Kegawatdaruratan Penyakit
Serebrovaskular
dr. Yuliantry Indah Lestari, M.Biomed, Sp.S
RS CItra Medika Depok
• Indonesian Stroke Registry ( Oct 2012- Apr
2013) :
• 67,1% stroke iskemik
• 32,9% stroke hemoragik.
• 8,3% kematian setelah 48 jam (AIS) vs 20,3%
(SH)
• Stroke merupakan penyebab kematian
tertinggi ketiga dan peringkat pertama
penyebab kecacatan di dunia.
Definisi
• WHO --> a clinical syndrome consisting of
rapidly developing clinical signs of focal (or
global in case of coma) disturbance of cerebral
function lasting more than 24 hours or leading
to death with no apparent cause other than a
vascular origin
Etiology
Rekomendasi Baru: Penanganan hipertensi diindikasikan pada pasien dengan Stroke Iskemik Akut yang memiliki
kondisi-kondisi komorbid yang memerlukan kontrol tekanan darah, misalnya:
• Kejadian koroner yang terjadi bersamaan
• Gagal jantung akut
• Diseksi aorta
• Perdarahan intraserebral simptomatis
• Preeklamsia/eklamsia.
Hati-hati perburukan iskemia: Penurunan tekanan darah sebanyak 15% --> relatif aman
Pasien-pasien dengan hipertensi berat (umumnya >220/120 mmHg) biasanya dieksklusikan
dari clinical trials mengenai penurunan tekanan darah setelah stroke iskemik akut. Penurunan
tekanan darah pada kondisi ini tadinya disarankan, namun keuntungan terapi hipertensi tanpa ada
kondisi komorbid belum pernah diteliti.
4.3 Tekanan Darah
4.3. Tekanan Darah
Temperatur
Suhu puncak pada 24 jam pertama yang <37 dan >39 derajat celcius diasosiasikan
dengan peningkatan kematian di rumah sakit, dibandingkan dengan pasien-pasien
normothermia.
• FOOD RCTs (Feed Or Ordinary Diet; fase I-III) yang dilakukan di 131 rumah sakit di 18 negara
menunjukkan bahwa
• Suplementasi diet --> penurunan resiko kematian absolut 0.7%
• Diet NGT --> penurunan resiko kematian absolut 5.8% dan penurunan kematian atau
outcomes yang buruk 1.2%.
• NGT vs PEG:
• Percutaneous endoscopic gastronomy --> peningkatan resiko kematian absolut 1.0% dan
peningkatan resiko kematian atau outcomes buruk 7.8%.
• Kesimpulan: Pada pasien stroke, diet enteral harus dimulai dalam 7 hari perawatan.
• Chochrane review:
• PEG dan NGT tidak memiliki perbedaan berarti dalam fatalitas kasus, kematian, atau
ketergantungan,namun PEG diasosiaikan dengan kegagalan perawatan yang lebih
sedikit, perdarahan GI yang lebih sedikit, dan penyampaian makanan yang lebih tinggi.
• Statin
mekanisme neurorestorasi bersifat multifaktor
Chen,2003.2006; Ortega,2013
ACA/AHA Guidelines :
• atorvastatin 20/40mg,
• rosuvastatin 10/20mg --> high risk patients
NICE Guideline :
• atorvastatin 20 mg --> 1st prevention, 80 mg --> 2nd
prevention
2. REPERFUSI
1. antiplatelet
The safety and benefit of aspirin in the treatment of patients with AIS were
established by 2 large clinical trials administering doses between 160 and 300
mg
• Aspirin direkomendasikan pada pasien AIS dalam 24 – 48 jam sesudah
onset.
• Pada pasien yang diberikan IV alteplase, pemberian aspirin ditunda
sampai 24 jam kemudian, akan tetapi dapat digunakan jika ada
kondisi penyerta untuk penanganan yang diberikan pada pasien
tanpa IV alteplase dapat menghasilkan keuntungan yang besar
atau jika pemberian ditahan maka dapat menyebabkan kerugian
yang besar.
• Aspirin tidak direkomendasikan sebagai pengganti dari penanganan
stroke akut pada pasien yang dapat diberikan IV alteplase atau
trombektomi mekanik
• Pasien stroke minor, penanganan selama 21 hari dengan terapi dual
antiplatelet (aspirin dan CPG) dimulai dalam 24 jam menjadi
pencegahan awal stroke sekunder untuk periode sampai 90 hari dari
onset.
2. Antikoagulan