektif dalam pengurangan kejadian stroke dan terjadinya
stroke berulang pada pasien tertentu. Pembesaran carotid dapat efektif
dalam pengurangan resiko stroke berulang pada pasien komplikasi
beresiko tinggi selama endarterecthomy.

2. Terapi Farmakologi
 Tn. PC mengalami hipertensi sehingga diberikan
trombolitik.
Trombolitik yang dipersarankan adalah Alteplase
(recombinant tissue plasminogen activator (rt-PA)) (0,9
mg/kg iv).
Indikasi : terapi trombolitik pada infark miokard
akut,embolisme paru dan stroke iskemik. Terapi harus
dilakukan selama 3 jam onset terjadinya symptom
Kontra Indikasi : sama halnya dengan senyawa trombolitik,
rtPA tidak boleh digunakan pada pasien yang mengalami
resiko tinggi haemorhage, pasien yang menerima
antikoagulan oral (warfarin), menunjukkan atau mengalami
perburukan pendarahan, punya riwayat stroke atau
kerusakan susunan saraf pusat, Haemorhage retinopathy,
sedang mengalami trauma pada external jantung (<10 hari),
arterial hipertensi yang tidak terkontrol, adanya infeksi
bakteri endocarditis, pericarditis, pancreatitis akut, punya
riwayat ulcerative gastrointestinal disease selama 3 bulan
terakhir, oesophageal varicosis, arterial aneurisms,
arterial/venous malformation, neoplasm dengan
peningkatan resiko pendarahan, pasien gangguan hati parah
termasuk sirosis hati, portal hypertension (oesophageal
varices) dan hepatitis aktif, setelah operasi besar atau
mengalami trauma yang signifikan pada 10 hari,
pendarahan cerebral, punya riwayat cerebrovascular
disease, intracranial neoplasm, arteriovenous malformation,
pendarahan internal aktif.
Efek samping : mual,muntah,dan pendarahan,1% sampai
10% : kardiovaskular (hipotensi), susunan saraf pusat
(demam), dermatologi (memerah(1%)), gastrointestinal (GI
hemorrhage (5%), nausea, vomiting), hemotologi
(pendarahan mayor (0,5%), pendarahan minor (7%)), reaksi
alergi (anaphylaxis, urticaria(0,02%), intracranial
haemorrhage (0,4% sampai 0,87%, jika dosis ≤ 100mg)
Dosis : terapi harus dimulai dalam 3 jam meliputi intravena
900 mcg/kg BB (max: 90 mg) selama 60 menit;10% dosis
diberikan melalui injkesi intravena;lansia. Tdak dianjurkan
untuk usia 80 tahun.
 Diberikan antiplatelet untuk mencegah terjadinya stroke
ulangan.
Agen antiplatelet yang direkomendasikan adalah Aspirin
dengan dosis 50-325 mg/hari dimula antara 24-48 jam
setelah altelapse juga ditunjukan mengurang kematian dan
cacat jangka panjang

Aspirin bekerja sebagai anti platelet dengan menghambat


secara irreversibel siklooksigenase sehingga mencegah
konversi asam arakhidonat menjadi tromboxan A2 yang
merupakan vasokonstriktor kuat dan stimulator agregasi
platelet.
Aspirin juga menghambat aktifitas prostasiklin (PGI2) pada
otot polos dinding vascular. Dosis efektif aspirin sebagai
anti platelet masih diperdebatkan, terutama karena efeknya
pada gastrointestinal, sehingga dosis rendah lebih baik
Ada beberapa range dosis yang disepakati para ahli, yaitu
75-150mg sehari (Alter et al., 2006), 160-325mg sehari
(Adams et al., 2005)

Diberikan pada 48 jam setelah serangan. Aspirin harus


diminum terus, kecuali terjadi reaksi merugikan pada
pasien, Efek samping yang sering muncul adalah rasa tidak
enak pada gastrointestinal, perdarahan dan alergi
MONITORING

Efektivitas Terapi :

1. Fungsi neurologi ; dengan mengamati fungsi motorik,verbal untuk menilai kecukupan


terapi neuroprotektant
2. Tanda vital; seperti tekanan darah untuk menilai kecukupan terpi hipertensi. Tanda vital
pengamatan penyakt infeksi khususnya pada psien dengan infeksi nosokomial.
3. Kadar elektrolit untuk menilai kecukupan terapi cairan
4. Ada tidaknya kejang untuk menilai kecukupan terap anti kejang

ADR :

1. Fungsi ginjal : kadar kreatinin dan BUN


2. Liver : SGOT,SGPT,Bilirubin
KIE (KOMUNKASI,INFORMASI,EDUKASI )

Secara sederhana setiap orang harus mampu ikut memperjuangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Memberi informasi yang diperlukan oleh mereka yang mungkin rawan stroke, para
penderita, keluarga dan masyarakat umum;
2. Mengembangkan jaringan lembaga dan organisasi yang menyediakan fasilitas pelayanan
untuk mereka yang rawan stroke dan atau para penderita stroke;
3. Memberi penjelasan tentang cara-cara pencegahan stroke atau terulangnya stroke;
4. Disamping itu dianjurkan untuk mengikuti olah raga dan atau memberi rekomendasi cara
hidup yang cocok untuk mencegah stroke atau terulangnya kasus stroke yang dapat
diikuti oleh masyarakat luas
JAWABAN PERTANYAAN :

1. Intervensi pengobatan umum apa yang dianjurkan untuk PC?


 Tn. PC mengalami hipertensi sehingga diberikan trombolitik.Trombolitik yang
dipersarankan adalah Alteplase (recombinant tissue plasminogen activator (rt-PA))
(0,9 mg/kg iv).Indikasi : terapi trombolitik pada infark miokard akut,embolisme paru
dan stroke iskemik. Terapi harus dilakukan selama 3 jam onset terjadinya symptom.
 Diberikan antiplatelet untuk mencegah terjadinya stroke ulangan.
Agen antiplatelet yang direkomendasikan adalah Aspirin dengan dosis 50-325
mg/hari dimula antara 24-48 jam setelah altelapse juga ditunjukan mengurang
kematian dan cacat jangka panjang

2. Apakah antikoagulan atau agen antiplatelet digunakan untuk PC? ketika mungkin
antiplatelet agen atau antikoagulan digunakan dalam pengobatan stroke akut?
 Yang direkomendasikan oleh kelompok kami adalah agen antiplatelet. Antiplatelet
adalah obat yang dapat menghambat agregasi trombosit sehingga menyebabkan
terhambatnya pembentukan trombus yang terutama sering ditemukan pada sistem
arteri yang bekerja mencegah pelekatan (adhesi) platelet dengan dinding pembuluh
darah yang cedera atau dengan platelet lainnya, yang merupakan langkah awal
terbentuknya trombus.Sehingga dengan penggunaan antiplatelet dapat mengurangi
resiko kekambuhan.
Agen antiplatelet yang direkomendasikan adalah aspirin.

Anda mungkin juga menyukai