SKRIPSI
Oleh :
ELSA ANASTASIA KOPONG
NIM 2016 76 064
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2021
SINTESIS NANOPARTIKEL PERAK EKSTRAK DAUN GENJER
(Limnocharis flava) SERTA POTENSINYA SEBAGAI ANTI BAKTERI
TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus
Oleh :
ELSA ANASTASIA KOPONG
NIM 2016 76 064
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2021
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya menyatakan dengan ini sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan
saya, di dalam naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan
oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dengan bila disebutkan dalam
sumber kutipan dan daftar pustaka
Apabila ternyata di dalam naskah Skripsi dapat dibuktikan terdapat unsur
PLAGIASI, saya bersedia SKRIPSI ini digugurkan dan gelar akademik yang saya
telah peroleh dibatalkan, serta diproses sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku
Mahasiswa,
Nama : Elsa Anastasia Kopong
NIM : 2016-76-064
Program Studi : Biologi
Jurusan : Biologi
Fakultas : MIPA
iii
iv
PANITIA UJIAN SARJANA
JUDUL SKRIPSI :
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena atas
penyertaan dan perkenaan-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini
dengan judul “Sintesis Nanopartikel Perak Dari Ekstrak Air Daun Genjer
(Limnocharis flava) Serta Potensinya Sebagai Anti Bakteri Terhadap
Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus”.
1. Prof. Dr. P. Kakisina, S.Pd., M.Si selaku Dekan FMIPA Unpatti Ambon,
yang turut membantu penulis dalam proses pendidikan selama
menyelesaikan studi di Jurusan Biologi Fakultas MIPA Unpatti.
2. Ibu Dra. S. Ch. Wattimena, M.Sc., Ph.D selaku pembimbing I dan sebagai
kepala laboratorium Bioteknologi yang telah menyumbang waktu, tenaga,
ide, saran, petunjuk dan motivasi dalam membimbing dan telah membantu
penulis dalam penyusunan hasil penelitian ini.
3. Bapak Efraim Samson, S.Si., M.Si selaku pembimbing II yang telah
membimbing, memberikan arahan, dan saran kepada penulis.
4. Dr. Dra. M. Kaihena, M.Kes selaku Penguji I, E. T. Apituley, S.Si., M.Si
selaku Penguji II dan D. E. Sahertian, S.Si., M.Si selaku Penguji III yang
telah menguji serta memberikan saran dan kritik yang membangun kepada
penulis.
5. Dr. Drs A. Killay, M. Kes dan Dr. Evelin Tuhumuri, S.Si., M.Si beserta
seluruh staf dosen Jurusan Biologi FMIPA Unpatti Ambon yang telah
membantu dan membina penulis dengan pengetahuan selama menjalankan
perkuliahan.
6. E. T. Apituley, S.Si., M.Si selaku Penasehat Akademik yang selama ini
memberikan bimbingan serta arahan bagi penulis dan tanggung jawab
membimbing dan memotivasi penulis selama masa studi.
7. Kedua orang tua Tercinta Mama Juliana W. Kopong dan Papa Nerius
Rahabav serta Adik-adik ku Tercinta Trino, Edeth dan Zean yang telah
vi
memberikan kasih sayang, nasehat, semangat, motivasi dan dukungan lahir
maupun batin serta doa yang tiada henti kepada penulis selama ini.
8. Partner Terbaik Bicki S. Tuaputtimain yang selalu setia menemani,
memberi dukungan, motivasi dan doa yang tulus bagi penulis dalam
penyusunan.
9. Sahabat-sahabatku Tercinta yang tak pernah terlupakan Aprilya Warat,
Glen Ruslim, Nurul fadilah, Juliana Kasir, Anthon Timisela, Dodi Manery,
dan Brayen Solisa yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada
penulis.
10. Keluarga Bioteknologi, kakak-kakak terbaik Monika Kailola S.Si,
Cassandra S.Si, Doan Siloy S.Si, dan Asya Reniwuryaan S.Si. Nanoparticle
squad kak Jey, kak Violin, Elga, Nita, Ayu, dan Herlin. Serta adik-adik
terbaik Juan, Agnes, Enji, Sandy, Alicia, dan Johan yang selalu memberikan
saran, motivasi, membantu dalam penelitian maupun dalam penyusunan
skripsi.
11. Bapak Drs. J. P. Patty, M.Sc., Ph.D, Ibu S. Ch. Wattimena, M.Sc., Ph.D,
dan teman-teman His Student Ministry yang selalu mendoakan dengan
tulus, memberikan motivasi, arahan dan didikan kepada penulis.
12. Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Ambon beserta
seluruh staf kepegawaian yang telah menerima penulis untuk mengambil
bagian bersama dalam KKN-Profesi dan yang telah memberi banyak
motivasi, arahan dan didikan kepada penulis selama penyusunan.
13. Kepala Labratorium Kimia Dasar FMIPA Unpatti beserta seluruh staf
laboran.
14. Rekan-rekan perkuliahan 2013, 2014, 2015, dan teman-teman seperjuangan
Bio Dynamic 2016.
15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi
ini kakak Anggi, Dicky, Fendy, Jose dan adik Gwen, Chantika, Billy, serta
keluarga atau kerabat yang selalu mendoakan dan mendukung dengan tulus
hati yang tidak sempat disebutkan satu persatu.
vii
Akhir kata penulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu dibutuhkan
saran dan kritik yang membangun, sehingga kedepannya bisa lebih baik lagi.
Semoga penulisan ini bermanfaat bagi semua orang yang membutuhkan dan untuk
pengembangan ilmu biologi.
Penulis
viii
SINTESIS NANOPARTIKEL PERAK EKSTRAK AIR DAUN GENJER
(Limnocharis flava) SERTA POTENSINYA SEBAGAI ANTI BAKTERI
TEHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus
ABSTRAK
Sintesis nanopartikel secara biologi lebih disukai dibandingkan metode fisika dan
kimia, karena dinilai lebih memiliki banyak keuntungan, diantaranya lebih mudah,
ekonomis, dan ramah lingkungan. Pada penelitian ini, nanopartikel perak disintesis
menggunakan ekstrak air daun Genjer (Limnocharis flava), dikarakterisasi dan diuji
sifat antibakterinya pada bakteri gram negatif, Escherichia coli dan gram positif,
Staphylococcus aureus. Nanopartikel Perak terbentuk dengan rasio 1:9, dimana 1
ml merupakan ekstrak air daun Genjer dan 9 ml adalah larutan perak nitrat.
Terbentuknya nanopartikel diindikasi dengan perubahan warna larutan menjadi
kuning kecoklatan dan bersifat stabil. Nanopartikel yang terbentuk kemudian
dikarakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, Fourier Transform
Infrared (FTIR) dan Transmission Electron Microscope (TEM). Puncak spectrum
UV dari plasmon resonansi sampel terdapat pada 425 nm, sedangkan bentuk
nanopartikelnya adalah bola (spherical) dengan rata-rata diameter adalah 16.92 nm
(Analisa TEM). Hasil analisa FTIR menunjukan keberadaan alkohol atau fenol,
kemungkinan adanya flavonoid dan antioksidan serta protein pada nanopartikel
tersebut. Uji aktivitas antibakteri nanopartikel dengan menggunakan metoda
diffusal disc menunjukan bahwa nanopartikel perak yang disintesis dari ekstrak air
daun Genjer pada konsentrasi 675.6 nM mempunyai kemampuan yang sama dalam
menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif, E. coli dan gram positif, S. aureus.
ix
SYNTHESIS OF SILVER NANOPARTICLES FROM LEAF WATER
EXTRACT Of Limnocharis flava AND THEIR POTENTIAL AS ANTI
BACTERIA TO Escherichia coli AND Staphylococcus aureus
ABSTRACT
The synthesis of nanoparticles using biological methods has now become the focus
of many people's research because it has many advantages compared to physical
and chemical methods, including easier to prepare, economical, and
environmentally friendly. In this study, silver nanoparticles were synthesized using
the aqueous extract from the leaves of (Limnocharis flava), characterized and tested
for their antibacterial properties toward gram-negative bacteria, Escherichia coli,
and gram-positive bacteria, Staphylococcus aureus. Silver nanoparticles were
formed with a 1: 9 ratio of water extract and silver nitrate. The formation of
nanoparticles is indicated by a change in the color of the solution to brownish-
yellow. The nanoparticles formed were then characterized using a UV-Vis
spectrophotometer, Fourier Transform Infrared (FTIR), and Transmission Electron
Microscope (TEM). The peak of the UV spectrum of the resonant plasmon sample
is at 425 nm, while the shape of the nanoparticles is spherical with an average
diameter of 16.92 nm (TEM analysis). The results of FTIR analysis suggest the
presence of alcohol or phenol, flavonoids, antioxidants, and proteins in the
nanoparticles. The results of antibacterial activity using the disc diffusion method
show that the silver nanoparticles at a concentration of 675.6 nM have the same
ability to inhibit the growth of gram-negative bacteria, E. coli, and gram-positive
bacteria, S. aureus.
x
DAFTAR ISI
Halaman
xi
4. Manfaat Tanaman Genjer …………………………….. 10
E. Bakteri Escherichia coli .…..………………………………..... 11
1. Klasifikasi ……………………………………………. 11
2. Morfologi …………………………………………….. 12
F. Bakteri Staphylococcus aureus ……………………………….. 12
1. Klasifikasi ……………………………………………. 12
2. Morfologi …………………………………………….. 13
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………… 14
A. Tipe Penelitian ………………………………………………... 14
B. Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………. 14
C. Alat dan Bahan ……………………………………………….. 14
D. Prosedur Kerja …………….………………………………….. 14
1. Preparasi Ekstrak Sampel …………………………….. 14
2. Preparasi Larutan Perak Nitrat ………………………... 15
3. Sintesis Nanopartikel Perak Menggunakan Ekstrak
Daun Genjer ………………………………………….. 15
4. Karakterisasi Gugus Fungsi Nanopartikel …………..... 15
5. Karakterisasi Optik: Spektrofotometer Uv-Vis ………. 16
6. Karakterisasi Bentuk dan Ukuran …………………….. 16
7. Uji Aktivitas Antibakteri ……………………………... 16
E. Alur Penelitian ………………………………………………... 18
F. Analisa Data ………………………………………………...... 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………... 20
A. Hasil Penelitian ………………………………………………. 20
1. Preparasi Ekstrak Daun Genjer ………………………. 20
2. Sintesis NP perak menggunakan ekstrak daun Genjer… 21
3. Karakteristrik Nanopartikel Perak dengan Ekstrak
Daun Genjer ………………………………………….. 21
3.1. Spektrofotometer UV-Vis ……………………….. 21
3.2. Transmision Electron Microscopy (TEM) ……….. 23
3.3. Penentuan Konsentrasi Nanopartikel ……………. 25
xii
3.4. Spektroskopi Fourier Transform Infrared (FTIR) 26
4. Uji Antibakteri ………………………………………... 27
4.1. Uji menggunakan Metode Diffusal Disc ………... 27
B. Pembahasan ………………………………………………….. 30
BAB V PENUTUP …………………………………………………... 34
A. Kesimpulan …………………………………………………... 34
B. Saran …………………………………………………………. 34
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………... 35
LAMPIRAN ………………………………………………………….. 41
xiii
DAFTAR TABEL
aureus …………………………………………………… 28
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
4.9. Hasil uji ekstrak air daun Genjer menggunakan metode
diffusal disc tidak memiliki kemampuan untuk
menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus…………………………………. 29
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nanoteknologi menjadi salah satu bidang ilmu fisika, kimia, biologi serta
rekayasa yang penting dan menarik dalam dalam beberapa tahun terakhir ini.
Salah satu perkembangan nanoteknologi yang sedang berkembang yaitu
nanopartikel. Penelitian nanopartikel sedang berkembang pesat karena dapat
diaplikasikan secara luas seperti dalam bidang lingkungan, elektronik, optis dan
biomedis (Wahyudi et al., 2011).
1
2
perak, jenis bakteri, jumlah koloni bakteri dan waktu kontak nanopartikel perak
dengan bakteri (Sondi et al., 2004).
Flavonoid adalah senyawa dari gula yang terikat dengan flavon. Flavonoid
merupakan salah satu jenis senyawa yang bersifat racun/aleopati, memiliki efek
antimikroba, antiinflamasi dan antioksidan. Mekanisme kerja sebagai antibakteri
yaitu merusak membran sitoplasma dengan cara periforasi serta menurunkan
fluiditas membran, menghambat metabolisme energi, dan menghambat sintesis
asam nukleat (Ahmad et al., 2015)
B. Rumusan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
Nanopartikel, dapat berupa bola, batang atau tabung, serat, atau berbentuk
acak (Elzey, 2010). Nanopartikel yang banyak menarik perhatian adalah
nanopartikel logam karena aplikasinya yang luas antara lain di bidang optik,
elektronik, biologi, katalis dan kedokteran. Salah satu logam yang paling banyak
diteliti adalah perak (Ag). Aplikasi yang paling luas dari nanopartikel perak adalah
sebagai antibakteri dan antijamur. Nanopartikel perak yang diaplikasikan sebagai
antibakteri dan antijamur dalam berbagai produk antara lain seperti kaos kaki, tisu
basah, wadah penyimpanan makanan dan lain-lain (Khaydarov et al., 2009).
Nanopartikel memiliki cakupan aplikasi yang sangat luas di berbagai bidang seperti
kesehatan, kosmetik, makanan, kesehatan lingkungan, ilmu biomedis, industri
kimia, elektronik, mekanik, optik, industri penerbangan, dan masih banyak lagi (S
Iravani et al., 2014).
4
5
agen pereduksi dan waktu reaksi mempengaruhi bentuk dan ukuran nanopartikel
perak (Sileikaite et al., 2006).
tersebut. Sampel harus ditipiskan sampai ketebalan lebih tipis dari 100 nanometer
untuk observasi menggunakan TEM (Apriandanu, 2013).
Butiran besar (dengan dimensi sis lebih dari 100 nm) dapat diperlakukan
sebagai kristal tunggal dalam TEM. Identifikasi simultan pada fase dan orientasi
dapat diketahui dengan pola SAED. Proses Difraksi menghilangkan ambiguitas
dengan mengevaluasi secara simultan beberapa pola SAED (dari butiran yang
sama) dari rangkaian kemiringan, ditempatkan pada pengaturan goniometri (Labar
et al., 2009).
A B
memiliki mahkota bunga berwarna kuning dengan diameter 1,5 cm dan kelopak
bunga berwarna hijau. Akar tumbuh ke dalam tanah sehingga memperkuat
berdirinya tumbuhan. Akar juga berfungsi untuk mengambil air dan garam mineral
dari dalam tanah. Sedangkan batangnya memiliki daun yang berfungsi
menghasilkan makanan melalui fotosintesis dan mengeluarkan air melalui proses
respirasi. Daun berbentuk pipih bilateral, berwarna hijau, dan merupakan tempat
utama terjadinya fotosintesis. Tanaman genjer dapat hidup selama satu tahun dan
berbunga sepanjang tahun.
3. Kandungan Kimia Tanaman Genjer
Tanaman genjer (Limnocharis flava) diduga mengandung asam amino,
flavonoid, fenol, hidrokuinon dan gula pereduksi (Jacoeb et al., 2010). Flavonoid
diduga memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dengan mekanisme
kerja flavonoid sebagai antimikroba dapat dibagi menjadi 3 yaitu menghambat
sintesis asam nukleat, menghambat fungsi membran sel dan menghambat
metabolisme energi (Hendra et al., 2011). Dan menurut (Parubak et al., 2013)
flavonoid memiliki aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus
subtilis.
Pada umumnya, bakteri ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia.
Bakteri E.coli dalam jumlah yang berlebihan dapat mengakibatkan diare, dan bila
bakteri ini menjalar ke system/organ tubuh yang lain, maka akan menyebabkan
infeksi (Zhu et al., 1994).
Kerajaan : Bacteria
Filum : Eubacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriaceae
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
2. Morfologi
Escherechia coli termasuk bakteri Gram negatif yang berbentuk batang dan
memiliki ukuran sel dengan panjang 1,0-1,3 µm dan 0,5-1,0 µm, terdapat dalam
bentuk tunggal, berpasangan dan dalam rantai pendek biasanya tidak berkapsul.
Escherechia coli merupakan bakteri Gram negatif yang cara hidupnya anaerob
fakultatif. Pada keadaan aerob menggunakan senyawa organik sebagai sumber
energi sedangkan pada keadaan anaerob energi di peroleh dari fermentasi
karbohidrat (Fardiaz, 1992).
Famili : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus aureus
2. Morfologi bakteri Staphylococcus aureus
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Daun Genjer, Perak nitrat (AgNO3), Aquades steril, Kertas saring Whatman
No. 1, Kertas label, Buncen, Alcohol, Suspense bakteri Staphylococcus aureus,
Suspense bakteri Escherichia coli, Nutrient Agar, Nutrient Broth.
D. Prosedur Kerja
14
15
dengan air mengalir kemudian dibilas dengan aquades, lalu dikering anginkan.
Daun Genjer ditimbang 10 gr, selanjutnya aquades 200 ml dipanaskan hingga
mendidih, setelah itu daun Genjer dipotong menjadi bagian kecil-kecil dan
dimasukan ke dalam beaker glass yang berisi aquades tersebut. Selanjutnya tunggu
hingga 7 menit kemudian angkat dan dinginkan. Setelah dingin, disaring dengan
kertas penyaring dan pompa vakum untuk mendapatkan ekstrak air daun Genjer.
dengan kecepatan 1.200 rpm dalam waktu 30 menit. Selanjutnya hasil dari
centrifuse tersebut dibuang supernatan dan diambil peletnya pada masing-
masing tube, dicampur pelet-pelet tersebut menjadi satu. Setelah itu, diteteskan
sebanyak 20 µl NP perak daun Genjer pada setiap paper disk yang berdiameter
0,6 cm. Setelah paper disk mengering, 3 paper disk diletakan pada permukaan
media agar yang telah disebar suspense bakteri tadi dan petridishnya diletakan
di dalam incubator pada suhu 35-37oC selama 24 jam. Setelah itu diukur
diameter zona bening yang terbentuk. Bakteri yang digunakan yaitu
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Selanjutnya dibuat perlakuan control antara ekstrak air daun Genjer dan NP
perak daun Genjer sesuai cara kerja di atas, guna untuk melihat sifat antibakteri
murni dari ekstrak air daun Genjer tanpa disintesis maupun yang sudah
disintesis menggunakan NP perak daun Genjer yang diujikan pada bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
18
E. Alur Penelitian
Bagan alur penelitian ditunjukan pada Gambar dibawah ini.
;;
FTIR UV-VIS TEM
UJI
ANTIBAKTERI
S. aureus E. coli
LAB.
BIOTEKNOLOGI
UNPATTI
F. Analisis Data
A. Hasil Penelitian
Hasil ekstrak air daun Genjer yang didapatkan dengan cara memanaskan
daun Genjer menggunakan aquades 200 ml dan hasil rebusannya disaring
menggunakan pompa vakum dan kertas Whatman No. 1. Dapat dilihat pada
Gambar 4.1. Ekstrak ini akan digunakan untuk mensintesis NP perak.
20
21
Hasil NP perak daun Genjer terbentuk dengan rasio 1:9 dapat dilihat pada
Gambar 4.2. Larutan tersebut berwarna kuning kecoklatan dan tidak terjadinya
agregasi (penggumpalan), ini merupakan salah satu indikator dari terbentuknya
nanopartikel perak.
A B
Gambar 4.2. Hasil campuran ekstrak daun Genjer dan perak nitrat dengan rasio
1:9. A. Warna awal NP perak daun Genjer 10 menit setelah
pencampuran. B. Warna NP perak daun Genjer 45 menit setelah
pencampuran.
elektron yang terdapat pada permukaan NP perak disinari dengan cahaya dengan
panjang gelombang yang sama dengan panjang gelombang yang dimiliki oleh
elektron-elektron tersebut. Pada saat ini terjadi absorbsi cahaya yang maksimal
yang ditandai dengan terbentuknya puncak pada spectrum UV-VIS. Puncak
spektrum UV-VIS dari NP perak daun Genjer diperoleh pada panjang gelombang
425 nm yang berada dalam range panjang gelombang NP perak yang sudah
diketahui yaitu 400-500 nm. Dengan demikian, hasil spektrum UV-VIS ini
mengkonfirmasi terbentuknya NP perak daun genjer yang sebelumnya telah
diindikasikan oleh adanya perubahan warna campuran menjadi kuning kecoklatan.
Gambar 4.3 Hasil Spektrum UV-vis dari NP perak yang disintesis menggunakan
ekstrak daun Genjer dengan puncak panjang gelombang 425 nm
A B
Gambar 4.4. Bentuk NP Perak Daun Genjer dengan Perbesaran yang Berbeda
Menggunakan TEM.
Ket: A. Panjang bar = 20.0 nm. B. Panjang bar = 50.0 nm
Gambar 4.5. Histogram ukuran nanopartikel yang disintesis dengan ekstrak daun
Genjer
25
……………………………………………………… ( Rumus 1)
Keterangan :
…………..…………...…………………(Rumus 2)
Keterangan :
……………………………………..…………………......(Rumus 3)
Keterangan :
V = Volume (L)
Puncak pada 3448 cm-1 merupakan kontribusi dari regangan O-H. Puncak
2916 dan 2846 cm-1 masing-masing menunjukkan regangan asimetrik dan simetrik
dari CH2. Dua puncak pada 2368 cm-1 dan 2337 cm-1 berkaitan dengan instrumen,
dan bukan merupakan kontribusi dari sampel. Puncak pada 1627 cm-1 adalah
kontribusi dari C=O atau C=C. Puncak 1381 cm-1 berkaitan dengan tekukan O-H.
Dan puncak 1041 cm-1 berkaitan dengan regangan asimetrik C-C-O atau regangan
C-F. Regangan O-H pada 3433 cm-1 dan tekukan O-H pada puncak 1381 cm-1
menunjukkan keberadaan alcohol atau fenol. Selain itu keberadaan O-H juga dapat
merupakan kontribusi dari molekul lainnya yang ada O-Hnya. Kontribusi dari CH2
27
pada puncak 2916 cm-1 dan 2846 cm-1 dapatkan dikaitkan dengan keberadaan
berbagai molekul, misalnya monosakarida, dll. Puncak pada 1627 cm-1 secara jelas
menunjukkan kontribusi dari C=O Amida yang menunjukkan keberadaan protein.
Puncak 1627 cm-1 juga dapat merupakan kontribusi C=C dari deformasi
cincin aromatiknya flavonoid atau asam amino (Franca 2014). Jadi puncak 1627
cm-1 selain menunjukkan keberadaan protein, juga mnunjukkan keberadaan
flavonoid. Puncak 1041 cm-1 yang berkaitan dengan regangan asimetrik C-C-O
menunjukkan keberadaan alcohol. Kemungkinan lainnya, puncak 1041 cm-1 juga
dapat menunjukkan keberadaan C-F yang merupakan antioksidan. (J. Rodrigues et
al., 2001 dan Barandozi et al., 2012).
4. Uji Antibakteri
selama 24 jam pada suhu 370C. Rata-rata zona hambat nanopartikel perak daun
Genjer pada bakteri E. coli adalah 1.27 cm ± 0.06 cm sedangkan pada bakteri S.
aureus adalah 1.2 cm ± 0.1 cm. hasil analisa statistik (uji t) dapat dilihat pada
Gambar 4.8 menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada rata-rata
zona hambat antara ke dua bakteri (ρ > 0,05). Gambar 4.9 menunjukan bahwa
ekstrak air daun Genjer tidak memiliki sifat antibakteri pada E. coli dan S. aureus
karena tidak ditemukannya zona hambat pada kedua bakteri tersebut.
A B
Gambar 4.7. Hasil uji antibakteri nanopartikel perak daun Genjer dengan
konsentrasi 675.6 nM menggunakan metode diffusal disc. A. Zona
hambat pada bakteri Staphylococcus aureus B. Zona hambat pada
bakteri Escherichia coli.
Tabel 4.1. Diameter zona hambat nanopartikel perak daun Genjer terhadap bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Gambar 4.8. Zona hambat nanopartikel perak daun Genjer terhadap bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Garis vertikal pada bar
menunjukan standar eror dan huruf yang sama pada bar menunjukan
tidak barbeda nyata atau sama (ρ > 0,05).
C D
Gambar 4.9. Hasil uji ekstrak air daun Genjer menggunakan metode diffusal disc
tidak memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
30
B. Pembahasan
Sintesis NP perak daun Genjer dalam penelitian ini menggunakan metode
biologi. Prinsip dari metode ini adalah memanfaatkan senyawa-senyawa yang
terkandung dalam ekstrak senyawa tumbuhan seperti asam amino, flavonoid, fenol,
hidrokuinon dan gula pereduksi untuk mereduksi ion Ag+ menjadi Ag0 dengan cara
mendonorkan elektronnya kepada ion Ag+. Sekumpulan Ag0 membentuk
nanopartikel. Molekul-molekul seperti protein, polisakarida, asam amino, fenolik
dan lain-lain yang terdapat pada ekstrak tumbuhan berperan juga dalam
menstabilkan nanopartikel ini.
yang berada dalam range panjang gelombang NP perak yang sudah diketahui yaitu
400-500 nm. Pada panjang gelombang 425 nm terjadi plasmon resonansi dimana
terjadi absorbsi cahaya maksimal. Nanopartikel perak yang disintesis dari tanaman
yang berbeda memiliki puncak spectrum UV-VIS pada panjang gelombang yang
berbeda. Nanopartikel perak yang disintesis dari ekstrak air daun alifuru, dan daun
cengkih memiliki puncak spectrum UV-VIS pada panjang gelombang berturut-
turut adalah 455 nm dan 440 nm (Silooy, 2019 dan Reniwuryaan, 2019).
bakteri gram negatif dan positif menunjukan bahwa perbedaan ketebalan lapisan
peptidoglikan yang dimiliki bakeri gram negatif dan positif tidak mempengaruhi
kemampuan NP perak daun genjer dalam menghambat pertumbuhan kedua bakteri.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Melakukan uji potensi antibakteri pada jenis bakteri-bakteri lain dan juga
pada jamur.
2. Melakukan uji antioksidan nanopartikel daun genjer.
34
DAFTAR PUSTAKA
Abilash, P.C., Pandey, V.C., Srivastava, P., Rakesh, P. S., Chandran, S., Singh, N.,
and Thomas A. P. 2009. Phytofiltration of cadmium from water by
Limnocharis flava (L.) Beuchenau grown in free-floating culture system.
Journal of Hazardous Materials. Vol. 170: 791-797
Beasley, M.M., E.J. Bartelink, L. Tailor & R.M. Miller. 2014. Comparison of
Transmission FT-IR, ATR, and DRIFT Spectra: Implications for Assessment
of Bone Bioapatite Diagenesis. Journal of Archaeological Science, 46(1): 16-
22
Barandozi, Nejatzadeh. 2012. FTIR study of the polysaccharides isolated from the
skin juice, gel juice, and flower of Aloe vera tissues affected by fertilizer
treatment. Organic and medical Chemistry, 2:3.
35
36
Dibrov P., J Dzioba, K.K. Gosink amd C.C. Hase. 2002. Chemiosmotic Mechanism
of Antimicrobial Activity of Ag+ in Vibrio cholera. Antimicrobial Agents and
Chemotherapy 46(8):2668-2670.
Elzey SR. 2010. Applications and physicochemical characterization of
nanomaterials in environmental, health, and safety studies. Iowa: University
of Iowa. Jurnal Sainsmat, 4(1): 28-41
Fardias, S. 1992. Analisis Mikrobiologi Pangan, Perhipa. Jakarta: PAU pangan dan
Gizi IPB
Franca J., L.M. De, T.G. Ribeiro, and R.O. Castilho. 2014. Propolis - based
chitosan varnish: drug delivery, controlled release and antimicrobial activity
against oral pathogen bacteria. BMC Complementary and Alternative
Medicine 14(478):1-11
Herlina N, Fifi A, Aditia DC, Poppy DH, Qurotunnada dan Baharuddin T. 2015.
Isolasi dan identifikasi Staphylococcus aureus dari susu mastitis subklinis di
Tasikmalaya, Jawa Barat. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. 1(3): 413-417
Hidayat, R & Napitupulu, M, 2015, Kitab Tumbuhan Obat, Jakarta Timur, Agriflo.
37
J. Rodrigues, Oskar Faix, Jurgen Plus, and Helena Pereiral. 2001. Determination of
Monosaccharide Composition of Eucalyptus globulus Wood by FTIR
Spectroscopy. Holzforschung. 265-269.
Kumar V. and S. K. Yadav. 2009. Plant mediated synthesis of silver and gol
nanoparticles and their application. J.. Chem. Technol. Biotechnol. 84(2):
151-157.
Kim, Y. (2015). Biogenic silver and gold nanoparticles synthesized using red
ginseng root extract, and their applications. Artificial Cells, Nanomedicine,
and Biotechnology. Jurnal PSR, 6(2): 1-13
Khaydarov, R.R., Khaydarov, R.A., Estrin, Y., Evgrafova, S., Scheper, T., Endres,
C. and Cho, S.Y. 2009. Silver Nanoparticles. Nanomaterials: Risks and
Benefits, 4: 287-297
Kim, Y., Yang, D., Singh, P., Kim, Y., & Zhang, D. (2016). Biological Synthesis
of Nanoparticles from Plants and Microorganisms. Jurnal PSR, 6(2): 1-13
Labar, J.L., O. Gezti, G. Safran, B.P Barna, L. Szekely, F. Misjak dan G. Radnoczi.
2009. Process Diffraction: A SAED- Based Method to Analyze Phases
Texture in Nano- Crystalline Thin Films in The TEM. Instrumentation and
Methodology,17(1): 540-54
Parubak, A. S., 2013. Senyawa flavonoid yang bersifat antibakteri dari akway
(Drimys beccariana Gibbs). Papua: Universitas Negeri Papua
Pal S., Y.K. Tak, and J.M. Song. 2007. Does the antibacterial activity of silver
nanoparticles depend on the shape of the nanoparticle? A study of the
39
Sun J., J. Li, H. Fan, and S. Ai. 2013. Ag nanoparticels and vancomycin comodifed
layered double hydroxides for simultaneous capture and disinfection of
bacteria. J. Mater. Chem. B. 1:5436-5442.
Silooy. D.R. 2019. Sifat Antimikroba Nanopartikel Perak yang Disintesa Dengan
Menggunakan Daun Alifuru (Graptophyllum pictum L.) Skripsi. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Pattimura. Ambon.
Sileikaite, A.P, Igoris, P., Judita, J., Algimantas, G.A. 2006. Analysis of Silver
Nanoparticles Produced by Chemical Reduction of Silver Salt Solution.
Journal Material Science, 12(4): 1392-1320
Shankar, S.S. 2004. Rapid Synthesis of Au, Ag and Bi, metallic Au Core–Ag Shell
Nanoparticles using Neem (Azadirachta indica) Leaf Broth. Journal Coloid
Interface Science, 275(4): 496-502
Wahyudi, T., Sugiyana, D., Helmy, Q., 2011. Sintesis Nanopartikel Perak dan Uji
Aktivitasnya terhadap Bakteri E. coli dan S. aureus. Arena Tekstil, 26(1): 1-
60
LAMPIRAN
Alat yang disterilisasi basah Alat yang disterilisasi Bahan yang disterilisasi
kering menggunakan oven basah menggunakan
menggunakan autoclaf autoclaf
E. Uji Antibakteri
E. Uji Antibakteri