SKRIPSI
Oleh :
151434036
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
151434036
YOGYAKARTA
2019
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya Bersama kesulitan ada kemudahan”
(QS. Ash-Sharh)
“Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati
mereka)”
Serta Almamaterku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Teh merupakan minuman yang digemari oleh masyarakata Indonesia yang
mengandung banyak manfaat bagi kesehatan. Flavonoid dan fenol dalam teh dapat
membantu meredam aktivitas radikal bebas. Radikal bebas dapat dikurangi dengan
memanfaatkan daun kumis kucing karena mengandung flavonoid dan fenol.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi suhu pengeringan
terhadap aktivitas antioksidan pada teh daun kumis kucing, mengetahui pengaruh
variasi suhu pengeringan terhadap kesukaan panelis pada teh daun kumis kucing
dan mengetahui variasi suhu yang disukai panelis berdasarkan uji organoleptik pada
teh daun kumis kucing.
Bahan yang digunakan adalah daun kumis kucing dengan 3 variasi
perlakuan dan kontrol yaitu 400C, 500C, 600C dan teh kumis kucing yang dijual di
pasaran. Teh yang dihasilkan kemudian diuji organoleptik dan aktivitas
antioksidan, selanjutnya data diuji statistik menggunakan Anova one way.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh kumis kucing dengan variasi suhu
pengeringan 400C, 500C dan 600C tidak berpengaruh terhadap kesukaan panelis
dan berpengaruh pada aktivitas antioksidan. Semakin tinggi suhu yang digunakan,
maka semakin tinggi aktivitas antioksidan. Teh yang memiliki aktivitas antioksidan
paling tinggi adalah teh dengan variasi suhu pengeringan 600C dengan nilai 91,02
%. Secara umum panelis lebih menyukai teh dengan variasi suhu pengeringan 600C
untuk kesukaan aroma dan rasa. Sedangkan untuk kesukaan warna panelis lebih
menyukai teh pada kontrol.
Kata kunci : teh, variasi suhu, aktivitas antioksidan, kesukaan panelis
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
higher the temperature used, the higher antioxidant activity. Tea which has the
highest antioxidant effect is tea with a drying temperature variation of 600C with
value 91,02 %. In general, panellist preferred tea with a drying temperature
variation of 600C for aroma and taste. As for color preference, panellist prefer tea
in control.
Keywords: tea, temperature variation, antioxidant activity, panellist preference
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga dapat menyelesaikan
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidika
Selama proses penulisan dan penyusunan karya tulis ini, penulis mendapatkan
banyak dukungan dan perhatian dari berbagai pihak, untuk itu penulis dengan tulus
1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan pertolongan-Nya bagi penulis
selama ini, dari awal perencanaan penelitian hingga akhir penulisan skripsi
penulis untuk berlajar tentang berbagai hak baik itu tentang pengetahuan
4. Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For. Sc., selaku ketua Program StuDI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tempat penelitian.
kepada penilis.
9. Keluarga tercinta : Bapak Sumardi, Mama Sri Lestari, Kakak Nanda Yusuf,
Adik Aisyah Ardian yang selalu mendukung, menjadi motivasi dan mereka
dengan baik.
10. Sahabat dan orang tercinta yang selalu ada dalam membantu dan
Wahyu Verawati, Winda Purnama, Widian Bunga, Erina Eva dan Aprilia
Dian
semangat
12. Semua pihak yang terkait yang tidak bisa dituliskan satu persatu,
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Kesimpulan .......................................................................................51
B. Saran .................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................52
LAMPIRAN............................................................................................57
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bebas. Selain itu teh merupakan minuman alami, sehingga relatif aman dari
efek samping yang merugikan kesehatan. Produk teh saat ini telah
mengalami perkembangan, tidak hanya terbuat dari daun teh namun dapat
yang memiliki peran penting dalam mencegah penyakit akibat radikal bebas
seperti kanker dan penuan dini. Salah satu pengobatan alternatif yang
alami yang dapat melindungi dari kerusakan sel dan mampu menetralkan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembuatan teh karena daun kumis kucing mengandung minyak atsiri 0,02-
2010).
dengan dibuat teh herbal. Menurut Hambali (2005), teh herbal merupakan
dalamnya.
Daun kumis kucing yang akan digunkana sebagai teh herbal harus
satu proses yang digunakan untuk mereduksi kandungan air dalam daun,
enzim yang bisa menguraikan lebih lanjut zat aktif (Ajisaka, 2012). Faktor
utama yang berpengaruh dalam proses pengeringan adalah suhu. Suhu yang
dalam bahan akan hilang, jika suhu terlalu tinggi mengakibatkan bagian luar
daun cepat kering tetapi bagian dalamnya masih basah (Gunawan dan
Mulyani, 2004).
metode yang umum digunakan untuk pengeringan teh herbal daun kumis
membutuhkan waktu yang lama karena suhu pengeringan yang tidak bisa
diatur dan suhu dalam pengeringan tidak stabil sehingga akan merusak
dalam bahan.
B.B.S.)
B. Rumusan Masalah
spicatus B.B.S.)?
B.B.S.)?
C. Tujuan
dicapai yaitu :
B.B.S.).
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Pendidikan
khususnya pada materi zat aditif dan zat adiktif kelas VIII.
3. Bagi Masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terkenal di dalam dan di luar negeri. Tanaman ini diduga berasal dari daerah
berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Lamiales
Marga : Orthosiphon
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tanaman kumis kucing tingginya dapat mencapai dua meter dengan daun
yang berbentuk bulat lonjong seperti telur ataupun belah ketupat. Tanaman ini
memiliki bunga berbentuk tandan yang keluar di ujung cabang dengan mahkota
berwarna putih atau ungu pucat yang memiliki panjang 13-27 mm. Pada bagian
atas mahkota ditutupi bagian yang menyerupai rambut pendek seperti kumis
kucing berwarna putih atau ungu. Kumis kucing memiliki buah berwarna
coklat gelap dengan panjang 1,75- 2 mm dan biji berbentuk bulat panjang
dengan warna putih kehitaman yang akan menjadi coklat kehitaman ketika
A B
dan senyawa fenolik (Sudarsono dkk., 1996). Daun kumis kucing mengandung
(astiri oil), minyak lemak (fat oil), saponin, sapofinin, garam kalium
700 mg per 100 g daun segar), 0,2% lipophilic flavones, sinensetin, flavonol
essential oil.
Zat Kegunaan
Minyak Astiri • Antiradang
• Antibakteri
Flavonoid • Melindungi struktur sel
• Meningkatkan efektivitas vitamin C
• Antiinflamasi
• Antioksidan
Orthosiphon • Diuretik
glukosida • Antiinflamasi
Alkaloid • Antioksidan
• Antiinflamasi
• Antimikroba
Saponin • Antiseptik
• Antioksidan
• Antikarsiogenik
Garam • Metabolisme energi
Kalium • Katalisator sintesis glikogen dan protein
Myoinositol • Aktivitas lipotropik
• Mengatur respon sel terhadap rangsangan
• Transformasi saraf
• Pengaturan aktivitas enzim
Sumber : Astuti (2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
B. Pengertian teh
Teh merupakan salah satu minuman yang sangat popular digemari dan
konsumsi teh orang Amerika, Jepang, dan Eropa mencapai hampir 2.5
oleh rendahnya angka produksi teh dalam negeri bila dibandingkan dengan
namun dewasa ini ekstrak teh juga banyak ditambahkan dalam berbagai
jenis minuman lain, teh ternyata lebih banyak manfaatnya. Manfaat yang
negatif. Khasiat yang dimiliki oleh minuman teh berasal dari kandungan zat
bioaktif yang terdapat dalam daun. Menurut La Vecchia at all (1992), Teh
11
oksigen reaktif dan juga radikal bebas sehingga antioksidan dapat mencegah
sudah lama dikenal dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Teh berasal
teh hitam, teh oolong, teh hijau, teh putih dan teh herbal. Tiga jenis teh yang
sering dikonsumsi yaitu teh hijau, teh oolong dan teh hitam (Liliana, 2005).
yang bukan berasal dari daun teh Camellia sinensis. Teh herbal lebih aman
kesehatan seperti kafein. Teh herbal dibuat dari bunga, biji, daun dan akar
dari berbagai tanaman. Teh herbal dikonsumsi dengan cara diseduh dan
disajikan seperti teh biasa. Teh herbal disajikan dalam bentuk kering seperti
penyajian teh dari tanaman teh. Tanaman herbal dalam bentuk kering yang
12
dalam bahan. Proses pelayuan berlangsung selama 10-24 jam dengan suhu
tidak lebih dari 35oC. Semakin kecil kadar airnya, maka semakin baik daun
bahan pangan dengan cara menguapkan sebagian besar air yang terkandung
sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Berkurangnya kadar
air dan terhentinya reaksi enzimatik akan mencegah penurunan mutu atau
pengeringan ini berupa suatu ruang dengan udara panas yang ditiupkan di
13
Setiap komoditas pangan memiliki suhu dan waktu yang berbeda beda
besar seiring dengan peningkatan suhu udara yang digunakan. Herbal yang
mengandung senyawa aktif yang tidak tahan panas atau mudah menguap
Kencana (2015), herbal dapat dikeringkan pada suhu 30-90oC dan hasil
menunjukan pengeringan lebih dari 60oC dan lama waktu pengeringan lebih
Semakin tinggi suhu dan waktu yang digunakan maka akan semaikin
kandungan zat aktif dalam bahan, serta memudahkan dalam hal pengelolaan
14
biaya pengemasan dan transportasi suatu produk dan dapat menambah nilai
guna dari suati bahan. Dalam industri makanan proses pengeringan ini
yang tidak mengandung air, maka dari itu untuk mempertahanankan aroma
dan nutrisi dari makanan agar dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama,
(Winarno, 2004).
D. Antioksidan
1. Pengertian Antioksidan
yang secara umum diketahui sebagai senyawa yang memiliki elektron yang
berpasangan. Secara umum suatu senyawa akan tetap stabil jika elektron itu
electron dari sel lain, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada sel
tersebut dan berimbas pada kinerja sel, jaringan dan akhirnya pada proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
reaksi antara radikal dan molekul berujung dengan timbulnya suatu penyakit
2. Jenis antioksidan
Tannin merupakan zat organik yang sangat kompleks dan terdiri dari
terdapat secara luas dalam tumbuhan yang dijumpai pada bagian kulit kayu,
16
radikal bebas akan bereaksi dengan atom atau molekul di sekitarnya atau
reaksi berantai yang mampu merusak struktur sel, bila tidak dihentikan akan
berantai, dan mengubah radikal bebas menjadi bentuk yang stabil (Malo,
2017).
Reaksi berantai pada radikal bebas (tanpa ada antioksidan) terdiri dari
Tahap inisiasi : RH → R* + H*
ROO* + RH → ROOH + R*
ROO* + R* → ROOR
Tahap inisiasi terjadi pembentukan radikal (R*) yang sangat reaktif, karena
(RH) melepaskan satu atom hidrogen, hal ini dapat disebabkan adanya
cahaya, oksigen atau panas. Pada tahap progresi, radikal (R*) akan bereaksi
17
sampai tahap terminasi, sehingga antar radikal bebas dapat saling bereaksi
memberikan atom hidrogen atau elektron pada radikal bebas (R*, ROO*),
mengubah ke bentuk yang lebih stabil dibanding radikal semula R*. Reaksi
Inisiasi : R* + AH → RH + A*
Radikal lipid
picrylhydrazyl)
bebas yang akan bereaksi dengan senyawa antioksidan sehingga DPPH akan
berubahnya warna ungu tua menjadi warna merah muda atau kuning pucat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
aktivitas Peredaman radikal bebas oleh sampel dapat ditentukan (Sayuti dan
Yenrina, 2015).
% 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔 𝑨𝒏𝒕𝒊𝒐𝒌𝒔𝒊𝒅𝒂𝒏
aroma, warna dan rasa suatu produk makanan, minuman atau produk obat
membiasakan indera kita untuk mengenali atau menilai cita rasa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tubuh manusia. Makanan yang memiliki cita rasa tinggi adalah makanan
rasa lezat. Evaluasi bau dan rasa masih tergantung pada taste panel,
(Ayustinungwarno, 2014).
1. Aroma
yang berbeda-beda.
2. Warna
selain itu warna juga digunakan sebagai indikator baik tidaknya cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3. Rasa
yang larut dalam air dan berinteraksi dengan reseptor pada lidah
berikut:
21
pada teh. Jika pada penelitian sebelumnya menggunakan daun alpukat, dan
daun katuk pada penelitian ini menggunakan kumis kucing yang memiliki
G. Kerangka Berpikir
daun yang dikeringkan dari tanaman dengan air panas. Tujuan pengeringan
zat aktif, dan dapat menguraikan senyawa racun pada bahan pangan. Teh
manfaat dan khasiat yang terkandung dalam teh, maka teh dapat
dikembangkan dari bahan yang bervariasi. Salah satu variasi bahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kumis kucing.
dan garam kalium (3%) sehingga daun kumis kucing berkhasiat obat.
daun kumis kucing. Teh daun kumis kucing dapat digunakan sebagai
kesukaan warna, aroma dan rasa teh. Berikut adalah kerangka berpikir yang
akan dilakukan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
24
H. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
600C.
B. Variabel Penelitian
1. Varibel bebas
kumis kucing. Variasi suhu terdiri dari 3 perlakuan (400C, 500C dan
2. Variabel terikat
3. Variabel kontrol
selama 2 jam pada oven, pelayuan pada suhu ruangan selama 24 jam
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
C. Batasan Penelitian
Agar masalah dalam penelitian ini tetap terarah, maka disusun batasan
1. Kumis kucing yang digunakan dalam penelitian ini adalah kumis kucing
tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun kumis kucing
nomor 1 sampai 10 dari pucuk. Daun kumis kucing diperoleh dari desa
picrylhydrazyl).
8. Uji organoleptik terdiri dari 3 uji yaitu : uji aroma, warna dan rasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
9. Panelis yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah panelis tidak terlatih
kisaran usia 18-25 tahun yan terdiri dari panelis perempuan dan laki-laki.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven kirin, blender
pipet ukur 5ml, timbangan duduk, gelas ukur, gelas kaca, loyang aluminium,
dari pucuk, kantung teh celup, larutan Diphenyl Picryl Hydrazl (DPPH),
larutan methanol, kertas label, tisu, air, plastic dan alat tulis.
E. Cara Kerja
2019. Pembuatan teh dan uji aktivitas antioksidan serta uji organoleptik
berikut :
pisau, nampan, baskom, oven, gelas ukur, dan gelas kaca dicuci bersih
28
A B
selama 2 jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
A B
C D
b. Kontrol
kucing dipasaran.
30
methanol 80%.
jumlah panelis, bahan dan cara kerja. Pada penelitian ini menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dengan kisaran usia 18-25 tahun yang terdiri dari panelis perempuan dan
laki-laki.
organoleptik, maka diperlukan gambaran tata letak teh kumis kucing dan
panduan penskoran saat uji organoleptik. Tata letak dan penskoran teh
Keterangan :
K : kontrol P3 : perlakuan 3
P1 : perlakuan 1 A, B, C : pengulangan
P2 : perlakuan 2 ( ) : kode uji organoleptik
K A, E, D
P1 J, I, H
P2 K, B, F
P3 C, L, G
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2 Tidak suka
3 Agak suka
4 Suka
5 Sangat suka
Keterangan : Kisaran nilai yang diberikan 1-5, semakin tinggi nilai yang
diberikan semakin tinggi tingkat kesukaan.
dan kontrol diambil 1 kantung teh dimasukkan ke dalam gelas kaca dan
selama 3 menit. Dilanjutkan uji aroma, warna dan rasa pada sampel
a. Uji aroma
33
b. Uji warna
masing perlakuan.
c. Uji Rasa
menjadi normal.
F. Analisis Data
ANOVA apabila yang diuji signifikan akan dilanjutkan dengan uji Tukey
34
a. Hipotesis
perlakuan
perlakuan
b. Pengambilan Keputusan
hasil statistik.
perlakuan
perlakuan
(Santoso, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
teh daun kumis kucing dengan variasi suhu pengeringan. Hasil tersebut
91,02
82,79
Rata-rata Aktivitas Antioksidan
73,85
61,21
%
ANTIOKSIDAN
K P1 P2 P3
Perlakuan
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
pada satu atom nitrogen akan direduksi oleh atom hidrogen dari antioksidan.
kimia ekstrak daun kumis kucing adalah saponin, flavonoid, tannin, fenol
senyawa fenol dalam suatu bahan makanan, maka akan besar pula aktivitas
antioksidan.
terdapat pada teh kumis kucing dengan suhu pengeringan 60oC (P3) sebesar
antioksidan ini disebabkan karena kontrol, P1, P2 dan P3 memiliki kadar air
pengeringan berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
digunakan sebesar 50oC dan pada P3 suhu yang digunakan 60oC. Kadar air
dalam sampel teh terdapat pada proses pembuatan teh. Ketika sampel
mengandung banyak air maka kemungkinan sampel akan mudah rusak dan
(2006), jika kadar air dalam bahan masih tinggi dapat mendorong enzim
menjadi produk lain. Enzim tertentu dalam sel masih dapat bekerja
menguraikan senyawa aktif setelah sel mati dan selama simpilasi masih
rendah suhu pengeringan teh daun kumis kucing semakin tinggi kandungan
pada sampel masih mengandung kadar air yang cukup tinggi. Sedangkan
kerusakan sampel.
38
tidak diinginkan, karena suhu dalam pelayuan tidak selalu optimal. Pada
akan melewati siang dan malam, proses pelayuan suhu pada malam dan
siang hari akan mengalami perubahan pada siang hari suhu akan meningkat
dan pada malam hari akan mengalami penurunan sehingga suhu yang
digunakan dalam penelitian tidak stabil. Semakin tidak stabil suhu dan lama
Hal ini terjadi karena adanya senyawa antioksidan yang hilang selama
dan tidak diinginkan, karena suhu dalam pelayuan tidak optimal saat proses
pelayuan.
dikatakan tinggi jika aktivitasnya lebih dari 50%. Jika aktivitasnya antara
tergolong tinggi.
82,79% urutan ketiga P1 yaitu 73,85%, dan yang terendah K yaitu 61,21%.
39
Anova One Way adalah sig 0,00 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variasi
kontrol terdapat berbedaan yang signifikan atau ada beda nyata, karena ada
beda nyata maka dilakukan uji lanjut yaitu post hock. Uji tukey
daun kumis 40oC (P1), 50oC (P2) , 60oC (P3) dan kontrol teh daun kumis
yang dikeringkan dari tanaman dengan air panas. Berikut ini adalah gambar
hasil penyeduhan teh daun kumis kucing hasil penelitian yang dilakukan.
40
warna coklat, bening dan pucat. Perlakuan 2 memiliki warna coklat cerah
seduhan teh daun kumis kucing pada semua variasi suhu pengeringan
beraroma langu khas tanaman kumis kucing. Rasa yang dihasilkan seduhan
teh daun kumis kucing pada semua variasi suhu pengeringan memiliki rasa
1. Aroma
3,83 3,92
3,70
Rerata Skor Aroma
3,57
K P1 P2 P3
Perlakuan
AROMA
41
yaitu pengeringan dengan suhu 60oC lebih tinggi dari pada P1, P2
teh yang agak disukai oleh panelis, dikarenakan seduhan teh daun
sehingga aroma langu yang dihasilkan pada teh daun kumis kucing
(Dwigustine, 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Warna
A B
C D
43
Pada gambar 4.3 dapat dilihat bahwa hasil seduhan teh daun
warna coklat bening dan pucat, P2 memiliki warna coklat cerah dan
semakin menjadi pekat. Hal ini karena kandungan air pada teh daun
4,01 4,10
3,83 3,82
Rerata Skor Warna
WARNA
K P1 P2 P3
Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dipengaruhi oleh cahaya yang diserap dan dipantulkan dari bahan itu
sendiri dan juga ditentukan oleh faktor dimensi yaitu warna produk,
flavonoid yaitu dapat larut dalam air, memiliki bau yang sangat
adalah warna alami dari teh daun kumis kucing yaitu flavonoid serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3. Rasa
3,87
3,62 3,68
3,53
Rerata Skor Rasa
RASA
K P1 P2 P3
Perlakuan
46
panelis terhadap rasa seduhan teh daun kumis kucing pada kontrol
yaitu teh daun kumis kucing dipasaran lebih tinggi dari pada
diberikan panelis. Re
menguap pada suhu tinggi sehingga rasa sepat teh herbal daun kumis
tinggi.
47
1. Pada penelitian tidak melakukan uji flavonoid dan uji fenol sehingga
48
antioksidan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
terutama Kompetensi Dasar (KD) 3.6 dan (KD) 4.6 yaitu materi Zat Aditif dan Zat
Adiktif.
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
masalah.
KI.4. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
3.6 Menjelaskan berbagai zat aditif makan dan minuman, zat aditif, serta
4.6. Membuat karya tulis tentang dampak penyalahgunaan zat aditif dan zat
C. Indikator Pencapaian
3.6.4 Menjelaskan dampak pengunaan zat aditif dan adiktif bagi kesehatan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Perlu dilakukan uji flavonoid dan fenol pada teh daun kumis kucing
2. Perlu dilakukan uji IC50 pada teh daun kumis kucing yaitu bilangan
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
DAFTAR PUSTAKA
Damayanthi, E., Kusharto, C. M., Suprihatini, R., dan Rohdiana, D. 2008. Studi
Kandungan Katekin dan Turunannya Sebagai Antioksidan Alami Serta
Karakteristik Organoleptik Produk Teh Murbei dan Teh Camellia – Murbei.
Media Gizi dan Keluarga 32 (1) : 95 – 103
Daroini, O. S. 2006. Kajian Proses Pembuatan Teh Herbal dari Campuran Teh
Hijau (Cmellia Sinensi) Rimpang Bangle (Phyllanthus Acidus (L.) Skeels.
Skripsi Teknologi Pertanian IPB. Bogor
Fitriyani, A., Winarti, L, Muslichah, S.M dan Nuri. 2011. Uji Antiinflamasi Ekstrak
Metanol Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz dan Pav) pada Tikus Putih.
Majalah Obat Tradisional. Vol. 16, No. 1.
Gunawan, D. dan Sri, M. 2004. Ilmu Obat Alami (Farmakognosi) Jilid1. Jakarta :
Penebar Swadaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Guyton, A.C. and J.E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (indera kimia-
pengecapan). Penerjemah Irawati Setiawan. Jakarta : EGC
Hambali. E., Nasution M. Z., dan Herliana E. 2005. Membuat Aneka Herbal Tea.
Jakarta : Penebar Swadaya
Hartoyo, A. 2003. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan : Sebuah Tinjauan Ilmiah.
Yogyakarta : Kanisius
Inggrid, H.M. dan Santoso, H. 2014. Ekstraksi Antioksidan dan Senyawa Aktif dari
Buah Kiwi (Actinidia deliciosa). Karya tulis ilmiah. Universitas Katolik
Parahyangan
Kinsella, J,E., Frankel, E., German, B. and Kanmer, J., 1993. Possible Mekanisme
for the Proctective role of Antioxidants in Wine and Plants Foods, J Food
technology. 4: 5 – 89.
Kumalaningsih, S. 2006. Antioksidan Alami. Surabaya : Trubus Agrisarana
Laeslasari, W. 2016. Kajian Karakteristik Seduhan Teh Herbal Dari Daun Murbei
(Morus sp) yang Diperoses Dengan Metode Pengolahan dan Suhu
Pengeringan yang Berbeda. Skripsi. Bandung : Universitas Pasundan
Lilian, W. 2005. Kajian Proses Pembuatan Teh Herbal Dari Seledri (Apium
graveolens L.). Skripsi. Institusi Pertanian Bogor
Malo, E. 2017. Uji Potensi Antioksidan dan Kesukaan Panelis terhadap Yogurth
dengan Penambahan Sari Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus Britton
dan Rose). Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma
Muchtadi, T., Sugiyono. 2013. Prinsip dan Proses Teknologi Pangan. Bogor :
Alfabeta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Pattanayak, P., Behera., D. Das., and Panda. 2010. Ocimum sanctum Linn a
Reservoir Plant for theurapetic Application: An Overview. Journal
Pharmacon Rev, 4(7):95-105
Sayekti, Duwi Erviana. 2016. Aktivitas Antioksidan Teh Kombinasi Daun Katuk
dan Daun Kelor Dengan Variasi Suhu Pengeringan. Skripsi. Surakarta :
Universitas Muhamadiyah Surakarta
55
Sudarsono, Pudjoarinto A., Gunawan D., Wahyuono S., Donatus I. A., dan Dradjat
M. 1996. Tumbuhan obat; Hasil Penelitian, sifat-sifat, dan Penggunaan,
Pusat Penelitian Obat Tradisional Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta,
hal.90.
Susilorini, Tri E dan Manik Eirry Sawitri. 2006. Produk Olahan Susu. Jakarta:
Penebar Swadaya
Surtaningsih. 2005. Cantik Dengan Bahan Alami Cara Mudah, Murah dan Aman
Untuk Mempercantik Kulit. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Wijayanti, M. N. 2016. Uji Aktivitas Antioksidan dan Kadar Fenolik Total Ektrak
Etanol Buah Buni (Antidesma bunius L. Spreng) dengan Metode 2,2-
diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) dan metode Folin-ciocalteu.
Skripsi.Univertas Sanata Dharma
Winarno. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Winarno. 2004. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Wulandari, I. (2011). Teknologi Ekstrak dengan Maserasi Dalam Etanol 70% Pada
Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.). Surakarta : Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat Tradisional (BBPPTO-
OT)
Wulandari, I. (2011). Teknologi Ekstrak dengan Maserasi Dalam Etanol 70% Pada
Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.) (Skripsi). Surakarta :
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat Tradisional
(BBPPTO-OT).
56
57
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Petunjuk Pengujian :
a. Uji aroma
Uji aroma dilakukan dengan cara panelis mangambil sampel yang sudah
diletakkan dalam gelas plastik, kemudian teh dicium dengan jarak ½ cm dari
hidung untuk mengetahui aromanya. Setelah itu, panelis memberikan skor
terhadap aroma dari setiap sampel pada lembar kuisioner.
b. Uji warna
Uji warna dilakukan dengan cara panelis mengambil sampel yang sudah
diletakkan dalam gelas plastik, kemudian diamati warnanya dibawah cahaya.
Setelah diamati panelis memberikan skor terhadap warna dari setiap sampel pada
lembar kuisioner.
c. Uji rasa
Uji rasa dilakukan dengan cara panelis berkumur terlebih dahulu dengan air
mineral lalu mengambil sampel yang sudah diletakkan dalam gelas, kemudian
dikecap dengan lidah. Setelah itu panelis memberikan skor terhadap rasa dari
setiap sampel pada lembar kuisioner. Sebelum menguji sampel yang selanjutnya,
panelis berkumur air mineral yang telah disediakan untuk menetralkan kembali
lidahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
/Skor 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
L
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
• Aroma
Kruskal-Wallis Test
Ranks
K 30 65.02
P1 30 52.18
Aroma P2 30 56.43
P3 30 68.37
Total 120
Test Statisticsa,b
Aroma
Chi-Square 5.038
Df 3
Asymp. Sig. .169
hasil 0,169 > 0,05 yang berarti H0 diterima. Yang berarti tidak ada perbedaan
yang signifikan dari keempat perlakuan antara kontrol, variasi suhu 40oC, 50oC
dan 60oC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
• Warna
Kruskal-Wallis Test
Ranks
K 30 54.58
P1 30 56.47
Warna P2 30 66.15
P3 30 64.80
Total 120
Test Statisticsa,b
Warna
Chi-Square 3.745
df 3
Asymp. Sig. .290
hasil 0,290 > 0,05 yang berarti H0 diterima. Yang berarti tidak ada perbedaan
yang signifikan dari keempat perlakuan antara kontrol, variasi suhu 40oC, 50oC
dan 60oC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
• Rasa
Kruskal-Wallis Test
Ranks
K 30 66.77
P1 30 54.10
Rasa P2 30 60.85
P3 30 60.28
Total 120
Test Statisticsa,b
Rasa
Chi-Square 2.522
Df 3
Asymp. Sig. .471
menunjukkan hasil 0,471 > 0,05 yang berarti H0 diterima. Yang berarti
63
64
bahwa nilai signifikansi sebesar 0,957 > 0,05, sehingga data yang telah di uji
berdistribusi normal.
kumis kucing adalah 0,453 > 0,05, artinya data diajukan mempunyai varian yang
65
ditolak (Sig. < 0,05) yang berarti terdapat pengaruh variasi suhu pengeringan teh
perlakuan dengan variasi suhu pengeringan teh daun kumis 40oC (P1), 50oC (P2) ,
60oC (P3) dan kontrol teh daun kumis kucing dipasaran (K) masing-masing
66
Lampiran 5. Silabus
Kompetensi Inti
67
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan raha abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
68
Pengolahan data
• Siswa melakukan
diskusi kelompok
dengan
menggunakan
artikel atau jurnal
mengenai proses
pembuatan teh dan
mekanisme dalam
mengkal radikal
bebas
Pembuktian
• Siswa
memverifikasi hasil
pengamatan
dengan data-data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
70
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
71
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan raha
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, model
pembelajaran discovery learning, metode pembelajaran diskusi dan presentasi,
siswa dapat menjelaskan pengertian zat aditif dan zat adiktif, mengklompokkan
contoh makanan dan minuman yang memiliki kandungan zat aditif dan adiktif
dalam kehidupan sehari-hari, menemukan solusi pengganti zat aditif buatan,
menjelaskan dampak pengunaan zat aditif buatan dan adiktif bagi kesehatan, dan
membuat poster mengenai dampak pengunaan zat aditif buatan dan zat adiktif
bagi kesehatan serta menunjukkan sikap teliti, jujur dan kerja sama selama
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Faktual : Jenis-jenis zat aditif dan adiktif
2. Konseptual :
• Pengganti zat aditif buatan
• Dampak penggunaan zat aditif dan adiktif
3. Prosedural : Pengamatan zat aditif dan zat adiktif dalam makanan dan
minuman
E. METODE PEMBELAJARAN
Model pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, wawancara dan diskusi
F. MEDIA PEMBELAJARAN
• Worksheet atau lembar kerja siswa (LKS)
• Lembar penilaian
• LCD Proyektor
G. SUMBER BELAJAR
• Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017.Ilmu Pengetahuan Alam
SMP/MTs Kelas VIII Semester 1. Pusat Kurukulum sdan Perbukuan Kemdikbu.
Balitbang.
• Internet
• Buku reverensi yang relevan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
H. LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Pertemuan 1 ( 2 JP x 45 menit )
Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik
Pendahuluan
(10 menit)
a. Apersepsi - Salam pembuka, mengecek kehadiran dan
kesiapan siswa
Identifikasi masalah
74
Pengumpulan data
Mencoba
- Siswa berdiskusi bersama kelompok
merumuskan dugaan untuk menjawab kasus
di atas, berdasarkan literatur
Pengolahan data
Pembuktian
Menarik kesimpulan
Tahap Penutup
(10 menit)
a. Merangkum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2. Pertemuan II ( 3 JP x 45 menit )
Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik
Pendahuluan
(7 menit)
76
Indetifikasi masalah
Pengumpulan data
Pengolahat data
Pembuktian
77
Menarik kesimpulan
I. PENILAIAN
Aspek Teknik Instrumen
Sikap Penilaian sesama teman Daftar cek lembar
observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
J. Lampiran
1. Materi
2. Lembar kerja siswa (LKS)
3. Instrument penilaian dan rubrik penilaia
79
A. Zat aditif
1. Bahan Pewarna
yaitu :
mewarnai makanan.
2. Pemanis
pada bahan makan. Pemanis alami pada umunya dipakai adalah gula
pasir, gula kelapa, gula aren, gula lontar, dan bit. Senyawa yang
80
3. Pengawet
81
4. Penyedap makanan
glutamate (MSG).
B. Zat adiktif
Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi
menerus.
1. Zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika, zat adiktif jenis ini
menggunakan narkotika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
3. Zat adiktif psikotropika merupakan zat atau obat baik alamiah atau
83
Nama kelompok : 1.
2.
3.
4.
B. Tujuan :
2. Siswa mampu mengidentifikasi zat aditif dan zat adiktif yang terkandung
didalam makanan atau minuman dalam kehidupan sehari-hari
C. Langkah Kerja
84
Topik diskusi mengenai zat aditif yang terdapat dalam makanan tersebut
No Gambar Keterangan
1.
2.
3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
4.
6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Nama kelompok : 1.
2.
3.
4.
B. Tujuan :
C. Langkah Kerja
87
Topik diskusi mengenai bahan atau cara apa yang dapat menggantikan
penggunaan zat aditif buatan ke zat aditif alami dan berikan contoh produk
yang dihasilkan.
1.
2.
3.
4.
5.
88
89
Topik diskusi mengenai dampak penyakit yang ditimbulkan dari penggunaan zat
aditif buatan dan zat adiktif beserta pencegahan penyakit tersebut
90
91
Kelas/semester : VIII/1
Jumlah soal :5
92
Kunci Jawaban
Nomor Jawaban
soal
1 - Zat aditif : zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses
produksi, pengemasan dan penyimpanan untuk maksud tertentu
- Zat adiktif : zat-zat kimia yang dapat menimbulkan kecanduan
atau ketagihan
2 Zat aditif :
Zat adiktif :
93
94
Kelas/semester : VIII/1
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Instrumen Penilaian
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Nilai = 5
Kriteria penilaian
20 = Kurang (K)
40 = Cukup (C)
60 = Baik (B)
96
Rubrik Penilaian
97
98
Instrumen Penilaian
Keterangan penilaian :
20 = tidak baik
40 = kurang baik
60 = baik
80 = sangat baik
99
100
Kelas/semester : VIII/1
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100
Penilaian Makalah
101