DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
SINTESIS NANOPARTIKEL EMAS MENGGUNAKAN EKSTRAK
TUNICATA Pyura sp. SEBAGAI BIOREDUKTOR DAN UJI
POTENSINYA SEBAGAI ANTIBAKTERI
Oleh:
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
Skripsi
H311 14 306
Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yesus Kristus karena anugerah-
Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar sehingga penulis
sarjana sains Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin.
Pertama dari yang paling utama, melalui lembaran ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua Sulle
Sore dan Damaris Pallea yang memberikan kasih sayang dan doa yang
kepada penulis. Begitu juga kepada kakanda Erica Sulle dan suami John Luk
dan kakanda Rioh Karno Sulle, adinda Victor Sulle serta keponakan Keyanna
Luk yang sering memberi dukungan moral dan nasehat-nasehat yang membantu
menyemangati penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa juga penulis
mengucapkan terima kasih kepada Alm Nonong yang telah menjaga penulis dari
Bapak Drs. Fredryk W. Mandey, M.Sc selaku Pembimbing Utama dan Ibu
Dr. Paulina Taba, M.Phill selaku Pembimbing Pertama, yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan memberikan ilmu yang begitu
berharga serta ucapan maaf atas segala kesalahan selama persiapan penelitian
hingga penyusunan skripsi ini selesai. Ucapan terima kasih juga kepada:
iv
1. Ketua dan Sekretaris Departemen Kimia, Dr. Abdul Karim, M.Si dan
Dr. St Fauziah M.Si, seluruh Dosen yang telah membagi ilmunya serta staf
Dr. Syarifuddin Liong, M.Si, Drs. Fredryk W. Mandey, M.Sc, Dr. Paulina
Taba, M.Phill. Terima kasih atas bimbingan dan saran-saran yang diberikan.
3. Bapak Dr. Maming, M.Si dan Drs. Fredryk W. Mandey, M.Sc selaku
4. Seluruh analis laboratorium: Pak Sugeng, Kak Fiby, Kak Linda, Ibu Tini,
Kak Anti, Pak Iqbal, kak Hanna dan kak Heryanto. Terima kasih atas
5. Keluarga-keluarga yang menjaga penulis di negara yang jauh dari orang tua
penulis.
Dinda, Dewi, Nure, Devi, Ifah, Nadet dan Novi. Terima kasih atas semua
dukungan, semangat dan persahabatan yang telah kalian berikan selama ini.
v
9. Kakak-kakak, adik-adik, serta alumni KM FMIPA Unhas. Salam Use Your
10. Sahabat-sahabat jauh, Lisa Yohanes, Natalia Yohanis, Yulita Paulus dan
Pang Siu Mie. Terima kasih buat dukungan moral yang diberikan meskipun
dari jauh.
11. My junior and high school friends, My Supah Dupah Girls. Thank you for all
Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
Penulis
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
“For I know the plans I have for you”, declares the Lord,
“plans to prosper you and not to harm you, plans to give you hope and a
future”
Jeremiah 29 :11
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
The use of harmful chemical substances has been one of the disadvantages in
synthesizing nanoparticles. Green synthesis is one of the solution for the
disadvantage since this method uses natural resources as reducing agent in
synthesizing nanoparticles. In this study, synthesis of gold nanoparticles by using
H2O extract of Pyura sp. and bioactivity test as antimicrobe has been reported.
Formation of gold nanoparticles observed after 7 hours of stirring.
Characterization of gold nanoparticles was done by using X-Ray Diffraction
(XRD), Particle Size Analyzer (PSA), UV-Vis spectrophotometer and Fourier-
Transform Infrared (FTIR) spectroscopy. The XRD analysis showed that the
crystal of gold nanoparticles has face-centered cubic shape, whereas the PSA
analysis shows that the mean diameter of gold nanoparticles as 91,2 mm. The
FTIR analysis shows the possibilities of hydroxyl group as the functional group
that is expected to be involved in reducing metal ion to form gold nanoparticles.
Gold nanoparticles showed inhibition zone diameter of 8,68 mm towards
Escherichia coli strain and 9,12 mm towards Staphylococcus aureus strain.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ................................................................................................. v
ABSTRACT ................................................................................................ ix
x
2.4.1 Tinjauan umum Pyura sp. ............................................................ 16
xi
3.4.5 Karakterisasi Nanopartikel Emas .................................................. 32
LAMPIRAN ................................................................................................ 63
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
11. Spektra FTIR dari ekstrak Pyura sp. dan nanopartikel emas ............... 48
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
7.Data serapan FTIR ekstrak Pyura sp. dan nanopartikel emas ................. 48
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xv
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN
Simbol/Singkatan Arti
nm Nanometer
UV-Vis Ultraviolet-Visible
Abs Absorbansi
mm milimeter
λ panjang gelombang
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
berkembang dengan sangat pesat dalam beberapa tahun belakangan ini. Dalam
nanopartikel baru dengan bentuk dan ukuran yang berbeda serta mempunyai efek
bioaktivitas yang dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang (Azizi dkk., 2013;
satu bidang dalam nanoteknologi yang menarik perhatian ilmuwan dalam berbagai
bidang seperti sains material dan bioteknologi. Hal in disebabkan oleh sifat yang
unik yakni ukurannya yang kecil dan mempunyai luas permukaan yang besar.
penggunaan pelarut yang toksik dan berbahaya khususnya untuk lingkungan serta
penggunaan biaya yang tinggi. Oleh karena itu, metode sintesis nanopartikel yang
1
Green synthesis merupakan solusi yang dapat mengatasi kekurangan dari
nanopartikel dengan biaya yang murah, ramah lingkungan, dapat dilakukan dalam
skala yang besar, tidak membutuhkan tekanan dan suhu yang tinggi serta tidak
seperti bakteri, tumbuhan, hewan, virus dan berbagai bahan-bahan alam lainnya.
Metode ini juga melibatkan proses reduksi ion logam menjadi logam dengan
bilangan oksidasi 0 dimana ekstrak bahan alam akan berperan sebagai agen
pereduksi. Bahan-bahan alam yang dapat dijadikan sebagai pereduksi ion logam
termasuk bahan alam dari lingkungan terrestrial, bahan alam laut, mikroorganisme
Salah satu bahan alam yang menarik untuk diteliti adalah bahan alam laut.
Kondisi lingkungan laut dikatakan lebih beragam dari lingkungan terestrial dan
polisakarida, polifenol, karotenoid, asam amino, asam lemak, protein dan lain-
karboksil, amina dan lain-lain yang berperan sebagai agen pereduksi logam.
dan berguna khususnya untuk kehidupan manusia (Mayer dan Lehmann, 2001;
Ramkumar dkk., 2016; Asmatunisha dan Kathiresan, 2013). Singh dkk (2014)
2
oleh senyawa-senyawa fenolik, eter, sterol dan asam lemak yang terdapat dalam
ekstrak. Selain Polychaete, terdapat banyak bahan alam laut yang mengandung
nanopartikel.
Salah satu sumber bahan alam tersebut adalah hewan laut dari subfilum
tunikata. Tunikata yang juga disebut urochordates, adalah sebuah subfilum yang
beragam dari Chordata yaitu filum yang mengandung vertebrata dan invertebrata
(Holland, 2012). Salah satu kelas dari subfilum ini adalah Ascidian. Kelas ini
(2012) berhasil mengisolasi 3 senyawa aktif yaitu senyawa meroterpenoid 2-4 dari
sterol, alkaloid karbolin, ceramida, turunan furanon dan nukleosida dari Ascidian
Aplidium constellatum. Salah satu spesies dari kelas Ascidian adalah Pyura sp.
Saat ini belum ada penelitian yang mensintesis nanopartikel dengan menggunakan
Ekstrak bahan alam laut diketahui dapat dijadikan sebagai agen pereduksi
bidang. Salah satu dari aplikasi tersebut adalah sebagai antibakteri. Bakteri dapat
diklasifikasikan sebagai bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Salah satu
pada kulit, mulut dan hidung manusia. Saat imun tubuh manusia menurun, bakteri
3
tersebut akan bersifat patogen sehingga menimbulkan penyakit-penyakit seperti
usus besar manusia. Beberapa tipe E.coli juga dapat menyebabkan keracunan
makanan.
seperti Saphylococcus sp., Proteus sp., Klebsiella sp., Escherichia coli dan
Pseudomonas sp.
emas juga bermanfaat sebagai antibakteri. Logam emas dan nanopartikel emas
dikatakan memiliki aktivitas antibakteri yang kuat. Hal tersebut disebabkan oleh
4
nanopartikel emas dengan bantuan ekstrak air Pergularia daemia sebagai
5
3. menentukan bioaktivitas nanopartikel emas yang disintesis menggunakan
ekstrak tunikata Pyura sp. terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kesehatan, pertanian dan industri, dimana material diciptakan dalam skala nano
(Singh, 2016). Pada beberapa tahun belakangan ini, teknologi nano merupakan
topik yang sangat diminati karena sifat optoelektronik dan fisikokimianya yang
unik serta aplikasinya yang bervariasi dalam berbagai bidang. Salah satu elemen
dalam teknologi ini adalah nanopartikel yang melibatkan sintesis partikel nano
yang berukuran antara 1-100 nm. Sifat fisikokimia dari material yang
ukurannya yang sangat kecil dan rasio volume permukaan yang tinggi
Sejarah teknologi nano dapat dilihat dari tahun 1980 dimana seorang
ilmuwan bernama Beveridge mulai mempelajari sintesis logam emas dari bakteri
Bacillus subtilis. Setelah itu, pada tahun 1989, Dameron mendapati bahwa
Candida glabrata dapat mensintesis CdS yang berukuran nano. Edward pada
yang sama. Gurunathan dkk (2009) berhasil mengsintesis nanopartikel emas dari
7
Nanopartikel emas yang berhasil disintesis berukuran antara 10-100 nm (Shi dkk.,
2014).
dalam sistem skala nano karena sifatnya yang mudah untuk disintesis dan
dapat dijadikan pengantar obat dalam tubuh. Hal tersebut karena nanopartikel
dapat dirubah agar sensitif terhadap pH tertentu. Dalam cairan tubuh, nanopartikel
tersebut akan tetap dalam konformasi tertentu untuk melindungi obat sehingga
melalui proses fisika dan kimia merupakan proses yang membutuhkan biaya yang
sangat besar.
8
2.2 Sintesis Nanopartikel
Contoh dari metode ini termasuk litografi, dekomposisi termal, ablasi laser,
(agen pereduksi atau enzim) mensintesis struktur nano yang sifatnya dikontrol
oleh sifat katalis, reaksi medium dan kondisi-kondisi lainnya seperti pelarut,
Metode reduksi kimia adalah metode yang paling umum untuk sintesis
nanopartikel logam (Keat dkk., 2015). Metode reduksi kimia melibatkan proses
rendah dalam waktu yang singkat. Keuntungan dari metode ini adalah
(nanorod, nanoprisma, nanoplate). Selain itu, metode ini mampu merubah bentuk
dan ukuran partikel yang terbentuk dengan merubah agen pereduksi, agen
pendispersi, waktu reaksi dan suhu reaksi (Horikoshi dan Serpone, 2013).
9
memiliki beberapa kelemahan yakni biaya yang mahal, kuantitas produksi yang
rendah, deformasi stuktur partikel dan penggunaan bahan-bahan kimia yang dapat
nanopartikel logam mulia dapat diaplikasikan secara langsung pada manusia. Oleh
aplikasi dari nanopartikel, para ilmuwan menggunakan metode yang lebih ramah
Salah satu dari metode tersebut adalahgreen synthesis (Shams dkk., 2013; Keat
dkk., 2015).
dengan beberapa metode yakni metode polisakarida yang menggunakan air dan
polisakarida sebagai agen pereduksi dan metode Tollens yang melibatkan reduksi
logam dengan menggunakan sakarida dalam ammonia. Selain itu, terdapat juga
metode iradiasi yang dapat dilakukan dalam suhu ruang tanpa penggunaan agen
inert dan metode biologis. Metode biologis menggunakan ekstrak agen biologis
pereduksi atau agen proteksi dalam pembuatan nanopartikel logam. Senyawa yang
mudah larut dalam air dan berperan dalam reduksi spontan adalah flavonoid, asam
organik dan kuinon (Keat dkk., 2015; Korbekandi dan Iravani, 2012;
10
Moghaddam, 2010; Cauerheff dan Castro, 2013; Nath dan Banerjee, 2013; Mittal
dkk., 2013).
Reduks
i
Agen pereduksi
(Enzim, protein, flavonoid,
terpenoid, kofaktor, dll)
Pertumbuha
n
Stabilisasi
meliputi 3 tahap. Tahap pertama merupakan tahap aktivasi dimana terjadi proses
reduksi ion logam dari bilangan oksidasi mono atau divalen menjadi bilangan
direduksi. Tahap ini melibatkan agen pereduksi yang bisa didapatkan dalam
lebih besar (nanotube, nanoprisma, nanoheksahedron dan bentuk lain). Tahap ini
terbentuk. Tahap yang terakhir adalah tahap terminasi yang menentukan bentuk
terakhir dari nanopartikel. Tahap ini dipengaruhi oleh kemampuan ekstrak bahan
11
alam untuk menstabilkan nanopartikel logam (Makarov dkk., 2014; Malik dkk.,
dan 2,4±0,7 nm. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa gugus hidroksil
pada senyawa yang terdapat pada ekstrak tumbuhan tersebut yang berperan dalam
12
Penemuan dan pengembangan sintesis dan aplikasi senyawa aktif dari
bahan alam laut adalah sebuah bidang yang baru jika dibandingkan dengan
pengembangan senyawa aktif dari bahan aktif terestrial. Oleh karena itu,
dan berkelanjutan. Hal ini dapat diaplikasikan ke dalam proses biosintesis dengan
menggunakan ekstrak bahan alam laut jika protokol proses tersebut mengikuti 12
prinsip dari green chemistry (Ibanez dkk., 2012; Anastas dan Warner, 1998).
laut merupakan metode yang aman, stabil dan ramah lingkungan. Metode ini
13
melibatkan ekosistem laut yang beragamyang mudah untuk didapatkan dan
metode ini tidak melibatkan pelarut yang berbahaya dan biaya yang tinggi. Bahan
alam laut yang paling umum digunakan untuk membentuk nanopartikel logam
adalah dari kelompok flora, mikororganisme dan alga. Salah satu kelompok bahan
alam laut yang jarang digunakan untuk membentuk nanopartikel logam adalah
hewan laut (Singh dkk., 2015). Tabel 1 menunjukkan beberapa penelitian yang
adalah dari kelas spons. Meskipun dikatakan sebagai salah satu invertebrata laut
yang melimpah dan kaya dengan senyawa metabolit sekunder, tunikata nerupakan
salah satu invertebrata laut yang kurang dieksplor (Hamed dkk., 2015).
selulosasintase dan didapatkan dalam tunikata dewasa melalui transfer gen secara
horizontal yang dibantu oleh bakteri (Menna dan Aiello, 2012; Holland, 2016).
dangkal atau melengket pada batu dan kapal sedangkan kelas Thaliacea dan
Appendiculria bisa didapatkan terapung pada permukaan laut. Spesies dari kedua
14
pengembangan populasi dengan cepat. Selain itu, tunikata juga juga merupakan
ini mempunyai sistem reproduksi, struktur dasar tubuh dan sistem pencernaan
hermafrodit. Kecepatan evolusi dari kelas Ascidiacea adalah sangat cepat. Sebagai
contoh, Ciona sp. yang membutuhkan waktu kurang lebih 24 jam (bergantung
suhu) untuk menjadi larva, kemudian larva-larva tersebut akan berenang selama
(Holland, 2012).
yang mempunyai sifon yang akan dibesarkan untuk membentuk mulut yang akan
menangkap makanan yang lebih besar. Ascidian dewasa mengkonsumsi ikan dan
dimana air akan memasuki sifon dan melewati branchial basketyang akan
15
mengeluarkan mukus yang memerangkap partikel atau fitoplankton dan
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Tunicata
Kelas : Ascidiacea
Order : Pleurogona
Suborder : Stolidobranchia
Famili : Pyuridae
Genus : Pyura
Spesies Pyura sp. adalah spesies di bawah kelas ascidiacea tunggal yang
hidup di bawah puing terumbu karang (Gambar 2). Dinding tubuh spesies ini
16
dan sel amoeboid. Bagian ini terdapat di bawah tunik yang keras, tebal dan
berwarna coklat yang disebabkan oleh organisme epibion yang tinggal diatasnya.
Tunik diperbuat dari tunicin, sejenis selulosa dan memiliki saluran darah dan sel
darah. Hewan ini memiliki struktur seperti rambut yang membantu menarik
butiran pasir ke tuniknya. Lapisan di bawah epibion dan butiran pasir tunik
berwarna merah muda (Backhouse, 2012; Kott, 1989; Ruppert dkk., 2004).
tersebut memiliki 2 sifon yakni buccal (inhalant) dan atrial (exhalant) yang
partikel makanan. Permukaan dalam pipa penyedot (sifon) berwarna coklat gelap
dengan garis kuning. Sifon buccal adalah pembukaan ke pharynx dan branchial
sistem pencernaan yang berada pada dinding tubuh. Anus mengeluarkan makanan
ke atrium yang berada di bawah sifon atrial. Otot-otot dari spesies ini dikontrol
oleh neural ganglion yang menempel dalam dinding tubuh antara 2 sifon. Pyura
sp. adalah hewan hermafrodit yang mempunyai 1 ovari dan 1 testis pada setiap
sisi tubuhnya. Spesies ini mengalami fertilisasi eksternal dimana telur dan sperma
dilepaskan ke dalam kolom air melalui sifon atrial (Zeng & Swalla, 2005; Kott,
menjadi prekursor untuk obat kanker ovari. Trabektidin dapat berikatan dengan
17
DNA, menghalang siklus sel dan menginhibisi proliferasi sel (Carter dan Keam,
2010).
dalam darah Ascidians yakni dari kuning kehijauan menjadi biru gelap ketika
Senyawa pertama yang berhasil diisolasi dari salah satu spesies dari kelas
ini, Aplidium sp. pada tahun 1974 oleh Fenical adalah geranilhidrokuinon.
Senyawa tersebut diuji pada beberapa hewan uji dan hasilnya menunjukkan
diisolasi dari spesies yang sama. Berdasarkan hasil penelitian, senyawa tersebut
memiliki aksi anti inflamasi dalam neutrofil manusia (Pearce dkk., 2007).
memiliki sitotoksitas yang kecil terhadap sel tumor usus (kolon) manusia HCT-
116 dengan IC50 masing-masing 33,8; 9; 2,6 dan 1,6 µM (Copp dkk.,1998;
Chasanah, 2008).
Pengaruh senyawa-senyawa tersebut adalah pada produksi IL-8 dalam sel HL-60
18
antara struktur dari mekanisme aktivitas produksi IL-8, inhibisi proliferasi sel dari
sel HL-60.
alat-alat elektronik dan lain-lain. Emas dalam ukuran besar merupakan material
yang inert karena tidak mengalami korosi. Logam emas juga merupakan
konduktor listrik dan termal yang baik. Selain itu, logam emas juga biasa
digunakan dalam perawatan medis. Semua sifat-sifat emas tersebut telah menarik
yang lebih kecil sehingga dapat digunakan pada area yang tidak bisa dilewati
emas dalam ukuran besar dan pada waktu yang sama menemukan kapabilitas-
sintesisnya yang mudah, kadar toksisitasnya yang rendah, stabilitas kimiawi dan
sifat optisnya yang unik. Selain itu, AuNPs juga dianggap sebagai kelas
antimikroba, agen fototermal dan lain-lain (Aljabali dkk., 2018; Kundu, 2017;
metode-metode tersebut adalah biaya yang sangat mahal dan kadar hasil produksi
19
yang rendah serta meningkatkan kadar polusi pada lingkungan (Nazar dkk., 2017).
metode yang lebih ramah lingkungan dan membutuhkan biaya yang lebih murah.
Salah satu dari metode tersebut adalah reduksi logam dengan menggunakan
yang direaksikan dengan larutan HAuCl4 1 mM dan dipanaskan pada suhu 30ºC
20
sambil diaduk. Adanya perubahan warna menjadi ungu kemerahan yang
Berdasarkan hasil analisis XRD dan TEM, maka diketahui bahwa AuNPs yang
melibatkan banyak teknik analitik dan karakterisasi dalam proses elusidasi dari
nanomaterial yang telah disintesis. Menurut Gabor dkk (2008), terdapat kurang
lebih 700 teknik yang dapat digunakan untuk karakterisasi dan 100 di antaranya
1. sifat analitik (primer) seperti elektron, foton, neutron, ion dan lain-lain
mekanis.
penelitian.
pancaran elektron atau foton dari cahaya, berinteraksi dengan analit sehingga
21
menyebabkan perubahan pada kesetimbangan dan akan menunjukkan respon atau
interaksi tersebut adalah eksitasi elektron dan fonon. Modifikasi dari probeprimer
menghasilkan efek sekunder yakni sinyal yang dapat diukur (Kelsall dkk, 2005).
(Singh, 2016).
gugus fungsi dalam ekstrak sampel yang berperan dalam proses reduksi ion logam
22
(IR aktif) dan merupakan alat yang penting untuk mengkuantifikasi struktur
sekunder dalam interaksi antara nanopartikel logam dan biomolekul (Sawle dkk.,
2008). Sifat kimia dan variasi gugus fungsi yang terikat pada permukaan
Sifat fisika yang paling penting dari partikulat sampel adalah ukuran dari
partikel yang terdapat dalam sampel. Pengukuran sifat tersebut sering dikatakan
Instrumen PSA melibatkan dua teknik yaitu Dynamic Light Scattering (DLS) dan
dan merujuk kepada cara partikel berdifusi dalam cairan. Diameter yang
didapatkan dari teknik ini adalah diameter bola (sphere) yang mempunyai
koefisien difusi yang sama dengan partikel yang diukur. Prinsip fundamental
untuk teknik ELS adalah elektroforesis. Sampel didispersi ke dalam sel yang
23
mengandung 2 elektroda. Sebuah bidang listrik diaplikasikan ke elektroda dan
(Malvern, 2015).
gram negatif. Perbedaan dari kedua kelas tersebut terdapat pada peptidoglikan
yang merupakan komponen penting dari dinding sel bakteri. Bakteri gram negatif
dkk., 2016).
memiliki sifat-sifat yang unik yang dapat dieksplor untuk aplikasi bidang
lingkungan, pembawaan obat target dan gen, teranostik, vaksin dan sebagai
biosensor (Khan dkk., 2018; Rai dkk., 2012; Singh dkk., 2015; Bogdanovic dkk.,
2014).
24
metisilin (MRSA) dan bakteri Staphylococcus epidermidis yang resistan terhadap
Staphylococcus aureus.
bakteri dan mikroorganisme, khususnya yang terdapat dalam proses medis dan
tahap toksisitas yang rendah, khususnya terhadap sel mamalia, yang merupakan
salah satu sifat yang penting dalam bidang biomedis(Senthilkumar dkk., 2017;
dengan konsentrasi 300 µg/mL dengan zona inhbisi sebesar 19 mm, 17 mm dan
25
signifikan terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis,
jam inkubasi. Li dkk (2014) juga melaporkan bahwa AuNPs menunjukkan sifat
ini disebabkan oleh beberapa mutasi enzimatik dan genetic pada mikroorganisme
antimikroba alternatif yang dapat mengkontrol infeksi (Sibanda dan Okoh., 2007;
untuk merusak permeabilitas dari membrane sel, merusak fungsi respirasi dari sel
efek antimikroba dari nanopartikel perak (Lemire dkk., 2013). Beberapa studi
26
samping dari antibiotik yang digunakan namun dapat meningkatkan sifat
utnuk melekatkan diri pada membran bakteri dengan interaksi elektrostatis dan
sehingga menyebabkan isi sel terbuka, lalu AuNPs akan berikatan dengan DNA
AuNPs akan merusak sub-unit dari ribosom yang digunakan untuk pengikatan
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain statif dan klem,
2600 Shimadzu, Beckman Coulter Delsa Nano C Particle Size Analysis, Beckman
Freeze Dry Alpha 1-2 LD Plus, jarum ose, autoklaf, inkubator, oven, mikropipet,
Mikrobiologi.
yang diperoleh dari pulau Samalona, strain bakteri uji Escherichia coli dan
cakram disk, plastik wrap, aluminium foil, tissue roll, kertas saring Whatman
Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei 2018 hingga Januari 2019
28
Laboratorium Terpadu Departemen Kimia, Fakultas MIPA Universitas
Universitas Hasanuddin.
sampel Pyura sp. ditimbang sebanyak 5 gram lalu direbus dengan 100 mL
dalam tabung reaksi yang pertama ditambahkan beberapa tetes timbal asetat
kandungan flavonoid. Sementara itu, ekstrak dalam tabung reaksi yang kedua
29
oranye menandakan adanya kandungan flavonoid (Santhi dan Sengotuvvel, 2016).
ungu menjadi biru atau hijau menandakan adanya kandungan steroid (Santhi dan
Sengotuvvel, 2016).
masing sebanyak 1 mL. Ekstrak dalam tabung reaksi yang pertama ditambahkan
30
menandakan adanya kandungan alkaloid. Sementara itu, ekstrak dalam tabung
(Bargah, 2015).
aquaregia. Setelah itu, larutan dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 mL kemudian
20 mL sampel ekstrak tunikata tetes demi tetes sambil diaduk hingga terjadi
didapatkan, disentrifuse pada kecepatan 14000 rpm selama 15 menit pada suhu
26oC sebanyak 2-3 kali. Nanopartikel kemudian dibiarkan tumbuh selama 8 hari
lalu disentrifuse kembali pada kecepatan 14000 rpm selama 30 menit pada suhu
26oC. Nanopartikel emas yang telah murni dikeringkan dalam freeze dryer pada
31
menggunakan larutan blanko, yang merupakan larutan HAuCl4 tanpa sampel
KBr dan dibuat pelet. Analisis spektrum FTIR dilakukan pada kisaran bilangan
kimia, kemudian ditambahkan akuades sebanyak 250 mL. Setelah itu campuran
dikocok dengan menggunakan stirer di atas penangas air dan diatur pH nya
sebanyak ± 5 mL, lalu disterilkan di dalam autoklaf pada suhu 121 oC selama 15
Bakteri uji Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, yang berasal dari
32
biakan murninya, masing-masing diambil sebanyak 1 ose lalu diinokulasi dengan
cara digores pada medium Nutrien Agar Miring secara aseptis, lalu diinkubasi
cakram kosong direndam dalam larutan ampisilin selama 15 menit hingga kertas
kosong steril.
pada suhu 121 ºC selama 15 menit. Media kemudian dibiarkan hingga suhu
Biakan bakteri pada media nutrien agar miring diswab merata pada
permukaan media MHA yang terdapat pada cawan petri, kemudian dibiarkan
selama 5 menit.
yang sudah steril. Selanjutnya kertas cakram yang kosong yang berbeda direndam
33
kertas cakram yang telah mengandung sampel diletakkan pada cawan petri steril
permukaan MHA ditekan sedikit hingga melekat. Setelah itu media MHA
diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37 oC selama 2x24 jam. Diameter hambat
34
BAB IV
dalam pelarut air sambil dipanaskan pada suhu 80-90ºC lalu disaring. Ekstrak
Pyura sp. yang didapatkan kemudian diuji fitokimia untuk mengetahui kandungan
Alkaloid +
Flavonoid +
Saponin +++
Steroid -
Tanin +
Terpenoid -
35
menjadi warna kuning pudar setelah ditambahkan reagen Pb(CH3COO)2.
2 buah gugus hidroksil dalam flavonoid (Lysiuk dan Antonyuk, 2011). Ekstrak
H2SO4. Hal tersebut terjadi karena adanya proses hidrolisis senyawa flavonoid
menjadi aglikonnya yang disebut O-glikosil. Glikosil akan tergantikan dengan ion
H+ dari asam karena sifatnya yang elektrofilik. Proses reduksi akan menghasilkan
senyawa kompleks yang memiliki warna yang mencolok yaitu merah, jingga atau
coklat yang menandakan terbentuknya garam flavilium (Putri dan Hidajati, 2015).
O O
+ SO42-
OH OH
O OH
Flavonol Ion Flavonodiol
O
O
SO42- +
OH
OH
OH
OH
Hasil positif pada uji tanin didapatkan dari perubahan larutan menjadi warna
36
berperan sebagai atom pusat dan tanin.Reaksi pembentukan kompleks Fe dan
Selain itu, uji alkaloid dengan penambahan reagen Dragendorff dan reagen
ion logam K+ dari reagen membentuk ikatan kovalen korrdinat dengan atom
+ K[BiI4] + K[BiI4]-
Jingga
N N
K+
Kuinolin Endapan Kalium-
Alkaloid
37
Selain itu, dilakukan juga pengujian senyawa alkaloid dengan menggunakan
+ K2[HgI4] + K[HgI4]-
N NK+
Kuinolin Endapan Kalium-Alkaloid
Gambar 6. Reaksi uji alkaloid dengan reagen Mayer
membentuk busa dalam air. Busa timbul karena adanya penurunan tegangan
adanya senyawa saponin yang dapat mengkacaukan iktan hidrogen pada air.
parameter seperti konsentrasi ion logam, konsentrasi ekstrak, pH, waktu kontak,
38
proses sintesis dan kadar produksi serta sifat nanopartikel yang terbentuk (Ahmed
dkk., 2016; Singh dkk., 2018). Dalam penelitian ini, dilakukan 2 prosedur
optimasi yaitu optimasi konsentrasi ion logam dan optimasi komposisi untuk
nanopartikel emas adalah konsentrasi ion logam. Pada penelitian ini, pengaruh
konsentrasi 0,1; 0,2; 0,,3dan 0,4 mM. Larutan HAuCl4 dengan berbagai
konsentrasi ditambahkan dengan ekstrak Pyura sp. dan diaduk selama 7 jam.
39
terbentuknya nanopartikel emas dalam larutan tersebut. Namun intensitas warna
pada setiap larutan berbeda yang dipengaruhi oleh jumlah ion logam Au(III) yang
Ke
0,1 mM 0,2 mM 0,3 mM 0,4 mM
40
gelombang yang signifikan namun mengalami peningkatan absorbansi yang
cukup tinggi jika dibandingkan dengan konsentrasi larutan HAuCl4 yang lain.
didapatkan. Pada penelitian ini, optimasi komposisi antara ekstrak Pyura sp. dan
HAuCl4 yang diujikan adalah 1:5, 1:10, 1:15 dan 1:20. Setelah pengadukan
selama 7 jam, dapat dilihat perubahan visual pada larutan yang mengalami
perubahan warna menjadi ungu lembayung. Hasil pengamatan dapat dilihat pada
Gambar 8.
41
Intensitas warna ungu lembayung yang terbentuk setelah pengadukan
menggunakan perbandingan 1:5 memiliki intensitas warna yang paling kuat yang
warna. Hal tersebut mengindikasi bahwa nanopartikel emas dalam larutan belum
Ke
1:5 1:10 1:15 1:20
42
5 534,5 0,880 535 0,639 534,5 0,535 534,5 0,292
hari analisis. Peningkatan absorbansi juga terjadi selama 8 hari analisis namun
1:10, nanopartikel emas hanya dapat dideteksi pada hari ke-2 dengan panjang
gelombang 538,5 nm. Puncak absorbansi pada variasi ini juga mengalamai
hanya dapat terdeteksi pada hari ke-3 dan ke-4 berturut-turut. Hal ini
menunjukkan bahwa ion logam dan ekstrak membutuhkan waktu yang lebih lama
sebelumnya. Selain itu, dapat juga diamati bahwa puncak absorbansi pada
komposisi 1:15 dan 1:20 adalah jauh lebih rendah dari puncak absorbansi pada
absorbansi pada hari ke-8. Hal ini menunjukkan bahwa nanopartikel emas pada
43
variasi 1:15 dan 1:20 hanya dapat bertumbuh berturut-turut selama 5 dan 4 hari
tidak stabil.
emas dalam larutan diamati dari perubahan warna yang terjadi. Pada penelitian
ini, perubahan warna larutan menjadi ungu lembayung dapat diamati setelah 7 jam
44
Perubahan warna yang terjadi akibat eksitasi SPR nanopartikel emas
mengindikasi terjadinya reduksi ion logam Au3+ menjadi Au0 yang dilakukan oleh
intermediat dengan radikal bebas pada senyawa flavonoid yang seterusnya akan
nanopartikel emas. Reaksi hipotesis tersebut dapat dilihat pada Gambar 10.
45
4.4 Karakterisasi Nanopartikel Emas
sifat dari nanopartikel yang dihasilkan. Beberapa alat yang digunakan untuk
mengetahui karakter dari nanopartikel emas yang disintesis dari ekstrak H2O
yang diinginkan. Puncak absorbansi khas untuk nanopartikel emas adalah pada
prekursor (ekstrak Pyura sp. dan larutan HAuCl40,3 mM) menunjukkan puncak
absorbansi pada panjang gelombang 305,5 nm dan 223 nm. Nanopartikel emas
yang disintesis dengan bioreduktor dari ekstrak Pyura sp. menunjukkan puncak
46
Gambar 11.Difraktogram XRD dari nanopartikel emas
44.0, 64.4. Ketiga puncak tersebut berkorelasi pada bidang Bragg (111), (200) dan
(220)sesuai dengan data yang telah diterbitkan dalam data ICCD No. 040784.
juga bisa digunakan untuk menentukan ukuran dari kristal nanopartikel emas yang
menggunakan ekstrak H2O Pyura sp. dapat dilihat pada Tabel 6. Ukuran kristal
47
Tabel 6. Analisis ukuran kristal nanopartikel emas
FWHM
(nm)
capping agent (Subakanmani dkk., 2015). Perbandingan spektra FTIR dari ekstrak
H2O Pyura sp sebelum dan setelah pembentukan nanopartikel emas dapat dilihat
(a)
(b)
Gambar 12. Spektra FTIR dari (a) ekstrak H2O Pyura spdan (b) nanopartikel
emas dengan alat FTIR
48
Tabel 7. Data serapan FTIR ekstrak Pyura sp. dan nanopartikel emas
Bilangan Gelombang (cm-1) Gugus Fungsi
Aromatik
Meta
Profil spektrum FTIR dari ekstrak Pyura sp. menunjukkan serapan dengan
intensitas kuat pada 3414 cm-1 yang menunjukkan keberadaan gugus O-H yang
berasal dari senyawa alkohol atau fenol. Serapan dengan intensitas tinggi pada
bilangan gelombang 1653 cm-1 dan 1514 cm-1menunjukkan vibrasi regangan dari
gugus fungsi C=C aromatik. Selain itu, profil spektrum juga memperlihatkan
serapan dengan intensitas sedang pada bilangan gelombang 1261 cm-1dan 1076
cm-1yang menunjukkan vibrasi regangan dari gugus fungsi C-O eter tersubstitusi
uji fitokimia bahwa terdapat metabolit sekunder flavonoid dalam larutan ekstrak
49
yang diuji. Gugus C-O fenol ditunjukkan dari serapan pada bilangan gelombang
1228 cm-1 sedangkan serapan dengan intensitas sedang pada bilangan gelombang
tersubstitusi meta.
Profil spektrum FTIR dari nanopartikel emas tidak jauh berbeda dari profil
spektrum FTIR ekstrak Pyura sp. Perbedaannya dapat dilihat dari penurunan pada
intensitas serapan-serapan seperti pada gugus fungsi O-H dan C=C aromatik. Hal
mengetahui distribusi ukuran partikel dalam larutan sehingga ukuran rata-rata dari
Gambar 13.
50
14
12
10
Intensitas (%)
8
6
4
2
0
Diameter (nm)
dari hasil analisis PSA adalah 91,5 nm dengan indeks polidispersitas 0,35.
yang berukuran 1-100 nm adalah 46% dimana partikel dengan ukuran antara
diffusion method dimana bakteri yang digunakan adalah Escherichia coli dan
gram positif dan gram negatif (Akbar dkk., 2016). Diameter zona inhibisi diukur
51
pada jam ke-18, 24 dan 48. Hasil pengukuran dari masing-masing bakteri uji
terhadap bakteri S.aureus setelah inkubasi selama 48 jam dengan diameter zona
bakteri E.coli dengan zona inhibisi 8,68 mm. Ampisilin sebagai kontrol positif
menunjukkan zona inhibisi yang terbesar yaitu 26,01 mm pada bakteri E.coli dan
22,45 mm pada bakteri S.aureus setelah 48 jam inkubasi. Menurut Muharni dkk
(2017), suatu sampel dikatakan mempunyai daya hambat yang lemah jika nilai
zona hambat yang ditunjukkan berkisar antara 6-10 mm, aktif jika menunjukkan
nilai 11-20 mm serta sangat aktif jika menunjukkan nilai 21-30 mm. Nanopartikel
emas memiliki daya penghambatan yang lebih baik jika dibandingkan dengan
52
ekstrak Pyura sp. dan larutan ion logam HAuCl4, namun memiliki daya
penghambatan yang lebih rendah berbanding kontrol positif. Hal ini menunjukkan
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli yang lebih baik dari ekstrak Pyura sp
53
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak air Pyura sp.
mengandung senyawa-senyawa yang mampu berfungsi sebagai bioreduktor dalam
sintesis nanopartikel emas. Selain itu, nanopartikel emas yang berhasil disintesis
memiliki diameter rata-rata 91,5 nm dan struktur kristal FCC dengan diameter
kristal 51,66-53,37 nm. Nanopartikel emas memiliki kemampuan untuk
menghambat aktivitas bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dengan
zona hambat masing-masing 8,68 dan 9,12 mm.
5.2 Saran
Disarankan untuk melakukan penelitian mengenai biosintesis nanopartikel
emas dengan variasi pH, suhu dan waktu pengadukan.
54
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, S., Annu, Ikram, S., dan Yudha, S., 2016, Biosynthesis of Gold
Nanoparticles: A Green Approach, Journal of Photochemistry &
Photobiology, 161: 141-153.
Aljabali, A. A. A., Akkam, Y., Zoubi, M. S. A., Al-Batayneh, K. M., Al-Trad, B.,
Alrob, O. A., Alkilany, A. M., Benamara, M., dan Evans, D. J., 2018,
Synthesis of Gold Nanoparticles Using Leaf Extract if Ziziphus zizyphus and
Their Antimicrobial Activity, Nanomaterials, 8(174): 1-15.
Anastas, P.T., dan Warner, J.C., 1998, Green Chemistry: Theory and Practice,
Oxford University Press, New York.
Ankamwar, B., Chaudhary, M., dan Sastry, M., 2005, Gold Nanotriangles
Biologically Synthesized using Tamarind Leaf Extract and Potential
Application in Vapor Sensing, Synthesis and Reactivity in Inorganic Metal-
Organic and Nano-Metal Chemistry, 35(1): 19-26.
Azizi, S., Namvar, F., Mahdavi, M., Ahmad, M., dan Mohamad, R., 2013,
Biosynthesis of Silver Nanoparticles Using Brown Marine Macroalga,
Sargassum Muticum Aqueous Extract, Materials, 6: 5942-5950.
Bhau, B. S., Ghosh, S., Puri, S., Borah, B., Sarmah, D. K., dan Khan, R., 2015,
Green Synthesis of Gold Nanoparticles from The Leaf Extract of Nepenthes
khasiana and Antimicrobial Assay, Advanced Materials Letters, 6(1): 55-58.
Bogdanovic, U., Lazic, V., Vodnik, V.V., dan Dimitrijevic-Brankovic, S.I., 2014,
Copper Nanoparticles With High Antimicrobial Activity, Material Letters,
128: 75-78.
Boysen, E., Muir, N. C., Dudley, D., dan Peterson, C., 2011, Nanotechnology for
Dummies: 2nd Edition, Wiley Publishing, USA.
55
Carbone, M., Nunez-Ponz, L., Paone, M., Castelluccio F., Avila, C., dan
Gavagnin, M., 2012, Rossinone-related Meroterpenes From The Antarctic
Ascidian Aplidium fuegiense, Tetrahedron, 68 : 3541-3544.
Carter, N.J., dan Keam, S.J., 2010, Trabectedin: A Review of Its Use in Soft
Tissue Sarcoma and Ovarian Cancer, Drugs, 70(3): 355-376.
Copp, B.R., Jompa, J., Tahir, A., dan Ireland, C.M., 1998, Styelsamines A−D:
New Tetracyclic Pyridoacridine Alkaloids from the Indonesian Ascidian
Eusynstyela latericius, The Journal of Organic Chemistry, 63: 8024-8026.
Cui, Y., Zhao, Y., Tian, Y., Zhang, W., Lu, X., dan Jiang, X., 2012, The
Molecular Mechanism of Action of Bactericidal Gold Nanoparticles on
Escherichia coli, Biomaterials, 33: 2327-2333.
Das, J., dan Velusamy, P., 2014, Catalytic Reduction of Methylene Blue Using
Biogenic Gold Nanoparticles from Sesbania grandiflora L, Journal of The
Taiwan Institute of Chemical Engineers, 888: 1-6.
El-Nour, A.K.M.M., Eftaiha, A., Al-Warthan, A., dan Ammar., A.A.A., 2010
Synthesis and Application of Silver Nanoparticles, Arab J. Chem 3(3): 135-
140.
Fayaz, A.M., Balaji, K., Girilal, M., Yadav, R., Kalaichelvan, P.T., dan
Venketesan, R., 2010, Biogenic Synthesis of Silver Nanoparticles and Their
Synergistic Effect With Antibiotics: A Study Against Gram-Positive and
Gram-Negative Bacteria, Nanomedicine, 6(1): 103-109.
Gabor L.H., Joydeep D., Harry F.T. dan Anil K.R., 2008, Introduction to
Nanoscience, Boca Raton: CRC press Taylor & Francis group. 108-175.
Gnanadesigan, M., Anana, M., Ravikumar, S., Maruthupandy, M., Ali, M.S.,
Vijayakumar, V., dan Kumaraguru, A.K., 2011, Antibacterial Potential of
Biosynthesised Silver Nanoparticles Using Avicennia Marine Mangrove Plant,
Application of Nanoscience, 2: 143-147.
56
Gurunathan, S., Karishwaralal, K., Deepak, V., dan Ram, K.P.S., 2009, Biological
Synthesis of Gold Nanocubes from Bacillus licheniformis, Bioresource
Technology, 100(21): 5356-5358.
Hamed, M.R., Givianrad, M.H., dan Moradi, A.M., 2015, Biosynthesis of Silver
Nanoparticles Using Marine Sponge Haliclona, Oriental Journal of
Chemistry, 31(4): 1961-1967.
Han, Q.H., Fan, C.Q., Lu, Y.N., Wu, J.P., Liu X., dan Yin, S., 2013, Chemical
Constituents From The Ascidian Aplidium Constellatum, Biochemical
Systematics and Ecology, 48 : 6-8.
Ibanez, E., Herrero, M., Mendiola, J.A., dan Castro-Puyana, M., 2012, Marine
Bioactive Compounds: Sources, Characterization and Application, Springer
Science+Business Media, Spain.
Inbakandan, D., Venkatesan, R., dan Khan, S.A., 2010, Biosynthesis of Gold
Nanoparticles Utilizing Marine Sponge Acanthella elongate (Dendy, 1905),
Colloids and Surface B: Biointerfaces, 81: 634-639.
Inbakandan, D., Sivaleela, G., Peter, D.M., Kiurbagaran, R., Venkatesan, R., dan
Khan, S.A., 2012, Marine Sponge Extract Assisted Biosynthesis of Silver
Nanoparticles, Materials Letters, 87: 66-68.
Islam, N. U., Jalil, K., Shahid, M., Rauf, A., Naveed, M., Khan, A., Shah, M. R.,
dan Khan, M. A., 2015, Green Synthesis and Biological Activities of Gold
Nanoparticles Functionalized with Salix alba, Arabian Journal of Chemistry,
1-12.
Jayaseelan, C., Ramkumar, R., Rahuman, A.A., dan Perumal, P., 2013, Green
Synthesis of Gold Nanoparticles Using Seed Aqueous Extract of Abelmoschus
esculentus and its Antifungal Activity, Industrial Crops and Products, 45:
423-429.
Keat, C.L., Aziz, A., Eid, A.M., dan Elmarzugi, N.A., 2015, Biosynthesis of
Nanoparticles and Silver Nanoparticles, Bioresources and Bioprocessing,
2(47): 1-11.
Kelsall, R., Hamley, I.W., dan Geoghegan, M., 2005, Nanoscale Science and
Technology, Wiley Online Library, USA.
57
Khan, H.A., Sakharkar, M.K., Nayak, A., Kishore, U., dan Khan, A., 2018,
Nanoparticles for Biomedical Applications: An Overview, Nanobiomaterials,
357-384.
Khan, S., Bakht, J., dan Syed, F., 2018, Green Synthesis of Gold Nanoparticles
using Acer pentapomicum Leaves Extract its Characterization, Antibacterial,
Antifungal and Antioxidant Bioassay, Digest Journal of Nanomaterials and
Biostructures, 13(2): 579-589.
Khanna, P.K., dan Nair, K., 2009, Synthesis of Silver Nanoparticles Using Cod
Liver Oil (Fish Oil): Green Approach to Nanotechnology, International
Journal of Green Nanotechnology: Physics and Chemistry, 1: 3-9.
Kobayashi, J., Cheng, J-F., Nakamura, H., Hirata, Y., Sasaki, T., Walchli, dan
Ohizumi, Y., 1988, Cystodytins A-C, Novel Tetrcyclic Aromatic Alkaloids
With Potent Antineoplastic Activity from The Okinawan Tunicate Cystodytes
dellechiajei, Journal of Natural Products, 53: 1800-1804.
Kobayashi, J., Tsuda, M., Tanabe, A., Ishibashi, M., Cheng, J-F., Yamamura, S.,
dan Sasaki, T., 1991, Cystodytins D-I, New Cytotoxic Tetracyclic Aromatic
Alkaloids From The Okinawan Marine Tunicate Cystodytes dellechiajei,
Journal of Natural Products, 54(6): 1634-1638.
Kollef, M.H., Zilberberg, M.D., Shorr, A.F., Vo, L., Schein, J., Micek, S.T., dan
Kim, M., 2011, Epidemiology, Microbiology and Outcomes of Healthcare-
Associated and Community-acquired Bacteremia: A Multicenter Cohort
Study, Journal of Infections, 62(2): 130-135.
Korbekandi, H., dan Iravani, S., 2012, Silver Nanoparticles, INTECH, Iran.
Kott, P., 1989, Form and function in the ascidiacea. Bulletin of Marine Science,
45: 253-276.
Lekshmi, P., Shini, B., Jeeva, S., dan Bharath, S., 2015, Synthesis of Silver
Nanoparticles Using Haemolymph of Marine Crabs (Carcinus maenas and
Ocypode quadrata) and Its Influence on Clinical Pathogens, Journa of
Chemical and Pharmaceutical Research, 7(2) :598-606.
58
Lemire, J.A., Harrison, J.J., dan Turner, R.J., Antimicrobial Activity of Metals:
Mechanisms, Molecular Targets and Applications, Nature Reviews
Microbiology, 11(6): 371-384.
Li, X., Robinson, S. M., Gupta, A., Saha, K., Jiang, Z., Moyano, D. F., Sahar, A.,
Riley, M. A., dan Rotello, V. M., 2014, Functional Gold Nanoparticles as
Potent Antimicrobial Agents against Multi-Drug Resistant Bacteria, ACS
Nano, 8(10): 10682-10686.
Makarov, V.V., Love, A.J., Sinitsyna, O.V., Makarova, S.S., Yaminsky, I.V.,
Taliansky, M.E., dan Kalinina, N.O., 2014, “Green” Nanotechnologies:
Synthesis of Metal Nanoparticles Using Plant, Acta Naturae, 6(1): 35-44.
Malik, P., Shankar, R., Malik, V., Sharma, N., dan Mukherjee, T.P., 2014, Green
Chemistry Based Benign Routes for Nanoparticle Synthesis, Journal of
Nanoparticle, 1-14.
Manivasagan, P., Venkatesan, J., Sivakumar, K., dan Kim, S.K., 2014,
Actinobacteria Mediated Synthesis of Nanoparticles and Their Biological
Properties, Critical Review of Microbiology, 28: 1-13.
Marliana, S.D., Suryanti, V., dan Suyono, 2005, Skrining Fitokimia dan Analisis
Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule
Jacq. Swartz.) dalam Ekstrak Etanol, Biofarmasi, 3(1): 26-31.
McDonald, L.A., Eldredge, G.S., Barrows, L.R., dan Ireland, C.M, 1994,
Inhibition of Topoisomerase II Catalytic Activity by Pyridoacridine Alkaloids
from a Cystodytes sp. Ascidian: A Mechanism for the Apparent Intercalator-
Induced Inhibition of Topoisomerase II, Journal of Medical Chemistry, 37:
3819-3827.
Menna, M., dan Aiello, A., 2012, Handbook of Marine Natural Products, Media
B.V., Italy.
Mittal, A.K., Chisti, Y., dan Banerjee, U.C., 2013, Synthesis of Metallic
Nanoparticles Using Plant Extracts, Biotechnology Advances, 31: 346-356.
59
Mpila, D., Fatimawali, F., dan Wiyono, W., 2012, Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Mayana (Coleus atropurpureys [L] Benth) Terhadap
Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa
secara In-Vitro, Pharmacon, 1(1): 13–21.
Muharni, Fitrya dan Farida, S., 2017, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Tanaman Obat Suku Musi di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan,
Jurnal Kefarmasian Indonesia, 7(2): 127-135.
Mukherjee, P., Senapati, S., Mandal, D., Ahmad, A., Khan, M.I., Kumar, R., dan
Sastry, M., 2002, Extracelullar Synthesis of Gold Nanoparticles by The
Fungus Fusarium oxysporum, Chembiochem, 3(5): 461-463.
Mythili, R., Selvankumar, T., Srinivasan, P., Sengottaiyan, A., Sabastinraj, J.,
Ameen, F., Al-Sabri, A., Kamala-Kannan, S., Govarthanan, M., dan Kim, H.,
2018, Biogenic Synthesis, Characterization and Antibacterial Activity of Gold
Nanoparticles Synthesized from Vegetable Waste, Journal of Molecular
Liquids, 262: 318-321.
Narayanan, K. B., dan Sakthivel, N., 2008, Coriander Leaf Mediated Biosynthesis
of Gold Nanoparticles, Material Letters, 62: 4588-4590.
Nath, D., dan Banerjee, P., 2013, Green Nanotechnology- A New Hope For
Medical Biology, Environmental Toxicology anf Pharmacology, 36: 997-
1014.
Nazar, N., Bibi, I., Kamal, S., Iqbal, M., Nouren, S., Jalani, K., Umair, M., dan
Atta, S., 2017, Copper Nanoparticles Synthesis Using Biological Molecule of
P. granatum Seeds Extract As Reducing and Capping Agent: Growth
Mechanism and Photo-Catalytic Activity, International Journal of Biological
Macromolecules, 106: 1203-1210.
Newman, D.J., dan Cragg, G.M., 2012, Natural Products as Sources of New
Drugs over the 30 Years from 1981 to 2010, Journal of Natural Products,
75(3): 311-335.
Oda, T., Fujiwara, T., Liu, H., Ukai, K., Mangindaan, R.E.P., Mochizuki, M., dan
Namikoshi, M., 2006, Effects of Lissoclibadins and Lissoclinotoxins, Isolated
from a Tropical Ascidian Lissoclinum cf. badium, on IL-8 production in a
PMA-stimulated Promyelocytic Leukemia Cell Line, Marine Drugs, 4: 15-21.
60
Against Human Pathogenic Bacterium, Journal of Environmental Chemical
Engineering, 4: 2163-2169.
Rai, A., Prabhune, A., dan Perry, C.C., 2010, Antibiotic Mediated Synthesis of
Gold Nanoparticles with Potent Antimicrobial Activity and Their Application
in Antimicrobial Coatings, Journal of Material Chemistry, 20: 6789-6798.
Rai, M.K., Deshmukh, S.D., Ingle, A.P., dan Gade, A.K., 2012, Silver
Nanoparticles: The Powerful Nanoweapon Against Multidrug-Resistant
Bacteria, Journal of Applied Microbiology, 112(5): 841-852.
Rajathi, F.A.A., Parthiban, C., Kumar, V.G., dan Anantharaman, P., 2012,
Biosynthesis of Antibacterial Gold Nanoparticles Using Brown Alga,
Stoechospermum marginatum, Spectrochimica Acta Part A: Molecular and
Biomolecular Spectroscopy, 99: 166-173.
Ramakrishna, M., Babu, D.R., Gengan, R.M., dan Chandra, S., 2016, Green
Synthesis of Gold Nanoparticles Using Marine Algae and Evaluation of Their
Catalytic Activity, Journal of Nanostructure Chemistry, 6: 1-13.
Ramkumar, V.S., Prakash, S., Ramasubburayan, R., Pugazhendhi, A., Kumar, G.,
Kannapiran, E., dan Rajendran, R.B., 2016, Seaweeds: A Resource for Marine
Bionanotechnology, Enzyme and Microbial Technology, 95: 45-57.
Ravinder, K., Reddy A.V., Krishnaiah, P., Ramesh, P., Ramakrishna, S., Laatsch,
H., dan Venkateswarlu, Y., 2005, Isolation and Synthesis of A Novel β-
carboline Guanidine Derivative Tiruchanduramine From the Indian Ascidian
Synoicum macroglossum, Tetrahedron Letters, 46(33): 5475-5478.
Ruppert, E.E., Fox, R.S., dan Barnes, R.D., 2004, Invertebrate Zoology: A
Functional Evolutionary Approach, Thomson Brooks/Cole, USA.
Sanghi, R., dan Verma, P., 2010, pH Dependant Fungal Proteins in the “Green”
Synthesis of Gold Nanoparticles. Advanced Materials Letters, 1 : 193-199.
61
Sawle, B.D., Salimath, B., Deshpande, R., Bedre, M.D., Prabhakar, B.K., dan
Venkataraman, A., 2008, Biosynthesis and Stabilization of Au and Au-Ag
Alloy Nanoparticles by Fungus, Fusarium semitectum, Science and
Technology of Advanced Materials, 9: 1-6.
Senthilkumar, S., Kashinath, L., Ashok, M., dan Rajendran, A., 2017,
Antibacterial Properties and Mechanism of Gold Nanoparticles Obtained from
Pergularia Daemia Leaf Extract, 6(1): 1-5.
Shamaila, S., Zafar, N., Riaz, S., Sharif, R., Nazir, J., dan Naseem, S., 2016, Gold
Nanoparticles: An Efficient Antimicrobial Agent against Enteric Bacterial
Human Pathogen, Nanomaterials, 6(71): 1-10.
Shams, S., Shahram, P., dan Raisi, M., 2013, Green Synthesis of Silver
Nanoparticles in The Presence of Lens culinaris Seed Exudates, International
Journal of Agriculture Crop Science, 5(23): 2812-2815.
Shi, X., Xue, C., Yu, F., Chen, T., Zhu, H., Xin, H., dan Wang, X., 2014,
Functional Nanomaterials Engineered by Microorganisms, Manufacturing
Nanostructures, 13: 358-380.
Sibanda, T., dan Okoh, A.I., 2007, The Challenges of Overcoming Antibiotic
Resistance: Plant Extracts as Potential Sources of Antimicrobial and
Resistance Modifying Agents, African Journal of Biotechnology, 6(25): 2886-
2896.
Singh, R., Sahu, S.K., dan Thangaraj, M., 2014, Biosynthesis of Silver
Nanoparticles by Marine Invertebrate (Polychaete) and Assessment of Its
Efficacy against Human Pathogens, Journal of Nanoparticles, 2: 1-7.
Singh, C.R., Kathiresan, K., dan Anandhan, S., 2015, A Review on Marine Based
Nanoparticles and Their Potential Applications, African Journal of
Biotechnology, 14(18): 1525-1532.
Singh, P., Pandit, S., Garnaes, J., Tunjic, S., Mokkapati, V.R., Sultan, A.,
Thygesen, A.., Mackevica, A., Mateiu, R.V., Daugaard, A.E., Baun, A., dan
Mijakovic, I., 2018, Green Synthesis of Gold and Silver Nanoparticles from
Cannabis sativa (industrial hemp) and Their Capacity for Biofilm Inhibition,
International Journal of Nanomedicine, 13: 3571-3591.
Sorbiun, M., Mehr, E.S., Ramazani, A., dan Malekzadeh, A.M., 2018,
Biosynthesis of Metallic Nanoparticles Using Plant Extracts and Evaluation of
Their Antibacterial Properties, Nanochem Res, 3(1): 1-16.
62
Subakanmani, S., Murugan, S., dan Devi, P. U., 2015, Green Synthesis of Gold
Nanoparticles Using Hypericum hookerianumm and Its Antiparkinson like
Effect in Haloperidol Induced Swiss Albino Mice, International Journal of
Biological Chemistry, 9(5): 220-234.
Tiwari, P.K., dan Soo, L.Y., 2013, Gene Delivery in Conjunction With Gold
Nanoparticles and Tumor Treating Electric Field, Journal of Applied Physic,
114(5): 1-5.
Umayaparvathi, S., Muthuvel, A., Saravanan, M., dan Thangavel, B., 2013,
Biosynthesis of Silver Nanoparticles Using Oyster Saccostrea cucculata
(Born, 1778): Study of In-Vitro Antimicrobial Activity, International Journal
of Science and Nature, 4(1): 199-203.
Vijayan, S. R., Santhiyagu, P., Singamuthu, M., Ahila, N. K., Jayaraman, R., dan
Ethiraj, K., 2014, Synthesis and Characterization of Silver and Gold
Nanoparticles Using Aqueous Extract of Seaweed, Turbinara conoides, and
Their Antimicrofouling Activity, The Scientific World Journal, 1-10.
Vinod, V.T.P., Saravanan, P., Sreedhar, B., Devi, D.K., dan Sashidhar, R.B.,
2011, A Facile Synthesis and Characterization of Ag, Au and Pt Nanoparticles
using A Natural Hydrocolloid Gum Kondagogu (Cochlospermum gossypium),
Colloids and Surfaces B: Biointerfaces, 83: 291-298.
Zeng, L., dan Swalla, B. J., 2005, Molecular Phylogeny of The Protochordates:
Chordate Evolution, Canadian Journal of Zoology, 83: 24-33.
63
Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian
Preparasi Sampel
Ekstraksi
Optimasi Konsentrasi
Uji Fitokimia HAuCl4 dan Komposisi.
Uji Antibakteri
Karakterisasi
64
Lampiran 2. Bagan Kerja Preparasi Sampel
Sampel
- Dibersihkan
- Dikeringkan
- Dihaluskan dengan mesin penggiling
- Ditimbang sebanyak 5 gram
- Direbus dengan akuabides 100 mL hingga suhu 80-
90 oC
- Didinginkan
- Disaring dengan menggunakan kertas saring
Whatmann 41
Ekstrak
65
Lampiran 3. Pembuatan Larutan HAuCl4
Serbuk emas
Larutan HAuCl4 5 mM
- Dipipet sebanyak 2, 4, 6 dan 8 mL
- Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
- Ditambahkan dengan akuades hingga tanda batas
- Dihomogenkan
66
Lampiran 4. Bagan Kerja Optimasi [HAuCl4]
HAuCl4
Data
67
Lampiran 5. Bagan Kerja Optimasi Komposisi
- Dianalisis dengan
menggunakan
spektrofotometer UV-Vis
Data
68
Lampiran 6. Bagan Kerja Uji Fitokimia
Hasil Hasil
Catatan: 1. Terjadinya perubahan warna dari ungu menjadi biru atau hijau
menandakan adanya kandungan steroid
2. Terbentuknya warna merah pada lapisan antarmuka (interface)
menujukkan adanya kandungan terpenoid
69
Ekstrak Pyura sp.
Hasil Hasil
70
Lampiran 7. Bagan Kerja Sintesis Nanopartikel Emas
Nanopartikel Emas
71
Lampiran 8. Bagan Kerja Karakterisasi Nanopartikel
- dikarakterisasi
- Dipipet sebanyak 3 mL
- Dipipet sebanyak 4 mL
kedalam kuvet kuarsa
kedalam kuvet
- Dilakukan pengukuran
- Dilakukan pengukuran
ukuran partikel
pada panjang gelombang
185 – 700 nm
Analisis FTIR
- Nanopartikel tembaga
sebanyak 2 mg dicampur
dengan 100 mg KBr kemudian
dibuat pelet
- Pelet yang telah dibuat
dianalisis dengan FTIR
,
72
Lampiran 9. Bagan Kerja Uji Bioaktivitas Antibakteri
Nutrien Agar
Bakteri Uji
- Diswab merata pada permukaan media Mueller Hinton Agar (MHA)
yang terdapat pada cawan petri
- Didiamkan selama 5 menit
-
Media Uji Bioaktivitas Bakteri
- Nanopartikel emas ditimbang sebanyak 7.2 mg kemudian dilarutkan
dengan 2 mL akuades steril.
- Kertas cakram dicelupkan kedalam larutan nanopartikel, HAuCl4 0,3
mM, ekstrak tunikata, ampisilin (kontrol positif) dan akuades (kontrol
negatif) selama 15 menit.
- Diletakkan diatas media MHA yang telah berisi bakteri
- Diinkubasi pada suhu 37oC selama 2×24 jam
- Diamati dan diukur diameter hambat yang terbentuk
Daya Hambat Bakteri
Catatan: Diberikan perlakuan yang sama berdasarkan bagan kerja diatas untuk
bakteri Staphylococus aureus.
73
Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian
74
Lampiran 11. Hasil Uji Fitokimia
75
Lampiran 12. Data FTIR Ekstrak H2O Pyura sp
76
Lampiran 13. Data FTIR Nanopartikel Emas
77
Lampiran 14. Data XRD Nanopartikel Emas
78
Lampiran 15. Data PSA Nanopartikel Emas
79
80
81
82
83
84
85
Lampiran 16. Foto Uji Antibakteri
86