gejala klinis.
disabilitas kronik : penyebab kecacatan no-1.
2. Perdarahan (20 %) ec :
Pecahnya pemb drh otak krn
ggn hipertensi .
Pembagian
A. Stroke iskemik
Serangan sepintas
Trombosis Serebri
Emboli Serebri
Infark
Pembagian.. (2)
B. Stroke Hemorhagik
FUNGSI OTAK
DISTRIBUSI FUNGSI
Gejala-gejala Stroke
Kelemahan, kesemutan atau lumpuh wajah
lengan /tungkai, satu sisi tubuh
Tiba-tiba kabur satu atau kedua mata.
Bicara tidak jelas, hanya mengerti pernyataan
sederhana
Hilang keseimbangan atau koordinasi,
terutama jika dengan gejala lain.
Tiba-tiba sakit kepala hebat, jarang seperti ini
Heart attack Brain attack
Nyeri > menonjol, respon Nyeri sangat jarang/(-)
thd nyeri lebih cepat
Gejala klinik stereo-tipe : Gejala klinik sangat
nyeri dada menjalar, bervariasi
sesak, dan muntah
Masyarakat lebih mengenal Kurang mengenal
gejala stroke (brain
attack)
Kognisi biasanya normal Sering kognisi tidak
normal
OTAK KIRI OTAK KANAN
Kadang kadang stroke tidak fatal
Gangguan pasca stroke meliputi
disabilitas fisik
demensia
depresi
epilepsi
jatuh/fraktur
Disabilitas permanen dr kasus yg sembuh
sebanyak 30%.
Disabilitas Fisik
Tipe Kecacatan 2.930.000 kasus Stroke hidup
ketergantungan parsial atau total : 31 %
pakai alat bantuan utk berjalan : 20 %
asrama khusus stroke : 16 %
hambatan kerja sesudah 7 tahun : 71 %
tidak kerja usia < 65 tahun : 34 %
Terapi Khusus
Rehabilitasi/fisioterapi
Terapi umum
• Monitoring
• Pulmonary and airway care
• Fluid balance
• Blood pressure
• Glucose metabolism
• Body temperature
22
Monitoring
Pemantauan terus-menerus
HR
RR
SaO2
Pemantauan
BP
Blood glucose
Vigilance (GCS), pupils
Neurological status
23
FUNGSI PARU
O2 yang adekwat sangat penting.
Meningkatkan oksigenasi darah
Hiperventilasi dapat disebabkan oleh pernapasan
patologis
Resiko obstruksi jalan napas (muntah, orofaringeal
hypotonia muscular): perlindungan jalan
pernapasan mekanik
24
TEKANAN DARAH
Meningkat pada kebanyakan pasien stroke akut
BP menurun spontan selama hari-hari pertama
setelah stroke
Aliran darah di penumbra kritis pasif tergantung
pada MAP
Tidak adanya yang berukuran acak, studi
terkontrol dengan bimbingan manajemen BP
Hindari dan obati hipotensi
25
General
Metabolisme GLUKOSA Stroke
Treatment
Kadar glukosa yang tinggi pada stroke akut dapat
meningkatkan ukuran infark dan mengurangi hasil
fungsional
Hipoglikemia bisa meniru infark iskemik akut
Ini adalah praktek umum untuk mengobati
hiperglikemia dengan insulin saat gula darah
melebihi 180mg/dl2
26
SUHU TUBUH General
Stroke
Treatment
Demam berhubungan dengan hasil neurologis yang
lebih buruk setelah stroke
Demam meningkatkan ukuran infark stroke
eksperimental
Banyak pasien dengan stroke akut mengembangkan
infeksi demam
Ini adalah praktek umum memperlakukan deman (dan
penyebabnya) saat suhu mencapai 37.5°C
27
Specific Stroke Treatment
• Terapi trombolitik
• Pengobatan awal antitrombotik
• Pengobatan tekanan intrakranial
• Pencegahan dan pengelolaan komplikasi
28
Terapi Trombolitik
(NINDS1, ECASS I2 + II3, ATLANTIS4)
29
Terapi Trombolitik
Faktor yang terkait dengan resiko
peningkatan pendarahan1
Glukosa serum
Riwayat diabetes
Dasar keparahan gejala
Usia lanjut
Peningkatan waktu pengobatan
Penggunaan aspirin
Sejarah CHF
Pelanggaran protokol NINDS
1. Lansberg MG et al.: Stroke (2007) 38:2275-8
30
Rehabilitasi
Rehabilitasi awal
Lebih dari 40% pasien stroke membutuhkan rehabilitasi
aktif
Rehabilitasi aktif harus dimulai sejak dini, hal ini
memberikan pasien untuk stabil secara klinis
Rehabilitasi pasif harus diberikan jika pasien tidak sadar
atau lumpuh
Rehabilitasi harus dilanjutkan selama pemulihan
berlangsung
31
Pencegahan Stroke
Usaha Promotif P. Primer P. Sekunder
Sasaran orang Faktor resiko Pasca TIA, pasca stroke
sehat, FR (FR) : positip
negatif
Tujuan Mencegah Mencegah Mencegah TIA/stroke
FR TIA/ Stroke. ulang.
Mencegah VaD
↑QoL
Mencegah indirek
ggn vaskuler serius yg
lain.
Cara Gaya Hidup Gaya HS, Gaya HS, kendalikan FR
Sehat (HS) kendalikan FR Terapi obat Terapi
bedah
Pengelolaan Fase Pre-
Stroke
Tujuan : merupakan tindakan pencegahan
4. Paresis wajah
0 = normal
1 = paresis ringan
2 = paresis parsial
3 = paresis total
NIHSS ( National Institute of
Health Stroke Scale )
5. Motorik lengan kanan
0 = tdk ada simpangan bila pasien disuruh mgngkat
kedua lengannya selama 10 detik
1 = lengan menyimpang ke bawah sebelum 10 detik
2 = lengan terjatuh ke kasur atau badan atau tdk
dpt diluruskan secara penuh
3 = tdk dpt melawan gravitasi
4 = tdk ada gerakan
X = tdk dpt diperiksa
NIHSS ( National Institute of
Health Stroke Scale )
6. Motorik lengan kiri ( idem 5)
7. Motorik tungkai kanan ( idem 5, lengan
diganti tungkai, dan diangkat bergantian)
8. Motorik tungkai kiri ( idem 7)
9. Ataksia anggota badan
0 = tidak ada
1 = pada satu ekstremitas
2 = pada dua atau lebih ekstremitas
X = tdk dpt diperiksa
NIHSS ( National Institute of
Health Stroke Scale )
10. Sensorik
0 = normal
1 = defisit parsial yaitu merasa ttpi berkurang
2 = defisit berat yaitu jk pasien tdk merasa atau
trdpt ggn bilateral