Anda di halaman 1dari 37

FARMAKOTERAPI KARDIOVASKULAR

DAN ENDOKRIN

DOSEN PENGAMPU : Dr.apt.Husnawati.M,Si

KELOMPOK 6 :

 DINDA MARYUNITA/20010
 INTAN FAZIRA/20010
 NISA NOVRIANTI/20010
 THOHIRA ILYAS/2001085
 WAHYU AZIZAH /2001086
TIA (TRANSIENT ISCHEMIC ATTACK
 Serangan iskemik transien (TIA) adalah defisit neurologis iskemik fokal yang
berlangsung kurang dari 24 jam dan biasanya kurang dari 30 menit.

(DIPIRO EDISI 10)

 Serangan iskemik transien (transient ischemic attack, TIA) adalah hilangnya fungsi
sistem saraf pusat fokal secara cepat yang berlangsung urang dari 24 jam, dan diduga
diakibatkan oleh mekanisme vaskular emboli, thrombosis, atau hemodinamik.
Beberapa episode transien/sementara berlangsung lebih dari 24 jam, tetapi pasien
mengalami pemulihan sempurna yang disebut reversible ischemic neurological
deficits (RIND).

(lionel, 2005)
EPIDMIOLOGI
TIA membawa risiko jangka pendek yang sangat tinggi terhadap stroke, dan
sekitar 15% dari stroke didiagnosa didahului oleh TIA. Secara internasional,
kemungkinan TIA adalah sekitar 0,42 per 1000 penduduk di negara-negara
maju. TIA terjadi pada sekitar 150.000 pasien per tahun di Inggris. Insiden
TIA meningkat dengan usia, dari 1-3 kasus per 100.000 pada mereka yang
lebih muda dari umur 35 tahun untuk sebanyak 1.500 kasus per 100.000 pada
mereka yang lebih tua dari umur 85 tahun. Kurang dari 3% dari semua
infark serebral besar terjadi pada anak-anak. Stroke pediatrik sering dapat
memiliki etiologi yang cukup berbeda dari stroke dewasa dan cenderung
terjadi dengan frekuensi yang lebih sedikit. Insiden TIA pada pria (101 kasus
per 100.000 penduduk) secara signifikan lebih tinggi dibanding perempuan
(70 per 100.000).
(Ashish, 2014)
(A. Gregory, 2011)
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi TIA tergantung pada subtipe sebagai berikut. Masalah umum adalah gangguan sementara aliran darah
arteri ke area otak yang disuplai oleh arteri tertentu.

 Aterotrombosis arteri besar.


Ini mungkin aterotrombosis intrakranial atau ekstrakranial. Mekanismenya mungkin kurangnya aliran darah distal ke
lokasi stenosis arteri atau emboli arteri ke arteri yang sebenarnya merupakan mekanisme yang lebih umum.
 Penyakit iskemik pembuluh darah kecil.
Patologi yang mendasarinya adalah lipohialinosis atau arteriolosklerosis pembuluh darah kecil. Faktor risiko yang
paling umum adalah hipertensi diikuti oleh diabetes dan usia.
 Emboli jantung.
Bekuan di ruang jantung paling sering di atrium kiri sekunder akibat fibrilasi atrium.
 Kriptogenik.
Ini biasanya merupakan pola iskemia kortikal tanpa aterotrombosis arteri besar yang dapat diidentifikasi atau sumber
emboli jantung. Baru-baru ini sering disebut sebagai ESUS (stroke emboli dari sumber yang tidak diketahui).

Penyebab lain yang tidak umum seperti diseksi arteri atau keadaan hiperkoagulasi.

(Panuganti KK, 2022)


ETIOLOGI

Etiologi serangan iskemik transien (Transient Ischemic Attack, TIA) tersering


adalah akibat tromboemboli dari atheroma pembuluh darah leher. Penyebab
lain adalah lipohialinosis pembuluh darah kecil intrakranial dan emboli
kardiogenik. Etiologi yang lebih jarang adalah vaskulitis atau kelainan
hematologis.

(lionel, 2005)

Pasien yang memiliki TIA hemisfer yang berkaitan dengan penyakit arteri
karotis interna memiliki risiko yang tinggi untuk terjadi stroke pada beberapa
hari pertama setelah menglami TIA. Risiko awal stroke tidak terpengaruh
oleh tingkat stenosis arteri karotis interna.

(Michael,2004)
GRJALA KLINIS
1. Tanda khas TIA adalah hilangnya fungsi fokal SSP secara mendadak; gejala sepeti sinkop,
bingung, dan pusing tidak cukup untuk menegakkan diagnosis. TIA umumnya berlangsung
selama beberapa menit saja, jarang berjam-jam. Daerah arteri yang terkena akan menentukan
gejala yang terjadi;

 Karotis (paling sering)


 Hemiparesis
 Hilangnya sensasi hemisensorik
 Disfasia
 Kebutaan monocular (amaurosis fugax) yang disebabkan oleh iskemia retina
 Vertebrobasillar
 Paresis atau hilangnya sensasi bilateral atau alternatif
 Kebutaan mendadak bilateral (pada pasien usia lanjut)
 Diplopia, ataksia, vertigo, disfagia – setidaknya dua dari tiga gejala ini terjadi secara
bersamaan.

(Mark H,2003)
2. TIA arteri karotis mengenai korteks dan menimbulkan iskemia pada mata
atau otak ipsilateral, menyebabkan mengaburnya penglihatan, atau
kelemahan atau gangguan sensoris kontralateral.

3. TIA vertebrobasilar mengenai batang otak dan menimbulkan pening,


ataksia, vertigo, disartria, diplopia, serta kelemahan unilateral atau bilateral
serta baal pada ekstremitas.

4. TIA biasanya berlangsung selama 2 sampai 30 menit dan jarang terjadi


lebih dari 1 sampai 2 jam. Secara dasarnya, TIA tidak berlaku lebih dari 24
jam. TIA tidak menyebabkan kerusakan permanen, darah disuplai ke daerah
penyumbatan dengan cepat.

(David Rubenstein,2003)
DIAGNOSA
 Tes laboratorium untuk keadaan hiperkoagulasi harus dilakukan hanya jika penyebabnya tidak
dapat ditentukan berdasarkan adanya faktor risiko. Protein C, protein S, dan antitrombin III
paling baik diukur dalam keadaan mapan daripada pada tahap akut. Antibodi antifosfolipid
memiliki hasil yang lebih tinggi tetapi harus disediakan untuk pasien lebih muda dari 50 tahun
dan mereka yang memiliki beberapa trombotik vena atau arteri acara atau livedo reticularis.
 Pemindaian kepala computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI) dapat
mengungkapkan area perdarahan dan infark.
 Doppler karotis (CD), elektrokardiogram (EKG), ekokardiogram transtorakal (TTE), dan studi
Doppler transkranial (TCD) masing-masing dapat memberikan diagnostik yang berharga
informasi.

(DIPIRO EDISI 10)


TATA LAKSANA TIA

 Obat antiplatelet (aspirin 75 mg per hari) o Kontraindikasi pada pasien


ulkus peptikum aktif. o Clopidogrel merupakan obat antiplatelet pilihan
untuk pasien yang tidak dapat mentoleransi aspirin.
 Antikoagulan (warfarin) o Jika diketahui sumber emboli dari jantung
(kardiogenik), meliputi fibrilasi atrium nonreumatik.
 Endarterektomi karotis o Setelah terjadi TIA atau stroke minor, mungkin
diperlukan intervensi bedah untuk membersihkan ateroma pada arteri
karotis berat yang simtomatik (stenosis lebih dari 70%).
TATA LAKSANA TIA

Aspirin menurunkan risiko stroke atau infark miokard atau kematian


vaskular pada pasien TIA sebesar 25%. Aspirin dengan dosis 75-300 mg/hari
(dengan atau tanpa dipiridamol) sama efektifnya atau lebih efektif daripada
obat lain atau kombinasi obat lain. Klopidogrel bisa digunakan bagi mereka
yang intoleran terhadap aspirin.

(David Rubenstein,2003)
KASUS 01

Tn. I 56 tahun datang ke IGD Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek (RSAM) merupakan
rujukan RS tipe C dengan keluhan kebas di tubuh sebelah kiri sejak 5 hari SMRS. Pada 5 hari sebelum 02
masuk rumah sakit setelah mengalami kebas pasien berobat dan di dapatkan tensi 220/100, dan pada
sore harinya pasien langsung dirujuk ke IGD RSAM. Di IGD pasien mendapatkan tatalaksana berupa
citicolin 250 mg/12 jam, ranitidin injeksi/ 12 jam Keluhan kebas dibagian tubuh kiri terjadi secara 03
mendadak, keluhan timbul pada perut sebelah kiri, kemudian ke tangan kiri lalu ke kaki kiri keluhan
timbul saat pasien beristirahat. Pasien masih dapat menggerakkan tangan dan kaki dengan baik, dapat
memegang benda dan masih bisa berjalan. Pasien juga mengatakan bicaranya menjadi pelo dan 04
bibirnya tampak perot. 2 Hari setelah keluhan tersebut timbul keluhan sulit menelan sehingga pasien
selalu memuntahkan makanannya. Pasien memilki riwayat menderita darah tinggi dan diabetes,
terakhir dilakukan pengecekan gula darah kurang lebih 6 bulan lalu di dan pasien hanya 05
mengkonsumsi saat keluhan terasa menggangu dan saat keluhan membaik pasien berhenti meminum
obat. Riwayat trauma kepala (-), kejang (-) batuk lama (-) demam (-) muntah menyemprot (-) nyeri
kepala (-) penurunan kesadaran (-). Bak dan BAB normal. Pasien menyangkal pernah menderita 06
stroke sebelumnya. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak terdapat keluhan Hipertensi, TB, DM, ataupun
penyakit jantung pada keluarga. Riwayat pribadi pasien mengaku senang memakan jeroan, makanan
yang berminyak dan tidak rajin berolahraga,riwayat konsumsi alkohol disangkal.
Status Present :
01
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4 V5 M6 TD : 160/100 mmHg 02
Suhu : 36,5 OC Nadi : 70x/menit, reguler, teraba kuat
RR : 16x/menit
SpO2 : 98% 03

Pemeriksaan fisik pada status generalis tidak terdapat kelainan pada 04


pemeriksaan fisik kepala, leher, thoraks anterior paru dan jantung, abdomen
dan ekstremitas atas dan bawah pasien dalam batas normal.
05
Pemeriksaan Hamatologi yairu Hemoglobin 15,2 g/dL,Leukosit 8.600 /μL,
Eritrosit 4,9 juta/μL, Hematokrit 46 %, Trombosit 263.000 /mm3, Segmen 63%,
06
Limfosit 28%, Monosit 8%. Pada pemeriksaan kimia darah didapatkan
peningkatan Glukosa sewaktu 305 mg%. Pada pemeriksaan elektorit Natrium
143 Mmol/L, Kalium 4,1 Mmol/L, Kalsium 7,6 Mg/dl tidak ditemukan adanya
kelainan
Animal math 01

 Diagnosis Klinis yaitu Hemi hipoestesi sinistra, 02


 Diagnosis Topis yaitu Hemisfer dextra et sinistra dan
 Diagnosis etiologi Suspect stroke non hemoragic dd 03
stroke hemoragic
04

Pegobatan :
05
 IVFD NACL 0,9% 20tpm, Paracetamol tab 3 x 500 mg,
Vitamin B12 tab 2 x 1, Asam folat 1x1, Ranitidin ampul 06
2x1 ampul. Prognosis Quo ad Vitam Dubia ad bonam,
Quo ad Functionam Dubia ad bonam, Quo ad
Sanationam Dubia ad bonam
SOAP 01

02

1. SUBJECTIVE 3. ASSESMENT 03

04

05

2. OBJECTIVE 4. PLANT
06
1. SUBJECTIVE

Nama : Tn. I
Alamat : -
Umur : 56 tahun
Agama : -
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan/pekerjaan : -
Keluhan utama : keluhan kebas di tubuh sebelah kiri sejak 5 hari SMRS
Keluhan lain : kebas dibagian tubuh kiri terjadi secara mendadak, keluhan timbul
pada perut sebelah kiri, kemudian ke tangan kiri lalu ke kaki kiri keluhan
timbul saat pasien beristirahat.
Riwayat terdahulu : menderita darah tinggi dan diabetes
01

02

03

OBJECTIVE 04

05

06
2. OBJECTIVE
Pemeriksaan fisik :

Pemeriksaan fisik pada status generalis tidak terdapat kelainan


pada pemeriksaan fisik kepala, leher, thoraks anterior paru dan
jantung, abdomen dan ekstremitas atas dan bawah pasien dalam batas
normal.
PEMERIKSAAN VITAL
Jenis pemeriksaan Hasil Normal Keterangan 01

GCS E4 V5 M6 02

TD 160/100 mmHg
03

04
Suhu 36,5 OC

05
Nadi 70x/menit, reguler,
teraba kuat
06
RR 16x/menit

SpO2 98%
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
01
Jenis Hasil Normal Keterangan
pemeriksaan
Hemoglobin 15,2 g/dL 02

Leukosit 15,2 g/dL 03

Eritrosit 4,9 juta/μL


04
Hematokrit 4,9 juta/μL
05
Trombosit 263.000 /mm3

06
Segmen 63%

Monosit 8%

Limfosit 28%
01

02

03

ASSESMENT 04

05

06
2. ASSESMENT 01

1. IVFD NACL 0,9% 20tpm, untuk menggembalikan keseimbangan


02
elektrolit dalam tubuh
2. Paracetamol tab 3 x 500 mg, untuk analgetik antipiretik 03

3. Vitamin B12 tab 2 x 1, mengoptimalkan fungsi saraf


04
4. Asam folat 1x1, untuk mendukung daya tahan tubuh
5. Ranitidin ampul 2x1 ampul. Untuk mengatasu asam lambung 05

06
Tepat indikasi
Nama Obat Indikasi Keterangan
ICFD NACL Untuk mengembalikan Tepat Indikasi
elektrolit tubuh
Paracetamol tab Untuk analgetic, Tepat Indikasi
antipiretik
Vitamin B12 mengoptimalkan fungsi Tepat Indikasi
saraf
Asam folat mendukung daya tahan Tepat Indikasi
tubuh
Ranitidin amp Untuk mengatasi asam Tepat Indikasi
lambung
TAPAT PASIEN
Nama Obat Kontraindikasi Keterangan

ICFD NACL Gagal jantung kongestif Tepat pasien

Paracetamol tab Hipersensitivitas pada Tepat pasien


paracetamol, gangguan fungsi
hati berat
Vitamin B12 Hipersensitivitas pada vitamin Tepat pasien
B12
Asam folat Hipersensitivitas pada asam Tepat pasien
folat dan formulasinya
Ranitidin amp Hipersensitivitas pada Tepat pasien
ranitidin
TEPAT OBAT
Nama Obat Alasan pemilihan Keterangan
obat
ICFD NACL Untuk mengembalikan Tepat obat
elektrolit tubuh
Paracetamol tab Untuk analgetic, Tepat obat
antipiretik
Vitamin B12 mengoptimalkan fungsi Tepat obat
saraf
Asam folat mendukung daya tahan Tepat obat
tubuh
Ranitidin amp Untuk mengatasu asam Tepat obat
lambung
TEPAT DOSIS
Nama Obat Dosis yang Dosis Keterangan
diberikan pemeliharaan

IVFD NACL 0,9% 20 tpm - Tepat Dosis

Paracetamol tab 3x500mg 500-1000mg Tepat Dosis

Vitamin B2 2 x 1 tab 1 x 1 tab Tepat Dosis

Asam folat 1 x 1 tab 1 x 1 tab Tepat Dosis

Ranitidin 2x 1amp 50 mg/6-8 jam Tepat Dosis


WASPADA EFEK SAMPING OBAT
Nama Obat Efek samping Keterangan
ICFD NACL Untuk mengembalikan Tepat Indikasi
elektrolit tubuh
Paracetamol tab Untuk analgetic, Tepat Indikasi
antipiretik
Vitamin B12 mengoptimalkan fungsi Tepat Indikasi
saraf
Asam folat mendukung daya tahan Tepat Indikasi
tubuh
Ranitidin amp Untuk mengatasu asam Tepat Indikasi
lambung
DRP (DRUG RELATED PROBLEM)
DRUG RELATED PROBLEM
No. Drug Therapy Problem Check List Keterangan
1. Terapi Obat Yang Tidak Diperlukan
Terdapat terapi tanpa indikasi Pasien mendapatkan terapi sesuai dengan indikasi medis.
medis Pasien mendapat terapi :

-IVFD NACL 0,9% 20tpm,

- -Paracetamol tab 3 x 500 mg,

-Vitamin B12 tab 2 x 1 tab

-Asam folat 1x1 tab

-Ranitidin ampul 2x1 ampul.


Pasien mendapatkan terapi Pasien tidak perlu mendapatkan terapi tambahan
tambahan yang tidak di - yang tidak diperlukan karena obat yang diberikan
perlukan telah sesuai.
Pasien masih memungkinkan Pasien memerlukan terapi non farmakologi dan
menjalani terapi non Ya farmakologi.
farmakologi dan farmakologi
Terdapat duplikasi terapi Tidak ada terdapat duplikasi terapi pada pengobatan
Tidak
pasien
2. Kesalahan Obat
Bentuk sediaan tidak tepat - Bentuk sediaan obat yang diberikan telah sesuai
dan pasien masih dapat meminum obat yang
diberikan.
Terdapat kontraindikasi - Terapi pengobatan yang diberikan kepada pasien
tidak Terdapat kontra indikasi.
Kondisi pasien tidak dapat - Pasien menunjukkan perbaikan selama perawatan.
disembuhkan oleh obat Berdasarkan data follow up kondisi pasien
didapatkan bahwa kondisi pasien mulai membaik
setelah pasien diberikan terapi obat.

Obat tidak diindikasi untuk - Obat yang diberikan diindikasikan untuk kondisi
kondisi pasien pasien.
Terdapat obat lain yang - Pengobatan yang diberikan kepada pasien telah
efektif
efektif sesuai dengan kondisi pasien.
3. Dosis Tidak Tepat
Dosis terlalu rendah - Dosis terapi pengobatan yang diberikan sesuai
dengan literature.
Dosis terlalu tinggi - Dosis terapi pengobatan yang diberikan sesuai
dengan literature.
Frekuensi penggunaan - Frekuensi penggunaan sudah tepat
tidak tepat
Durasi penggunaan tidak - Durasi penggunaan sudah tepat
tepat

Penyimpanan tidak tepat - Penyimpanan obat-obatan telah tepat sesuai


dengan literatur yaitu pada suhu kamar,
tempat
kering dan terlindung dari cahaya.
4. Reaksi Yang Tidak Diinginkan
Obat tidak aman untuk - Obat yang diberikan telah aman untuk
pasien pasien
Terjadi reaksi alergi - Pasien tidak menunjukkan reaksi alergi
dari obat-obatan yangdiberikan.

Terjadi interaksi obat - Tidak ada interaksi obat yang serius pada
terapi pasien.
Dosis obat dinaikan - Dosis obat dinaikkan atau diturunkan
atau diturunkan terlalu berdasarkan kondisi pasien
cepat
Muncul efek yang tidak - Tidak muncul efek yang tidak diinginkan
diinginkan
Administrasi obat yang - Administrasi obat yang diberikan telah
tidak tepat tepat.
5 Ketidaksesuaian Kepatuhan Pasien
Obat tidak tersedia - Obat-obatan yang diberikan tersedia di
Rumah Sakit
Pasien tidak mampu - Pasien mampu menyediakan
menyediakan obat obat
Pasien tidak bisa menelan - Pasien mampu menelan ataupun
obat atau menggunakan menggunakan obat
obat
Pasien tidak mengerti - Keluarga pasien mengerti instruksi dari
intruksi penggunanan obat penggunaan obat yang diberikan.
Pasien tidak patuh atau - Pasien patuh dalam menggunakan obat
memilih untuk tidak yang diberikan, dan mengikuti instruksi
menggunakan obat penggunaan obat yang diberikan.
6
Pasien Membutuhkan Terapi Tambahan
.
Terdapat kondisi yang - Pasien tidak membutuhkan terapi
tidak diterapi tambahan karena semua masalah
pasien sudah diberikan pengobatan

Pasien membutuhkan - Pasien telah mendapatkan obat yang


obat lain yang sinergis bekerja sinergis.

Pasien membutuhkan - Pasien tidak membutuhkan terapi


terapi profilaksis profilaksis
PLAN
TERAPI FARMAKOLOGI
1. IVFD NACL 0,9% 20tpm, untuk menggembalikan keseimbangan
elektrolit dalam tubuh
2. Paracetamol tab 3 x 500 mg, untuk analgetik antipiretik
3. Vitamin B12 tab 2 x 1, mengoptimalkan fungsi saraf
4. Asam folat 1x1, untuk mendukung daya tahan tubuh
5. Ranitidin ampul 2x1 ampul. Untuk mengatasu asam lambung
TERAPI NON FARMAKOLOGI
DAFTAR PUSTAKA
A. Gregory Sorensen, MD, Transient Ischemic Attack Definition, Diagnosis, and Risk Stratification, NIH Public Access, 2011
May; 21 (2): 303-313.

Ashish Nanda, MD; Chief Editor : Robert E O’Conner, MD, MPH, Transient Ischemic Attack, Dec 5 2014; accessed Feb 10
2014. Cited by Medscape Reference © 2011 WebMD, LLC. Available at
http://emedicine.medscape.com/article/1910519- overview

David Rubenstein, David Wayne, John Bradley, Kedokteran Klinis, Lecture Notes, Sixth Edition, 2003, pg 101-103.

Dipiro, J.T et al. Pharmacotherapy Handbook. sixth edit. USA: The Mc., Graw Hill Company.; 2005. 1023–1048 p.

Lionel Ginsberg, Neurology : Bab 11 Strokes, Lecture Notes, Eight Edition, 2005, pg 89-97

Mark H. Beers, MD, Andrew J. Fletcher, MB, Thomas V. Jones, MD (2003), The Merck Manual of Medical Information.
United States of America : Merck & CO, Inc. ,Second Edition, pg 457-458.

Michael Eliasziw, James Kennedy, Micheal D. Hill, Alastair M. Buchan, Henry J.M. Barnett, for the North American
Symptomatic Catorid Endarterectomy Trial (NASCET) Group, Early risk of stroke after a transcient ischemic
attack in patients with internal carotid artery disease, CMAJ, Mar. 30, 2004; 170 (7) pg 1105-1109.

Panuganti, KK, Tadi, P., Lui, F. (2021). Serangan iskemik sementara. StatPearls. Treasure Island (FL):Penerbitan StatPearls.
Diakses pada 5 Agustus 2021, dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459143/
01

02

THANK
03

04

YOU 05

06

Anda mungkin juga menyukai