Anda di halaman 1dari 64

 Apakah Stroke ?

Serangan otak atau brain attacks terjadi jika


aliran darah ke otak tersumbat atau jika
pembuluh darah otak pecah.
 Akibat stroke ?
Kematian sel saraf di daerah yang tidak
menerima aliran darah, sehingga terjadi
kelainan sesuai dengan lokaliosasi daerah
GOLDEN HOUR
 Stroke sering terlambat
 Bila datang selama 4,5 serangan, rTpA
pilihan utama untuk kesembuhan
 Tindakan trombektomi masih bisa dilakukan
10 jam serangan
SIRKULASI SEREBRAL
Pendahuluan
Stroke (Serangan otak) harus dikenal cepat
seperti Heart Attack (Serangan jantung)
karena :

gejala klinis.
disabilitas kronik : penyebab kecacatan no-1.

kekambuhan stroke cukup tinggi.


Penyebab kematian no 1( 15,4 %).

Kejadian stroke 463/100.000


Angka Kesakitan dan
Kematian
Kesakitan/thn Kematian (%) Tahun

USA 463/100.000 8.0 – 10.0 % 1998

Indonesia Depkes Depkes 15,4% 2007

RSCM 602 (zaal) 13.8 – 21.9 % 99-2000

RSCM 101 (UPKS) 9.0 – 10.2 % 99-2000


Tipe Stroke
1. Iskemik (sumbatan) pada
pemb darah otak 80% ec;
DM, kolesterol, jantung.

2. Perdarahan (20 %) ec :
Pecahnya pemb drh otak krn
ggn hipertensi .
Pembagian
A. Stroke iskemik
 Serangan sepintas
 Trombosis Serebri
 Emboli Serebri
 Infark
Pembagian.. (2)

B. Stroke Hemorhagik
FUNGSI OTAK
DISTRIBUSI FUNGSI
Gejala-gejala Stroke
Kelemahan, kesemutan atau lumpuh wajah
lengan /tungkai, satu sisi tubuh
Tiba-tiba kabur satu atau kedua mata.
Bicara tidak jelas, hanya mengerti pernyataan
sederhana
Hilang keseimbangan atau koordinasi,
terutama jika dengan gejala lain.
Tiba-tiba sakit kepala hebat, jarang seperti ini
Heart attack Brain attack
Nyeri > menonjol, respon Nyeri sangat jarang/(-)
thd nyeri lebih cepat
Gejala klinik stereo-tipe : Gejala klinik sangat
nyeri dada menjalar, bervariasi
sesak, dan muntah
Masyarakat lebih mengenal Kurang mengenal
gejala stroke (brain
attack)
Kognisi biasanya normal Sering kognisi tidak
normal
OTAK KIRI OTAK KANAN
Kadang kadang stroke tidak fatal
Gangguan pasca stroke meliputi
disabilitas fisik
demensia
depresi
epilepsi
jatuh/fraktur
Disabilitas permanen dr kasus yg sembuh
sebanyak 30%.
Disabilitas Fisik
Tipe Kecacatan 2.930.000 kasus Stroke hidup
ketergantungan parsial atau total : 31 %
pakai alat bantuan utk berjalan : 20 %
asrama khusus stroke : 16 %
hambatan kerja sesudah 7 tahun : 71 %
tidak kerja usia < 65 tahun : 34 %

(studi Framingham, 1991)


Masalah
Penanggulangan Stroke

Pengetahuan Masyarakat masih 


Demografi Indonesia yang khas.
Sistem Pelayanan Kesehatan bervariasi.
SDM dan Fasilitas Kesehatan masih kurang.
Faktor-faktor Resiko Stroke

Faktor Resiko yg Faktor Resiko yg


tidak dapat diubah dapat
Usia
diubah/jaga
Jenis kelamin
Herediter Riwayat Stroke/TIA
Ras/Etnik Hipertensi
Penyakit Jantung : AF
Hiperkolesterol
DM,
Faktor Risiko (FR) Stroke .. (2)
Faktor Resiko yg tidak Faktor resiko yg dapat
dapat diubah diubah
Usia : Pasca stroke : FR 10x
65 tahun FR 2x Hipertensi : FR 6x (jika
75 tahun FR 4x tensi > 140/90 mmHg)
85 tahun FR 8x Peny Jantung : FR 6x
Jenis kelamin : LVH : FR 4x
laki-laki FR 1,3x wanita Merokok : FR 2x
Ras atau etnik :
Afrika: Amerika FR 2x
Manajemen Stroke
Terapi Umum

Terapi Khusus

Rehabilitasi/fisioterapi
Terapi umum
• Monitoring
• Pulmonary and airway care
• Fluid balance
• Blood pressure
• Glucose metabolism
• Body temperature

22
Monitoring
 Pemantauan terus-menerus
 HR
 RR
 SaO2
 Pemantauan
 BP
 Blood glucose
 Vigilance (GCS), pupils
 Neurological status

23
FUNGSI PARU
 O2 yang adekwat sangat penting.
 Meningkatkan oksigenasi darah
Hiperventilasi dapat disebabkan oleh pernapasan
patologis
 Resiko obstruksi jalan napas (muntah, orofaringeal
hypotonia muscular): perlindungan jalan
pernapasan mekanik

24
TEKANAN DARAH
 Meningkat pada kebanyakan pasien stroke akut
 BP menurun spontan selama hari-hari pertama
setelah stroke
 Aliran darah di penumbra kritis pasif tergantung
pada MAP
 Tidak adanya yang berukuran acak, studi
terkontrol dengan bimbingan manajemen BP
 Hindari dan obati hipotensi

25
General
Metabolisme GLUKOSA Stroke
Treatment
 Kadar glukosa yang tinggi pada stroke akut dapat
meningkatkan ukuran infark dan mengurangi hasil
fungsional
 Hipoglikemia bisa meniru infark iskemik akut
 Ini adalah praktek umum untuk mengobati
hiperglikemia dengan insulin saat gula darah
melebihi 180mg/dl2

1. Langhorne P et al.: Age Ageing (2002) 31:365-71.

26
SUHU TUBUH General
Stroke
Treatment
 Demam berhubungan dengan hasil neurologis yang
lebih buruk setelah stroke
 Demam meningkatkan ukuran infark stroke
eksperimental
 Banyak pasien dengan stroke akut mengembangkan
infeksi demam
 Ini adalah praktek umum memperlakukan deman (dan
penyebabnya) saat suhu mencapai 37.5°C

27
Specific Stroke Treatment

• Terapi trombolitik
• Pengobatan awal antitrombotik
• Pengobatan tekanan intrakranial
• Pencegahan dan pengelolaan komplikasi

28
Terapi Trombolitik
(NINDS1, ECASS I2 + II3, ATLANTIS4)

 I.v. rtPA (0.9mg/kg, max 90mg) diberikan


dalam waktu 3 jam dari onset stroke, signifikan
meningkatkan hasil pada pasien dengan stroke
iskemik akut
 Beberapa kontraindikasi

1. NINDS rt-PA Grp: New Engl J Med (1995) 333:1581-1587


2. Hacke W et al.: JAMA (1995) 274:1017-1025
3. Hacke W et al.: Lancet (1998) 352:1245-1251
4. Clark WM et al.: Jama (1999) 282:2019-26.

29
Terapi Trombolitik
 Faktor yang terkait dengan resiko
peningkatan pendarahan1
 Glukosa serum
 Riwayat diabetes
 Dasar keparahan gejala
 Usia lanjut
 Peningkatan waktu pengobatan
 Penggunaan aspirin
 Sejarah CHF
 Pelanggaran protokol NINDS
1. Lansberg MG et al.: Stroke (2007) 38:2275-8

30
Rehabilitasi
 Rehabilitasi awal
 Lebih dari 40% pasien stroke membutuhkan rehabilitasi
aktif
 Rehabilitasi aktif harus dimulai sejak dini, hal ini
memberikan pasien untuk stabil secara klinis
 Rehabilitasi pasif harus diberikan jika pasien tidak sadar
atau lumpuh
 Rehabilitasi harus dilanjutkan selama pemulihan
berlangsung

31
Pencegahan Stroke
Usaha Promotif P. Primer P. Sekunder
Sasaran orang Faktor resiko Pasca TIA, pasca stroke
sehat, FR (FR) : positip
negatif
Tujuan Mencegah Mencegah  Mencegah TIA/stroke
FR TIA/ Stroke. ulang.
 Mencegah VaD
 ↑QoL
 Mencegah indirek
ggn vaskuler serius yg
lain.
Cara Gaya Hidup Gaya HS, Gaya HS, kendalikan FR
Sehat (HS) kendalikan FR Terapi obat Terapi
bedah
Pengelolaan Fase Pre-
Stroke
Tujuan : merupakan tindakan pencegahan

“Normal” Faktor “Stroke TIA


Risiko Prone” Stroke

Prevensi primer Prevensi sekunder


Promotif
Hidup sehat Hidup sehat
hidup sehat
Jaga faktor risiko Jaga faktor resiko
Gizi seimbang
Antitrombotik Antitrombotik
Olah raga
trombektomi Trombektomi
Stop rokok
Angiopalsty serebral
Gaya Hidup Sehat

Mengatur pola makan yang sehat


Menghentikan rokok
Hindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat.
Lakukan olah raga teratur.
Hindari stress dan istrirahat yang cukup.
Mengatur Pola Makan Sehat
Tambah asupan K kurangi asupan Na (<6gr/hr)
Kurangi asupan lemak jenuh, dan trans fatty acid
Utamakan makanan yang mengandung :
makanan berserat dan protein nabati.
Sumber lemak sebaiknya dari sayuran, ikan, buah,
dan kacang-kacangan.
Jangan makan berlebihan dan menu seimbang
PEMANTAUAN DGN SKALA
STROKE
Manajemen pasien yg dilakukan di unit
stroke merupakan sistem perawatan
spesialistik stroke secara komprehensif.

Pemantauan ketat untuk perubahan


fisiologis, defisit neurologis dan
pemulihan fungsi otak agar kualitas
hidup seseorang pasca stroke tetap baik
merupakan tujuan akhir dari tatalaksana
stroke ini.
NIHSS ( National Institute of Health
Stroke Scale )
 Mrpkn suatu skala penilaian yg dilakukan pd pasien stroke
utk melihat kemajuan hsl perawat fase akut (akibat
impairment).
 Penilaian dilakukan2 kali yaitu saat masuk ( hari pertama
perawatan) dan saat keluar dr perawatan. Perbedaan skor
saat masuk dan keluar dapat dijadikan salah satu patokan
keberhasilan perawatan.
 Terdiri dari 11 komponen dengan skor 0 – 42.
 Nilai < 4 = stroke ringan
Nilai antara 4 – 15 = sedang
nilai > 15 = berat
NIHSS ( National Institute of
Health Stroke Scale )
1.a. Derajat kesadaran
0 = sadar penuh
1 = somnolent
2 = stupor
3 = koma
NIHSS ( National Institute of
Health Stroke Scale )
1.b. Menjawab pertanyaan
0 = dpt mnjwb dua pertanyaan dgn benar
( bln apa skrg? Usia brp ?)
1 = hanya dpt mnjwb 1 pertanyaan dgn benar/
tdk dpt brbicara krn terpasang pipa
endotrakea atau disartria
2 = tdk dpt mnjwb kedua pertanyaan dgn benar/
afasia/stupor
NIHSS ( National Institute of
Health Stroke Scale )
1.c. Mengikuti perintah
0 = dpt melakukan 2 perintah dgn benar
1 = hax dpt melakukan 1 perintah dgn benar
2 = tdk dpt melakukan kedua perintah dgn benar

2. Gerakan mata konjugat horizontal


0 = normal
1 = gerakan abnormal hanya pd satu mata
2 = deviasi konjugat yg kuat atau paresis konjugat
total pd kedua mata
NIHSS ( National Institute of
Health Stroke Scale )
3. Lapang Pandang pada tes konfrontasi
0 = tdk ada gangguan
1 = kuandranopia
2 = hemianopia total
3 = hemianopia bilateral/buta kortikal

4. Paresis wajah
0 = normal
1 = paresis ringan
2 = paresis parsial
3 = paresis total
NIHSS ( National Institute of
Health Stroke Scale )
5. Motorik lengan kanan
0 = tdk ada simpangan bila pasien disuruh mgngkat
kedua lengannya selama 10 detik
1 = lengan menyimpang ke bawah sebelum 10 detik
2 = lengan terjatuh ke kasur atau badan atau tdk
dpt diluruskan secara penuh
3 = tdk dpt melawan gravitasi
4 = tdk ada gerakan
X = tdk dpt diperiksa
NIHSS ( National Institute of
Health Stroke Scale )
6. Motorik lengan kiri ( idem 5)
7. Motorik tungkai kanan ( idem 5, lengan
diganti tungkai, dan diangkat bergantian)
8. Motorik tungkai kiri ( idem 7)
9. Ataksia anggota badan
0 = tidak ada
1 = pada satu ekstremitas
2 = pada dua atau lebih ekstremitas
X = tdk dpt diperiksa
NIHSS ( National Institute of
Health Stroke Scale )
10. Sensorik
0 = normal
1 = defisit parsial yaitu merasa ttpi berkurang
2 = defisit berat yaitu jk pasien tdk merasa atau
trdpt ggn bilateral

11. Bahasa terbaik


0 = tdk ada afasia
1 = afasia ringan – sedang
2 = afasia berat
3 = tdk dpt bicara (bisu)/global afasia/koma
NIHSS ( National Institute of
Health Stroke Scale )
12. Disartria
0 = artikulasi normal
1 = disartria ringan-berat
2 = disartria berat
X = tidak dpt diperiksa

13. Neglect / Tidak ada atensi


0 = tidak ada
1 = parsial
2 = total
NIHSS ( National Institute of
Health Stroke Scale )
 Keunggulan : dilaksanakan kurang dari 15
mnit, berguna utk stroke akut
 Kelemahan : kurang efektif pd stroke ggn
sirkulasi posterior & batang otak (skoring
kemampuan brbahasa)
 Korelasi :
NIHSS saat (hari) Keluaran
0–8 Pulang dgn berobat jalan
9 – 17 Perawatan rehabilitasi
18++ Perawatan di fasilitas rehabilitasi, prwtn khusus dirumah,
prwtn subakut/prwtn khusus di rumah rehabilitasi
Indeks BARTHEL

 Utk mmeriksa status fungsional dan


kemapuan pergerakan otot/ekstremitas pd
pasien penyakit kronik
 Mengevaluasi keterbatasan/ketdkmampuan
melakukan aktivitas tertentu saat ps akan
keluar dr RS
 Total nilai 0 - 100
Nursing manajement
Stroke
Peran perawat pada stroke fase
hiperakut :
Kunci keberhasilan manajemen stroke hiperakut
dipengaruhi oleh efektifitas fungsi dari semua yg
terliat dlm rantai keselamatan& pemulihan stroke
( stroke “ chain of survival and recovery” ), yg meliputi
 Detection  pengenalan tanda & gejala stroke
 Dispatch  segera aktivasi petugas medik
ambulans
 Door  triage cepat di rg gwt darurat
 Data  PF st neurologis, pem radiologi, lab
 Decision  pemilihan terapi
 Drug  pemberian obat yg tepat dosis dan waktu
Peran perawat pada fase
akut :
1. Stimulasi, moblisasi dan transfer dini
2. Manajemen ggn fgs kandung kemih
3. Manajemen ggn menelan
Praktek kprwtn pasien stroke sub akut

 Prwtn kebrsihan badan secara rutin


 Monitor ttv, st neurologis, fungsi kognitif secara teratur
 Libatkan ps dlm prwtn diri sesuai kemampuan pasien
 ROM pasif 3-4 kali sehari
 prwtn kulit setiap 4 jam, perhatikan kemerahan/iritasi
 Ubah posisi setiap 2 jam, ganjal bantal pd lengan dan
tungkai yg lemah
 Tinggikan bagian kepala tempat tidur 30 derajat
 Perhatikan airway bila pasien sadar anjurkn utk latihan
batuk efektif
Praktek kprwtn pasien stroke sub akut
 Fisioterapi dada
 Elastic stocking bila perlu
 Monitor fungsi bowel
 Monitor keseimbangan cairan & elektrolit
 Lepaskn douer cateter sedini mgkn
 Bladder training
 Kaji kemampuan menelan
 Kaji fungsi bicara dan brbahasa
 Sesuaikn tehnik komunikasi dgn kemampuan ps
 Menilai orientasi ps mggunakan kalender, radio,
foto klg
Praktek kprwtn pasien stroke sub akut

 Evaluasi visus dan lapang pandang


 Berikan prwtn mata bila perlu
 Pencegahan kejang bila perlu
 Obs adanya komplikasi
 Monitor dan identifikasi penyakit penyrta
SUDUT STROKE
 Manajemen ps stroke di rg rwt biasa
 Tujuan pelayanan yg optimal kpd pasien stroke
dgn melibatkan klg sbg care giver (pndamping)
48-72 jam pertama awal prwtn pasien stroke atau

fase akut, klg pndamping hany ikut memonitor


kondisi pasien secara umum
 Hal yg perlu diperhatikan ad: ps gelisah, nyeri
kepala, kejang, sesak napas, kenaikan suhubadan
SUDUT STROKE

Contoh keg yg dpt dilakukan klg pendamping


selama prwtn ad:
 Mnjg kebersihn badan secara rutin
 Mggerakkn prsendian tangan & kaki sec rutin
 Merubah posisi ps miring kiri dan kanan tiap
2-3 jam
 Mberikn nutrisi per oral atau pr NGT dgn
tehnik yg benar
Kebutuhan Psikologis :

 Pengetahuan ttg defisit emosi dan perilaku


pas pasca stroke akn sgt mbantu upaya
pemulihan pasien pasca stroke
 Defisit psikologis ps pasca stroke : emosi yg
labil, hilangnya kontrol diri, menurunnya
toleransi thdp stres
 Emosi yg tdk stabil mnybbkn respon yg tdk
sesuai
Kebutuhan Psikologis :
Peran prwt dlm mbrikan dukungan emosi &
psikologis :
 Tenangkan & jlskn pd pasien & klg bhw perilaku
ps disbbkn oleh injuri serebri, sifatny tdk akan
menetap dan akn pulih sesuai prjln wkt
 Kontrol lingk, mengurangi stimulus yg mnybbkn
ps sedih
 Antispasi keb ps utk menurunkn frustasi ps
 Berikan umpan balik positif thdp kemajuan ps
Kebutuhan Psikologis :
 Fasilitasi ps utk belajar ketrampilan sec brtahap.
 Orientasikn kembali ps pd tempat, wkt & org
 Jlskn defisit emosional ps pd klg, brikan dukungan
 Lakukan pgulangan bila perlu, krn pasien mpunyai
hambatan dlm mpelajari kembali hal yg pernah
dilakukan
Fase Pemulihan atau Rehabilitasi di
RS :
Tggjwb prwt dlm program rehabilitasi ps pasca stroke:
 Beri kesempatan ps utk melakukan prwtn diri
semaksimal mgkn sesuai dgn kemampuan pasien
 Ajarkan aktivitas utk prwtn diri dgn brbagai cara utk
melakukan kompensasi thdp ketidakmampuan pasien
 Ajarkan pasien tehnik transfer
 Berikan prwtn khusus thdp kulit
 Beri kesempatan pasien utk mengenakan pakaianny
sendiri
Fase Pemulihan atau Rehabilitasi di
RS :
 Perhatikan privasi ps pd saat ps sdg belajar
keterampilan baru
 Berikan dukungan emosi dan psikologis
 Beri kesempatan ps utk mengekspresikan
perasaannya
 Bersikaplah empati thdp perasaan pasien
 Pastikan perawat dan pasien mengetahui apa
yg dilakukan fisioterapi bagi pasien
 Libatkan keluarga dlm program rehabilitasi
Program Edukasi Keluarga

 Mrpkn bagian program rencana kepulangan


pasien
 Peran perawat paling penting dalam
perencanaan pulang adalh memberikan
edukasi pd pasien dan keluarga
 Materi : peran keluarga dlm merawat ps
stroke di rumah, pengobatan, nutrisi dan hal
yg harus dilakukan ps dan keluarga untuk
mencegah terulangnya stroke
Perencanaan Pulang :

 Ad suatu proses yg terkoordinasi dari


pembuatan keputusan dan aktivitas lain yg
melibatkan pasien, klg, kerabat dan tim
stroke yg bekerja sama utk melakukan
adaptasi atau transisi mulus ke suatu
lingkungan baru.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai