OLEH :
RISKA YOLANDA
NIM 199489
Assalamualaikum,Wr.Wb.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT/ Tuhan yang maha esa yang telah
(Mus muculus)”. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan dalam
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dian
Kartikasari M.Farm.,Apt selaku dosen pembimbing dan ibu selaku dosen penguji
1. Orang tua tercinta atas seluruh dukungan baik moril maupun materil.
Akhir kata semoga Karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan keterbatasan dalam Karya Tulis Ilmiah dapat ditingkatkan peneliti
Penulis
ABSTRACT
Research has been carried out to test the antidiarrheal activity of the
ethanolic extract of kesum leaves (Polygonum minus Huds) against male white
mice (Mus muculus). This study aimed to prove the antidiarrheal activity of the
seeddian kesum leaf extract in male white mice and to determine the
concentration of the kesum leaf extract that could provide the best antidiarrheal
activity. Kesum leaf ethanol extract preparations in this study were made with
ABSTRAK
kesum (Polygonum minus Huds) terhadap mencit putih jantan (Mus muculus).
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan aktivitas antidiare seeddian ekstrak
daun kesum terjadap mencit putih jantan dan menentukan konsentrasi ekstrak
daun kesum yang dapat memberikan aktivitas antidiare yang paling baik. Sediaan
ekstrak etanol daun kesum pada penelitian ini dibuat dengan konsentrasi 0,25%,
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
yang masih tinggi. Survey morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare,
naik. Pada tahun 2000 IR (incidence rate) penyakit diare 301/1000 penduduk,
pada tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi
luar biasa diare juga masih sering terjadi, dengan CFR (case-fatality rate)
yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB (kejadian luar biasa) di 69
kecamatan dengan jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang (CFR
2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB diare di 24 kecamatan dengan jumlah kasus
5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010
Diare atau lebih dikenal dengan sebutan mencret adalah suatu gejala
klinis, gangguan pada saluran pencernaan (usus) di mana frekuensi buang air
besar lebih banyak/sering dari pada keadaan normal, yang disertai dengan
perubahan bentuk dan konsistensi feses yang lebih pendek atau encer. Diare
dapat bersifat akut atau kronis dan diare spesifik atau diare non spesifik.
Secara umum, diare dapat terjadi karena meningkatnya motilitas usus dan
yaitu tentang Uji Antidiare Granul dari ekstrak Etanol Daun Kratom
(Mytragina specioca Korth) Terhadap mencit putih jantan (Mus musculus L).
dan alkaloid yang terkandung dalam daun kesum. Senyawa turunan tannin dan
reseptor muskarinik atau bekerja pada reseptor μ opioid yang terletak di otot
usus halus sehinggaperistaltik usus berkurang. Selain itu, tanin memiliki efek
pori-pori dan selaput lendir usus, dengan demikian absorbsi air kedalam usus
kuat dengan molekul protein, dan menghasilkan ikatan silang yang besar dan
Penyebab diare dapat dibagi atas faktor infeksi (infeksi bakteri), faktor
yaitu pengurangan waktu kontak Dalam usus kecil, pengosongan usus besar
yang terlalu cepat, dan pertumbuhan bakteri yang berlebihan. Air didalam
perut yang berfungsi menghancurkan makanan harus terkena epitel usus untuk
proses sekresi terjadi. Jika kontak ini waktu menurun akan menghasilkan diare
(Dhipiro 2008).
bahkan mendirikan tempat tinggal. Tidak salah lagi kekayaan alam banyak
(Sari, 2006)
Indonesia, Namun baru 1.000 jenis saja yang sudah didata dan sekitar 300
(Hariana, 2013).
Kalimantan Barat. Tanaman ini tumbuh di daerah tropis dan subtropic, yaitu
pada tempat yang hangat dan lembab, oleh karena itu tanaman ini banyak
Pada penelitian ini hewan uji dibuat menjadi diare dengan memberikan
oleum ricini secara oral, alasan menggunakan oleum ricini tersebut karena
minyak ini berkhasiat sebagai pencahar atau laksansia. Minyak ini didalam
yang encer.
hewan mamalia yang secara biologis memiliki Faal tubuh yang hampir sama
tubuh. Selain itu hewan uji mencit ini lebih mudah penanganannya dan tidak
memerlukan banyak tempat. Mencit yang digunakan yaitu mencit putih yang
berkelamin jantan karena mencit jantan tidak mengalami siklus atau hormonal
pembanding yang diberikan dapat bekerja dengan lebih baik tanpa pengaruh
yang berarti dari hormon. Rute pemberian sampel granul ekstrak daun Kesum
dilakukan secara oral agar kondisi sama dengan pemberian loperamid HCL
flavonoid, dan alkaloid ekstrak daun kesum (Polygonum minus Huds.) dengan
sampel esktrak etanol, ekstrak etanol 96%, ekstrak etanol 70%, ekstrak etanol
50% mendapatkan hasil bahwa dengan sampel ekstrak etanol 50% memiliki
aktivitas antidiare dari ekstrak daun kesum 50% (Polygonum minus Huds.)
pada mencit jantan yang diinduksi diare dengan menggunakan Oleum ricini.
1.2 Rumusan Masalah
Huds) yang dibutuhkan untuk efek antidiare pada mencit putih jantan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kesum dikenal luas oleh masyarakat Kalimantan sebagai salah satu kekayaan
khas karena memberikan aroma yang sedap dan rasa yang nikmat pada makanan
Daun Kesum (Polygonum minus Huds.) berasal dari negara negara Asia
liar di tempat yang lembab seperti selokan, sungai,rawa-rawa dan danau. Kesum
dapat bertahan hidup dengan baik pada suhudingin seperti di daerah perbukitan
Kerajaan : Plantae
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Maggnoliopsida
Subkelas : Carryophyllidae
Bangsa : Polygonales
Suku : Polygonaceae
Marga : Polygonum
ini tumbuh liar di tempat yang lembab seperti selokan, sungai,rawa-rawa dan
danau. Kesum dapat bertahan hidup dengan baik pada suhu dingin seperti di
Tanaman herba ini dapat digambarkan sebagai tanaman semak dan kurus.
Tanaman ini dapat mencapai ketinggian 1,0 m di dataran rendah dan 1,5 m pada
daerah berbukit. Daun lanset panjang dan berukuran sekitar 5-7cm dan lebar 05-
2,0 cm. Daun hijau gelap aromatik dan teratur secara bergantian pada batang.
batang. Batang berbentuk berbentuk silinder, silinder, hijau dan sedikit sedikit
kemerahan memiliki ruas pendek dengan nodus yang mudah berakar (Qader dkk,
2012).
Kesum merupakan tanaman yang dikenal luas oleh masyarakat
pengobatan diantaranya sebagai obat sakit perut, obat antiketombe dan sebagai
alifatik yang tinggi ini menyebabkan minyak kesum memiliki potensi yang tinggi,
yang besar (72,54%) yang mengandung aldehid alifatik. Dekanal (24,36%) dan
terhadap aroma dari kesum. Selain dekanal dan dodekanal, juga di temukan bahwa
fungsinya, gigi dibagi menjadi tiga jenis sebagai berikut: Gigi taring, berfungsi
Manusia umumnya mengalami dua kali pergantian gigi. Saat umur 0-6
tahun jumlah giginya 20, yang dinamakan gigi susu. Sesudah dewasa, jumlah
giginya 32, dan jika tanggal tidaj akan tumbuh lagi disebut gigi tepat.
menghasilkan ludar sekitar 1,6 liter setiap hari. Umumnya ludah mengandung
99% air dan 1% berupa garam garaman,urea, lendir, enzim pembunuh kuman, dan
enzim pencernaan makanan. Pada manusia terdapat tiga buah kelenjar ludah, yaitu
kelenjar parotis (diantara otot pengunyah disebelah bawah depan daun telinga dan
dengan lambung, yang terletak diantara pembuluh hawa dan ruas tulang belakang.
Perjalanan makanan dari kerongkongan sampai lambung membutuhkan waktu
terjadinya pencernaan makanan secara kimiawi. Organ ini terletak diatas rongga
perut, dibawah diagfragma. Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu bagaian atas
menghasilkan getah lambung yang terdiri dari air, lendir, asam klorida (HCl),
Makanan dari lambung akan masuk kedalam usus halus. Pada usus halu ini
terjadi penyerapan sari-sari makanan. Usus halus terdiri dari usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus
halus terdapat muara dari dua saluran yang berasal dari kandung empedu dan
Sisa makanan yang berupa cairan, diserap oleh usus besar dan dibusukkan
oleh bakteri pembusuk. Kotoran ini akhirnya akan dikeluarkan melalui anus.
2.3 Diare
lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi
cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir. Diare adalah kehilangan cairan dan
elektrolit secara berlebihan yang terjadi kerena frekuensi satu kali atau lebih
buang iar besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair. Diare adalah keluarnya
tinja yang lunak atau cair dengan frekuensi 3 X atau lebih perhari dengan atau
tanpa darah atau lendir dalam tinja, atau bila merasakan adanya perubahan
konsistensi dan frekuensi buang air besar. Jadi diare adalah keluarnya tinja yang
lunak atau cair pada balita umur 6 bulan sampai 5 tahun dengan frekuensi lebih
dari biasanya atau lebih dari 3 kali dalam sehari dengan atau tanpa darah atau
Pada dasarnya, ada beberapa jenis diare. Penyebab jenis diare satu dengan
yang lainnya pun berbeda-beda. Berikut ini akan diuraikan beberapa jenis diare
a. Diare Osmotik
yaitu bahan-bahan makanan tertentu yang tidak dapat diangkut oleh darah dan
dan mannitol.
lactase adalah enzim yang diproduksi didalam usus halus. Enzim ini berfungsi
mengubah laktosa (gula usus) menjadi glukosa dan galaktosa, sehingga dapat
diserap oleh darah. Apabila orang yang kekurangan enzim lactase mengkonsumsi
susu atau produk olohan susu maka laktosa akan menumpuk didalam usus halus
b. Diare Sekretorik
Diare sekretorik terjadi saat usus kecil dan usus besar mengeluarkan
senyawa garam (terutama natrium klorida) dan air ke dalam feses. Sekresi garam
dan air yang berlebih ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya
senyawa toksin, minyak kastor, atau asam empedu di dalam usus. Selain itu, diare
sekretorik juga dapat disebabkan oleh adanya tumor tertentu, misalnya karsinoid,
c. Sindroma Malabsorbsi
didalam usus halus. Penderita gangguan ini biasanya tidak dapat mencerna
menyeluruh, lemak dan karbonhidrat tidak dapat diserap dengan baik. Lemak
produksi enzim tertentu didalam usus halus, dan adanya penyakit pada hati.
d. Diare Eksudatif
peradangan atau terbentuknya borok pada usus besar. Peradangan atau borok ini
dapat memicu pelepasan protein, darah, lendir, dan cairan lainya yang dapat
meningkatkan kandungan serat dalam feses dan membuat feses menjadi encer.
Diare eksudatif biasanya dipicu oleh jenis penyakit lain, seperti TBC, limfoma,
Untuk dapat mencapai keadaan tersebut, feses harus berada di dalam usus besar
selama beberapa waktu tertentu. Apabila terlalu cepat atau terlalu lama didalam
usus besar maka feses menjadi tidak normal. Jika terlalu cepat meninggalkan usus
besar, feses menjadi sangat encer. Sebaliknya, feses akan menjadi sangat keras
meninggalkan usus besar, sehingga feses menjadi sangat encer. Beberapa hal yang
pencahar.
Hal ini biasanya disebabkan oleh zat yang merangsang terjadi peningkatan
sekresi, baik dari luar (missal toksin kolera) atau dari dalam (pada penyakit
inkluksi mikrovili congenital). Pada diare jenis ini akan terjadi penurunan
penyerapan dan peningkatan sekresi air dan transport elektrolit ke dalam usus.
Fesenya akan berupa cairan dengan osmolaritas yang normal sama dengan dua
kali {Na + K}, dan tidak ditemukan sel leukosit (sel darah putih). Contohnya jenis
diare ini adalah diare karena kolera, E. Coli toxigenic, karsinoid, neuroblastoma,
diare klorida, congenital, clostridium difficile, dan Criptospridiosis (AIDS). Diare
2. Diare osmotik
Diare osmotik adalah kekurangan enzim lactase. Enzim lactase adalah yang
diproduksi di dalam usus halus. Enzim ini berfungsi mengubah laktosa (gula
usus0 menjadi glukosa dan galaktosa, sehingga dapat diserap oleh darah. Apabila
orang yang kekurangan enzim lactase mengkonsumsi susu atau produk olohan
susu maka laktosa akan menumpuk di dalam usus halus sehingga mengakibatkan
waktu transit makanan di usus. Infeksi usus dapat menyebabkan diare jenis ini,
feses yang terbentuk biasanya cair, lembek, sampai menyerupai bentuk feses
normal dengan volume yang tidak terlalu besar. Contohnya diare ini asala diare
dan osmolaritas usus. Feses diare ini berbentuk cair, dan tata laksananya kadang
penambahan nutrisi yang mungkin perlu diberikan secara parental. Contoh diare
peningkatan gerak usus. Feses yang di hasilkan biasanya disertai darah yang dapat
dilihat dengan jelas atau dengan mikroskopik (Terlihat sel darah merah). Contoh
yang menjadi pemicu terjadinya diare spesifik dan diare non spesifik. Secara
umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu : Infeksi oleh bakteri, virus atau
parasite. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu, infeksi oleh bakteri atau
faktor di antaranya pertama faktor infeksi, proses ini dapat di awali adanya
kemungkinan berkembang dalam usus daan merusak sel mukosa usus yang dapat
transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudia
dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga
terjadilah diare. Ketiga faktor makanan, ini terjadi apabila toksin yang ada tidak
mampu diserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus yang
setelah dua sampai tiga hari dan paling membutuhkan satu atau dua minggu. Satu-
satunya pengobatan diare yang paling diperlukan adalah mencegah dehidrasi yang
dapat dilakukan dengan minum cairan pengganti dan campuran elektrolit (Oralit).
2.3.7 Antidiare
Antidiare adalah obat yang diberikan untuk mengatasi gejala diare obat
yang diberikan untuk penderita diare adalah untuk terapi kausal, yaitu
psikotikum) dengan khasiat obstipasi yang 2-3 kali lebih kuat tetapi tanpa efek
terhadap system saraf pusat (SSP) karena tidak bisa menyerangi sawar-darah otak
oleh karena itu kurang menyebabkan efek sedasi dan efek ketergantungan
disbanding golongan opiate lainya seperti-sekresi dari sel sel mukosa, yaitu
normal Kembali. Mulai kerja loperamide lebih cepat dan betahan lebih lama.
non kolinergik yang terlibat dalam refleks peristaltic, menurunkan aktivitas otot
Dosis adalah takaran atau jumlah, dosis obat adalah takaran obat yang bila
Dosis dewasa :
Diare akut : dosis awal 4 mg per oral, dilanjutkan dengan 2 mg setiap diare
berikutnya sampai dengan 5 hari : dosis lazim 6-8 mg per hari, maksimum 16 mg
per hari. Bila diare akut tidak sembuh/ tidak ada perbaikan dalam waktu 2 hari,
diare hingga diare terkendali, maksimum 16mg per hari. Dosis rata-rata per hari 4-
per hari. Jika tida ada perbaikan dalam waktu 10 hari dengan pemberian 16 mg
Dosis anak-anak :
Diare akut : usia 2-6 tahun (13-20 kg) : 1 mg per oral tiga kali seharai :
usia 6-8 tahun (20-30 kg) : 2 mg per oral dua kali sehari : usia 8-12 tahun (>30 kg)
diijinkan untuk diare kronis pada anak-anak , tetapi dosis 0,08-0,24 mg/kg/hari
1. Indikasi
Pengobatan simptomatik diare akut : terapi tambahan untuk rehidrasi
dalam diare akut pada dewasa dan anak-anak di atas 4 tahun : diare kronis khusus
untuk dewasa.
2. Kontraindikasi
diare. Tidak boleh diberikan pada kondisi dimana hambatan peristaltic harus
dihindari, terutama pada kondisi ileus atau konstipasi. Loperamide tidak boleh
2. Disentri akut
3. Efek samping
kepala, reaksi kulit seperti kemerahan dan gatal, rasa Lelah (fatigue).
non kolinergik yang terlibat dalam refleks peristaltic, menurunkan aktivitas otot
6. Farmakologi
Konsentrasi plasma puncak dicapai sekitar 2,5 atau 4-5 jam setelah pemberian per
oral.
memisahkan kotoran-kotoran atau bahan- bahan asing lainya dari bahan simplisia.
Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat, bahan-bahan
asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta
tanah dan pengotoran lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Tujuan
Sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi
kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau
perusakan simplisia. Air yang masih tersisa dalam simplisia pada kadar tertentu
dapat merupakan media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya. Enzim
tertentu dalam sel, masih dapat bekerja, menguraikan senyawa aktif sesaat setelah
sel mati dan selama bahan simplisia tersebut masih mengandung kadar air
yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering. Proses ini dilakukan sebelum
2.5 Ekstraksi
dilakukan dengan berbagai metode yang sesuai dengan sifat dan tujuan ekstrasi.
Pada proses ekstraksi dapat digunakan sampel dalam keadaan segar atau yang
telah dikeringkan, tergantung pada sifat tumbuhan dan senyawa yang akan di
isolasi. Penggunaan sampel segar lebih disukai karena penetrasi pelarut yang
digunakan selama penyarian kedalam membrane sel tumbuhan secara difusi akan
polimer berupa resin atau artefak lain yang dapat terbentuk selama proses
mikroba.
2.5.2 Metode
Jenis-jenis ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan adalah :
Oleum ricini atau minyak jaarak adalah minyak lemak yang diperoleh
dengan perasan dingin biji Ricinus communis L. yang telah dikupas berupa cairan
yang kental,jernih, kuning pucat atau hampir tidak bewarna, bau lemah, rasa
usus halus, minyak ini mengalami hidrolisis dan menghasilkan asam risinoleat
mengakibatkan pengeluaran isi usus dengan cepat. Dosis 0leum ini adalah 2-3
sendok makan (15-30ml), diberikan sewaktu perut kosong. Efek timbulnya 1-6
jam setelah pemberian, berupa pengeluaran buang air besar berbentuk encer
(Hudayani,2006).
Aqua destilata atau air suling dibuat dengan menyuling air yang
dapat diminum, bisa sebagai pelarut. Pemerian cairan jernih, tidak berbau,
putih atau putih kuning gading,; tidak berbau hampir tidak berbau;
koloidall, tidak terlarut dalam etanol (95%) p, dal meter p dan dalam pelarut
2.9Mencit
Klasifikasi mencit :
Kerajaan : Animalia
Filium : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
lainnya, serta bersarang di sudut-dufut lemari. Hewan ini diduga sebagai mamalia
dalam hutan barangkali lebih sedikit dari pada yang tinggal di perkotaan
(Amori,1997).
yang cepat. Hal tersebut sangat bermanfaat dalam penelitian eksperimental yang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain batang pengaduk,
wadah, timbangan ohaus, timbangan analitik, jarum untuk pemberian oral (sonde
oral), dan alat suntik 1 ml (spuit), stopwatch, gelas kimia dan gelas ukur.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih jantan
(Mus musculus), oleum ricini, loperamide HCl, Na CMC 0,5%, etanol 96%,
Daun kesum dibersihkan dari kotoran kotoran yang menempel, lalu dicuci
sampai bersih dengan air mengalir dan ditiriskan, kemudian diranjang mejadi
kecil kecil, lalu dikeringkan dengan sinar matahari dan ditutup kain hitam hingga
kering, yang ditandai simplisia akan pecah saat diremas. Lalu dilakukan sortasi
Sebanyak 300 g daun kesum direndam dengan pelarut etanol 50%. untuk
memulai proses ekstraksi. Perbandingan bahan dengan pelarut adalah 1:5 (b/v)
maserasi masing-masing selama 3X24 jam, dan sesekali di aduk dan setiap 24 jam
Filtrat diganti dengan pelarut yang baru. Selanjutnya disaring dengan kertas
saring. Filtrat yang diperoleh dipekatkan dalam rotary evaporator vakum pada
Disiapkan mencit putih jantan yang sehat dan yang telah dewasa dengan
berat 20-30 gram. Mencit digunakan untuk penelitian sebanyak 30 ekor yang di
bagi menjadi 5 kelompok, masing masing terdiri dari 6 ekor ditempatkan dalam
kendang terpisah.
akan diadaptasikan selama 7 hari hanya diberi pakan standar dan minum air dalam
kelebihan seperti siklus hidup relatif pendek, banyaknya jumlah anak per
hewan mamalia lain, struktur anatomi, fisiologi serta genetik yang mirip dengan
manusia. Mencit yang digunakan yaitu mencit putih yang berkelamin jantan
karena mencit jantan tidak mengalami siklus atau hormonal seperti yang dialami
dapat bekerja dengan lebih baik tanpa pengaruh yang berate dari hormone.(Fianti,
Dibuat larutan stok 100 ml ekstrak etanol daun kesum dengan konsentrasi
0,25%, 0,5%, 0,75%. Timbang ekstrak etanol daun kesum sesuai perhitungan,
kemudian dilarutkan dalam 100 ml larutan Na-CMC 0,5% lalu digerus hingga
homogen.
0,5% dengan air korpus sebanyak 10x beratnya Na CMC. Kemudian diberikan air
panas dan gerus hingga terbentuk mucilage, lalu masukan serbuk loperamide
kedalam lumpang, gerus hingga homogen kemudian tambahkan air suling ad
sebanyak 6 ekor (Kontrol negative, kontrol positif dan kelompok uji yaitu dengan
4. Mencit diberikan selama 1 jam setelah diberikan sediaan oral, untuk semua
5. Satu jam setelah dibiarkan, semua mencit diberi peroral 0,75ml oleum
ricini untuk bobot mencit 20-30g, induksi diare diberikan setelah antidiare
jam
b. Konsistensi feses
c. Frekuensi diare
diare pada tikus setelah perlakuan. Frekuensi diare diamati selang 30 menit
jalan atau One Way Anova, merupakan salah satu metode parametrik dalam uji
perbandingan yang dapat digunakan apabila ingin membandingan rataan dua atau
lebih populasi yang saling bebas. Dengan kata lain, pada metode ini akan
membandingan sekumpulan data dengan kumpulan data yang lain lebih dari dua
sampel. ANOVA satu arah ialah uji hipotesis dengan memakai varian serta data
hasil pengamatan terhadap satu faktor. Tujuan dilakukannya uji anova satu arah
adalah untuk membandingkan dua rata-rata atau lebih yang akan digunakan untuk
Indonesia. 1979.
DiPiro, J.T., R.L. Talbert, G.C. Yee, G.R. Matzke, B.G. Wells, and L.M.
Firlandi. Uji daya hambat ekstrak etanol daun kratom (Mitragyma specioca
Swadaya
Bogor
Huda, Miftahul. 2014. Model-model pengajaran dan pembelajaran: Isu-isu
Kefarmasian, Jakarta.
Sari NK. 2006. Deteksi Dini Malnutrisi pada Usia Lanjut. Di dalam:
472
493.
Rumus :
Keterangan :
RUMUS : - V1 = volume awal yang dibutuhkan
- V2 = volume yang diinginkan
V1 x N1 = V2 x N2
- N1 = konsentrasi awal
- N2 = konsentrasi yang diinginkan
Diketahui :
V2 = 5000ml
N1 = 96%
N2 = 50%
Ditanya :
V1 = …….?
Dijawab :
V1 x N1 = V2 x N2 =
V1 = V2 x N2
N1
= 5000ml x 50%
96%
= 2.604,2ml atau 2,6 liter
2. Perhitungan Pembuatan Ekstrak Daun Kesum (Polygonum minus
Huds)
- 0,25% / 100ml
- 0,5% / 100ml
- 0,75% / 100ml
Missal :
Maka :
3. Perhitungan Loperamid
Misal :
Posiologi : 4mg
Rumus :
Dosis : Berat Tab x Dosis Mencit : Berat tab yang diambil
4 mg : 170 mg x 0,0052 : X
0,221 mg 0,5 ml
X 100 ml
1 mg
4. Pembuatan Na CMC
Na CMC 0,5%
= 10 x 0,5 g
= 5 ml
Lampiran 2 Penyiapan Simplisia
Simplisia
Lampiran 3 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Kesum
1 x 24 jam
Maserat
- Dilakukan teknik pemekatan dengan menggunakan rotary
1. Kontrol (-)
Na CMC
gerus ad homogen
2. Kontrol (+)
Loperamid
- Ditimbang loperamid
lumpang
dan gerus
gerus
lalu digerus