RINGKASAN JURNAL
Oleh :
Wahyu Azizah
2001086
Dosen Pengampu :
PEKANBARU
2022
UJI AKTIVITAS SISTEM SARAF PUSAT DECOCTA BATANG BROTOWALI (Tinospora
Crispa (L.) Hook. f. & Thomson) PADA MENCIT PUTIH JANTAN
A. Pendahuluan
Tumbuhan brotowali (Tinospora crispa (L.) Hook. f. & Thomson) dikenal dengan nama
daerah andalawi sunda dan banyak nama lain dari berbagai daerah Secara umum tumbuhan
brotowali digunakan sebagai obat demam pengganti kina, sebagai obat untuk mengatasi
kadar gula darah yang tinggi atau penyakit diabetes millitus, untuk mengobati sakit perut,
demam, sakit kuning, obat gosok untuk mengobati sakit punggung dan pinggang, untuk
luka dan gatal-gatal (Kresnady B & Lentera T, 2003)
B. Metodologi penelitian
Alat yang digunakan adalah kandang mencit, tempat makan mencit, tempat minum mencit,
beacker glass, dandang, kompor, batang pengaduk, gelas ukur, lumpang dan spatel,
timbangan analitik, timbangan hewan, alat automatic hole board, alat gelantungan mencit,
alat rotary road, spuit, jarum oral dan kain flanel. Bahan Decocta batang brotowali yang
masih muda dengan konsentrasi yang berbeda, makanan standar mencit, minuman mencit,
aquadest, Na CMC, kafein, mencit putih jantan sehat yang memiliki berat badan 20- 30 g
sebanyak 25 ekor.
C. Prosedur penelitian
1. Pengambilan sampel
Sampel yang digunakan adalah batang brotowali (Tinospora crispa (L.)
2. Identifikasi tumbuhan
Identifikasinya dilakukan di Herbarium Universitas Andalas Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Andalas.
3. Persiapan sampel
Mencint diklimatisasi 7 hari
Mencit sehat dan tidak mnunjukan perubahan BB yang berarti dan perilakunya
normal
Mencit dipuaskan 12-18 jam sebelum di ujikan
4. Pengelompokan hewan percobaan
Kelompok 1(kontrol negatif), diberi aquades peroral dengan volume 1%/BB/hari
Kelompok II(kontrol positif), diberi suspensi koffein dengan volume 1%/BB/hari
Kelompok III (kelompok perlakuan), diberi decocta batang brotowali dengan
konsentrasi 6,5 % (volume pemberian 1%/BB/hari).
Kelompok IV ( kelompok perlakuan), diberi decocta batang brotowali dengan
konsentrasi 13 % ( volume pemberian 1%/BB/hari).
Kelompok V (kelompok perlakuan), diberi decocta batang brotowali dengan
konsentrasi 26 % (volume pemberian 1%/BB/hari).
5. Pembuatan dekokta brotowali
Batang brotowali bersih lalu ditiriskan dan ditimbang, dipotong kecil-kecil lalu masukan
kedalam panci decocta, dipanaskan selama 30 menit terhitung dari suhu 900 C, lalu saring
panas dengan kain flanel kemudian oralkan pada mencit. Decocta batang brotowali
dibuat konsentrasi yaitu decocta 6,5%, 13%, 26%
6. Pembuatan suspensi pembanding kontrol positif (kafein pada Na CMC 0,5%)
Na CMC ditimbang sebanyak 100 mg. Taburkan diatas air panas sebanyak
20 kalinya (2 mL) dalam lumpang panas dan diamkan selama 15 menit
kemudian gerus homogen tambahkan aquadest 20 mL, pembuatan kafein induk
yaitu timbang 65 mg kafein tambahkan larutan Na.CMC 10 mL- 0,065 = 9,9
ml Na.CMC. lalu lakukan pengenceran, pipet 2 ml dari larutan induk kafein
ditambahkan Na.CMC 8 ml.
7. Pemberian sediaan uji
Sediaan uji yang meliputi: aquadest sebagai control negatif, suspensi kafein
sebagai pembanding, dan decocta batang brotowali dengan konsentrasi 6,5%,
13%, dan 26%, diberikan kepada masing-masing kelompok perlakuan selama 10
hari pada hari ke-1, ke-5, dan ke-10, dengan volume pemberian 1%/ BB/ hari.
D. Hasil
E. Kesimpulan
Pada pengujian Rasa Ingin Tahu dan Rotary Road lama waktu pengujian
mempengaruhi efek pada Sistem Saraf Pusat (SSP), tetapi pada Uji Aktivitas Motorik
dan Uji Gelantung lama waktu pemberian tidak mempengaruhi efek pada Sistem
Saraf Pusat (SSP).
JURNAL AKADEMI FARMASI PRAYOGA,4(1), 2019
ABSTRACT
Plants are raw materials that are widely used as herbal medicines. One of the plants used as
herbal medicine is brotowali (Tinospora Crispa (L.) Hook. F. & Thomson) The aim of the
study was to see the effectiveness of central nervous system stimulants from brotowali stem
decocta in male white mice. Tests were carried out with concentrations of brotowali stem
dekokta 6.5%, 13%, 26%, negative control (aquadest), and positive control (caffeine). Test
parameters observed were motor activity, curiosity test, hanging test, and rotary road test.
The results of the study were analyzed using Two-Way ANOVA and continued with the
Duncan test. The results showed that decocta of brotowali stem with a concentration of
6.5%, 13%, 26% gave an effect on central nervous system stimulants. The smallest
concentration of decocta brotowali stem that can give effect is 6.5% (close to the positive
control effect (caffeine).
PENDAHULUAN
& Thomson) yang mengandung alkaloid, Sistem Saraf Pusat (SSP) pada mencit
damar lunak, pati, glikosida, pikroretosid, putih jantan.
harsa, zat pahit pikroretin, tinokrisposid, METODE PENELITIAN
berberin, palmatin, columbin, dan Alat
kaokulin atau pikrotoksin. Seluruh bagian Kandang mencit, tempat makan mencit,
tanaman brotowali dari akar, batang tempat minum mencit, beacker glass,
sampai daun memiliki khasiat obat dandang, kompor, batang pengaduk, gelas
(Kresnady B & Lentera T, 2003). ukur, lumpang dan spatel, timbangan
Tumbuhan brotowali (Tinospora crispa analitik, timbangan hewan, alat automatic
(L.) Hook. f. & Thomson) dikenal dengan hole board, alat gelantungan mencit, alat
nama daerah andawali (Sunda), antawali rotary road, spuit, jarum oral dan kain
(Bali dan Nusa Tenggara), bratawali, flanel.
antawali, putrowali, atau daun gedel Bahan
(Jawa), bitter grape (Inggris), shen jin teng Decocta batang brotowali yang masih
(Cina). Secara umum tumbuhan brotowali muda dengan konsentrasi yang berbeda,
digunakan sebagai obat demam pengganti makanan standar mencit, minuman mencit,
kina, sebagai obat untuk mengatasi kadar aquadest, Na CMC, kafein, mencit putih
gula darah yang tinggi atau penyakit jantan sehat yang memiliki berat badan 20-
diabetes millitus, untuk mengobati sakit 30 g sebanyak 25 ekor.
perut, demam, sakit kuning, obat gosok
Prosedur Penelitian
untuk mengobati sakit punggung dan
Pengambilan Sampel
pinggang, untuk luka dan gatal-gatal
Sampel yang digunakan adalah batang
(Kresnady B & Lentera T, 2003). Alkaloid
brotowali (Tinospora crispa (L.) Hook. F.
merupakan bahan alam heterosiklik yang
& Thomson) yang termasuk family dari
mengandung nitrogen. Alkaoid digunakan
menispermaceae diambil di daerah Solok-
oleh orang zaman dahulu untuk meredakan
Selatan Kecamatan Sangir Balai Janggo.
nyeri dan sebagai stimulan (Michael,
Identifikasi Tumbuhan
2009)
Batang brotowali yang digunakan
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti
sebagai sampel yang identifikasinya
tertarik untuk melakukan penelitian
dilakukan di Herbarium Universitas
tentang “ Uji Air Rebusan (decocta)
Andalas Jurusan Biologi FMIPA
Batang Brotowali (Tinospora crispa (L.)
Universitas Andalas.
Hook.f. & Thomson) terhadap stimulansia
flannel, kemudian cukupkan air sampai mL- 0,065 = 9,9 ml Na.CMC. lalu lakukan
100 mL. pengenceran, pipet 2 ml dari larutan induk
b. Pembuatan Decocta 13 % : Batang kafein ditambahkan Na.CMC 8 ml.
brotowali ditimbang sebanyak 13 g, Perhitungan dosis kafein untuk mencit:
masukkan ke dalam panci infus, Dosis kafein: 100 mg 1 pakai
tambahkan air ekstra sebanyak satu kali =100 mg x 0,0026
berat simplisia 13 mL, lalu tambahkan =0,26 mg/ 20 g BB
sebanyak air 74 mL, kemudian =13 mg/ kg BB
panaskan diatas penangas air selama 30 Volume pengoralan mencit: 1% BB
menit terhitung mulai suhu mencapai =1 mL/ 100 g BB
900C sambil sekali-kali diaduk dan =10 mL/ 1000 g BB
disaring panas dengan kain flannel, =10 mL/ kg BB
kemudian cukupkan air sampai 100 mL. Dosis = [13 mg/ 10 mL] X 5
c. Pembuatan Decocta 26% : Batang 65 mg/ 50 mL
brotowali ditimbang sebanyak 26 g, [65 mg/ 10 mL] : 5
masukkan ke dalam panci infus, 13mg/ 2mL
tambahkan air ekstra sebanyak satu kali Pemberian Sediaan Uji
berat simplisia (26 mL), lalu tambahkan Sediaan uji yang meliputi: aquadest
sebanyak air 48 mL, kemudian sebagai control negatif, suspensi kafein
panaskan diatas penangas air selama 30 sebagai pembanding, dan decocta batang
menit terhitung mulai suhu mencapai brotowali dengan konsentrasi 6,5%, 13%,
900C sambil sekali-kali diaduk dan dan 26%, diberikan kepada masing-masing
disering panas dengan kain flannel, kelompok perlakuan selama 10 hari pada
kemudian cukupkan air sampai 100 mL. hari ke-1, ke-5, dan ke-10, dengan volume
Pembuatan Suspensi Pembanding pemberian 1%/ BB/ hari.
kontrol positif (Kafein pada Na CMC Uji Aktivitas Sistem Saraf Pusat
0.5 %) Pengujian dilakukan pada hari ke-1, ke-5,
Na CMC ditimbang sebanyak 100 mg. ke- 10, yang terdiri dari:
Taburkan diatas air panas sebanyak 20 1. Uji Autometic Hole Bord (uji aktivitas
kalinya (2 mL) dalam lumpang panas dan motorik)
diamkan selama 15 menit kemudian gerus Mencit diberikan secara oral, biarkan
homogen tambahkan aquadest 20 mL, 15 menit setelah dioralkan kemudian
pembuatan kafein induk yaitu timbang 65 amati aktivitas mencit memotong garis.
mg kafein tambahkan larutan Na.CMC 10 Caranya: letakan mencit di tengah
Dari hasil analisa statistik yang motorik (Tabel 2). Sedangkan variasi
dilakukan dengan metode ANOVA Dua dosis yang diberikan pada aktivitas
Arah menunjukan perlakuan pengamatan motorik menunjukan decocta batang
sangat bermakna meningkatkan aktivitas brotowali dosis 26% tidak berbeda nyata
motorik mencit (P < 0,01) berarti semakin dengan kontrol, dosis 13% berbeda nyata
rendah dosis yang diberikan semakin meningkat aktivitas motorik yang terjadi
meningkat aktivitas motorik mencit, tetapi dibandingkan kontrol(-), peningkatan
waktu pengamatan dan perlakuan*waktu aktivitas motorik terlihat setelah diberikan
tidaklah bermakna (P > 0,05) (Tabel 1). decocta batang brotowali dengan dosis
Dari uji lanjut Duncan menunjukan waktu yang lebih rendah yaitu 6,5% dan berbeda
pengujian hari ke-1, ke-5, ke-10 tidak nyata dengan pembanding (Tabel 3).
berpengaruh nyata meningkatkan aktivitas
Tabel 1. Hasil Analisa Statistik ANOVA Dua Arah Aktivitas Motorik Mencit
Tabel 2. Uji Lanjutan Duncan Terhadap Aktivitas Motorik Mencit Putih Jantan Dari Faktor
Waktu Pengujian
Subset
Waktu Uji N
1
Duncan 2 Hari ke- 10 25 50,12
Hari ke- 5 25 52,04
Hari ke- 1 25 53,28
Sig. 0,121
Tabel 3. Uji Lanjut Duncan Terhadap Aktivitas Motorik Mencit Putih Jantan dari Faktor
Perlakuan
Subset
Parameter N
1 2 3 4
Dosis 26 % 15 39,87
Kontrol 15 41,60
Dosis 13 % 15 51,73
Dosis 6,5 % 15 60,47
Pembanding 15 65,40
Sig. 0,483 1,000 1,000 1,000
Hasil pengamatan pengujian rasa ingin tahu mencit, tetapi pada perlakuan*waktu
tahu mencit yang diberikan decocta batang tidaklah bermakna (P > 0,05) (Tabel 4).
brotowali menggunakan alat Automatic Dari uji lanjut Duncan menunjukan hari
Hole Board dengan melihat jumlah mencit ke-1 dan ke-5 berpengaruh nyata
menjengukan kepala kedalam lubang, meningkatkan rasa ingin tahu
terlihat bahwa kelompok dosis 6,5% dan dibandingkan pada hari ke-10 (Tabel 5).
dosis 13% lebih banyak menjengukan Sedangkan variasi dosis yang diberikan
kepalanya kedalam lubang dibandingkan pada uji rasa ingin tahu menunjukan dosis
kontrol (-), sedangkan dosis 26% lebih 26% tidak berbeda nyata dengan kontrol (-
sedikit menjengukan kepala dibandingkan ) pada decocta 13% peningkatan itu
kontrol (-) (Gambar 2). Dari hasil analisa tidaklah berbeda nyata denagan kontrol (-)
statistik yang dilakukan dengan metode peningkatan rasa ingin tahu baru terlihat
ANOVA Dua Arah menunjukan perlakuan setelah diberikan decocta dengan dosis
dan waktu pengamatan sangat bermakna yang lebih rendah yaitu dosis 6,5% dan
meningkatkan rasa inginF tahu mencit (P < berbeda nyata dengan pembanding (Tabel
0,01) berarti semakin rendah dosis yang 6)
diberikan semakin meningkat rasa ingin
Gambar 2. Grafik Aktivitas Rasa Ingin Tahu Mencit Hari Ke-1, Ke-5, Ke-10
Tabel 5. Uji Lanjut Duncan Terhadap Rasa Ingin Tahu (Jengukan) Mencit Putih Jantan Dari
Faktor Waktu Pengujian
Subset
Waktu Uji N 1 2
Duncan 2 Hari ke- 10 25 28,08
Hari ke- 5 25 32,80
Hari ke- 1 25 36,40
Sig. 1,000 0,096
Tabel 6. Uji Lanjut Duncan Terhadap Rasa Ingin Tahu (Jengukan) Mencit Putih Jantan Dari
Faktor Perlakuan
Parameter N Subset
1 2 3
Dosis 26 % 15 25,87
Kontrol 15 27,33
Pembanding 15 45,73
Tabel 7. Hasil Analisa Statistik ANOVA Dua Arah Lama Bertahan Mencit Pada Alat Rotary
Road
Total 195068,000 75
Tabel 8. Uji Lanjut Duncan Terhadap Lama Bertahan Mencit Putih Jantan Dari Faktor
Waktu Pengujian
Subset
Waktu Uji N
1
2
Duncan Hari ke- 10 25 48,20
Hari ke- 5 25 48,48
Hari ke- 1 25 48,52
Sig. 0,916
Tabel 9. Uji Lanjutan Duncan Terhadap Lama Bertahan Mencit Putih Jantan Dari Faktor
Perlakuan
Hasil pengamatan pengujian ketahanan alat Rotary Road yang berputar terlihat
dan keseimbangan mencit menggunakan bahwa dengan pemberian decocta batang
brotowali dosis 6,5% menyebabkan mencit 0,05) (Tabel 10). Ari uji lanjut Duncan
lebih lama bertahan dibandingkan kontrol menunjukan hari ke-10 dan ke-5 tidak
(-). Lamanya waktu bertahan mencit ini berpengaruh nyata, tetapi hai ke-1 berbeda
semakin bertambah lama pada dosis kecil nyata dengan hari ke-10 (Tabel 11).
yaitu dosis 6,5% (Gambar 4). Dari uji Sedangkan variasi dosis yang diberikan
statistik yang dilakukan dengan metode menunjukan decocta dosis 26% tidak
ANOVA Dua Arah menunjukan perlakuan berbeda nyata dengan kontrol (-) decocta
sangat bermakna meningkatkan ketahanan dosis 13% menunjukan perbedaan yang
mencit bertahan pada Rotary Road yang nyata dalam meningkatkan ketahanan
berputar (P < 0,01) berarti semakin waktu tubuh mencit dan berbeda nyata dengan
dan perlakuan*waktu tidak bermakna (P > decocta 6,5% (Tabel 12).
Gambar 4. Grafik Uji Daya Tahan Tubuh Pada Hari Ke-1, Ke-5, Ke-10
Tabel 10. Hasil Analisa Statistik ANOVA Dua Arah Lama Bertahan Mencit Pada Alat
Rotary Road
Suber Variasi Jumlah Db Kuadrat F P
kuadrat Rata-rata
Total 92554,000 75
Tabel 11. Uji Lanjut Duncan Terhadap Lama Bertahan Mencit Putih Jantan Dari Faktor
Waktu Pengujian
Tabel 12. Uji Lanjutan Duncan Terhadap Lama Bertahan Mencit Putih Jantan Dari Faktor
Perlakuan
Kontrol 15 16,47
Dosis 13 % 15 27,60
Pembanding 15 53,07
Semua uji telah dilakukan terhadap brotowali dosis 6,5% memberikan efek
hewan percobaan untuk melihat yang lebih besar. Pada pengujian Rasa
perangsangan sistem saraf pusat Ingin Tahu dan Rotary Road lama waktu
diantaranya uji Automatic Hole Board pengujian mempengaruhi efek pada Sistem
(aktivitas motorik dan akivitas sensorik), Saraf Pusat (SSP), tetapi pada Uji
uji gelantung dan uji Rotary Road Aktivitas Motorik dan Uji Gelantung lama
(Ganong, 1987), didapatkan hasil bahwa waktu pemberian tidak mempengaruhi
dosis 6,5% dan 13% decocta batang efek pada Sistem Saraf Pusat (SSP).
brotowali dapat merangsang sistem saraf
DAFTAR PUSTAKA
pusat, sedangkan dosis 26% hanya
menyetarai kontrol (aquadest). Semakin BPOM. 2013. Pedoman Uji Klinik Obat
Herbal. Jakarta: BPOM RI
tinggi dosis yang diberikan semakin tidak
Ganong, S. 1987. Farmakologi dan
memberikan efek sebagai sistem saraf
Terapi. (Edisi. 3). Jakarta: Bagian
pusat. Dosis 6,5% dari decocta batang Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
brotowali memberikan efek yang lebih
mendekati kepada pembanding. Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia,
Edisi ke dua, ITB, Bandung.
KESIMPULAN
Kresnady, Budi. 2003. Khasiat & Manfaat
Decocta batang brotowali berpengaruh Brotowali si Pahit yang
Menyembuhkan. Jakarta: PT
terhadap stimulan sistem saraf pusat pada
AgroMediaPustaka
mencit putih jantan. Pengaruh aktifitas
Vogel, H. G. 2002. Drug Discovery and
sistem saraf pusat decocta batang Evaluation Pharmakological
Assay. Heidenlherg: Spiringer.