Educational Background :
● 2010 : Dokter Umum dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
● 2015 : Magister Kedokteran Neurologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
● 2018 : Dokter Spesialis Saraf dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Bekerja :
● Dokter Spesialis Saraf di RSUD dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi
● Dokter Spesialis Saraf di RSU Bhayangkara Tebing Tinggi
● Praktek Pribadi di Kimia Farma Tebing Tinggi
TATALAKSANA
STROKE DAN NYERI
PADA LAYANAN PRIMER
dr. Taqwa Unaira, M.Ked(Neu),Sp.S
STROKE ???
DEFINISI STROKE
DISLIPIDEMIA
FAKTOR RESIKO
STROKE
OBESITAS
TIDAK DAPAT DI
MEROKOK
MODIFIKASI
JENIS RAS
UMUR GENETIK
KELAMIN TERTENTU
Secara Umum Stroke terbagi menjadi 2 :
Stroke Iskemik sekitar 80 % dari kasus stroke
Stroke Hemoragik sekitar 20 % dari kasus stroke
Donkor SE. 2018. Stroke in the 21st Century: A Snapshot of the Burden, Epidemiology, and Quality of Life.
https://doi.org/10.1155/2018/3238165
ISKEMIK
STROKE
HEMORAGIK
JENIS STROKE
GEJALA timbul
secara tiba – tiba
• Gangguan
kesadaran
• Konvulsi
• Diplopia
• Mudah lupa
• Ataksia,
Vertigo
• Hemianopsia
DIAGNOSIS
● Anamnese Onset Akut, Secara Tiba-tiba dengan disertai defisit Neurologi.
● Mengatasi ABC
Perbaiki jalan nafas (pemasangan NGT pada pasien (tidak sadar)
dan bisa menggunakan ETT/LMA pada pasien dengan hipoksia/syok/
pasien dengan resiko aspirasi.
Pertahankan Saturasi Oksigen > 95%.
Pantau Vital Sign, Status Neurologi, Saturasi Oksigen dalam 72 jam
pada pasien dengan defisit neurologi yang nyata.
TATALAKSANA UMUM STROKE DI UGD
● Stabilisasi Hemodinamik
Akses Intravena
Dianjurkan pemasangan CVC (Central Venous Catheter) guna
memantau kecukupan cairan dan media memasukkan cairan/nutrisi
Monitoring Tekanan Darah
Cardiac Monitoring selama 24 jam pertama
Atasi kondisi hipoglikemia bila ada
TATALAKSANA UMUM STROKE DI UGD
● Pengendalian Peningkatan TIK
Pemantauan ketat pada pasien dengan resiko edema
serebri.
Posisikan kepala setinggi 20—30 0
Pemberian Cairan Osmoterapi : Manitol 0,25-0,5 gr/kg BB,
selama 20-30 menit diulangi setiap 4-6 jam dengan target
● Pengendalian Kejang
Diazepam bolus lambat IV 5-20 mg diikuti dengan
pemberian fenitoin, loading dose 15-20 mg/kg BB bolus
dengan kecepatan maximal 50 mg/menit. Bila kejang
belum teratasi perlu perawatan ICU
Powers WJ, et al. Guidelines for the early management of patients with acute ischemic stroke: 2019 update to the
2018 guidelines for the early management of acute ischemic stroke., Stroke. 2019.
ANTIKOAGULAN
● Pemeberian Antikoagulan untuk pencegahan sekunder kasus
stroke kardioemboli (atrial fibrilasi) dapat dimulai antara 4 -
14 hari setelah onset gejala.
● Antikoagulan seperti: Heparin, unfractionated heparin, low
molecular weight heparin (LMWH), warfarin
Powers WJ, et al. Guidelines for the early management of patients with acute ischemic stroke: 2019 update to the
2018 guidelines for the early management of acute ischemic stroke., Stroke. 2019.
PENATALAKSANAAN TD PADA PASIEN STROKE ISKEMIK AKUT
Penatalaksanaan Hipertensi
● Pada Pasien AIS, TD diturunkan sekitar 15% (baik sistolik maupun diastolic) dalam 24
jam pertama setelah awitan apabila TDS > 220 mmHg dan TDD > 120 mmHg.
● Pada Pasien AIS yang akan diberikan terapi trombolitik (rtPA), tekanan darah diturunkan
hingga TDS < 185 mmHg dan TDD < 110 mmHg. Selanjutnya TD harus di pantau hingga
TDS < 180 mmHg dan TDD < 105 mmHg selama 24 jam setelah pemberian rtPA.
● Obat Antihipertensi yang digunakan adalah labetalol, nitropaste, nitroprusid, nikardipin
atau diltiazem intravena.
Penatalaksanaan Hipotensi
● Penggunaan vasopressor (fenilephrin, dopamine, norepinefrin) dapat diberikan dengan
dosis kecil dan dipertahankan pada tekanan darah optimal, yaitu TDS 140 mmHg pada
pasien stroke akut.
TATALAKSANA
STROKE HEMORAGIK
● REKOMENDASI
○ Mengatasi ABC
○ Cardiac Monitor
○ Akses Intravena
● TERAPI SUPORTIF Pemberian osmoterapi spt mannitol
● Pemberian segera Antihipertensi intravena secara kontinu dengan pemantauan TD
setiap 5 menit, terutama pada PIS akut, apabila TDS > 200 mmHG atau MAP (Mean
Arterial Pressure) > 150 mmHg.
● MENGATASI PERDARAHAN Vitamin K, Asam Traneksamat
● PEMBEDAHAN/ OPERATIF
TATALAKSANA
STROKE HEMORAGIK
● PEMBEDAHAN/ OPERATIF
Indikasi Operasi Pada Pasien Stroke Hemoragik :
Perdarahan lovar > 50 cc
Perdarahan Serebelar > 3 cm
IVH massif dengan ancaman hidrosefalus
Hidrosefalus Akut
Syarat : GCS > 4
PENCEGAHAN STROKE
NYERI ???
Alasan utama pasien datang berobat
Menurut Sifat/Modalitasnya :
- Nyeri Tajam/ Sharp Pain : Nyeri menusuk,
mengiris
- Nyeri Tumpul/ Dull Pain : Diffus
- Nyeri Tembakan / Shooting Pain
- Nyeri Terbakar / Burning Pain
- Nyeri Proyeksi / Referred Pain
NYERI
Menurut IASP
Nyeri Suatu pengalaman sensorik dan emosional
yang berhubungan dengan kerusakan jaringan atau
stimulus yang potensial menimbulkan kerusakan
jaringan.
MEKANISME NYERI
Transduksi proses perubahan rangsang nyeri menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf. Jika
terdapat stimulus nyeri misalnya panas, tekanan, kimia – diubah menjadi impuls saraf – ditransmisikan (potensial aksi) di
sepanjang saraf aferen menuju ke spinal cord – ke SSP
Transmisi proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses transduksi sepanjang jalur nyeri, dimana molekul-
molekul di celah sinaptik mentransmisi informasi dari satu neuron ke neuron berikutnya.
Modulasi nyeri proses modifikasi terhadap rangsang. Modifikasi ini dapat terjadi pada sepanjang titik dari sejak
transmisi pertama sampai ke korteks serebri.
Persepsi Nyeri proses terakhir saat stimulasi tersebut sudah mencapai korteks sehingga mencapai tingkat kesadaran,
selanjutnya diterjemahkan dan ditindaklanjuti berupa tanggapan terhadap nyeri tersebut.
KLASIFIKASI NYERI
Berdasarkan waktu :
• Nyeri Akut Respon biologis normal terhadap cedera jaringan.
Cth : Nyeri pasca operasi, nyeri pasca trauma
• Mixed Pain Nyeri Gabungan nyeri neuropatik dan nyeri nosiseptif. Yang termasuk
adalah LBP dengan radikulopati, Radikulopati servikal, cancer pain, Carpal Tunnel
Syndrome
Gejala dan Tanda Nyeri
● Intensitas nyeri
● Lokasi nyeri
● Kualitas nyeri, penyebaran & karakter nyeri
● Faktor yag meningkatkan & mengurangi nyeri
● Efek nyeri pada kehidupan sehari-hari
● Regimen pengobatan yang sedang & sudah diterima
● Riwayat manajemen nyeri termasuk farmakoterapi, intervensi & respon terapi
● Adanya hambatan umum dalam pelaporan nyeri & penggunaan analgesik
Menentukan Derajat Nyeri
(Pain Assessment)
Penatalaksanaan Nyeri
● Tujuan penatalaksanaan nyeri
- Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri.
- Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi nyeri
kronik yang persisten.
- Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat adanya nyeri. -
- Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan
pasien untuk menjalankan aktivitas hidup sehari- hari
● Nyeri Akut diperlukan obat yang dapat menghilangkan nyeri dengan
cepat.
● Prinsip pengobatan nyeri akut dan berat (nilai VAS 7-10) Pemberian
obat yang efek analgetiknya kuat & cepat dengan dosis optimal.
● Nyeri Kronik Mulai dengan dosis efektif yang serendah mungkin untuk
kemudian ditingkatkan sampai nyeri teratasi.
Penatalaksanaan Nyeri
● TERAPI FARMAKOLOGIS
1. Terapi Analgetik
- Non Opioid digunakan sebagai terapi kombinasi dengan analgesik
adjuvan pada kasus campuran nosiseptik & neuropatik
Asetaminofen (50-100 mg / 10-15 mg/kg BB, tiap 4-6 jam)
Tramadol (50-200 mg, tiap 8-12 jam
NSAID (Diclofenak 50-100 mg. tiap 8-12 jam)
- Opioid Kodein, Morfin, Fentanil, oksikodon, hidromorfin, metadon,
levorfanol.
Penatalaksanaan Nyeri Neuropatik