A. PENGERTIAN
B. PATOFISIOLOGI
1. Faktor Resiko Stroke
a. Faktor resiko tidak dapat dimodifikasi untuk stroke antara lain
peningkatan usia, laki-laki, ras dan turunan.
b. Faktor resiko utama yang dapat dimodifikasi antara lain
hipertensi dan penyakit jantung (penyakit jantung koroner,
gagal jantung, hipertropi ventrikel kiri, fibrilasi atrial).
c. Faktor resiko lainnya antara lain serangan iskemia sementara,
diabetes mellitus, dislipidemia dan merokok.
2. Stroke Ischemic
a. Stroke iskemik (87% dari semua stroke) disebabkan oleh
pembentukan trombus atau emboli menyumbat arteri serebral.
Aterosklerosis serebral adalah faktor penyebab dalam banyak
kasus, walaupun 30% tidak diketahui etiologinya.
b. Pada aterosklerosis karotid dapat pecah, plak dapat rusak karena
paparan kolagen, agregasi platelet, dan pembentukan trombus.
Bekuan dapat menyebabkan penyumbatan lokal atau pelepasan dan
bergerak kearah distal, akhirnya menyumbat pembuluh darah otak.
c. Pada emboli jantung, aliran darah yang berhenti dalam atrium atau
ventrikel menyebabkan pembentukan gumpalan lokal yang dapat
melepaskan dan bergerak melalui aorta menuju sirkulasi otak.
d. Hasilakhir pembentukan trombus dan emboli adalahhambatan
arteri, penurunanaliran darah di otakdan menyebabkan iskemia dan
akhirnya infark distal mengarahhambatan.
3. Stroke Hemorrhagik
Stroke hemoragik (13% stroke) termasuk perdarahan subaraknoid
(SAH), perdarahan intra-serebral dan hematoma subdural.
Pendarahansubaraknoid dapat terjadi akibat trauma atau pecahnya
aneurisma intrakranial atau cacat arteriovenosa (AVM). Perdarahan
intraserebral terjadi ketika pembuluh darah pecah dalamparenkin otak
menyebabkanpembentukan hematoma. Hematoma subdural biasanya
disebabkan oleh trauma.
Darah dalam parenkim otak menyebabkan kerusakan pada jaringan
di sekitarmelalui efekmasa dan komponen darah yang neurotoksisitas
dan produk urainya. Kematiankarena stroke pendarahan dapat
menyebabkan peningkatan kerusakantekanan intrakranial
yangmengarahpadaherniasi dan kematian.
C. MANIFESTASI KLINIS
E. TERAPI
Tujuan terapi untuk:
a. mengurangi cedera sistemsyaraf yang sedang berlangsung
danmenurunkan angka kematian dan kecacatan jangka panjang,
b. mencegah komplikasi sekunderuntukimobilitas dan disfungsi
sistemsyaraf dan
c. mencegah kekambuhan stroke.
1. PENDEKATAN UMUM
•Pendekatanawaladalahmemastikan pernapasan dan jantung yang
memadai, dan memeriksasecara cepat apakah lesiadalah iskemik atau
pendarahanberdasarkanpemantauan CT.
•Pasien stroke iskemikmenunjukan dalam beberapa jam
timbulgejaladan di evaluasiuntukterapi reperfusi.
•Peningkatan tekanan darah
tinggiseharusnyamengingatkantidakterobatinya periode akut (7 hari
pertama)setelah stroke iskemik untuk menghindari penurunan tekanan
darah di otak dan gejala yang memburuk. Tekanandarahtinggi harus
diturunkan jika melebihi 220/120 mmHg atau terdapat bukti
aortapembedahan,infark miokard akut (MI), edema paru, atau
hipertensiensefalopati. Jikatekanandarah diobati dalam fase akut,
senyawa parenteral kerja cepat (misalnyalabetalol, nikardipin,
nitroprusid) lebih baikdigunakan.
•Pasien dengan stroke pendarahanseharusnyadiperiksa untuk
mengetahui apakah mereka perlu di
operasimelaluiendovaskularataupendekatankraniotomi.
•Setelah fase hiperakut, perhatikanpetunjukuntuk mencegah
penurunanbertahap, minimalkankomplikasi, dan merancang strategi
pencegahan sekunder yang tepat.
2. TERAPI NONFARMAKOLOGI
Aspirin 25 mg +
pelepasan lebih luas
dipiridamol 200 mg dua
kali sehari
Kardioemboli (terutama Warfarin (INR= 2.5)
fibrilasi atrial)
b. Stroke Pendarahan
Tidak terdapat bukti strategi farmakologi untu penanganan
pendarahan intraserebra. Panduan medis untuk mengatur
tekanan darah, meningkatkan tekanan intracranial, dan
komplikasi medis lain pada penderita akut dalam unit
perawatan neurointensive seharusnya dijalankan.
Pendarahan subarachnoid disebabkan rusak aneurisme
berhubungan dengan kejadian iskemia serebral tertunda dalam
dua minggu setelah terjadinya pendarahan.Vasospasmus
vaskulator serebral dipikirkan bertanggung jawab untuk
iskemia tertunda dan terjadi antara 4 dan 21 harus setelah
pendarahan. Bloker kanal kalsium nimopidine dianjurkan
untuk mengurangi kejadian dan keparahan penurunan
neurologi efek dari iskemia tertunda. Nimopidine 60 mg setiap
4 jam seharusnya diawali dengan diagnosis dan berkelanjutan
untuk 21 hari pada semua pasien pendarahan subarokhoid. Jika
hipotensi terjadi, dosis dikurangi hingga 30 mg setiap 4 jam
sementara itu volume intravaskular dipertahankan.