SKRIPSI
Oleh
Wahyu Semadi Putra
NIM. 1209005098
Ditetapkan di........................tanggal..................
Panitia Penguji
drh. I Made Kardena, SKH.MVS Dr. drh. Ida Bagus Oka Winaya, M.Kes
Sekretaris Anggota
Dr. drh. Ni Luh Eka Setiasih, M.Si drh. Luh Made Sudimartini, M.Sc
Anggota Anggota
STUDI HISTOPATOLOGI DAN KADAR LOGAM BERAT Pb LIMPA
SAPI BALI YANG DIPELIHARA DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR
(TPA) SUWUNG DENPASAR
SKRIPSI
Oleh
Wahyu Semadi Putra
NIM. 1209005098
Menyetujui/Mengesahkan
Prof. Dr. drh. I Ketut Berata, M.Si Drh.I Made Kardena, SKH.MVS.
NIP. 19610914 198702 1 001 NIP. 19790340 200312 1 001
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Abang pada tanggal 11 Juni 1994, merupakan
anak pertama dari tiga bersaudara pasangan dari Drs. I Ketut Berata Semadi dan
Ni Nyoman Kartini. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 2
Nawa Kerti pada tahun 2006, melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 5 Abang tamat pada tahun 2009, dan tamat Sekolah Menengah Atas
Negeri 2 Amlapura tahun 2012. Penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas
Udayana di Fakultas Kedokteran Hewan melalui jalur PMDK. Penulis melakukan
penelitian tentang Studi Histopatologi dan Kadar Logam Berat Pb Limpa Sapi
Bali yang Dipelihara di Tempat Pembuangan Akhir Suwung Denpasar sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan (SKH) pada
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
ii
ABSTRAK
Kata kunci : Logam berat Pb, limpa, sapi bali, deplesi, proliferasi sel-sel limfoid
iii
ABSTRACT
Bali cattle utilize organic waste mixed with inorganic in Denpasar Suwung
Landfill as source of feed. The waste suspected contaminated by heavy metals
Pb. Heavy metals Pb be cumulative in cattle organs including the spleen organ or
tissue. This research aims to determine levels of heavy metals Pb and spleen
histopathology changes of bali cattle reared in Suwung Denpasar Landfill. This
research used five cattle, samples was necropsi and divided into two part, the first
used for the examination of heavy metals Pb by the method Spectrofotometri
Atomic Absorption (AAS). The second sample used for preparat histopathology
with the technique of embedded blocks of paraffin and staining Hematoxilin-
eosin. Examination Resulted 5 samples of Bali cattle spleen overall differences
were founded Pb heavy metal contamination which varies of 1.5024 ppm, 1.5002
ppm, 2.0267 ppm, 2.0268 ppm and 0.6818 ppm. While on histopathologic
examination found a change in the form of depletion and the proliferation of
lymphoid cells. Histopathological changes is probably caused by the toxicity of
heavy metals Pb accumulate in the spleen through the mechanism of ion and
oxidative stress. In addition, factors that are not controlled may also influential.
So that needs further research on the mechanism of the effect of heavy metals Pb
purely on spleen histopathology.
Key word : Heavy metals Pb, spleen, bali cattle, depletion, proliferation of
lymphoid cells
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga
penulisan skripsi dengan judul “Studi Histopatologi dan Kadar Logam Berat Pb
Limpa Sapi Bali yang Dipelihara di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung
Denpasar” dapat diselesaikan. Skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, rasa hormat dan terima kasih dengan tulus
penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, MP selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Udayana
2. Bapak Prof. Dr. drh. I Ketut Berata, M.Si selaku pembimbing I dan
pembimbing akademik atas bimbingan, nasehat, dan arahan yang telah
diberikan selama menjadi mahasiswa, saat penelitian dan penulisan
skripsi ini hingga selesai
3. Bapak drh. I Made Kardena, MVS selaku pembimbing II atas
bimbingan dan saran selama penulisan skripsi ini hingga selesai
4. Bapak Dr. drh. Ida Bagus Oka Winaya, M.Kes selaku pembahas I, ibu
Dr. drh. Ni Luh Eka Setiasih, M.Si selaku pembahas II, dan ibu drh.
Luh Made Sudimartini, M.Sc selaku pembahas III atas semua
bimbingan, saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Wayan Sija selaku pemilik Rumah Potong Hewan di Banjar
Bersih, Desa Dharmasaba yang telah turut membantu sebagai
fasilitator dalam melakukan penelitian sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan
6. Kedua orang tua penulis I Ketut Berata Semadi dan Ni Nyoman
Kartini, keluarga dan teman-teman yang telah memberikan dukungan
moral, materi, dan doa serta semua pihak yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
7. Semeton Saklek yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu
telah banyak membantu dalam hal teknis maupun non teknis sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan
v
8. Teman-teman seperjuangan Bima, Dewa Crisna, Kunti, dan Erena
telah bersama sama bahu membahu, bergadang demi penyelesaian
skripsi ini
9. I. A. Adi Diah Kencana Dewi yang selalu memberikan dukungan,
motivasi dan semangat dalam pembuatan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan penulis. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
RIWAYAT HIDUP...................................................................................ii
RINGKASAN............................................................................................iii
KATA PENGANTAR...............................................................................v
DAFTAR ISI.............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................viii
DAFTAR TABEL.....................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sapi Bali............................................................................... 4
2.2 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Denpasar........ 6
2.3 Fungsi dan Struktur Histologi Limpa................................... 7
2.4 Patologi Limpa..................................................................... 10
2.5 Logam Berat Pb.................................................................... 11
2.6 Kerangka Konsep................................................................. 12
BAB III MATERI DAN METODE
3.1 Bahan Penelitian.................................................................... 15
3.2 Alat Penelitian....................................................................... 15
3.3 Rancangan Penelitian............................................................ 15
3.4 Cara pengumpulan data......................................................... 15
3.5 Prosedur Penelitian................................................................ 16
3.5.1 Pengambilan sampel.................................................... 16
3.5.2 Pembuatan preparat histopatologi limpa sapi bali....... 16
3.5.3 Pengukuran logam berat Pb......................................... 17
3.6 Variabel yang Diukur............................................................ 19
3.7 Analisis Data......................................................................... 19
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................. 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil...................................................................................... 20
4.2 Pembahasan.......................................................................... 23
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan............................................................................... 28
5.2 Saran..................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 29
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Struktur Histologi Kapsula Limpa Sapi Bali .............................. 9
Gambar 2.2. Struktur Histologi Pulpa Merah Limpa Sapi Bali ....................... 9
Gambar 2.3. Struktur Histologi Pulpa Putih Limpa Sapi Bali ......................... 10
Gambar 2.4. Kerangka Konsep Penelitian ....................................................... 14
Gambar 4.1. Struktur Limpa Sapi TPA
.....................................................................................................
22
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Data Volume Sampah yang ke TPA Suwung Tahun 2010-2011.... 7
Tabel 4.1. Kandungan Logam Berat Pb Pada Limpa Sapi Bali yang
Dipelihara di TPA Suwung Denpasar
..........................................................................................................
20
Tabel 4.1. Histopatologi Limpa Sapi Bali yang Dipelihara di TPA Suwung
Denpasar........................................................................................... 21
ix
1
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Foto Dokumentasi Kegiatan di Lapangan.................................... 33
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1. Berapakah kadar cemaran logam berat Pb pada limpa sapi bali yang
dipelihara di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Denpasar, yang
dipotong di RPH tradisional Dharmasaba?
2. Bagaimana perubahan histopatologi limpa sapi bali yang dipelihara di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang tercemar logam berat Pb?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
Tabel 2.1. Data Volume Sampah yang ke TPA Suwung tahun 2010-2011
Tahun
2010 2011
Bulan Kota DKP Kota DKP
Jumlah Jumlah
Denpasar Badung Denpasar Badung
(m3) (m3)
(m3) (m3) (m3) (m3)
Januari 71.048 7.884 78.932 72.382 7.764 80.146
Februari 63.178 7.095 70.273 61.986 7.062 69.048
Maret 80.020 7.560 87.580 65.527 7.548 73.075
April 76.624 7.308 83.932 65.920 7.638 73.558
Mei 84.350 7.676 92.026 68.110 7.836 75.946
Juni 77.395 7.548 84.942 65.313 7.644 72.957
Juli 77.194 7.482 84.676 70.813 7.776 78.598
Agustus 67.366 7.554 74.920 69.237 7.872 77.109
Septembe 64.293 7.302 71.595 66.049 7.512 73.561
r
Oktober 67.059 7.664 74.723 70.268 7.740 78.008
November 65.250 7.638 72.888 72.328 7.632 79.960
Desember 73.050 7.794 80.844 78.430 7.818 86.248
Jumlah sampah Jumlah sampah
957.331 918.205
2010 2011
Sumber. www.bankdata.denpasarkota.go.id
mesothelial sel, yang mungkin tidak jelas pada bagian histologis. Limpa tidak
memiliki pembuluh limfatik aferen, sedangkan pembuluh eferen utama ada dalam
kapsula dan trabekula. Pembuluh tersebut menembus pulpa putih pada jarak
pendek sepanjang arteria pulpa putih cabang berikutnya. Pembuluh limfe dalam
trabekula menyalurkan limfe ke dalam pulpa putih limpa.
Limpa terdiri dari dua bagian fungsional dan morfologis yang berbeda
yaitu pulpa merah terdiri dari arteriol, kapiler, venula, dan bingkai limpa yang
berfungsi sebagai penyaring darah untuk menghilangkan benda asing, merilis
eritrosit rusak (tua), lokasi penyimpanan zat besi, eritrosit, dan trombosit.
Sedangkan pulpa putih mengandung sel dan serabut retikuler membentuk jalinan
stroma yang mengandung limfosit, makrofag berfungsi sebagai respon imunologi
terhadap antigen yang berasal dari darah. Selain itu, terdapat zona marginalis
adalah area yang terletak di antara pulpa alba, Periarteriolar Lymphoid Sheath
(PALS) dan folikel-folikel. Zona marginalis berfungsi sebagai penyaring antigen
dan patogen dalam sirkulasi sistemik dan juga memainkan peran penting dalam
melawan antigen (Mark, 2006).
Berdasarkan hasil penelitian histologi limpa sapi bali menunjukkan tidak
ditemukan adanya korteks dan medula, noduli limpa ditemukan diseluruh limpa.
Gambaran histologi kapsula limpa sapi bali diisi oleh jaringan ikat dan otot polos.
Bagian trabekula dari kapsula limfa terlihat meluas ke dalam daerah pulpa limpa,
masuk pada hilus, tersebar pada seluruh bagian limpa, bersama dengan arteri dan
vena trabekula. Trabekula yang terlihat pada potongan melintang merupakan
susunan dari nodulus jaringan ikat beserta sel jaringan ikat. Limpa sapi bali
memiliki kapsula cukup tebal dengan dua lapis otot polos yang saling menjalin
dengan serabut kolagen dan elastik. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
ketebalan kapsula limpa sapi bali berkisar antara 12 – 34 µm dengan rata-rata 24,3
± 3,7 µm. Pulpa merah tersusun arteriol, kapiler, dan sinus venosus dengan
banyak eritrosit, makrofag, sel dendritik, sel plasma dan sedikit limfosit. Pulpa
putih adalah jaringan limfatik yang menyebar diseluruh limpa sebagai nodulus
limpa dan seperti selubung limfatik periarterial. Serabut retikuler dan sel retikuler
membentuk jalinan stroma dalam tiga dimensi mengandung pecahan limfosit,
9
makrofag dan sel lain mirip dengan yang terlihat pada limfoglandula (Setiasih et
al., 2011)
Gambar 2.1. Struktur histologi kapsula limpa sapi bali a. Otot polos kapsula b.
Arteri trabekularis c. Jaringan ikat (Setiasih et al.,2011)
Gambar 2.2. Struktur histologi pulpa merah limpa sapi bali a. Pulpa merah b.
Kumpulan limfosit yang tersusun sebagai jalur limpa c. Sinus venosus yang saling
beranastomose d. Trabekula (Setiasih et al.,2011)
10
Gambar 2.3. Struktur histologi pulpa putih limpa sapi bali a. Pulpa putih b. Pusat
germinal c. Arteri sentral d. Trabekula e. Pulpa merah (Setiasih et al.,2011)
hemoragi, kongesti, atau angiektasis dari kondisi fisiologis limpa karena organ ini
memiliki banyak sel eritrosit. Penyebab lain juga dapat berupa gangguan sirkulasi
limpa berupa (1) hiperemia akut, biasanya ada kaitannya dengan infeksi sistemik
dan intoksikasi toksin asal bakteri, (2) kongesti, pada kasus hepatik fibrosis dan
obstruksi darah portal atau obat-obatan golongan barbiturate dengan perubahan
histopatologi penebalan kapsula dan trabekula, atrofi limfoid, pulpa merah
dipadati darah, sinus berisi makrofag dan hemosiderin. Nodular hiperplasia, nodul
berukuran 2-5 cm, cembung ke arah permukaan kapsula. Nodul terdiri dari
proliferasi fokal limfosit. Perubahan hematopoiesis, ekstraedulari hematopoiesis,
ditandai dengan banyak dijumpainya megakaryosit yang terjadi pada kasus
anemia hemolisis. Hal-hal lain juga banyak menjadi faktor patologi limpa
diantaranya gangguan pertumbuhan, penyakit degeneratif, limpa ruptur, dan limpa
torsio (Jubb et al.,1985)
Logam berat Pb dapat bersumber dari sumber alamiah dan dari aktifitas
manusia. Sumber alamiah terdapat pada batu-batuan serta lapisan kerak bumi. Di
samping itu partikel logam berat Pb yang ada di udara, karena adanya hujan dapat
menjadi sumber logam dalam tanah. Adapun yang berasal dari aktifitas manusia
dapat berupa buangan industri ataupun buangan dari rumah tangga dan juga
disebabkan oleh lumpur saluran air kotor, limbah pertambangan, limbah
peleburan logam, pemurnian, daur ulang, bahan-bahan yang mengandung produk
manufaktur (bensin, cat, tinta cetak, pipa air utama, tembikar kaleng timah, solder,
casing baterai, dan lain-lain) juga berkontribusi terhadap adanya pencemaran
logam berat Pb (Casas, 2006).
Logam berat Pb merupakan bahan yang toksik bagi tubuh hewan. Dosis
keracunan Pb pada sapi adalah 400-600 mg/kg pada sapi muda dan 600-800
mg/kg pada sapi dewasa, tetapi hal ini tergantung pada bentuk senyawa Pb,
keracunan kronis terjadi pada hewan yang memakan pakan/rumput mengandung
390 mg/kg Pb sejumlah 2,5%-nya dari berat badan per hari (Darmono, 1999).
Logam berat Pb dapat masuk ke dalam tubuh hewan melalui makanan, minuman,
atau inhalasi dari udara yang tercemar, kontak lewat kulit, kontak lewat mata dan
lewat parental. Logam berat Pb kemuadian dapat terserap dalam jaringan,
tertimbun dalam jaringan (bioakumulasi) dan pada konsentrasi tertentu akan dapat
merusak organ-organ dalam jaringan tubuh. Namun, logam berat Pb yang masuk
ke dalam tubuh tidak semua dapat tinggal di dalam tubuh, kira-kira 5% - 10% dari
jumlah yang tertelan akan diabsorbsi oleh saluran pencernaan dan sekitar 5% dari
30% yang terserap lewat pernafasan akan tinggal di dalam tubuh (Kafiar et al.,
2013).
tanpa dikandangkan, baik mencari makanan sendiri atau diberikan oleh peternak
secara langsung. Sistem pemeliharaan ternak sapi di area Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) Suwung Denpasar, termasuk sebagai sistem peternakan ekstensif,
karena sapi dilepas begitu saja. Sumber pakan sapi di Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) berupa sampah-sampah organik yang tampak selektif. Walaupun demikian,
pakan yang bercampur dengan sampah anorganik termasuk logam berat dapat
tertelan oleh ternak sapi. Sapi yang dilepas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Suwung Denpasar telah tercemar oleh logam berat Pb dalam darahnya. Logam
berat Pb dapat menimbulkan penurunan daya tahan tubuh akibat gangguan
patologi dari limpa, jika terakumulasi dalam jaringan limpa. Limpa merupakan
organ limfoid sekunder terbesar yang bersifat multifungsi. Limpa berfungsi
sebagai sistem pertahanan karena berkaitan dengan respon imunologi terhadap
antigen yang berasal dari darah, sebagai penyaring darah, menyimpan zat besi
untuk dimanfaatkan kembali dalam sintesis hemoglobin, memproduksi limfosit
dan antibodi. Fungsi ini dapat dijadikan indikasi bahwa akumulasi logam berat
dapat membuat keadaan patologis limpa.
14
1. Lingkungan
2. Pakan 1. Umur
3. Air minum 2. Jenis kelamin
4. Lama sapi 3. Berat badan
dipelihara
5. Asal usul sapi
Keterangan :
Tidak diteliti
Diteliti
15
BAB III
MATERI DAN METODE
15
16
Konsentrasi = (D – E) x Fp x V
W
Keterangan :
D : konsentrasi sampel μg/l dari hasil pembacaan Atomic Absorption
Spectrofotometri (AAS)
E : konsentrasi blanko sampel μg/l dari hasil pembacaan Atomic
Absorption Spectrofotometri (AAS)
Fp : faktor pengenceran
V : volume akhir larutan sampel disiapkan (ml), ubah kedalam satuan liter
W : berat sampel (g)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Kandungan Logam Berat Pb Pada Limpa Sapi Bali yang Dipelihara
di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Denpasar
Berdasarkan hasil penelitian dan pemeriksaan organ limpa sapi bali yang
dipelihara di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Denpasar dengan
menggunakan metode Atomic Absorption Spectrofotometri (AAS), diperoleh hasil
sebanyak 5 sampel limpa sapi bali secara keseluruhan positif mengandung logam
berat Pb yang dinyatakan dalam part permilion (ppm). Sampel limpa sapi no. 3
dan no. 4 kandungan logam berat Pb telah melebihi ambang batas maksimum SNI
2009. Data hasil penelitian dapat dilihat pada (Tabel 4.1).
Tabel 4.1. Kandungan Logam Berat Pb Pada Limpa Sapi Bali yang Dipelihara di
TPA Suwung Denpasar (ppm)
20
21
pulpa putih terlihat adanya dominasi sel limfosit T. Proliferasi limfosit ini
merupakan indikasi adanya fase aktivasi sistem imun tubuh. Limfosit telah
terstimulasi oleh antigen atau dengan molekul aktivator lain. Menurut Darlina et
al. (2012) menyatakan limfosit yang mengalami stimulasi akan terjadi perubahan
biokimia mapun morfologis. Secara biokimia terjadi perubahan kecepatan
metabolisme oksidatif, sintesa protein dan RNA. Secara morfologis terjadi
perubahan berupa transformasi blast dengan tanda-tanda diameter sel bertambah,
kromatin sel blast menjadi longgar dan terpulas pucat. Data perubahan
histopatologi limpa dan gambarnya disajikan pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.1
Tabel 4.2. Histopatologi Limpa Sapi Bali yang Dipelihara di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Denpasar
No. Sapi Deplesi Proliferasi
1 + +
2 - +
3 + +
4 + +
5 - +
22
(1) (2)
(3) (4)
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data kandungan logam berat Pb dari ke 5 sapi sampel,
diperoleh hasil yang bervariasi yaitu masing-masing 1,5024 ppm, 1,5002 ppm,
2,0267 ppm, 2,0268 ppm, dan 0,6818 ppm. Nilai kandungan logam berat Pb yang
ada dalam limpa sapi bali no. 3 dan no. 4 tampak melampaui batas maksimum
cemaran logam berat dalam pangan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)
2009, dimana kosentrasi kadar maksimum yang diperbolehkan sebesar 2,0 ppm
(Tabel 4.1). Kandungan logam berat Pb yang melampaui batas maksimum yang
ditetapkan SNI, maka organ tersebut tidak aman untuk dikonsumsi oleh manusia.
Logam berat Pb dalam tubuh hewan maupun manusia dilaporkan bersifat
akumulatif atau efeknya bersifat kronis (Sumah dan Aunurohim, 2013). Akibat
akumulasi logam berat Pb dalam tubuh, akan dapat mengganggu kesehatan
manusia bahkan bisa menyebabkan kematian.
Adanya kandungan logam berat Pb pada limpa sapi bali yang cukup tinggi
disebabkan faktor pakan maupun minuman, seperti halnya sapi bali di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Denpasar yang memanfaatkan sampah organik
bercampur dengan anorganik. Sampah tersebut terdiri dari sampah domestik
(rumah tangga) dan sampah non domestik meliputi sampah institusional (sekolah,
kantor dan lain-lain), sampah komersial (pasar, toko, dan lain-lain), sampah
aktivitas perkotaan (penyapuan jalan, lapangan, dan lain-lain), sampah klinik,
sampah industri, sampah konstruksi, sampah dari barang pecah belah, kertas, kain,
karet dan sejenisnya. Sebagai perbandingan, berdasarkan penelitian Sudiyono dan
Handayanta, (2010) menyatakan bahwa sampah yang dimanfaatkan sebagai
sumber pakan sapi potong di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Putri
Cempo Surakarta telah tercemar logam berat Pb sebesar 12,34 ppm.
Logam berat Pb yang terdeteksi pada limpa sapi bali masuk melalui
saluran pencernaan bersumber dari makanan dan minuman yang tercemar logam
berat di sekitar area TPA Suwung Denpasar. Logam berat Pb yang masuk melalui
saluran pencernaan kemudian akan diabsorbsi melalui usus, masuk ke dalam
sirkulasi darah, berikatan dengan protein darah yang kemudian didistribusikan ke
seluruh jaringan tubuh (Swaileh et al., 2009). Selama dalam sirkulasi darah,
24
logam berat Pb 90% terikat pada sel darah merah. Namun, logam berat Pb yang
masuk ke dalam tubuh tidak semua dapat tinggal di dalam tubuh, kira-kira 5% -
10% dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi oleh saluran pencernaan dan
sekitar 5% dari 30% yang terserap lewat pernafasan akan tinggal di dalam tubuh
(Kafiar et al., 2013). Proses distribusi memungkinkan zat atau metabolitnya
sampai pada reseptor dan berakumulasi sehingga menyebabkan adanya residu
logam berat Pb di dalam tubuh seperti saluran pencernaan, sistem hematopoietik
(kelenjar pembentuk darah), sistem kardiovaskuler, sistem syaraf pusat dan
perifer, ginjal, hati, otak, sistem kekebalan dan sistem reproduksi.
Kontaminasi logam berat Pb yang telah melalui rute metabolisme,
diekskresikan melalui urin dan feses. Sebagian besar ekskresi terjadi melalui
cairan empedu ke dalam intestinum dan sebagian kecil terekskresi melalui dinding
intestinum dan ginjal, melalui air susu, keringat dan rambut. Ditambahkan juga,
faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan Pb dalam jaringan tubuh, antara
lain: (1) umur, semakin tua maka kandungan Pb semakin tinggi (sapi yang diteliti
baru berumur 2 tahun, relatif masih muda, sehingga akumulasi Pb belum tinggi),
(2) jenis jaringan tubuh, dimana urutan kandungan Pb dalam jaringan dari yang
paling tinggi adalah: tulang, hati, paru-paru, ginjal, limpa, jantung, otak, gigi,
rambut (Suyanto et al., 2010)
Dosis keracunan Pb pada sapi adalah 400-600 mg/kg pada sapi muda dan
600-800 mg/kg pada sapi dewasa, tetapi hal ini tergantung pada ikatan senyawa
Pb dengan senyawa yang lain. Keracunan kronis terjadi pada hewan yang
memakan pakan/rumput mengandung 390 mg/kg Pb sejumlah 2,5%-nya dari berat
badan per hari. Misalnya sapi dengan berat 400 kg, memakan 9 mg/kg, padahal
dosis keracunan 6-7 mg/kg/hari. Mekanisme toksisitas logam berat Pb
berdasarkan sistem yang dipengaruhinya adalah: (1) Sistem haemopoietik;
akibatnya sintesis hemoglobin terhambat, karena dapat menghalangi enzym
aminolaevulinic acid dehidratase (ALAD) untuk proses sintesa tersebut, dan
anemia biasa terjadi serta umur sel darah merah menjadi lebih pendek. (2) Sistem
saraf; dimana Pb bisa menimbulkan kerusakan otak dengan gejala epilepsi,
halusinasi, dan kerusakan otak besar. (3) Sistem urinaria; dimana Pb bisa
25
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada organ limpa dari 5 sampel sapi bali yang dipelihara di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Denpasar, terdapat kandungan logam
berat Pb masing-masing 1,5024 ppm, 1,5002 ppm, 2,0267 ppm, 2,0268
ppm, dan 0,6818 ppm.
2. Perubahan histopatologi limpa 5 sapi bali di TPA berupa deplesi dan
proliferasi sel-sel limfoid.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian, dapat disampaikan saran sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan penelitian secara intensif dan kontinyu baik mengenai
kandungan logam berat Pb maupun logam berat yang lain pada sapi di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Denpasar maupun pengaruhnya
terhadap organ-organ vital pada tubuh ternak
2. Kepada pemerintah agar dipertimbangan tentang kelayakan pemeliharaan sapi
di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) perkotaan yang cenderung banyak
mengandung logam berat.
28
29
DAFTAR PUSTAKA
Batan, I.W. 2006. Sapi Bali dan Penyakitnya. Fakultas kedokteran Hewan
Universitas Udayana. Denpasar.
Berata, I.K., Winaya, O.I.B., Adi, A.A.A.M, Windia, A.I.B. 2011. Patologi
Veteriner Umum. Swasta Nulus. Denpasar
Brochin, R., Leone, S., Phillips, D., Shepard, N., Zisa, D., Angerio, A. 2008. The
Cellular Effect of Lead Poisoning and Its Clinical Picture. The
Georgetown Undergraduate Journal of Health Sciences 5 (2)
Darmono. 1999. Interaksi Logam Toksik dengan Logam Esensial dalam Sistem
Biologik dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Ternak. WARTAZOA Vol.
9 No. 1
29
30
Ditjen Bina Produksi Peternakan. 2002. Buku Statistik Peternakan Tahun 2002.
Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. Departemen Pertanian.
Jakarta.
Flora, S. J. S., Mittal, M., Mehta, A. 2008. Heavy Metal Induced Oxidative Stress
& Its Possible Reversal by Chelation Therapy. Indian J Med Res 128:
501–523.
Hassan, M. A., Reham, A., Amina, El- Ekhnawy, K. I., Naglaa, A. B., El-Taibb.
2013. Heavy Metal Residues In Fresh and Ready - to - Eat Edible Offal.
Benha Veterinary Medical Journal Vol. 24, No. 1: 116-116
Irasanti, M., Santi, D.N., Dharma, S. 2012. Analisis Kadar Timbal (Pb) pada Hati
Sapi dan Peternakan Sapi Potong di Kabupaten Deliserdang Tahun 2012.
Vol 4(1):1-6
Khan, H.,Pardehi, M., Rind, R., and Misri, M. 2003. Biometrical Study on Normal
Spleen of Cattle. Journal of Animal and Veterinary Advances 2 (2) : 92-94
Kiernan, J.A. 2010. General Oversight Stains for Histology and Histopatology,
Education Guide : Special Stains and H&E 2nd. North America,
Carpinteria, California : Dako. Page : 29-36
31
Losco, P. 1992. Normal Development, Growth, and Aging of the Spleen. In:
Pathobiology of the Aging Rat (U. Mohr, D. L. Dungworth and C. C.
Capen, eds.), Vol. 1, pp. 75–94. ILSI Press, Washington, D.C.
Mark, F.C. 2006. Normal Structure, Function, and Histology of the Spleen.
Toxicologic Pathology. Vol. 34, No. 5
Mathew, B. B., Tiwari, A., Jatawa, S. K. 2011. Free Radicals and Antioxidants: A
re- view. Journal of Pharmacy Research 4(12): 4340–4343
Monisha, J., Tenzin, T., Naresh, A., Blessy, B. M., Krishnamurthy N. B. 2014.
Toxicity, Mechanism and Health Effects of Some Heavy Metals.
Interdiscip Toxicol.Vol. 7(2): 60–72
Prangdimurti, E., Koswara, S., Susi, N., Saputra, D. 2011. Isolasi dan Kultur Sel
Limfosit dari Limpa Tikus. Laporan Praktikum Evaluasi Nilai Biologis
Komponen Pangan. Institut Pertanian Bogor
Ris, A., Suatha, I.K., Batan I.W. 2012. Keragaman Silak Tanduk Sapi Bali Jantan
dan Betina. Buletin Veteriner Udayana. Vol.4 No.2:87-93
Setiasih, E.N.L., Suwiti, N.K., Suastika, P., Piraksa, I.W.,Susari, W.N.N. 2011.
Studi Histologi Limpa Sapi Bali. Buletin Veteriner Udayana
Vol. 3 No.1:9-15
Standar Nasional Indonesia. 2009. Batas maksimum cemaran logam berat dalam
pangan. SNI 7387:2009. ICS 67.220.20
Sudiyono, 2011. Upaya Eliminasi Residu Logam Berat pada Sapi Potong yang
Berasal dari Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan
Pemeliharaan Secara Konvensional. Sains Peternakan Vol. 9 (1)
Sumah, Y. dan Aunurohim. 2013. Bioakumulasi Logam Berat Timbal (Pb) dan
Hubungannya dengan Laju Pertumbuhan Ikan Mujair (Oreochromis
Mossambicus). Jurnal Sains dan Seni Pomits Vol. 2, No.2
Suyanto, A., Kusmiyati, S., Retnaningsih, Ch. Residu. 2010. Logam Berat dalam
Daging Sapi yang Dipelihara di Tempat Pembuangan Sampah Akhir.
Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 01 No. 01
Tanari, M. 2001. Usaha Pengembangan Sapi bali sebagai Ternak Lokal dalam
Menunjang Pemenuhan Kebutuhan Protein asal Hewani di Indonesia.
http://rudyct.250x.com/sem1_012/m_tanari.htm. Diakses tanggal 5 januari
2016
Tim Pusat Kajian Sapi Bali-Unud. 2012. Sapi Bali Sumber Genetik Asli
Indonesia. Edisi 1, Udayana University Press. Denpasar
Yupardhi, W. S. 2009. Sapi Bali Mutiara dari Bali. Udayana University Press.
Denpasar
33
LAMPIRAN