Anda di halaman 1dari 56

CURRICULUM VITAE

Nama : dr. Taqwa Unaira, M.Ked(Neu), SpS


Tempat dan Tanggal Lahir : Surabaya, 10 September 1986
Email : dr.taqwaunaira@gmail.com

Educational Background :
1. 2010 : Dokter Umum dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
2. 2015 : Magister Kedokteran Neurologi dari Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara
3. 2018 : Dokter Spesialis Saraf dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara

Bekerja :
4. Dokter Spesialis Saraf di RSUD dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi
5. Dokter Spesialis Saraf di RSU Bhayangkara Tebing Tinggi
6. Praktek Pribadi di Kimia Farma Tebing Tinggi
STROKE
dr. Taqwa Unaira, M.Ked(Neu),Sp.S
Defenisi Stroke

Epidemiologi

STOP Faktor Resiko

Klasifikasi Stroke

Gejala dan Diagnosis Stroke

Penatalaksanaan Stroke
DEFINISI STROKE
Menurut WHO  Stroke merupakan gejala klinis yang berkembang secara
cepat akibat gangguan neurologis baik fokal atau global yang berlangung  24
jam, atau menyebakan kematian, tanpa penyebab selain dari gangguan
vaskular.
Donkor SE. Stroke in the 21st Century: A Snapshot of the Burden, Epidemiology,
and Quality of Life. https://doi.org/10.1155/2018/3238165

AHA/ASA  Stroke adalah manifestasi klinis akut akibat disfungsi neurologis


pada otak, medulla spinalis, dan retina baik sebagian atau menyeluruh yang
menetap selama 24 jam atau menimbulkan kematian akibat gangguan
pembuluh darah (terdapat bukti baik secara patologis, radiologis atau pun bukti
lainnya)
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.01.07/MENKES/394/2019 TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN
KEDOKTERAN TATA LAKSANA STROKE
EPIDEMIOLOGI
Stroke masih menjadi penyebab utama disabilitas jangka panjang pada
negara berkembang dan merupakan salah satu penyebab utama
kematian diseluruh dunia.
± 13,7 juta jiwa mengalami stroke setiap tahunnya  5,8 juta jiwa
meninggal setiap tahun akibat stroke.
Phipps and Cronin . Management of acute ischemic stroke. BMJ. 2020;368:l6983

• Prevalensi Stroke di Indonesia mengalami peningkatan dari 7% pada


tahun 2013  10.9% pada tahun 2018
• Prevalensi Stroke di Indonesia tertinggi pada kelompok usia 55-64
tahun (33,3%), dimana laki laki dan perempuan memiliki proposi yang
hampir sama.
Riskesdas tahun 2018
HIPERTENSI

DIABETES
MELITUS
DAPAT DI
MODIFIKASI GANGGUAN ATRIAL
JANTUNG FIBRILASI

FAKTOR DISLIPIDEMIA
RESIKO
OBESITAS

TIDAK DAPAT DI
MEROKOK
MODIFIKASI

JENIS RAS
UMUR GENETIK
KELAMIN TERTENTU
Secara Umum Stroke terbagi menjadi 2 :
Stroke Iskemik  sekitar 80 % dari kasus stroke
Stroke Hemoragik  sekitar 20 % dari kasus stroke

Donkor SE. 2018. Stroke in the 21st Century: A Snapshot of the Burden, Epidemiology, and Quality of Life.
https://doi.org/10.1155/2018/3238165

ISKEMIK
STROKE

HEMORAGIK
JENIS STROKE
Klasifikasi
Klinis:
1. T I A = Transient ischemic attacks.
2. Stroke iskemik :
* Thrombosis serebri.
* Emboli serebri.
3. Stroke hemoragik :
* Perdarahan intra-serebral (PIS).
* Perdarahan sub-arakhnoidal (PSA).
DETEKSI DINI STROKE 
MENGGUNAKAN METODE
FAST
GEJALA  timbul
mendadak / tiba – tiba

• Penurunan
kesadaran , dari
yang gelisah
sampai koma.
• Timbul Kejang
• Gangguan
lapang pandang
penglihatan
• Mudah lupa
TRANSIENT ISCHEMIC ATTACK

 Serangan defisit neurologik yg bersifat temporer akibat ggn. peredaran


darah otak, timbul mendadak, menghilang dgn cepat (<24 jam) tanpa
gejala sisa.
 Biasanya : 5 – 60 menit, gejala max. biasanya timbul dalam 2 menit.
 T I A : - tipe karotid.
- tipe vertebro-basiler.
Gejala
TIA Karotid TIA Vertebrobasiler

● Amaurosis fugax. ● Diplopia.


● Hemiparesis. ● Dysarthria.
● Hemi-hipastesi. ● Drop attacks.
● Afasia. ● Hemiparesis
alternans.
● Hemihipastesi.
● Ataxia.
● Dysphagia.
Amaurosis fugax
Etiologi

1. Penyakit pembuluh darah :


- Plaque atherosklerotik.
- Arteriosklerosis.
- Arteritis
2. Kelainan darah :
- Hypercoagulability.
- Embolism.
3. Penurunan perfusi serebral :
- Cardiac output ber(-).
- Kompresi pemb.darah ekstra-kranial.
TERAPI

1. Pengobatan terhadap faktor resiko.


2. Pemberian obat anti trombotik :
= Anti agregasi platelet
- Aspirin.
- Ticlopidine.
- Clopidogrel.
= Anti koagulan : - Heparin.
- Coumadin.
Prognosis

● Banyak penderita TIA dengan 1 atau


beberapa kali serangan sebelum stroke
tanpa menjumpai dokter.
● Resiko stroke paling tinggi pd. tahun
pertama stlh. TIA (10-25%).
● Tahun berikutnya 5%.
● TIA faktor resiko mayor utk. Infark otak,
juga jantung.
STROKE ISKEMIK

Infark serebri terjadi bila suatu daerah diotak mengalami


iskemia dan nekrosis, akibat - berkurangnya aliran darah ke
otak sampai di bawah level kritis yang dibutuhkan untuk
kehidupan sel.

Etiologi : trombosis serebri


emboli serebri
Thrombosis Serebri
● Sebagian besar penderita atherosklerosis = yg mempunyai faktor
resiko yg memper-
cepat  atherosklerosis.
* Penyebab lain :
- Arteritis pemb. darah otak.
- Kelainan darah.
- Perfusi keotak menurun kritis.

● Defisit neurologik timbul mendadak, tapi berkembang agak lebih


lambat.
● Onset sewaktu istirahat / bangun tidur.
Emboli Serebri

Sumber emboli :
1. Kardiovaskuler :
- Plaque atherosklerotik pemb.darah otak yg besar.
- Sisa pemb.darah yg telah mengalami oklusi.
- Trauma pemb.darah leher. Mural thrombosis o.k. infark
miokard, aritmia kordis dan post operatif bedah jantung.
- Peny. katup jantung spt. peny.jantung rhematik, prolaps katup
mitral, endokarditis.
- Yang jarang : atrial myxoma, collagen disease, kardiomiopati
dan endocardial fibrosis.
2. Sistemik :
- emboli sepsis dari paru, abdomen dan pelvis.
- emboli lemak.
- emboli udara.
- sel metastase.
- benda asing.

● Defisit neurologik timbul mendadak dan sekaligus


mencapai puncak.
● Onset sewaktu aktif
Gejala Klinik

● Tergantung lokasi dan luasnya infark.


● Sindroma klinik sesuai dg.pemb.darah
daerah infark :
- Hemiparesis. - Hemihipastesi.
- Disfasia-afasia. - Ggn.penglihatan.
- Diplopia. - Fasialis parese.
TATALAKSANA PRE HOSPITAL
STROKE ISKEMIK MANAGEMENT
Prinsip :
Memperbaiki CBF  Mencegah Perluasan Infark. = Pengobatan
Umum
= Pengobatan Spesifik
= Rehabilitasi.

● Rekomendasi
○ Mengatasi ABC
○ Cardiac Monitor
○ Akses Intravena
○ Atasi Kondisi Hipoglikemia Bila Ada
○ Transfer/ Rujuk Segera Ke Fasilitas Kesehatan Terdekat Yang Mampu
Mengatasi Stroke Akut
TATALAKSANA STROKE ISKEMIK
● Menghilangkan Sumbatan Aliran Darah  Terapi Trombolisis
 Terapi Antiplatelet
 Terapi Antikoagulan
1. Pendekatan Terapi Pada Fase Akut Stroke Iskemik :
Restorasi aliran darah otak dengan menghilangkan
sumbatan/clots, dan menghentikan kerusakan yang
berkaitan dengan iskemik/ hipoksia.
2. Therapeutic window : 12 – 24 jam. Golden Period : < 4,5 jam
 kemungkinan daerah di sekitar otak yang mengalami
iskemia masih dapat diselamatkan.

Penanganan Stroke Pada Fase Awal  TROMBOLISIS


Menolong penderita Stroke dari Resiko Kematian dan Kecacatan Permanen
TROMBOLISIS

● Tissue Plasminogen Activator (tPA), Alteplase.


● Dosis rtPA 0,9 mg/kg  10% diberikan bolus, diikuti infus dalam 60 menit.
● Mekanisme : Mengaktifkan plasmin  Melisiskan tromboemboli.
● Penggunaan rt-PA sudah terbukti efektif jika digunakan dalam < 3 - 4,5 jam.
● Penggunaan harus hati-hati (menimbulkan resiko perdarahan).
ANTIPLATELET

● Aspirin pada AIS di rekomendasikan diberikan dalam 24 - 48


Jam setelah gejala dengan dosis awal 325 mg.
● Dosis yang direkomendasikan adalah 160 - 325 mg.

● Pasien Stroke Iskemik Noncardioembolic dengan gejala minor/ringan


yang tidak mendapatkan terapi IV alteplase,  Pemberian dual
antiplatelet (aspirin and clopidogrel) dimulai dalam 24 jam setelah
onset gejala – 21 hari  efektif menurunkan kejadian stroke rekuren
dalam 90 hari setelah onset gejala.
● Dapat juga diberikan antiplatelet lain spt : dipiridamol-aspirin, ticlopidin

Powers WJ, et al. Guidelines for the early management of patients with acute ischemic stroke: 2019 update to the
2018 guidelines for the early management of acute ischemic stroke., Stroke. 2019.
ANTIKOAGULAN
● Pemberian Antikoagulan untuk pencegahan sekunder kasus
stroke kardioemboli (atrial fibrilasi)  dapat dimulai antara 4 -
14 hari setelah onset gejala.
● Antikoagulan seperti: Heparin, unfractionated heparin, low
molecular weight heparin (LMWH), warfarin

MANAJEMEN BRAIN SWELLING


● Penggunaan kortikosteroid tidak direkomendasikan untuk edema serebral
● Hipotermi dan barbiturat tidak direkomendasikan untuk edema serebral
● Tindakan Operatif (decompressive craniectomy) bisa di pertimbangkan untuk
edema serebral

Powers WJ, et al. Guidelines for the early management of patients with acute ischemic stroke: 2019 update to the
2018 guidelines for the early management of acute ischemic stroke., Stroke. 2019.
PENATALAKSANAAN TD PADA PASIEN STROKE ISKEMIK AKUT
Penatalaksanaan Hipertensi
● Pada Pasien AIS, TD diturunkan sekitar 15% (baik sistolik maupun diastolic) dalam
24 jam pertama setelah awitan apabila TDS > 220 mmHg dan TDD > 120 mmHg.
● Pada Pasien AIS yang akan diberikan terapi trombolitik (rtPA), tekanan darah
diturunkan hingga TDS < 185 mmHg dan TDD < 110 mmHg. Selanjutnya TD harus
di pantau hingga TDS < 180 mmHg dan TDD < 105 mmHg selama 24 jam setelah
pemberian rtPA.
● Obat Antihipertensi yang digunakan adalah labetalol, nitropaste, nitroprusid,
nikardipin atau diltiazem intravena.

Penatalaksanaan Hipotensi
● Penggunaan vasopressor (fenilephrin, dopamine, norepinefrin) dapat diberikan
dengan dosis kecil dan dipertahankan pada tekanan darah optimal, yaitu TDS 140
mmHg pada pasien stroke akut.
STROKE HEMORAGIK

PIS PSA

Terjadinya perdarahan spontan


ke dalam substansi otak.

Primer >< sekunder (trauma).


Etiologi PIS

● Hipertensif.
● Non-hipertensif :
- Cerebral amyloid angiopathy (CAA).
- Antikoagulansia / thrombolitik.
- Neoplasma.
- Drug abuse.
- Aneurisma / AVM.
- Idiopatik.
PIS Hipertensif

● Penderita hipertensi kronis : arteriosklerotik pemb.darah kecil  perubahan2


pd.ddg. pemb.darah  aneurisma (=Charcot Bouchart aneurysm )  pecah 
PIS.

● Lokasi:
- Talamus. - Kapsula interna.
- Basal ganglia. - Lobar
Gejala Klinis

 Terjadi waktu aktif.


 Nyeri kepala hebat  kesadaran menurun  koma.
 Riwayat hipertensi kronis.
 Defisit neurologis tergantung lokasi dan
luas hematom.
 Hematom di lobus frontalis & temporalis 
kejang2 / hemiparesis kontralateral.
Prosedur Diagnostik

● X-foto tulang tengkorak.


● Head CT Scan 
● LP.
● Arteriografi.
TATALAKSANA
STROKE HEMORAGIK

● REKOMENDASI
○ Mengatasi ABC
○ Cardiac Monitor
○ Akses Intravena
● Terapi konservatif.
● Terapi Suportif  Pemberian osmoterapi spt mannitol 20% untuk mengatasi edema
serebri dengan dosis 0,5-1Kg/BB.
● Pemberian segera Antihipertensi intravena secara kontinu dengan pemantauan TD
setiap 5 menit, terutama pada PIS akut, apabila TDS > 200 mmHG atau MAP (Mean
Arterial Pressure) > 150 mmHg. Kontrol hipertensi : TD yg tinggi  perdarahan & edema
serebri

● MENGATASI PERDARAHAN  Vitamin K, Asam Traneksamat


● PEMBEDAHAN/ OPERATIF
TATALAKSANA
STROKE HEMORAGIK

● PEMBEDAHAN/ OPERATIF
Indikasi Operasi Pada Pasien Stroke Hemoragik :
 Perdarahan lobar > 50 cc
 Perdarahan Serebelar > 3 cm
 IVH massif dengan ancaman hidrosefalus
 Hidrosefalus Akut
 Syarat : GCS > 4
Perdarahan Sub-arakhnoidal

Penyebab yg paling sering :


1. Trauma.
2. Spontan :
2.1. Perdarahan intraserebral  ruang
subarakhnoid.
2.2. Primer : - Aneurisma ( Berry )
- AVM
Gejala Klinis

 Sakit kepala yg hebat, muntah.


 Kesadaran menurun  koma, tergantung luasnya perdarahan.
 Tanda2 perangsangan meningeal : kaku kuduk
 Funduskopi : perdarahan retina.
 Gangguan psikis.
 Kadang2 kejang fokal / umum.
Prosedur Diagnostik

● LP
● CT Scan.
● Arteriografi.
TATALAKSANA

 Kesadaran menurun  perawatan koma.


 Perawatan umum.
 Bedrest total
 Pengobatan simtomatik utk. sakit kepala / gelisah.
 Edema serebri : Mannitol.
 Untuk mencegah vasospasme :
Calcium entry blocker “Nimodipine”

 Tindakan operatif :
untuk mencegah re-bleeding, setelah
prosedur diagnostik (arteriografi).
DIAGNOSA BANDING STROKE

1. Epilepsi.
2. Gangguan jantung
3. Hipotensi postural
4. Hipoglikemi
5. Sinkop
6. Migraine
7. SOL
8. Kelainan psikiatris, dll
MENEGAKKAN DIAGNOSIS STROKE SAAT DI IGD
1. Anamnese  Onset Akut, Secara Tiba-tiba dengan disertai defisit
Neurologi.

2. Pemeriksaan Fisik  Pemeriksaan Vital Sign


 Pemeriksaan Neurologi (GCS, Perangsangan
Meningeal, Nervus Kranialis, Motorik dan
Sensorik)

3. Pemeriksaan Skala Stroke (NIHSS, Siriraj Stroke Score, Algoritma


Gajahmada)

4. Pemeriksaan Laboratorium (DR, KGD, Lipid Profile, CRP, RFT,


Elektrolit)

5. Pemeriksaan Penunjang  Head CT Scan (Gold Standard), MRI


Brain, TCD, EKG
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
TATALAKSANA STROKE

1. Terapi yang diberikan tergantung dari jenis stroke


(Iskemik atau Hemoragik)
2. Sasaran  Aliran Pembuluh Darah Otak
3. Berdasarkan waktu terapi : - Terapi Fase Akut
- Terapi Pencegahan sekunder
- Rehabilitasi
TATALAKSANA UMUM STROKE DI UGD

Mengatasi ABC
 Perbaiki jalan nafas (pemasangan NGT pada pasien (tidak sadar)

dan bisa menggunakan ETT/LMA pada pasien dengan


hipoksia/syok/pasien dengan resiko aspirasi.
 Pertahankan Saturasi Oksigen > 95%.
 Pantau Vital Sign, Status Neurologi, Saturasi Oksigen dalam 72
jam pada pasien dengan defisit neurologi yang nyata.
TATALAKSANA UMUM STROKE DI UGD
Stabilisasi Hemodinamik
 Akses Intravena
 Dianjurkan pemasangan CVC (Central Venous Catheter) guna
memantau kecukupan cairan dan media memasukkan
cairan/nutrisi
 Monitoring Tekanan Darah
 Cardiac Monitoring selama 24 jam pertama
 Atasi kondisi hipoglikemia bila ada
TATALAKSANA UMUM STROKE DI UGD
Pengendalian Peningkatan TIK
 Pemantauan ketat pada pasien dengan resiko edema
serebri.
 Posisikan kepala setinggi 20—30 0
 Pemberian Cairan Osmoterapi : Manitol 0,25-0,5 gr/kg BB,
selama 20-30 menit diulangi setiap 4-6 jam dengan target
< 310 mOsm/L. Osmolalitas sebaiknya diperiksa 2 kali
dalam sehari selama pemberian osmoterapi.
TATALAKSANA UMUM STROKE DI UGD

Pengendalian Kejang
 Diazepam bolus lambat IV 5-20 mg diikuti dengan
pemberian fenitoin, loading dose 15-20 mg/kg BB bolus
dengan kecepatan maximal 50 mg/menit. Bila kejang
belum teratasi perlu perawatan ICU

a. Jika Fasilitas Kesehatan Belum Memadai TRANSFER/ RUJUK SEGERA


KE FASILITAS KESEHATAN TERDEKAT YANG MAMPU MENGATASI
STROKE AKUT
Pengobatan Post Stroke

1. Kontrol faktor resiko.


2. Pada Pasien dengan Stroke Iskemik dapat
diberikan obat2 anti-thrombotik : spt Aspirin,
Ticlopidine, Clopidogrel
3. Pemberian antikoagulansia : spt Warfarin.
4. Fisioterapi / rehabilitasi.
PENCEGAHAN STROKE
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai