Anda di halaman 1dari 4

Respon luka dan luas luka bakar

1. Kedalaman luka bakar


Luka bakar dapat diklasifikasikan menurut dalamnya jaringan yang rusak dan disebut sebagai
luka bakar superficial partial thickness, deep partial thickness dan full thickness. Istilah yang
biasa dikenal dengan luka bakar derajat 1, luka bakar derajat 2, luka bakar derajat 3.
Karakteristik luka bakar menurut kedalamannya.
Kedalaman dan Bagian kulit Gejala Penampilan luka Perjalanan
penyebab luka bakar yang terkena penyembuhan
Derajat 1 (superficial ) Epidermis  Kesemutan  Memerah ;  Kesembuhan
 Hiperestesia menjadi putih lengkap dalam
 Tersengat matahari (supersensitivit ketika ditekan satu minggu
 Tersengat api as)  Minimal atau  Pengelupasan
dengan intensitas  Rasa nyeri tanpa edema kulit
rendah mereda jika
didinginkan
Derajat 2 (partial Epidermis  Nyeri  Melepuh ;  Kesembuhan
thickness) dan bagian  Hiperestesia dasar luka dalam waktu 2
dermis  Sensitive berbintik- -3 minggu
 Tersiram air terhadap udara bintik merah ;  Pembentukkan
mendidih yang dingin epidermis parut dan
 Terbakar oleh retak; dipigmentasi
nyala api permukaan  Infeksi dapat
luka basah mengubahnya
 Edema menjadi
derajat 3

Derajat 3 (full Epidermis ,  Tidak terasa  Kering; luka  Pembentukan


thickness) keseluruhan nyeri bakar eskar
dermis dan  Syok berwarna  Diperlukan
 Terbakar nyala api kadang-  Hematuria putih seperti pencangkokan
 Terkena cairan kadang (adanya darah bahan kulit  Pembentukan
mendidih dalam jaringan dalam urin) dan atau gosong parut dan
waktu yang lama subkutan kemungkinan  Kulit retak hilangnya
 Tersengat arus pula hemolisis dengan bagian contour serta
listrik (destruksi sel lemak yang fungsi kulit
darah merah) tampak  Hilangnya jari
 Kemungkinan  Edema tangan atau
terdapat luka ektremitas
masuk dan dapat terjadi.
keluar (pada
luka bakar
listrik)
Luas permukaan tubuh yang terbakar

Rumus Sembilan (rules of nines). Estimasi luas permukaan tubuh yang terbakar disederhanakan
dengan menggunakan rumus ini. Rumus rules of nines merupakan cara yang tepat untuk menghitung
luas daerah yang terbakar . sistem tersebut menggunakan persentase dalam kelipatan Sembilan
terhadap permukaan tubuh yang luas.

Metode lund dan browder. Metode ini lebih tepat untuk memperkirakan luas permukaan tubuh
yang terbakar adalah dengan menggunakan metode lund dan browder yang mengakui bahwa
persentase luas luka bakar pada berbagai bagian anatomic, khususnya kepala dan tungkai akan berubah
menurut pertumbuhan. Dengan membagi tubuh menjadi daerah-daerah yang sangat kecil dan
memberikan estimasi proporsi luas permukaan tubuh untuk bagian-bagian tubuh tersebut, kita bisa
memperoleh estimasi luas tubuh yang terbakar.
Metode telapak tangan. Pada banyak pasien dengan luka bakar yang meyebar, metode yang
dipakai untuk memperkirakan persentase luka bakar adalah dengan menggunakan metode telapak
tangan (palm method). Lebar telapak tangan pasien kurang lebih 1% luas permukaan tubuhnta. Lebar
telapak tangan dapat digunakan untuk menilai luas luka bakar.
Fase darurat / resusitasi perawatan luka bakar
Fase Durasi Prioritas
Fase resusitasi yang darurat atau Dari awitan cedera hingga  Pertolongan pertama
segera selesainya resusitasi cairan  Pencegahan syok
 Pencegahan gangguan
pernapasan
 Deteksi dan penanganan
cedera yang menyertai
 Peniliaian luka dan perawatan
pendahuluan
Fase akut Dari dimulainya dieresis hingga  Perawatan dan penutupan
hampir selesainya proses luka
penutupan luka  Pencegahan atau penanangan
komplikasi, termasuk infeksi
 Dukungan nutrisi
Fase rehabilitasi Dari penutupan luka yang besar  Pencegahan parut dan
hingga kembalinya kepada konfraktur
tingkat penyesuaian fisik dan  Rehabilitasi fisik, okupasional
psikososial yang optimal dan vokasional
 Rekontruksi fungsional dan
kosmetik
 Konseling psikososial

1. Perawatan ditempat kejadian


Prioritas pertama dalam perawatan ditempat kejadian bagi seorang korban luka bakar adalah
mencegah agar orang yang menyelamatkan korban tidak turut mengalami luka bakar.
 Mematikan api : kalau pakaian turut terbakar, api dapat dimatikan jika korban
menjatuhkan dan menggulingkan tubuhnya dilantai atau ditanah.
 Mendinginnkan luka bakar : sesudah api dipadamkan, derah yang terbakar dan pakaian
yang menempel pada daerah tersebut dibasahi dengan air yang sejuk untuk
mendinginnkanya dan menghambat proses perjalanan luka
 Melepaskan benda penghalang : meskipun pakaian yang menempel pada luka bakar
dapat dibiarkan di tempatnya, pakaian lain dan semua barang perhiasan harus segera
dilepas untuk melakukan penilaian serta mencegah terjadinya konstruksi sekunder
akibat edema yang timbul dengan cepat.
 Mengirigasi luka bakar : luka bakar kimia akibat kontak dengan bahan korosif harus
segera dibilas dengan air mengalir.
2. Penatalaksanaan medis darurat
Prioritas utama dalam keadaan darurat tetap menggunakan ABC ( airway, breathing,
circulation ). Untuk cedera paru yang ringan, udara pernapasan dilembabkan dan pasien
didorong supaya batuk sehingga secret saluran napas bisa dikeluarkan dengan penghisapan.
Untuk situasi yang parah diperlukan pengeluaran secret dengan pengisapan bronkus dan
pemberian preparat bronkodilator serta mukolitik. Jika edema pada jalan napas, intubasi
endotrakeal mungkin merupakan indikasi.
Sesudah tercapai status respirasi dan sirkulasi yang adekuat , perhatikan harus diberikan
kepada luka bakarnya sendiri. Semua pakaian dan perhiasan yang dikenakan pasien dilepas.
Pembilasan luka bakar kimia dengan air diteruskan. Lensa kotak harus dilepas dengan segera jika
bahan kimia mengenai mata atau luka bakar terjadi pada wajah. Meskipun foks utama
keperawatan selama fase darurat berupa stabilasi fisik, perawat harus memperhatikan pula
kebutuhan psikologis pasien dan keluarganta. Luka bakar merupakan suatu krisis yang
menimbulkan berbagai respon emosional. Kemampuan koping pasien dan keluarga dan
dukungan yang tersedia harus dinilai bersama-sama dengan pengkajian terhadap status dan
penyelenggaraan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai