Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS ASAM AMINO DAN MINERAL (KALSIUM, MAGNESIUM, DAN

BESI) PADA IKAN BARONANG (Siganuss guttatus) ASAL PULAU OSI


KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

Isna Febryani Mandaya*, Eirine G. Fransina, Fensia A. Souhoka


Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pattimura, Ambon

*e-mail : isnafebryanimandaya06@gmail.com

ISNA FEBRYANI MANDAYA


2016-78-005

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian analisis asam amino dan mineral (Kalsium, Magnesium, dan Besi) pada
Ikan Baronang (Siganus guttatus) Asal Pulau Osi Kabupaten Seram Bagian Barat. Identifikasi
komponen asam amino menggunakan UPLC. Hidrolisis asam amino dilakukkan secara asam
menggunakan H2SO4 pekat 6 M dan hidrolisis secara basa menggunakan Ba(OH) 6 M. Hasil
analisis diperoleh kandungan asam amino pada sampel ikan baronang yang dihidrolisis secara asam
diperoleh 15 jenis asam amino yaitu: serin (307,29 mg/kg), asam glutamat (2163,10 mg/kg),
fenilalanin (881,01 mg/kg), isoleusin (1119,05), valin (1181,21 mg/kg), alanin (1220,18 mg/kg),
arginin (967,49 mg/kg), glisin (708,96 mg/kg), lisin (1543,21 mg/kg) asam aspartat (520,47 mg/kg),
leusin (1682,54 mg/kg), tirosin (216,07 mg/kg) prolin (704,81 mg/kg), treonin (678,66 mg/kg), dan
histidin (455,76 mg/kg). Ikan Baronang yang dihidrolisis secara basa diperoleh 14 jenis asam amino
yaitu: asam glutamat (444,61 mg/kg), fenilalanin (430,80 mg/kg), isoleusin (464,95 mg/kg) valin
(525,27 mg/kg), alanin (734,00 mg/kg), glisin (428,40 mg/kg), lisin (384,77 mg/kg), asam aspartat
(107,91 mg/kg) leusin (853,50 mg/kg) tirosin (327,03 mg/kg), prolin (364,07 mg/kg), histidin
(39,41 mg/kg), metionin (38,17 mg/kg), dan triptofan (63,73 mg/kg). Hasil analisis kandungan
mineral menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA) menunjukkan bahwa sampel ikan
baronang memiliki kandungan Kalsium (Ca) sebanyak 232.185,09 mg/kg, Magnesium (Mg)
sebesar 153.176,66 mg/kg dan Besi (Fe) 1.507,09 mg/kg.

Kata Kunci : Asam amino, besi, ikan baronang, kalsium, magnesium, SSA, UPLC.

PENDAHULUAN dengan panjang 104 ribu km. Selain garis


pantai yang panjang, Indonesia memiliki
Indonesia merupakan negara jumlah pulau terbanyak yaitu 17.504 pulau
kepulauan yang mempunyai kekayaan yang tersebar dari Sabang sampai
alam yang luar biasa banyaknya. Luas laut Merauke. Maka, dengan gambaran
Indonesia dua pertiga dari daratannya. sumberdaya alam yang melimpah di laut
Total luas laut Indonesia adalah 3,544 juta dan pesisir sudah selayaknya pembagunan
km2. Indonesia memiliki garis pantai Indonesia berorientasi pada maritim (Tri
terpanjang kedua di dunia setelah Kanada Pursetyo dkk., 2019). Provinsi Maluku

1
merupakan bagian dari perairan Indonesia terumbu karang dan padang lamun. Ikan
Timur memiliki keadaan fisik yang unik. baronang dikenal oleh masyarakat dengan
Perairan ini terdiri dari laut yang dalam nama yang berbeda seperti keakea, (Pulau
dengan topografi dasar laut yang majemuk Seribu), biawas (Jawa Tengah), dan
dan memiliki wilayah laut yang luas samandar (Maluku) (Turang dkk., 2019)
karena merupakan batas antara dua Hasil identifikasi asam amino pada
samudera, yaitu samudera Pasifik dan ikan baronang dari Kepulauan Seribu
samudera Hindia (Loupatty, 2013) Kondisi menunjukkan adanya 16 asam amino yang
ini menyebabkan perairan Maluku terdeteksi. Ikan baronang segar
memiliki berbagai macam sumberdaya mengandung 16 asam amino yang terdiri
alam di antaranya sumberdaya hayati dari 9 asam amino esensial dan 7 asam
seperti ikan, kerang, udang dan lainnya, amino non esensial. Asam amino esensial
dan non hayati yang dapat dimamfaatkan yang terdapat pada ikan baronang adalah
untuk kehidupan. histidina, arginina, treonina, valina,
Ikan merupakan salah satu sumber metionina, isoleusina, leusina, fenilalanina,
protein yang sangat dibutuhkan oleh dan lisina. Asam amino non esensial yang
manusia, karena kandungan proteinnya terdapat pada ikan baronang adalah asam
tinggi, mengandung asam amino esensial aspartat, asam glutamat, serina, glisina,
yang diperlukan oleh tubuh, dengan alanina dan tirosina. Hasil tersebut
jaringan pengikat sedikit sehingga mudah mengindikasikan bahwa ikan baronang
dicerna. Hal penting adalah harganya jauh merupakan ikan yang mempunyai
lebih murah dibandingkan dengan sumber kandungan asam amino esensial yang
protein lain. Ikan juga dapat digunakan tinggi dan sangat diperlukan oleh tubuh
sebagai bahan-bahan obat-obatan, pakan karena tubuh manusia tidak dapat
ternak, dan lainnya. Kandungan kimia, menghasilkan asam amino tersebut
ukuran, dan nilai gizinya tergantung pada (Wahyuningtyas, 2015).
jenis, umur kelamin, tingkat kematangan, Penelitan sebelumnya, dilakukan
dan kondisi tempatnya (Adawiyah, 2007). oleh (Miefthawati dkk., 2013) tentang
Ikan baronang merupakan salah kandungan mineral pada ikan kembung
satu jenis ikan yang mempunyai nilai dan ikan gabus. Hasil penelitian
ekonomis penting dan potensial untuk Miefthawati, dkk ini menunjukkan bahwa
dibudidayakan (Chan, 1981; Lam, 1974) kadar kalium pada ikan kembung adalah
Ikan tersebut hidup pada daerah berkarang, 64.391,16 mg/100 g ±97,62 dan pada ikan
dasar perairan berpasir yang banyak gabus adalah 30.988,70 mg/100 g ±230,62
ditumbuhi rumput laut dan sering masuk sedangkan kadar kalsium pada ikan
dalam tambak. Ikan baronang jenis kembung adalah 29.197,6607 mg/100 g
Siganus vermiculatus umumnya hidup di ±17,77 dan pada ikan gabus adalah
sekitar perairan yang berhutan bakau, 21.369,7065 mg/100 g ±13,99. Kandungan
pelabuhan, dan kadang-kadang masuk kalium dan kalsium pada ikan kembung
dalam sungai serta danau (Lam, 1974). dan ikan gabus sangat berbeda, hal ini
Ikan baronang (Siganus guttatus) dikarenakan habitat pada ikan kembung
termasuk dalam famili Siganidae, dan ikan gabus berbeda.
merupakan jenis ikan demersal yang hidup Penelitian sebelumnya, yang
di dasar atau dekat dengan dasar perairan. dilakukan oleh (Muchatadi, 2010) tentang
Ikan ini banyak ditemukan di daerah kandungan kalium ikan asal danau

2
Mawang (4,782 mg); lebih tinggi perlu diketahui, untuk dapat mengevaluasi
dibandingkan ikan asal danau Unhas asupan makanan dan kecukupan mineral
(3,027 mg); kandungan fosfor ikan asal dari bahan pangan tersebut (Arifin, 2008).
danau Mawang (360 mg); lebih rendah Di Pulau Osi Kabupaten Seram
dibandingkan ikan asal danau Unhas (610 Bagian Barat, masyarakat sering
mg); dan kandungan zat besi ikan asal mengkonsumsi ikan baronang dan dijual.
danau Mawang (2,756 mg); lebih rendah Berdasarkan latar belakang maka penulis
dibanding ikan asal danau Unhas (0,835 tertarik untuk melakukan penelitian
mg). dengan judul Analisis Kandungan asam
Mineral memegang peran penting amino dan Mineral Kalsium, Magnesium,
dalam memelihara fungsi tubuh, baik pada dan Besi pada ikan baronang (Siganus
tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi guttatus).
tubuh, secara keseluruhan. Mineral juga
berperan dalam berbagai tahap Permasalahan
metabolisme terutama sebagai kofaktor
dalam aktivitas enzim-enzim. Mineral ini Permasalahan dalam penelitian ini
biasanya terikat dengan protein, termasuk adalah
enzim untuk proses metabolisme tubuh, 1. Apa saja jenis dan kadar asam
yaitu kalsium (Ca), fosfor (P), kalium (K), amino yang terkandung pada ikan
natrium (Na), klorin (Cl), sulfur (S), baronang (Siganus guttatus) asal
magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), Pulau Osi ?
zink (Zn), mangan (Mn), kobalt (Co), 2. Berapa kadar kalsium, magnesium,
iodin (I), dan selenium (Se). dan besi yang terdapat pada ikan
Pada tubuh makhluk hidup baronang (Siganus guttatus) asal
termasuk manusia, logam dan mineral Pulau Osi ?
mengalami proses biokimia dalam Tujuan Penelitian
membantu proses fisiologi atau sebaliknya Tujuan penelitian ini adalah :
menimbulkan toksisitas. Beberapa mineral 1. Menentukan jenis dan kadar asam
bersifat esensial dan sangat dibutuhkan amino yang terkandung pada ikan
dalam proses kehidupan, misalnya kalsium baronang (Siganus guttatus) asal
(Ca), fosfor (P), besi (Fe), zink (Zn), dan Pulau Osi ?
magnesium (Mg) (Darmono, 1995). Besi 2. Menentukan kadar dan jenis
berperan sebagai pembawa oksigen kalsium, magnesium, dan besi yang
menuju jaringan dan ke dalam jaringan terdapat pada ikan baronang
atau sel (Arifin, 2008). (Siganus guttatus) asal Pulau Osi ?
Pemenuhan kebutuhan mineral
Manfaat Penelitian
pada manusia dapat diperoleh dengan cara
Manfaat dari penelitian ini adalah
mengkonsumsi bahan pangan baik yang
1. Memberikan informasi ilmiah
berasal dari tumbuhan (mineral nabati)
kepada masyarakat tentang
maupun hewan (mineral hewani) yang
kandungan gizi pada ikan baronang
berasal dari darat ataupun dari laut.
asal Pulau Osi khususnya
Berbagai jenis bahan pangan asal laut yang
kandungan asam amino dan
banyak dikonsumsi adalah ikan, kerang,
mineral kalsium, magnesium, dan
dan lainnya. Informasi mengenai
besi.
kandungan mineral pada bahan pangan

3
2. Dapat dijadikan sebagai referensi III.3.1 Tahap persiapan sampel
untuk penelitian selanjutnya, yang (Mayunar, 1992)
terkait dengan protein dan mineral Ikan baronang dibersihkan dan
pada ikan. diambil dagingnya. Daging tersebut diiris
kecil-kecil, dicuci dengan akuades
II. METODE PENELITIAN kemudian ditimbang beratnya. Sampel
III.1 Waktu dan Lokasi Penelitian daging ikan baronang dikeringkan dalam
Penelitian ini direncanakan oven pada suhu 50 °C sampai beratnya
berlangsung selama enam bulan dan konstan kemudian dihitung kadar air.
dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Sampel dihaluskan dengan lumpang
Jurusan Kimia FMIPA, Universitas hingga menjadi serbuk.
Pattimura Ambon.
III.3.2 Analisis kadar protein total
II.2 Alat dan Bahan (Mayunar, 1992)
Masing-masing sebanyak 0,5176 g
II.2.1 Alat serbuk daging ikan baronang dan 0,5334 g
Alat-alat yang akan digunakan sampel daging ikan baronang segar
adalah dimasukkan ke dalam labu takar,
peralatan gelas (pyrex) Mikropipet kemudian ditambahkan 10 mL H2SO4
(Epenndorf), Seperangkat alat soxhlet, pekat dan 5 g campuran Na2SO4 dan HgO
Blender, Lumpang porselin, Oven (20:1). Sampel dididihkan hingga menjadi
(Memmert), Timbangan analitik (AND larutan jernih, kemudian didinginkan.
GR-300), Labu Kjeldahl, Alat destilas, Selanjutnya dilakukan destilasi untuk
Buret dan statif, Mukro Pipet (Eppendorf), masing-masing hasil destruksi. Hasil
Chamber KLT, Revapurator R-251, Dual destruksi dimasukkan ke dalam labu
wavelength TLC scanner (CS-9301 PC, Kjeldahl dan ditambahkan 100 mL
dan Shimadzu), dan Spektofotometer akuades, 35 mL NaOH, dan indikator pp.
Serapan Atom, (A-6300, Shimadu). Destilat ditampung dalam Erlenmeyer
yang telah berisi 25 mL larutan asam borat
II.2.2 Bahan (H3BO3) dan beberapa tetes indikator metil
Bahan-bahan yang akan digunakan merah dan indikator metil biru. Larutan
adalah yang diperoleh kemudian dititrasi dengar
Ikan Baronang (Siganus guttatus), Asam HCl 0,1 N.
sulfat pekat (Merck), K2SO4 p.a (Merck)
HgO p.a (Merck), NaOH, Indikator III.3.3 Analisis asam amino
phenophtaline, H3BO3 p.a (Merck),
Indikator metil merah, Indikator metil biru, III.3.3.1 Isolasi protein bebas lemak
HCl p.a (Merck), Kloroform (Merck), (Estien dan Lisda Nursanti, 2006)
Metanol (Merck), Ba(OH)2 p.a (Merck),
Metanol (Merck), Butanol (Merck), Serbuk daging ikan baronang
larutan asam nitrat (HNO3) p.a (Merck) ditimbang sebanyak 7,8942 g dimasukkan
Ninhidrin 0,1% dalam etanol Kertas ke dalam Erlenmeyer 250 mL kemudian
Lakmus Plat TLC silika gel 60 F254, ditambahkan 100 mL kloroform dan 50
Logam Ca, Logam Mg, dan Logam Fe. mL metanol (2:1). Campuran dishaker
pada kecepatan 200 rpm selama 180 menit

4
pada suhu 30 °C, kemudian disaring. Sampel asam amino sebanyak 20
Residu dicuci dengan kloroform dan µL ditambah larutan OPA
metanol 2:1 (100 mL kloroform dan 50 (orthophalaldehid) 100 µL diaduk selama
mL metanol), kemudian diuapkan pada 5 menit selanjutnya dimasukkan ke
suhu ruang dan disimpan dalam botol injektor UPLC sebanyak 20 µL. Kolom
untuk selanjutnya digunakan dalam yang digunakan yaitu Microsorb-MV-100-
menganalisis asam amino. 5C18 dengan panjang kolom 250 x 4,6
mm x 1/4 , fase gerak yaitu A=CH3OH :
III.3.3.2 Hidrolisis asam amino secara 50 natrium asetat: Tetra hidro furan
asam (Estien dan Lisda Nursanti, 2006) (2:96:2) pH= 6,8 dan B= 65% metil
hidroksida sedangkan detektor yang
Sebanyak 1,0016 g sampel ikan digunakan adalah fluoresen dengan
baronang bebas lemak dimasukkan ke panjang gelombang 650 nm.
dalam labu alas bulat dan ditambahakan 20
mL H2SO4 pekat, kemudian direfluks III.3.4 Analisis mineral Ca, Mg, dan Fe
selama 12 jam. Larutan dinetralkan dengan (Khomsan, 2004)
menambahkan Ba(OH)2 6 M sedikit demi
sedikit secara perlahan-lahan sambil dicek III.3.4.1 Pembuatan larutan sampel
pH-nya (pH=7). Selajutnya larutan (Khomsan, 2004)
disaring dengan kertas saring Whatman No
Serbuk daging ikan baronang
1 dalam Erlenmeyer 50 mL. Filtrat yang
masing-masing sebanyak 2,3449 g serbuk
diperoleh kemudian dianalisis asam amino
daging ikan baronang dan 2,2877 g
menggunakan UPLC.
dimasukkan ke dalam cawan porselen
III.3.3.3 Hidrolisis asam amino secara yang telah diketahui beratnya, kemudian
basa (Estien dan Lisda Nursanti, 2006) dilakukan pengabuan pada suhu 550 °C
Sebanyak 1,0018 g sampel ikan sampai berwarna keabu-abuan. Cawan
baronang bebas lemak ditambahkan10 mL dikeluarkan dari tanur, didinginkan dalam
Ba(OH)2 6 M kemudian direfluk selama desikator sampai mencapai suhu kamar
12 jam. Laruta dinetralkan dengan cara kemudian ditimbang beratnya dan
menambahkan H2SO4 pekat 10 mL sedikit ditentukan kadar abu. Abu ikan baronang
demi sedikit secara perlahan-lahan sambl dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
dicek pH-nya sampai netral (pH=7). Ditambahkan secara perlahan-lahan 30 mL
Larutan disaring dengan kertas saring HCl dan 25 mL HNO3 untuk melarutkan
Whatman No 1 dalam Erlenmeyer 50 mL. semua logam yang terkandung di dalam
Filtrat yang diperoleh kemudian dianalisis sampel hasil pengabuan. Larutan
asam amino menggunkan UPLC. dipanaskan selama 3 jam sampai menjadi
bening, kemudian disaring menggunakan
III.3.3.4 Penentuan komponen asam kertas saring dan filtratnya ditampung
amino dengan UPLC dalam labu takar 50 mL dan ditambahkan
menggunakan pereaksi OPH akuabides sampai tanda batas. Selanjutnya
(Estien dan Lisda Nursanti, diukur absorbansinya dengan
2006) menggunakan SSA untuk menentukan
kandungan mineral Ca, Mg, dan Fe pada

5
panjang gelombang maksimum dari III.3.4.4 Pembuatan kurva standar besi
masing-masing mineral yang dianalisis. (Fe) (Arifin, 2008)
Larutan standar Fe 100 ppm dibuat
III.3.4.2 Pembuatan kurva standar dengan mengambil sebanyak 10 mL
kalsium (Ca) (Khomsan, 2004) larutan induk 1000 ppm, kemudian
dincerkan dalam labu takar 100 mL
Larutan standar Ca 100 ppm diuat dengan akuabides hingga tepat volumenya.
dengan mengambil sebanyak 10 mL Selanjudnya dibuat larutan standar Fe 10
larutan induk 1000 ppm, kemudian mL dari larutan standar kerja 100 ppm,
diencerkan dalam labu takar 100 mL kemudian diencerkan dalam labu takar 100
dengan akuabides hingga tepat volumenya. mL dengan akuabidas hingga tepat
Selanjutnya dibuat larutan standar Ca 10 volumenya. Kemudian dibuat deret larutan
ppm dengan mengambil 10 mL dari standar Fe masing-masing 2, 4, 6, 8, dan
larutan standar kerja 100 ppm, kemudian 10 ppm. Selanjudnya diukur absorbansinya
diencerkan dalam labu takar 100 mL pada panjang gelombang 248,3 nm dengan
dengan akuabides hingga tepat volumenya. SSA.
Kemudian dibuat deret larutan standar Ca
masing-masing 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm, HASIL DAN PEMBAHASAN
selanjutnya diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 422,7 nm SSA. Persiapan Sampel dan Penentuan
III.3.4.3 Pembuatan kurva standar Kadar Air
magnesium (Mg) (Almatsier, 2004) Ikan baronang dibersihkan dan
diambil dagingnya. Daging ikan diiris
Larutan standar Mg dibuat dengan
kecil-kecil, dicuci dengan akuades,
mengambil sebanyak 10 mL larutan induk
kemudian ditimbang beratnya. Sampel
1000 ppm, kemudian diencerkan dalam
daging ikan baronang dikeringkan dalam
labu takar 100 mL dengan akuabides
oven pada suhu 50 °C sampai beratnya
hingga tepat volumenya. Selanjutnya
konstan kemudian dihitung kadar air.
dibuat larutan standar Mg 10 ppm dengan
Kadar air sampel daging ikan baronang
mengambil 10 mL dari larutan standar 100
adalah 83,26%. Hal ini sesuai dengan hasil
ppm, kemudian diencerkan dalam
penelitian Arnanda dkk., (2015), yang
labutakar 100 mL dengan akuabides
hingga tanda volumenya. Kemdian dibat menyatakan kadar air dalam ikan dan
deret larutan standar Mg dengan hewan moluska laut berkisar antara 50-
mengambil masing-masing 2, 4, 6, 8 dan 85% tergantung dari jenis spesies dan
10 mL dari larutan 10 ppm, kemudian kondisi nutrisi dalam tubuhnya.
diencerkan dalam labu takar 100 mL Analisis Kadar Protein Total
dengan akuabides hingga tepat volumenya Penetapan kadar protein total
untuk memperoleh konsentrasi 0,2; 0,4; dilakukan dengan menggunakan metode
0,6; 0,8; dan 1,0 ppm. Selanjutnya diukur Kjeldahl. Metode Kjeldahl digunakan
absorbansinya pada panjang gelombang untuk menganalisis kadar protein total
285,2 nm dengan SSA. dalam bahan makanan secara tidak
langsung. Tahap proses analisis dengan
menggunakan metode Kjeldahl secara
tidak langsung karena memiliki tiga tahap,
yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Pada

6
tahap destruksi, sampel daging ikan akan larut dalam pelarut polar, sedangkan
didestruksi menjadi unsur-unsurnya. Unsur senyawa non polar akan larut dalam
karbon dan hidrogen teroksidasi mejadi pelarut non polar sesuai dengan prinsip
CO, CO2, dan H2O, dalam hal ini untuk like dissolved like (Bligh Dyer, 1959).
nitrogen diubah menjadi (NH4)2SO4. Pada Sebelum dilakukan proses ekstraksi
tahapan kedua, didestilasi untuk daging ikan baronang, sampel dikeringkan
melepaskan senyawa nitrogen menjadi terlebih dahulu dalam oven pada suhu 50
amoniak (NH3) yang nantinya pada tahap C selama 7 hari. Pengeringan dilakukan
terakhir akan dianalisis kadar nitrogennya dengan tujuan untuk menghilangkan kadar
dengan metode titrasi asam-basa air dari sampel daging ikan baronang,
menggunakan NaOH. Dengan sehingga tidak menghalangi masuknya
mengkalikan nilai tersebut dengan angka pelarut ke dalam sampel selama ekstraksi
konversi 6,25 diperoleh kadar protein. berlangsung. Sampel yang telah kering
Angka 6,25 brasal dari angka konversi kemudian dihaluskan dengan cara digerus
serum albumin yang biasanya menggunakan lumpang dengan tujuan
mengandung 16% nitrogen (Budiyanto, untuk memperbesar luas permukaan,
2009). sehingga memperbanyak volume pelarut
Analisis kadar protein daging ikan yang masuk ke dalam sampel dan
baronang menggunaan metode Kjedahl mengikat seluruh minyak yang ada pada
dilakukan empat kali pengukuran dan sampel daging ikan baronang.
diperoleh kadar protein rata-rata dalam Sampel yang telah diekstraksi
daging ikan baronang sampel ikan kering kemudian dipisahkan antara pelarut yang
sebesar 80,39% dan sampel ikan basah mengikat minyak dengan residu atau isolat
sebesar 79,91  (Lampiran 2). Rata-rata protein. Isolat protein bebas lemak
kandungan protein pada ikan segar adalah kemudian dihidrolisis secara asam dan
16% (Almatsier, 2001). basa untuk menentukan komponen asam
amino yang terkandung dalam daging ikan
Analisis Asam Amino baronang. Analisis kadar lemak dalam
Isolasi protein bebas lemak sampel daging ikan baronang dilakukan
Isolasi protein bebas lemak daging menggunakan metode Bligh dan Dyer.
ikan baronang dilakukan untuk Kadar lemak sampel daging ikan baronang
memisahkan kandungan minyak dari ikan hasil analisis adalah 11,76%.
baronang. Pemisahan kandung minyak dari Kandungan lemak ikan berkisar
daging ikan baronang dilakukan antara 1-20%. Lemak ikan sebagian besar
menggunakan metode Bligh dan Dyer adalah asam lemak tak jenuh yang
dengan pelarut kloroform-metanol 2:1 dibutuhkan untuk pertumbuhan dan dapat
(100 mL kloroform dan 50 mL metanol) menurunkan kadar kolesterol darah. Ikan
selama 180 menit menggunakan alat mengandung jumlah lemak yang
shaking inkubator. Kloroform digunakan bervariasi, ada yang tinggi dan ada juga
sebagai pelarut karena sifatnya lebih yang rendah. Lemak merupakan salah satu
selektif terhadap senyawa non polar seperti kandungan utama dalam ikan (Batubara,
minyak dan lemak, sedangkan metanol 2009).
digunakan untuk mengekstrak senyawa
polar dan semipolar. Senyawa polar hanya

7
Berdasarkan Tabel 1, maka
Analisis komponen asam amino yang kandungan asam amino ensensial tertinggi
dihidrolisis secara asam ikan baronang adalah leusin (1681,86
Analisis asam amino pada sampel mg/kg), sedangkan yang terendah adalah
daging ikan baronang dilakukan dengan histidin, (455,76 mg/kg). Pada asam amino
menggunakan instrumen UPLC. Analisis esensial terdapat lisin dan leusin yang
asam amino pada sampel biasanya memiliki nilai tertinggi di antara asam
menggunakan 20 standar asam amino. amino esensial lainnya (Harli, 2008).
Dalam penelitian ini, analisis hanya Kandungan asam amino non esensial yang
menggunakan 18 asam amino standar yang tertinggi adalah asam glutamat (2163,10
tersedia, kecuali asparagin dan glutamin. mg/kg), sedangkan yang terendah adalah
Sebelum dianalisis, sampel dihidrolisis tirosin (216,07 mg/kg). Asam amino yang
secara asam. Tujuan dilakukan hidrolisis tertinggi pada asam glutamat yang
adalah untuk memutuskan rangkaian tergolong dalam asam amino non esensial
ikatan peptida sehingga menghasilkan diperoleh dari glutamin dapat diubah
komponen-komponen asam amino bebas. menjadi gugus karboksilat melalui proses
Hasil analisis komponen asam amino pada hidrolisis dengan asam atau basa (Linder,
sampel daging ikan baronang yang 1992).
dihidrolisis secara asam disajikan Tabel 1. Kandungan asam amino pada sampel
Tabel 1. Hasil analisis komponen asam ikan bervariasi. Hal ini sesuai dengan
amino yang dihidrolisis secara penelitian yang dilakukan oleh Siahaya
asam (2020) yang menganalisis asam amino
pada ikan julung (Hemiramphus) segar dan
No Standar asam Hasil BM Konsentr Jenis
amino anali asi kering degan perolehan asam amino
sis rata-rata sebanyak 15 jenis asam amino, yang terdiri
(mg/kg)
1 L-Serin  105,1 307,29 non dari 9 asam amino esensial dan 6 asam
esensial amino non esensial. Asam amino esensial
2 L-Asam  147,2 2163,10 non
glutamat esensial yang terkandung dalam daging ikan julung
3 L-Fenilalanin  165,2 881,01 esensial adalah histidin, treonin, arginin, metionin,
4 L-Isoleusin  131,2 1119,05 esensial
5 L-Valin  117,1 1181,71 esensial valin, fenilalanin, isoleusin, leusin, dan
6 L-Alanin  89,1 1220,18 non lisin. Asam amino non esensial yang
esensial
7 L-Arginin  174,2 967,49 esensial terkandung dalam daging ikan julung
8 Glisin  75,0 708,96 non adalah asam aspartat, asam glutamat, serin,
esensial
9 L-Lisin  146,2 1543,21 esensial
glisin, alanin, dan tirosin. Sedangkan
10 L-Asam  133,1 520,47 non penelitian yang dilakukan oleh Lumamuly
aspartat esensial
11 L-Leusin  131,2 1682,54 esensial
dkk., (2019) tentang analisis komponen
12 L-Tirosin  181,1 216,07 non asam amino pada ikan layang (Decapterus
esensial makrosa) yang dihidrolisis secara asam
13 L-Prolin  115,1 704,81 non
esensial menunjukkan kandungan awal asam amino
14 L-Treonin  119,1 678,66 esensial esensial tertinggi adalah lisin (0,6197
15 L-Histidin  155,2 455,76 esensial
16 L-Sistin  – – non mg/kg) dan yang terendah adalah histidin
esensial (0,0079 mg/kg), sedangkan kandungan
17 L-Metionin  – – esensial
18 L-Triptofan  – – esensial asam amino non esensial tertinggi adalah

8
asam glutamat (0,6157 mg/kg) dan yang esensial
17 L-Metionin  149,2 38,17 esensial
terendah adalah serin (0,0009 mg/kg). 18 L-Triptofan  204,2 63,73 esensial

Analisis komponen asam amino yang Data Tabel 2, kandungan asam


dihidrolisis secara basa amino esensial ikan baronang adalah
Analisis asam amino sampel ikan leusin yaitu sebesar 853,50 mg/kg,
baronang dilakukan dengan menggunakan sedangkan yang terendah adalah metionin
instrumen UPLC. Analisis asam amino yaitu sebesar 38,17 mg/kg. Kandungan
pada sampel biasanya menggunakan 20 asam amino non esensial yang tertinggi
standar asam amino. Dalam penelitian ini, adalah alanin sebesar 734,00 mg/kg dan
analisis hanya yang terendah adalah asam aspartat yaitu
menggunakan 18 asam amino sebesar 107,91 mg/kg. Hasil ini lebih
standar yang tersedia, kecuali asparagin tinggi dibandingkan hasil penelitian
dan glutamin. Sebelum dianalisis, sampel Lumamuly dkk., (2019) tentang analisis
dihidrolisis secara basa. Tujuan dilakukan komponen asam amino pada ikan layang
hidrolisis adalah untuk memutuskan (Decapterus makrosa) yang dihidrolisis
rangkaian ikatan peptida sehingga secara basa, menunjukkan kandungan
menghasilkan komponen-komponen asam asam amino esensial tertinggi adalah
amino bebas. Hasil analisis komponen leusin (0,6837 mg/kg) dan yang terendah
asam amino pada ikan baronang yang adalah treonin (0,0070 mg/kg). Sedangkan
dihidrolisis secara basa disajikan pada kandungan asam amino non esensial
Tabel 2. tertinggi adalah alanin (0,4768 mg/kg),
Tabel 2. Hasil analisis komponen asam dan yang terendah adalah serin (0,0169
amino yang dihidrolisis secara mg/kg). Asam amino pada hidrolisis asam
basa dan basa.
N Standar Hasil BM Konsentrasi Jenis
Berdasarkan Tabel 1 dan 2 dari 18
o anali rata-rata jenis asam amino sistin, metionin, dan
sis (mg/kg)
triptofan hanya diperoleh dari hasil
1 L-Serin  – – non
esensial hidrolisis asam, sedangkan treonin hanya
2 L-Asam  147,2 444,61 non diperoleh pada hisrolisis basa.
glutamat esensial
3 L-  165,2 430,80 esensial Ada beberapa jenis asam amino
Fenilalanin yang tidak terdapat pada hasil hidrolisis
4 L-Isoleusin  131,2 464,95 esensial
5 L-Valin  117,1 525,27 esensial basa, sebaliknya beberapa jenis asam
6 L-Alanin  89,1 734,00 non amino tidak terdapat pada hasil hidrolisis
esensial
7 L-Arginin  – – non asam. Berdasarkan struktur dari tiap asam
esensial amino, terdapat asam amino yang
8 Glisin  75,0 428,40 non
esensial mempunyai sifat asam dan basa (Hatane,
9 L-Lisin  146,2 384,77 esensial 2017). Menurut Girindra (1993). Asam
10 L-Asam  133,1 107,91 non
aspartat esensial amino baik bersifat asam atau basa
11 L-Leusin  131,2 853,50 esensial mempunyai gugus yang bermuatan polar
12 L-Tirosin  181,1 372,03 non
esensial yaitu karboksil dan gugus asam amino.
13 L-Prolin  115,1 364,07 non Tidak semua asam amino ditemukan di
esensial
14 LTreonin  – – esensial dalam sampel ikan baronang. Hal ini
15 L-Histidin  155,2 39,41 esensial disebabkan karena asam amino tersebut
16 L-Sistin  – – non

9
mengalami kerusakan pada saat dibutuhkan oleh tubuh ikan dalam jumlah
dihidrolisis. Dengan demikian dapat dilihat relatif besar. Kalsium banyak ditemukan
bahwa asam amino secara keseluruhan dalam jaringan lunak hewan, biasanya
pada sampel ikan baronang mengandung terdapat dalam bentuk klorida atau
17 jenis asam amino, yang terdiri dari 10 karbonat baik sebagai garam kompleks
asam amino esensial dan dan 7 asam atau garam sederhana. Komposisi mineral
amino non esensial. yang diperoleh pada penelitian ini
memperlihatkan bahwa kalsium,
Kadar Abu Daging Ikan Baronang magnesium, dan besi memiliki konsentrasi
(Siganus guttatus) yang berbeda-beda, dengan komposisi
Kadar abu dilakukan dengan mineral tertinggi untuk mineral kalsium
metode gravimetri yakni proses pengabuan dan komposisi mineral terendah untuk
sampel kering pada suhu 550 °C selama 2 mineral besi.
jam dan diperoleh kadar abu sebesar Tabel 4. Beberapa penelitian tentang
2,58%. Hasil ini lebih rendah mineral pada ikan
dibandingkan penelitian yang dilakukan
oleh Jacoeb dkk., (2015) pada ikan No. Hasil Penelitian Peneliti (Tahun)
baronang dari Kepulauan Seribu dengan
1. Kadar Kementerian
perolehan kadar abu sebesar 1,01%.
makroelemen Kelautan dan
Menurut Sadiaotama (1886) dalam dalam daging ikan Perikanan
Purukan dkk., (2013) semakin tinggi kadar laut (dalam (2019)
abu dalam suatu bahan makanan, maka mg/100g) adalah
kandungan mineralnya juga semakin Na: 25–620, K: 25–
710, Mg: 10–230,
tinggi.
Ca: 5–750, Fe:
0,01–50, P: 9–
Kandungan Mineral dalam Daging Ikan 1100, S: 100–300
Baronang (Siganus guttatus) dan Cl: 20–500.
Kandungan mineral Ca, Mg, dan
Fe pada sampel daging ikan baronang 2 Kadar mineral pada
ikan kakap putih Nazudin (2019)
menggunakan metode SSA disajikan pada
(Lates calcalifer),
Tabel 3. yakni Ca yaitu
Tabel 3. Kadar mineral dalam daging ikan 15,10 mg/kg, Mg
baronang yaitu 475 mg/kg,
Mineral Kadar (mg/kg dalam berat kering) Fe yaitu 65 mg/kg
Ca 232.185,09 dan Zn yaitu 10,80
Mg 153.176,66 mg/kg.
Fe 1.507,09 3. Kadar Ca pada ikan Susanti dkk.,
laut sebesar (2016)
Hasil analisis menunjukkan bahwa 29.197,66 ± 17,77
kadar Ca merupakan mineral tertinggi mg/100g.
dalam daging ikan baronang. Kalsium
4. Kadar Fe pada ikan Mulyaningsih
merupakan mineral yang cukup berlimpah laut sebesar 4,50 (2015)
dalam perairan dan mempunyai fungsi mg/100g.
esensial dalam tubuh ikan serta merupakan
makromineral yaitu mineral yang 5. Kadar Ca pada ikan Miefthawati

10
air tawar sebesar (2013) dalam jaringan lunak pada hewan,
21.369,70 sehingga keberadaannya sangat berlimpah
mg/100g.
dalam perairan.
Kadar Fe pada sampel daging ikan
Kadar Ca yang diperoleh dalam baronang sebesar 1.507,09 mg/kg. Nilai ini
penelitian ini sebesar 232.185,09 mg/kg, jauh lebih besar dibandingkan dengan
lebih tinggi dari kadar Ca yang ditetapkan kisaran kadar Fe yang ditetapkan oleh
oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan
(2019) dengan kisaran 5-750 mg/100g atau (2019) yakni sebesar 0,01–50 mg/100g
50-7500 mg/kg. Kadar Ca dalam sampel atau 0,1-500 mg/kg. Kadar Fe juga lebih
daging ikan baronang juga lebih besar besar jika dibandingkan dengan penelitian
dibandingkan penelitian Nazudin (2019) yang dilakukan oleh Mulyaningsih (2015)
pada daging ikan kakap putih (Lates dengan kadar Mg yaitu 4,50 mg/100g atau
calcalifer) yang hanya 15,10 mg/kg, serta 45,08 mg/kg serta penelitian Nazudin
penelitian Miefthawati (2013) pada ikan (2019) yaitu 65 mg/kg. Mineral Fe
air tawar dengan kadar Ca sebesar 21.369, merupakan komponen pigmen
70 mg/100g atau 213.697,065 mg/kg. hemoglobin, myoglobin, serta beberapa
Sebaliknya, kadar Ca yang diperoleh lebih enzim lainnya. Pada myoglobin terdapat
kecil dibandingkan penelitian dan satu molekul hame inilah zat besi melekat
penelitian Susanti dkk. (2016) pada daging dan menghantarkan O2 dan CO2 melalui
ikan air laut dengan kadar Ca sebesar darah, zat ini pula yang menyebabkan
29.197,66 ± 17,77 mg/100g atau darah berwarna merah. Pada mamalia
291.976,61 mg/kg. Kalsium sangat menyelam seperti paus dan jenis-jenis ikan
berperan penting dalam tubuh ikan karena pelagis yang meyelam cukup lama maka
berfungsi sebagai komponen utama konsentrasi hemoglobin dan myoglobin
pembentuk tulang, gigi, kulit, sisik, dan akan lebih tinggi (Retno, 2002).
memelihara ketegaran karangka tubuh
serta menjaga keseimbangan osmotik Menurut Hafiluddin (2015),
(Batubara, 2009). kandungan gizi pada setiap ikan akan
Kadar mineral tertinggi kedua yaitu berbeda-beda tergantung pada faktor
Mg sebesar 153.176,66 mg/kg. Kadar Mg internal dan eksternal. Faktor internal
yang diperoleh dari penelitian ini lebih berupa jenis atau spesies ikan, jenis
besar dibandingkan kisaran kadar Mg kelamin, umur, dan fase reproduksi pada
menurut Kementerian Kelautan dan ikan. Faktor eksternal berupa faktor yang
Perikanan (2019) yakni sebesar 10-230 ada pada lingkungan hidup ikan berupa
mg/100g atau 100-2300 mg/kg dan lebih habitat, ketersediaan pakan, dan kualitas
besar dibandingkan penelitian yang perairan tempat ikan hidup serta habitat
dilakukan oleh Nazudin (2019) dengan ikan berpengaruh terhadap kandungan
kadar Mg yang hanya sebesar 475 mg/kg. kimia di dalam dagingnya seperti protein,
Magnesium mempunyai fungsi esensial mineral, karbohidrat, asam amino, dan
dalam tubuh ikan dan merupakan asam lemak.
makromineral, yaitu mineral yang
dibutuhkan oleh tubuh ikan dalam jumlah Banyak mineral dalam bahan
relatif besar, serta banyak ditemukan makanan berbentuk garam tersebut

11
terdapat dalm semua jaringan serta cairan Batubara, U.N. 2009. Analisa Protein,
tubuh komposisi mineral dan Kalsium dan Lemak Pada Ikan
kandungannya dalam suatu bahan Pora-Pora. Skripsi. Fakultas
makanan tergantung dari cara Kesehatan Masyarakat. Universitas
pengabuannya dan bahan yang diabukan. Sumatera Utara 42.
Pengabuan yang dilaukukan dalam
penelitian ini adalah pengabuan cara Bligh Dyer. 1959. A. Repid Metod For
kering (destruksi kering) dengan Total Lipid Extraction and
menggunkan suhu 550 °C, sehingga Purification, Can. J. Biochem
adanya unsur-unsur mineral yang dapat Physiol 37, 911–917
hilang karena mineral terkomposisi dan
Budianto, A.K. 2009. Dasar-Dasar Ilmu
meguap (Sudarmadji dkk., 1996). Adanya
Gizi. Malang:UMM Press. 2, 83-
perbedaan konsentrasi setiap mineral
85, 89.
dalam penelitian ini dikarenakan oleh
beberapa faktor seperti faktor fisiologi Chan, W.L., 1981. The culuture of marine
ikan, misalnya ikan tersebut berukuran finfish in floating net cages
besar atau kecil, serta faktor lingkungan indonesia. Project
atau habitatnya Akinneye dkk. (2010). FAO/UNDP/INS/80/005. Report
SFP/81/WP/1/Jakarta.39 pp.
DAFTAR PUSTAKA
Estien dan Lisda Nursanti, 2006. Penuntun
Adawiyah, R., Pengolahan Dan Prakktikum Biokimia untuk
Pegawetan Ikan, Jakarta: PT Mahasiswa Analisis. Yogyakarta:
Bumi Aksara. Andi Yogyakarta.
Almatsier. S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Hafiluddin. 2015. Analisis Kandungan
Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Gizi Pada Ikan Bendeng Yang
Berasal Dari Habitat Yang
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu
Berbeda. Jurnal Kelautan. 8(1), 38.
Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hatane, I. 2017. Profil Protein Dan Asam
Arnanda, A.D., dan A, R. 2005. Fluktuasi
Kandungan Proksimat Kerang Bulu Amino Esensial Dari Udang Pasir
(Anadara Inflata Reeve) Di Pantai (Scyllorus sp), Skripsi. Jurusan
Semarang. Ilmu Kelautan 10(2), Kimia, Fakultas Matematika Dan
78–84. Ilmu Pengetahuan Alam,
Universita Pattimura, Ambon.
Akinneye, J.O., Ammo, I.A., dan Bakere,
O.O. 2010. Effect Of Drying Jakobe Agoes, M., Nurilmala, M., dan
Methods On The Chemical Butet, N.A. 2005. Karakteristik
Composition Of Three Species Of Ikan Baronang Dari Kepulauan
Fish (Bonga spp, sardinella spp, Seribu Sebagai Bahan Pangan Dan
and heterotis niloticu) African Of Non Pangan Melalui Kajian
Biotechnology, 9 (28), 4369-4373. Molekuler, Kimia Dan Mikroskopi.
Institut Pertanian Bogor., Bogor.

12
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Mulyaningsih, T.R. 2009. Kandungan
2019. Komposisi nutrisi ikan. Unsur Fe Dan Zn Dalam Bahan
http://www.pusdik.kkp.go.id/elearn Pangan Produk Pertanian,
ing/index.php/modul/read/190116- Peternakan Dan Perikanan
115621uraian-c-materi. Dengan Metode K0-AANI.
Jurnal Sains Dan Teknologi
Khomsan, A. 2004. Peranan Pangan dan Nuklir Indonesia. 10(2), 76.
Gizi untuk Kualitatif Hidup.
Gramedia, Jakarta. Nazudin, N., dan Wattimena, H. 2019.
Analisis komponen Asam
Lam, T.J., 1974. Siganid: Their biology Lemak dan Mineral (Ca, Mg,
and mariculture potensial. Fe, Zn) Ikan Kakap Putih (Lates
Linder, M.C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Calcalifer). Molluca Journal Of
Metabolisme dengan Pemakaian Chemistry Education (MJoCE).
Secara Kimia. UI Press, Jakarta. 9:2, 109–115.

Lumamuly, V.E., Hattu, N., dan Ningsih., A.U. 2009. Identifikasi


Unwakoly, S. 2019. Analisis Hidroquinon dalam Krim
komponen Asam Amino Ikan Pemutih Selebritis Night Cream
Layang deles (Decapterus dengan metode kromatorgafi
Makrosoma) hasil olahan Lapis Tipis. Tugas Akhir.
tradisional berdasarkan lama Universitas Sumatera Utara.,
penyimpanan. Molluca Journal Of Medan.
Chemistry Education (MJoCE).
Prasetyo K. T., Tjahjaningsih, W.,
9:2, 123–132.
Pramono H. 2015. Perbandigan
Loupatty G. 2013. Characteristic of Wave Morfologi Kerang Darah Di
Energy and Current Velocity of Perairan Kenjeran dan Perairran
Coastel Area at Maluku Province. Sedati. Jurnal Ilmiah Perikan
Jurnal Barekeng, 7(1):19-22 dan Kelautan, 7(1):31-33.

Mayunar. 1992. Beberapa Aspek Ikan Purukan, O. pricilia merry, Mamuaja, C.F.,
Beronang (Siganus Mandey, L.C., dan Mamahit, L. P.
canaliculatus). Oseana 2013. Pengaruh Penambahan
18(4):177-1993. Bubur Wortel (Daucus Carota)
Dan Tpung Tapioka Terhadap Sifat
Miefthawati, N.P., Gusrina, L., dan Axela, Fisikokimia Dan Sensoris Bakso
F. 2013. Penetapan Kadar Kalsium Ikan Gabus (Ophiocephalus
Pada Ikan Kembung Segar Dan Striatus).
Ikan Kembung Asin Secara
Kompleksiometri 1, 1–9. Retno, D.P. 2002. Isolasi Dan Identifikasi
Asam Lemak Dari Minyak Ikan
Muchatadi, D. 2010. Teknik Evaluasi Nilai Lemuruk (Sardinella longiceps)
Gizi Protein. Alfabeta, Bandung. Dengan Metode GC-MS Skripsi.

13
FMIPA Universitas Negeri : Turang, R., Watung, V.N.R., Lohoo,
Malang. A.V., 2019, Struktur Ukuran,
Pola Pertumbuhan Dan Faktor
Siahaya, R.A. 2020. Profil Asam Amino Kondisi Ikan Baronang (Siganus
Dan Asam Lemak Ikan Julung Canaliculatus) Dari Perairan
(Hemiramphus Sp.) Kering Di Teluk Totok Kecamatan
Desa Keffing Kabupaten Seram Ratatotok Kabupaten Minahasa
Bagian Timur. JUSTE (Journal Of Tenggara. Jurnal Ilmiah Platax,
Science And Technology). 1:1, 75– 7(1):193-194
93.
Wahyuningtyas, L.A., 2015.
Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi. Karakteristik Ikan Baronang
1996. Analisis Bahan Makana Dan Dari Kepulauan Seribu Sebagai
Pertanian. Liberty. Yogyakarta. Bahan Pangan Dan Non Pangan
Susanti, N.N., Sukmawardani, Y., dan Melalui Kajian Molekuler,
Musfiroh, I. 2016. Analisis Kalium Kimia dan Mikroskopis. Skripsi.
Dan Kalsium Pada Ikan Kembung Sekolah Pascasarjana. Institut
dan Ikan Gabus. IJPST 3(1), 26– Pertanian Bogor. Bogor.
27.

14

Anda mungkin juga menyukai