Anda di halaman 1dari 59

PENGARUH EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI

(Psidium guajava L.) TERHADAP PENGHAMBATAN


PERTUMBUHAN Trichophyton rubrum

SKRIPSI

Oleh:

Kevin
140100149

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


PENGARUH EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI
(Psidium guajava L.) TERHADAP PENGHAMBATAN
PERTUMBUHAN Trichophyton rubrum

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Oleh:

Kevin

140100149

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : Pengaruh Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
terhadap Penghambatan Pertumbuhan Trichophyton rubrum

Nama Mahasiswa : Kevin

Nomor Induk (NIM) : 140100149

Program Studi : Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas


Sumatera Utara

Telah berhasil dipertahankan di hadapan komisi penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.

Pembimbing

Dr. dr. Imam Budi Putra MHA, Sp.KK


NIP.19650725200501 1001

Ketua Penguji Anggota Penguji

Dr. dr. Rodiah R. Lubis, MKed(Opth), Sp.M(K) dr. Deryne A. Paramita, MKed(KK), Sp.KK
NIP.19760417200501 2002 NIP.19831111200912 2004

Medan, 7 Desember 2017


Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K)


NIP.19660524199203 1002

ii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “pengaruh ekstrak daun jambu
biji (Psidium guajava L.) terhadap penghambatan pertumbuhan Trichophyton
rubrum” sebagai salah satu syarat kelulusan Sarjana Kedokteran di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan
dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :

1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K), selaku Dekan Fakultas


Kedokteran Universitas Sumatera Utara , yang telah mengizinkan penulis
untuk memasuki Fakultas Kedokteran dan membenarkan penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. dr. Imam Budi Putra MHA, Sp.KK, selaku dosen pembimbing yang
telah banyak membantu penulis, meluangkan waktu, tenaga, dan ide
pikiran, serta memberikan saran dan masukan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat.
3. Dr. dr. Rodiah Rahmawaty Lubis, MKed(Opth), Sp.M(K) dan dr. Deryne
Anggia Paramita, MKed(KK), Sp.KK selaku dosen penguji yang telah
memberikan nasihat dan saran yang sangat membangun sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat.
4. dr. T. Helvi Mardiani yang telah menjadi dosen penasihat akedemik
penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
5. dr. Tetty Aman Nasution, M. Med. Sc, selaku Ketua Departemen
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

iii

Universitas Sumatera Utara


6. dr. Sofyan Lubis, DMM dan dr. Dian Dwi Wahyuni yang telah
memberikan nasihat dan saran yang sangat membangun sehingga
penelitian dapat dikerjakan dengan baik dan tepat.
7. Bapak Drs. Awaluddin Saragih M.Si, Apt., yang telah menjadi dosen
penasihat skripsi penulis selama proses pengerjaan ekstrak di Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara.
8. Ibu Rafidah S, Si, Bapak Bambang Irawan, Amd. An, Kes yang telah
membantu proses penelitian penulis.
9. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga
penyelesaian studi dan juga penulisan skripsi ini.
10. Kedua orang tua penulis, yang tiada bosan-bosannya mendoakan serta
memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan.
11. Teman kelompok bimbingan skripsi yaitu Jennifer Tiosanna yang selalu
memberikan dorongan serta saling membantu dalam penyusunan proposal
dan hasil penelitian skripsi ini.
12. Teman – teman penelitian ekstrak yaitu Habibatul Isma, Ricky Alexander
Chandra, Tia Sarah Aretha, dan Derissa Khairina yang telah meluangkan
waktu dan dapat bekerja sama selama proses penelitian.
13. Abangda Joshua Christian, Sked. selaku senior penulis, yang telah banyak
membantu penulis.
14. Rekan – rekan lab B3 stambuk 2014 yang sejak awal perkuliahan berjuang
melewati berbagai praktikum bersama, terkhususnya rekan skills lab B3,4,
Aulia Rachman Nainggolan, Nabillah Najmi, Dirga Machran, Indah
Maulidya, dan Claire Anthoine yang selalu siap memberikan bantuan.
15. Semua pihak yang telah membantu baik dalam bentuk moril maupun
materil yang namanya tidak dapat disebutkan oleh penulis satu per satu.

iv

Universitas Sumatera Utara


Penulis menyadari bahwa hasil penelitian berupa skripsi ini masih
memiliki banyak kekurangan, baik dari segi struktur dan isi. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun yang berguna untuk perbaikan skripsi ini di kemudian hari.
Semoga penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu
pengetahuan terutama di bidang ilmu Kedokteran dan Kesehatan.

Medan, 19 Desember 2017

Kevin
140100149

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul .............................................................................................. i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... vi
Daftar Gambar.................................................................................................. viii
Daftar Tabel ..................................................................................................... ix
Daftar Singkatan............................................................................................... x
Abstrak ............................................................................................................. xi
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4
2.1 Dermatofitosis ................................................................................. 4
2.2 Trichophyton rubrum ...................................................................... 7
2.3 Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) ........................................... 9
2.4 Hubungan Psidium guajava L. dengan Trichophyton rubrum ........ 12
2.5 Kerangka Teori................................................................................ 15
2.6 Kerangka Konsep ............................................................................ 15
2.7 Hipotesis .......................................................................................... 15
BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 16
3.1 Rancangan Penelitian ...................................................................... 16
3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................. 16
3.3 Sampel Penelitian ............................................................................ 16
3.4 Variabel Penelitian .......................................................................... 18
3.5 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................... 20

vi

Universitas Sumatera Utara


3.6 Prosedur Penelitian ......................................................................... 20
3.7 Ethical Clearance ........................................................................... 21
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 22
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 25
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 25
5.2 Saran ................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 26
LAMPIRAN

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Biakan Trichophyton rubrum pada cawan petri ........................... 8
Gambar 2.2 Gambaran mikroskopik Trichophyton rubrum ............................ 9
Gambar 2.3 Pohon jambu biji (Psidium guajava) ............................................ 10
Gambar 2.4 Daun jambu biji (Psidium guajava).............................................. 10
Gambar 2.5 Bunga jambu biji (Psidium guajava) ............................................ 11
Gambar 2.6 Buah jambu biji (Psidium guajava) .............................................. 11
Gambar 2.7 Struktur Kimia Umum Flavonoid ................................................. 13

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Jenis manifestasi klinis dermatofitosis ............................................ 5
Tabel 2.2 Jenis obat-obatan anti jamur ............................................................ 7
Tabel 2.3 Kandungan senyawa fenol dan flavonoid daun jambu biji ............ 12
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pengujian Ekstrak Daun jambu biji
(Psidium guajava L.) terhadap Pertumbuhan Trichophyton rubrum 23

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR SINGKATAN
BSC : Bio Safety Cabinet
CYP : Cytochrome P
DMSO : Dimethyl Sulfoxide
Dpl : Diatas Permukaan Laut
ERG : Ergosterol
FAS : Fatty Acid Synthase
KBM : Kadar Bunuh Minimum
KHM : Kadar Hambat Minimum
MIC : Minimum Inhibitory Concentration
MFC : Minimum Fungicidal Concentration
NaCl : Natrium Klorida
PDA : Potato Destrose Agar
Psidium guajava L. : Psidium guajava Linn
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
SDB : Saboraud’s Dextrose Broth
sp. : spesies
T. rubrum : Trichophyton rubrum
WHO : World Health Organization

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Latar Belakang: Dermatofitosis merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur
dermatofita. Prevalensi dermatofitosis yang cukup tinggi (20% menurut Teklebirhan) dan biaya
pengobatan yang cukup mahal menjadikan dermatofitosis sebagai concern para peneliti dan
dokter. Beberapa literatur menyatakan bahwa Trichophyton rubrum merupakan penyebab utama
infeksi dermatofitosis yang memiliki angka rekurensi dan resistensi yang tinggi dan dapat
menyerang subjek immunocompetent. Melihat tingginya prevalensi dan banyaknya limitasi
pengobatan anti jamur, maka diperlukan terapi alternatif yang dapat menggantikan terapi
sebelumnya. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan tanaman obat.
Salah satu tanaman obat yang banyak dijumpai di Indonesia adalah jambu biji (Psidium guajava
L.). Daun jambu biji memiliki aktivitas anti mikroba yang poten dikarenakan daun jambu biji
memiliki kandungan senyawa flavonoid dan non flavonoid yang tinggi. Tujuan: untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh ekstrak daun jambu biji terhadap penghambatan pertumbuhan
Trichophyton rubrum. Metode penelitian: dilusi agar dengan perhitungan jumlah sampel dengan
menggunakan rumus federer. Jenis data hasil pengukuran yang didapat berupa data kategori,
dimana data yang didapat adalah apakah terdapat pertumbuhan jamur atau tidak. Lalu, filament
tabung reaksi dipindahkan ke cawan petri untuk dilihat apakah terdapat pertumbuhan baik secara
makroskopis maupun mikroskopis. Hasil: dijumpai penghambatan pertumbuhan jamur dengan
KHM 6,125% dan KBM 25%. Kesimpulan: ekstrak daun jambu biji dapat menghambat
pertumbuhan Trichophyton rubrum.

Kata kunci : Dilusi, KBM, Psidium guajava l ., Resistensi, Trichophyton rubrum

xi

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Introduction: Dermatophytosis is type of skin infection caused by dermatophyte.


Dermatophytosis prevalence is relatively high (20% according to Teklebirhan) and its expensive
treatment cost, make it a concern to scientist and physician. Numerous literature state that
Trichophyton rubrum is the most common causative agent of dermatophytosis that has high
recurrence and resistence and can infect even immunocompetent subject. According to its high
prevalence and antifungal limitations, we need to search treatment alternative for treating
Trichophyton rubrum infection. Indonesia is country rich in its nature and medicinal plants. One
of the medicinal plants that commonly seen in Indonesia is guava (Psidium guajava L.). Guava
leafs have potent antimicrobe activity because it’s high flavonoid and non-flavonoid content.
Research importance: to know whether there is effect of guava extract to Trichophyton rubrum
growth inhibition. Method: Agar dilution method is used to measure inhibition growth and
Federer formula to calculate sample quantity. Type of data obtain from this research is category
data, only state whether there is fungal growth or no fungal growth. Then, fungal filament that
seen in the test tube can be move to petri dish, then check whether there is any macroscopic and
microscopic growth. Result: fungal growth suppression at MIC 6,125% and MFC 25%.
Conclusion: guava leaf extract can inhibit Trichophyton rubrum growth.

Key words : Dilution, MFC, Psidium guajava l ., Resistence, Trichophyton rubrum

xii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Pernyataan Orisinalitas

Lampiran 3 Data Induk Penelitian

Lampiran 4 Alat dan Bahan Penelitian

Lampiran 5 Hasil Pengujian Ekstrak KHM

Lampiran 6 Hasil Pengujian Ekstrak KBM

Lampiran 7 Ethical Clearance

Lampiran 8 Hasil Determinasi Tumbuhan

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian

xiii

Universitas Sumatera Utara


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dermatofitosis merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur
dermatofita (Ely J. W. et al, 2014). Dermatofita merupakan jamur yang
menginfeksi jaringan yang banyak mengandung keratin (contohnya : kulit,
rambut, dan kuku) (Goldstein A. O. & Goldstein B. G., 2017). Prevalensi
dermatofitosis yang tinggi (20-25%) (Teklebirhan G. & Bitew A., 2015) dan biaya
pengobatan yang mahal menjadikan penyakit ini concern para peneliti dan dokter
(Lesher J. L., 2016). Penelitian menunjukkan prevalensi yang bervariasi di
Indonesia. Prevalensi bervariasi dari 2,3% di Yogyakarta hingga 39,2% di
Denpasar (Hutahean G. R. & Aprita L., 2016).
Secara umum, terdapat 3 genera dermatofita yaitu : Microsporum sp.,
Trichophyton sp., dan Epidermophyton sp.(Achterman R. A. & White T. C.,
2012). Menurut penelitian Surendran et al, jenis dermatofita yang paling banyak
dijumpai pada semua isolat dermatofitosis adalah Trichophyton rubrum dengan
persentase 67,5 % (Surendran K. A. K. et al, 2014). Penelitian Diaz Ananta Putra
menunjukkan bahwa Trichophyton sp. (Trichophyton rubrum dan Trihophyton
mentagrophytes) merupakan penyebab utama infeksi tinea cruris (Putra D. A.,
2014). Trichophyton rubrum merupakan jamur bersifat anthropophilic (grow
preferentially on human), sementara Trichophyton mentagrophytes bersifat
zoophilic (The University of Adelaide, 2016).
Tatalaksana topikal lini utama dermatofitosis adalah dengan menggunakan
clotrimazole (Bill R. L., 2016). Clotrimazole bekerja dengan cara berinteraksi
dengan 14-α demethylase pada jamur yang berperan dalam inhibisi pembentukan
ergosterol. Inhibisi pembentukan ergosterol menyebabkan peningkatan
permeabilitas kapiler jamur, menghambat pembentukan purin, menghambat
biosintesis phospholipid, dan mengeblok Gardos channel (Derm101, 2017).

1 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


2

Namun, ternyata tatalaksana menggunakan clotrimazole masih memiliki


berbagai limitasi, diantaranya: durasi pemakaian yang lama (1-4 minggu)
(Drugbank, 2017). Adapun efek samping yang dapat ditimbulkan seperti : rasa
terbakar, kemerahan pada kulit, benjolan seperti jerawat, dan nyeri tekan
(Gutierrez R. M. et al, 2008). Melihat banyaknya limitasi clotrimazole sebagai
tatalaksana standar, maka diperlukan terapi alternatif yang dapat menggantikan
clotrimazole.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam (biological
resource) dan obat-obatan herbal, dimana diperkirakan Indonesia menyimpan
lebih dari 10% jumlah tanaman herbal dunia (banyak diantaranya telah digunakan
sebagai obat-obatan herbal secara turun-temurun) (Chollom S.C. et al, 2012).
Jambu biji, merupakan tanaman yang banyak digunakan dalam penggunaan obat
herbal di negara-negara tropis dan subtropis (S Velmurugan et al, 2012) & (Latief
A., 2014). Jambu biji juga telah terbukti ampuh terhadap berbagai organisme
patogen, yang meliputi bakteri, virus, dan jamur (Goncalves F. A. Et al, 2008) &
(Biswas B. Et al, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana pengaruh ekstrak daun jambu biji terhadap penghambatan
pertumbuhan Trichophyton rubrum?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh ekstrak daun jambu biji terhadap
pertumbuhan Trichophyton rubrum secara in vitro.

1.3.2 Tujuan Khusus


1.3.2.1 Untuk mengetahui kadar hambat minimum ekstrak daun jambu biji yang
dapat menghambat pertumbuhan Trichophyton rubrum

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


3

1.3.2.2 Untuk mengetahui kadar bunuh minimum ekstrak daun jambu biji yang
dapat membunuh Trichophyton rubrum

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bidang Klinis : dapat membantu dalam hal pemecahan
masalah resistensi Trichophyton rubrum.
1.4.2 Bidang Akademis : menambah ilmu pengetahuan dalam bidang
pemanfaatan tanaman obat.
1.4.3 Bidang Pelayanan Masyarakat : daun jambu biji lebih murah dan applicable
untuk membasmi Trichophyton rubrum
dibandingkan pengobatan standar.
1.4.4 Bidang Penelitian : memacu peneliti lain untuk menggali lebih
jauh potensi daun jambu biji.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dermatofitosis

2.1.1 Definisi
Dermatofitosis merupakan infeksi kulit yang disebabkan dermatofita (Ely J.
W. et al, 2014).

2.1.2 Epidemiologi
Prevalensi dermatofitosis dunia cukup tinggi yaitu sebesar 20% (Teklebirhan
G. & Bitew A., 2015). Prevalensi di Indonesia bervariasi dari 2,3% di Yogyakarta
hingga 39,2% di Denpasar. Adapun jenis dermatofitosis yang paling sering
dijumpai di RSUD Dr. Pirngadi adalah Tinea cruris, dengan persentase sebesar
60% (Hutahean G. R. & Aprita I., 2016).

2.1.3. Etiologi
Dermatofita yang meliputi 3 genera umum, yakni : Microsporum sp.,
Trichophyton sp., dan Epidermophyton sp. (Brooks G. F. ET AL, 2007).
Dermatofita dapat diidentifikasi dengan cara menilai morfologinya secara makros
pada biakan cawan petri dan secara mikros dengan menggunakan mikroskop
(BMJ, 2017).

2.1.4. Faktor Risiko


Keadaan daya tahan tubuh yang rendah (Usia yang ekstrim, keadaan
imunocompromised), kulit yang lembab (hiperhidrosis, negara tropis), dan trauma
kulit yang berulang (BMJ, 2017).

2.1.5. Patogenesis
Menurut penelitian Tainwala dan Sharma proses pathogenesis Trichophyton
terdiri atas adherence, penetration, dan invasion (Tainwala R. & Sharma Y. K.,
2011).

4 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


5

Adherence
Arthroconidia melekat pada jaringan berkeratin. Arthroconidia tumbuh
dengan arah melingkar.

Penetration
Dermatofita memiliki banyak protease yang berfungsi untuk mencerna
jaringan keratin (keratinase) menjadi beragam oligopeptida maupun asam amino.
Ketika jaringan keratin telah hancur oleh keratinase dermatofita, spora dermatofita
harus menginvasi epidermis, tepatnya pada lapisan stratum corneum secepatnya.

Invasion
Invasi dermatofita ke lapisan dermis jarang ditemui.

2.1.6 Manifestasi Klinis


Hasil penelitian Hutahean menunjukkan bahwa, tipe dermatofitosis yang
paling banyak diderita adalah tinea cruris (60% di RSUD Dr. Pirngadi Medan).
Hutahean juga menemukan bahwa gambaran lesi dermatofitosis sangat bervariasi,
yaitu berupa bercak, plak, makula, ataupun skuama yang disertai hiperpigmentasi
ataupun eritema yang tebal, polisiklik, multipel, ataupun yang pinggirannya aktif
(Hutahean G. R. & Aprita I., 2016). Ragam manifestasi klinis (table 2.1) (Wolff
K. et al, 2008)
Tabel 2.1 jenis manifestasi klinis dermatofitosis
Jenis Etiologi Manifestasi Klinis
Multiple erythematous
Trichophyton rubrum and
papulovesicles with a
Tinea cruris Epidermophyton
well marginated, raised
floccosum usually
border
Trichophyton rubrum,
Annular lesion with
Trichophyton
Tinea corporis central healing and an
mentagrophytes, and
active, spreading border
Microsporum canis

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


6

Trichophyton rubrum,
Perifollicular,
Trichophyton vioelaceum
granulomatous nodules,
Majocchi granuloma , Trichophyton tonsurans,
and often without
and Trichophyton
postulation
mentagrophytes
Erythematous scaly
plaques with or without
Tinea faciale Usually Trichophyton sp. active border, atrophy,
telangiectasia, and photo
exacerbation
4 variance : Interdigital,
Predominantly by
Tinea pedis and Tinea Vesico-bullous, Acute
Trichophyton rubrum
manus ulcerative, and Chronic
(most common)
hyperkeratotic type
Trichophyton rubrum
Brownish-yellow
(most common) and
Tinea unguium opacification, and
Trichophyton
subungual hyperkeratosis
mentagrophytes

2.1.7 Tatalaksana
Tatalaksana topikal lini utama dermatofitosis adalah dengan menggunakan
clotrimazole. Clotrimazole bekerja dengan cara berinteraksi dengan 14-α
demethylase pada jamur yang berperan dalam inhibisi pembentukan ergosterol.
Inhibisi pembentukan ergosterol menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler
jamur, menghambat pembentukan purin, menghambat biosintesis phospholipid,
dan memblok Gardos channel (Derm101,2017). Beberapa jenis obat-obatan anti
jamur (Nigam P. K., 2015) (table 2.2).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


7

Tabel 2.2 Jenis obat - obatan anti jamur

Chemical Group Site of Action Target


Allylamines (Terbinafine,
Ergosterol biosynthesis Squalene epoxidase
Naftiline)
CYP 450
Azoles (Imidazoles,
Ergosterol biosynthesis 14α-Lanosterol
Thiazoles)
Demethylase
Sterol Reductase
Morpholines (Amorolfine) Ergosterol biosynthesis
Isomerase
Polyenes (Amphotericin Membrane barrier
Ergosterol
B, Nystatin) function
Thiocarbamate
Ergosterol biosynthesis Squalene epoxidase
(Toinalfate)
Griseofulvin Fungal mitotic apparatus Sliding of microtubules

2.1.8 Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan infeksi dermatofitosis adalah Majocchi’s
granuloma dan dermatophytid reaction. Majocchi’s granuloma merupakan jenis
folikulitis yang persisten dan supuratif. Dermatophytid reaction merupakan jenis
ruam kulit (allergic rash) yang disebabkan oleh infeksi jamur tinea yang memiliki
karakteristik ruam seperti dermatitis (itch, bumps, and blister) (Kim S. H. et al,
2016).

2.2 Trichophyton rubrum

Trichophyton species merupakan salah satu dari 3 jenis dermatofita yang


dapat menginfeksi jaringan yang mengandung keratin, yaitu : rambut, kuit,
maupun kuku.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


8

2.2.1 Taksonomi
Kingdom Fungi
Phylum Ascomycota
Class Eurotiomycetes
Ordo Onygenales
Famili Arthrodermataceae
Genus Trichophyton
Species Trichophyton rubrum
(Global Biodiversity Information Facility, 2016)

2.2.2 Morfologi
Biakan dapat memproduksi pigmen berwarna kuning maupun merah,
sehingga biakan tampak memiliki ciri : white, cottony surface and a deep red,
nondiffusible pigment secara makros (Gambar 2.1). Secara mikroskopik dapat
dijumpai ciri : slender clavate microconidia (small and piriform), cigar-shaped
macroconidia, some with terminal appendages (Gambar 2.2) (The University of
Adelaide, 2016).

Gambar 2.1 Biakan Trichophyton rubrum pada cawan petri

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


9

Gambar 2.2 Gambaran mikroskopik Trichophyton rubrum

2.2.3 Karakteristik
Trichophyton rubrum dapat melekat pada sel epitel kulit karena jamur ini
memiliki carbohydrate-specific adhesins, yang terdapat pada permukaan
mikrokonidia. Trichophyton rubrum juga memiliki mannan yang dapat
mengurangi kecepatan proliferasi keratinosit secara langsung, maupun melalui
penggunaan fungsi limfosit, yang berdampak kepada lamanya infeksi T. rubrum.
Dikarenakan infeksi T. rubrum yang bersifat kronis, jamur ini dapat menginvasi
jaringan dermis dan menyebabkan infeksi sitemik terhadap seseorang yang
immunosuppressed (Tainwala R. & Sharma Y. K., 2011).

2.3. Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)

2.3.1 Taksonomi
Kingdom Plantae
Phylum Spermatophyta
Class Dicotyledonae
Ordo Myrtales
Famili Myrtaceae
Genus Psidium
Species Psidium guajava
(Center for Agriculture and Bioscience International. 2017)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


10

2.3.2 Deskripsi Tumbuhan


Psidium guajava L., merupakan jenis tanaman evergreen yang dapat tumbuh
hingga setinggi 10 m (33 kaki) dengan percabangan yang banyak, memiliki
batang dengan diameter 25 cm (10 inchi) dan berwarna seperti tembaga (Gambar
2.3). Daunnya memiliki bentuk rangka paralel, dan memiliki panjang 15 cm
dengan lebar 3-5 cm (Gambar 2.4). Memiliki bunga berwarna putih, yang
berkumpul pada axila daun, memiliki diameter 2,5 cm, dengan 4-5 daun bunga
dan 250 benang sari berwarna putih dengan ujung kuning muda (Gambar 2.5).
Memiliki buah yang berbentuk lonjong atau pear-shaped, dengan panjang 5-10 cm
berwarna putih (Gambar 2.6), namun berwarna hijau sewaktu masih mentah.
Memiliki biji berwarna kekuningan, dengan panjang 3 mm (Plants Rescue, 2017).

Gambar 2.3 Pohon jambu biji (Psidium guajava L.) (Plants Rescue, 2017)

Gambar 2.4 Daun jambu biji (Psidium guajava L.) (Plants Rescue, 2017)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


11

Gambar 2.5 Bunga jambu biji (Psidium guajava L.) (Plants Rescue, 2017)

Gambar 2.6 Buah jambu biji (Psidium guajava L.) (Plants Rescue, 2017)

2.3.3 Habitat
Jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di
sepanjang musim dan mudah beradaptasi pada lingkungan. Di negara-negara
tropis, pohon jambu biji tumbuh pada ketinggian 0 - 1500 m dpl (diatas
permukaan laut) dan dapat bertahan padasuhu 20-30oC; Hasil terbaik didapat pada
temperatur 23-28oC. Jambu biji lebih tahan terhadap kekeringan dibandingkan
buah-buahan tropis lainnya. Untuk produksi yang maksimal, jambu biji
memerlukan 1000-2000 mm hujan yang terdistribusi setiap tahunnya di Negara
beriklim tropis(Center for Agriculture and Bioscience International, 2017).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


12

2.3.4 Kandungan
Tabel 2.3 Kandungan senyawa fenol dan flavonoid daun jambu biji (Morais-Braga M. F. B. et al,
2017)
Psidium guajava L.
Compounds LOD µg/Ml LOQ µg/mL
HEPG mg/g AEPGD mg/g AEPGI mg/g
Gallic Acid 3,46 ± 0.01 1,57 ± 0.02 1,54 ± 0.01 0,019 0,062
Catechin 1,57 ± 0.03 4,94 ± 0.01 1,29 ± 0.02 0,008 0,025
Caffeic Acid 8,01 ± 0.02 4,30 ± 0.01 4,73 ± 0.01 0,035 0,116
Chlorogenic
4,39 ± 0.01 4,23 ± 0.03 1,25 ± 0.03 0,024 0,081
Acid
Quercetin 16,81 ± 0.02 10,15 ± 0.03 3,45 ± 0.03 0,025 0,083
Quercetrin 11,17 ± 0.03 4,95 ± 0.01 8,62 ± 0.01 0,032 0,105
Kaempferol 8,26 ± 0.03 4,32 ± 0.01 3,42 ± 0.01 0,018 0,059
Luteolin 10,13 ± 0.01 1,69 ± 0.03 8,51 ± 0.02 0,023 0,075
Epicatechin 1,58 ± 0.01 3,61 ± 0.02 3,58 ± 0.02 0,010 0,034
Rutin 3,62 ± 0.01 3,52 ± 0.01 3,97 ± 0.01 0,017 0,056

Keterangan tabel : HEPG : Hydroethanolic Extract of Psidium guajava L.;


AEPGD : Aqueous Extract of Psidium guajava L. Decoction; AEPGI : Aqueous
Extract of Psidium guajava L. Infusion; LOD : Limit of Detection; LOQ : Limit
of Quantification.

Berdasarkan jurnal ini dapat diambil kesimpulan ethanol merupakan pelarut


terbaik yang dapat digunakan.

2.4. Hubungan Psidium guajava L. dengan Trichophyton rubrum


Psidium guajava memiliki kandungan antifungal yaitu Phenolic Compound
yang tergolong dalam 2 senyawa utama : Flavonoid Compound dan Phenolic Acid
Compound.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


13

2.4.1 Flavonoid Compound

Gambar 2.7 Struktur Kimia Umum Flavonoid (diphenylpropane), memiliki 2 cincin benzene
(Cincin A dan Cincin B) yang dihubungkan dengan 3 rantai karbon (Tazzini N., 2014).

Mekanisme kerja : menurunkan ekspresi gen FAS1 dan gen ERG6 sehingga asam
lemak dan ergosterol tidak dapat disintesa fungi.

Contoh: Quercetin, Quercetrin, Kaempferol, Luteolin, Epicatechin, Rutin

2.4.1.1 Quercetin

Quercetin merupakan suatu jenis flavonoid yang dapat memodulasi EGFR,


memodulasi reseptor estrogen, dapat menginhibisi aktivitas lipoxygenase, serta
menginhibisi enzim cyclooxygenase. Memiliki bentuk terglikosilasi berupa
quercetrin dan rutin (Pubchem, 2017).

2.4.1.2 Kaempferol

Kaempferol merupakan suatu jenis flavonoid yang memiliki sifat sangat larut
dalam ethanol. Kaempferol dapat memodulasi reseptor estrogen dan bersifat
antiinflamatori (Pubchem, 2017).

2.4.1.3 Luteolin

Luteolin merupakan sejenis flavonoid yang memiliki sifat antiviral yang


poten (Pubchem, 2017).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


14

2.4.1.4 Epicatechin

Epicatechin merupakan antioksidan flavonoid yang memiliki aktivitas


antimikroba yang kuat melalui metabolitnya yaitu catechin (Pubchem, 2017).

2.4.2 Phenolic Acid Compound

Dapat bertindak sebagai :

Nonionic surface active agent  dapat merusak ikatan lipoprotein pada dinding
sel jamur atau dengan cara denaturasi protein dan inaktivasi enzim jamur.

Modulator permeabilitas membran yang berakibat pada uncoupling of oxidative


phosphorylation, inhibition of active transport, dan kehilangan metabolit yang
diakibatkan kerusakan membran sel jamur (Manoj G. S. & Murugan K., 2012).

Contoh: Gallic acid, Caffeic acid, Chlorogenic acid

2.4.2.1 Gallic Acid

Gallic acid memiliki wujud padat dan tidak berbau serta larut didalam air.
Gallic acid merupakan asam organik yang memiliki sifat sebagai astringen dan
antimikroba yang poten (Pubchem, 2017).

2.4.2.2 Caffeic Acid

Caffeic acid merupakan sejenis polifenol yang memiliki fungsi utama sebagai
antioksidan. Chlorgenic acid merupakan derivat caffeic acid (Pubchem, 2017).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


15

2.5 Kerangka Teori

Dermatofitosis Inhibition of
Fatty Acid FAS1 gene
Trichophyton
Ergosterol Inhibition of Flavonoid
sp.
ERG6 gene Compound
Protein Ekstrak
Nonionic Alkohol
Dinding Sel Surface Active Phenolic 70 %
Agent Acid
Adherence Compound
Patogenesis
Penetration Cell
: Dinding
Membrane
Sel Jamur
Invasion Permeability
Modulator
Efek samping
Kelemahan
Daun Jambu Biji
Tatalaksana Rekurensi Alternatif
(Psidium guajava L.)
Terkini
Resistensi

2.6 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian


ini adalah:

Penghambatan Pertumbuhan
Ekstrak Daun Jambu Biji Trichophyton rubrum

2.7 Hipotesis
Ada pengaruh penggunaan ekstak daun jambu biji (Psidium guajava L.)
dengan penghambatan pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental tipe


laboratori.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Proses identifikasi tanaman dilakukan oleh Herbarium Medanense di Fakultas


Matematika Ilmu Pengetahuan Alam USU. Pembuatan ekstrak daun jambu biji
(Psidium guajava L.) dilakukan di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas
Farmasi USU. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran USU sebagai
tempat uji kadar hambat minimum dan kadar bunuh minimum jamur
Trichophyton rubrum.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari April 2017 – Desember 2017.

3.3 Sampel Penelitian

3.3.1 Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 24 buah biakan


Trichophyton rubrum.

3.3.2 Kriteria Inklusi

Biakan jamur Trichophyton rubrum dengan 0,5 Mc Farland turbidity standard


yang terdiri dari 1,5 x 108 colony/mL.

16 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


17

3.3.3 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah petri yang pecah dan rusak.

3.3.4 Preparasi sampel

Trichophyton rubrum yang digunakan dalam penelitian ini dikultur pada


media saboraud dextrose agar (SDA) pada suhu 25⁰C selama 10 hari di inkubator.

3.3.5 Perhitungan Besar Sampel

Adapun besar sampel keseluruhan yang digunakan dalam penelitian ini


adalah 24 buah. Dimana 24 buah biakan Trichophyton rubrum tersebut dibagi
dalam 6 kelompok uji, yang masing-masing kelompok uji terdiri dari 4 buah
biakan Trichophyton rubrum

Perhitungan besar sampel dihitung dengan rumus Federer sebagai berikut:

(t-1)(n-1) ≥ 15 (3,1)

5(n-1) ≥ 15 (3,1)

(n-1) ≥ 3 (3,1)

n≥4 (3,1)

Keterangan :

t : Jumlah kelompok uji  6 kelompok

n : Besar sampel per kelompok

Besar sampel ideal menurut hitungan rumus Federer diatas adalah 4 buah biakan
Trichophyton rubrum atau lebih.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


18

3.3.6 Kelompok Perbandingan

Pada penelitian ini, terdapat 6 kelompok yang akan dibandingkan, yakni :

Kelompok I : Kontrol negatif dengan menggunakan DMSO (pelarut)

Kelompok II : Eksperimen dengan menggunakan ethanol 70% Psidium guajava


L. leaf extract dengan konsentrasi 50% yang diencerkan dalam
DMSO

Kelompok III : Eksperimen dengan menggunakan ethanol 70% Psidium guajava


L. leaf extract dengan konsentrasi 25% yang diencerkan dalam
DMSO

Kelompok IV : Eksperimen dengan menggunakan ethanol 70% Psidium guajava


L. leaf extract dengan konsentrasi 12,5% yang diencerkan dalam
DMSO

Kelompok V : Eksperimen dengan menggunakan ethanol 70% Psidium guajava


L. leaf extract dengan konsentrasi 6,25% yang diencerkan dalam
DMSO

Kelompok VI : Eksperimen dengan menggunakan ethanol 70% Psidium guajava


L. leaf extract dengan konsentrasi 3,125% yang diencerkan dalam
DMSO

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Klasifikasi Variabel

1. Variabel bebas : ekstrak alkohol 70% daun jambu biji (Psidium


fdguajava L.) dengan konsentrasi yang berbeda

2. Variabel tergantung : KHM dan KBM jamur Trichophyton rubrum

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


19

3.4.2 Definisi Operasional Variabel

1. Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.)

Didefinisikan sebagai ekstrak yang dibuat dari daun jambu biji segar (pucuk
daun) yang berumur 2-3 tahun dari perkebunan Deli Indah Nursery & Fruits Farm
dengan alamat Jl. Berlian Sari No. 75, Kedai Durian, Medan Johor, Kota Medan,
Sumatera Utara 20147 yang telah di identifikasi dan konfirmasi spesiesnya oleh
Herbarium Medanense (MEDA) di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sumatera Utara.

Cara ukur : observasi daun

Hasil ukur :

 Layak bila daun bebas hama dan penyakit (dikatakan bebas hama
dan penyakit apabila tidak dijumpai perlengketan daun dan juga
warna kehitaman pada daun, serta bekas gigitan hama pada daun)
 Tidak layak bila daun berhama atau berpenyakit
Skala ukur : nominal

2. KHM (Kadar Hambat Minimum)

Didefinisikan sebagai konsentrasi minimum yang diperlukan ekstrak untuk


dapat menginhibisi pertumbuhan jamur

Alat ukur : Dilution method

Cara ukur : melihat ada atau tidaknya pertumbuhan jamur secara makros dengan
cara melihat kekeruhan biakan

Hasil ukur :

 + bila dijumpai kekeruhan pada tabung reaksi


 - bila tidak dijumpai kekeruhan pada tabung reaksi
Skala ukur: nominal

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


20

3. KBM (Kadar Bunuh Minimum)

Didefinisikan sebagai konsentrasi minimum yang diperlukan ekstrak untuk


dapat membunuh jamur

Alat ukur : Dilution method

Cara ukur : melihat ada atau tidaknya pertumbuhan jamur secara makros dan
mikros

Hasil ukur :

 + bila dijumpai pertumbuhan secara makros dan dijumpai elemen


makrokonidia atau mikrokonidia pada cawan petri
 - bila tidak dijumpai pertumbuhan secara makros yang dipastikan
dengan tidak dijumpai elemen makrokonidia atau mikrokonidia
pada cawan petri
Skala ukur: nominal

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

3.5.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian, yaitu : BSC, cawan petri, cling warp,
kapas, masker, mikroskop, inkubator, objek glass, ose, sarung tangan, selotip,
spuit, tabung reaksi, dan vorteks.

3.5.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian, yaitu : aquadest, biakan


Trichophyton rubrum, ekstrak daun jambu biji, larutan DMSO, larutan
lactophenol, media PDA, media SDA, media SDB dan 0,5 McFarland turbidity
standard.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


21

3.6 Prosedur Penelitian

Uji kadar hambat minimum ekstrak dilakukan dengan menggunakna metode


dilusi. Biakan Trichophyton rubrum diinokulasikan pada media SDA kemudian
diinkubasi pada suhu 250C selama 10 hari. Campurkan 24 mL NaCl dengan
biakan induk, lalu kocok hingga homogen sampai terbentuk suspensi. Suspensi
diencerkan dengan aquades pro injection sampai kekeruhan sama dengan 0,5
standard McFarland. Campurkan 1 mL suspensi, 1 mL SDB, dan 1 mL larutan uji
ke dalam tabung reaksi dan homogenkan, serta tambahkan penutup berupa kapas
dan cling warp untuk mencegah adanya kontaminan. Inkubasi tabung reaksi pada
suhu 370C selama 2 minggu. Amati kekeruhan pada tabung reaksi untuk
menentukan KHM. Untuk menentukan KBM, ambil 3 swap dasar dari tiap tabung
reaksi dan pindahkan ke dalam cawan petri yang sudah ditambahkan media PDA
sebelumnya. Inkubasi pada suhu 250C selama 1 minggu. Setelah 1 minggu dilihat
apakah terdapat pertumbuhan jamur atau tidak secara makroskopik dan
mikroskopik.

3.7 Ethical Clearance

Penelitian ini dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari komisi


etik penelitian

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian pengujian efektivitas ekstrak daun jambu biji


(Psidium guajava L.) dilakukan di beberapa tempat. Herbarium Medanense
dengan lokasi di Laboratorium Biologi FMIPA USU untuk determinasi tanaman
jambu biji dengan spesies Psidium guajava L. Pembuatan ekstrak kental dan
pengenceran ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dilakukan di
laboratorium obat tradisional Fakultas Farmasi. Ekstrak kental diperoleh dengan
pelarut etanol 70% dan pengenceran ekstrak dilakukan dengan DMSO. Pengujian
efektivitas ekstrak dilakukan di laboratorium mikrobiologi, departemen
mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU), Medan.
Lokasi penelitian dipilih dengan mempertimbangkan kelengkapan sarana dan
fasilitas pendukung yang cukup baik untuk menunjang keberhasilan dari
penelitian ini.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah suspensi jamur


Trichophyton rubrum. Suspensi jamur Trichophyton rubrum dibuat dengan cara
mencampurkan aquadest dengan biakan induk jamur Trichophyton rubrum.
Kemudian suspensi dibagi menjadi 6 kelompok sesuai dengan jumlah kelompok
uji dengan jumlah sebanyak 24 sampel. Sampel selanjutnya diberikan zat uji
sesuai dengan kelompoknya dan dicampur dengan media SDB (Saboraud’s
Dextrose Broth) pada tabung reaksi. Setelah 7 hari, dilihat apakah terdapat
kekeruhan (filamen) atau tidak pada tabung reaksi untuk menentukan KHM
(lampiran 5). Selanjutnya, diambil 3 swap dasar dari tiap tabung reaksi dan
pindahkan ke dalam cawan petri yang sudah ditambahkan media PDA
sebelumnya. Cawan petri diinkubasi pada inkubator jamur dengan suhu 250C
selama 1 minggu. Setelah 1 minggu, dilihat apakah terdapat pertumbuhan jamur
atau tidak secara makroskopik dan mikroskopik untuk menentukan KBM
(lampiran 6). Hasil pengamatan KHM dan KBM dapat dilihat pada tabel 4.1.

22 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


23

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pengujian Ekstrak Daun jambu biji (Psidium guajava L.) terhadap
Pertumbuhan Trichophyton rubrum

Kelompok Uji
Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.)
Hasil pengamatan DMSO
3,125% 6,25% 12,5% 25% 50%
Jumlah penghambatan
3 4 4 4 4
(tabung reaksi) Kontrol
Jumlah pembunuhan negatif
3 3 3 4 4
(cawan petri)

Pada penelitian ini, diperoleh nilai KHM sebesar 6,25% dan nilai KBM
sebesar 25%. Nilai KHM didefinisikan sebagai konsentrasi ekstrak minimal yang
diperlukan untuk menghambat pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum. Nilai
KBM didefinisikan sebagai konsentrasi ekstrak minimal yang diperlukan untuk
membunuh jamur Trichophyton rubrum. Dari semua sampel penelitian, tidak
ditemukan adanya tabung reaksi maupun petri yang pecah. Dengan tidak
ditemukannya petri yang rusak maka dapat dikatakan tidak ada data yang miss.

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan adanya pertumbuhan kontaminan


pada petri ketiga kelompok ekstrak 3,125%, ekstrak 6,25%, petri ketiga kelompok
ekstrak 12,5% dan 2 pertumbuhan kontaminan pada kelompok ekstrak 25% (petri
ketiga dan keempat). Kontaminan yang paling sering dijumpai pada penelitian ini
adalah Penicillium sp. Adapun pertumbuhan kontaminan tidak dapat dihindari
oleh karena sulitnya melakukan pemurnian biakan induk dan penginkubasian
yang bersamaan dengan mikroba lain.

Pada penelitian ini, diperoleh hubungan antara penggunaan ekstrak daun


jambu biji (Psidium guajava L.) dengan pertumbuhan biakan Trichophyton
rubrum. Dari 24 sampel, didapatkan 1 pertumbuhan pada sampel yang diberikan
larutan uji ekstrak dengan konsentrasi 3,125% sehingga didapat KHM 6,25%.
Hasil yang diperoleh ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Perera et al,
dimana ditemukan KHM pada kisaran 6,25%-12,5%. Hal ini juga sejalan dengan
penelitian da Silva et al dan Jiraphorn Katewaraphorn et al yang menunjukkan
adanya efek antimikroba ekstrak daun jambu biji.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, diketahui ekstrak daun jambu biji


memiliki efek fungistatik dan fungisida yang ditunjukkan dengan tidak
ditemukannya pertumbuhan pada seluruh cawan petri pada kelompok pemberian
ekstrak 50%. Hal ini dapat disebabkan karena tingginya kandungan fungistatik
dan fungisida pada ekstrak 50% yang sejalan dengan penelitian Morais Braga M.
F. B. et al. Efek inhibisi ekstrak alkohol 70% daun jambu biji (Psidium guajava

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


24

L.) disebabkan oleh karena adanya kandungan polifenol (Elixabet et al) dan
kandungan flavonoid (Wang et al) yang tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


25

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan uraian dari pembahasan dapat disimpulkan


sebagai berikut:

1. Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajva L.) dapat mempengaruhi


pertumbuhan Trichophyton rubrum.
2. Ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi 6,25%; 12,5%; 25%; dan 50%
dapat menghambat pertumbuhan biakan Trichophyton rubrum.
3. Ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi 25% dan 50% dapat
membunuh biakan Trichophyton rubrum.

5.2 Saran

Dari hasil yang diperoleh, penulis ingin memberikan beberapa saran,


diantaranya:

1. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat dilakukan uji klinik


terhadap efikasi ekstrak daun jambu biji terhadap penghambatan
pertumbuhan Trichophyton rubrum.

25 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


26

Daftar Pustaka

Achterman R. A. & White T. C. 2012, Dermatophyte Virulence Factors:


dfjkdldIdentifying and Analyzing Genes That May Contribute to Chronic
dfjkdldor Acute Skin Infections. Int. J. Microbiology, pp.1-8.
Bill R. L. 2016, Clinical Pharmacology and Therapeutics for Veterinary
dfjkdldTechnicians, 4th edn., Elsevier; Misouri, 237p.
Biswas B., Rogers K., McLaughlin F., Daniels D., Yadav A. 2013,
dfjkdldAntimicrobial Activities of Leaf Extracts of Guava (Psidium
dfjkdldguajava L.) on Two Gram-Negative and Gram-Positive Bacteria,
dfjkdldHindawi Publishing Corporation, pp.1-7.
Bitencourt T. A., Komoto T. T., Massaroto B. G., Miranda C. E. S.,
dfjkdldBeleboni R. O., Marins M., et al 2013, Trans-chalcone and
dfjkdldquercetin down-regulate fatty acid synthase gene expression and
dfjkdldreduce ergosterol content in the human pathogenic dermatophyte
dfjkdldTrichophyton rubrum, 13(229) : BioMed Central, pp.1-6.
BMJ 2017, Dermatophyte Infections, BMJ, [Online], accessed 4 June
dfjkdld2017; Available at : http://bestpractice.bmj.com/best-
dfjkdldpractice/monograph/119/diagnosis/history-and-examination.html
Brooks G. F.(eds), Carroll K. C.(eds), Butel J. S.(eds) & Morse S. A.(eds)
dfjkdld2007, Jawetz, Melnick, & Adelberg's Medical Microbiology, 24th
dfjkdldedn., McGraw-Hills : USA, Chapter 45
Center for Agriculture and Bioscience International 2017, Psidium
dfjkdldguajava (guava), CABI, [Online], accessed 4 June 2017; Available
dfjkdldat : http://www.cabi.org/isc/datasheet/45141
Chollom S. C., Agada G. O. A., Bot D. Y., Okolo M. O., Dantong D. D.,
dfjkdldChoji T. P., et al. 2012, Phytochemical Analysis and Antiviral
dfjkdldPotential of Aqueous Leaf Extract of Psidium guajava Against
dfjkdldNewcastle Disease Virus in ovo, 2 (10) : Journal of Applied
dfjkdldPharmaceutical Science, pp.45-49.
da Silva A. C. R., Lopes P. M., de Azevedo M. M. B., Costa D. C. M.,
Alviano C. S., Alviano D. S. 2012, Biological Activities of α-
Pinene and β-Pinene Enantiomers, 17, Molecules, pp. 6305-6316.
Derm101 2017, Dermatophyte Infections, Derm101, [Online], accessed 4
dfjkdldJune 2017; Available at :
dfjkdldhttps://www.derm101.com/therapeutic/dermatophyte-infections/
Díaz-de-Cerio E., Gómez-Caravaca A. M.,Verardo V., Fernández-
Gutiérrez A., Segura-Carretero A. 2016, Determination of guava
(Psidium guajava L.) leaf phenolic compounds using HPLC-DAD-
QTOF-MS, 22 : Journal of Functional Foods, pp.376-388.
Drugbank 2017, Clotrimazole, Drugbank, [Online], accessed 4 June 2017;
dfjkdldAvailable at : https://www.drugbank.ca/drugs/DB00257
Ely J. W., Rosenfeld S., & Stone M. S. 2014, Diagnosis and Management
dfjkdldof Tinea Infection, 90(10), American Family Physician; Lowa,
dfjkdldpp.702-711.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


27

Global Biodiversity Information Facility 2016, Trichophyton rubrum,


dfjkdldGBFI, [Online], accessed 4 June 2017; Available at :
jfdfdsshttp://www.gbif.org/species/103532465/classification
Goldstein A. O., Goldstein B. G., & eds. 2017, Dermatophyte (tinea)
dfjkdldinfections. UpToDate, [Online], accessed 4 June 2017; Available at:
jafdfdshttps://www.uptodate.com/contents/dermatophyte-tinea-infections
Gonçalves F. A., Neto M. A., Bezerra J. N. S., Macrae A., Sousa O.V.,
dfjkdldFilho A. A. F. 2008, Antibacterial activity of GUAVA, Psidium
dfjkdldguajava Linnaeus, leaf extracts on diarrhea-causing enteric
dfjkdldbacteria isolated from Seabob shrimp, Xiphopenaeus kroyeri
dfjkdld (Heller), 50 (1) : Rev. Inst. Med. Trop. S. Paulo, pp.11-15.
Gutiérrez R. M., Mitchell S., & Solis R. V. 2008, Psidium guajava: a
dfjkdldreview of its traditional uses, phytochemistry and pharmacology,
dfjkdld117(1) : J Ethnopharmacol, pp.1-27.
Hutahean G. R. & Aprita I. 2016, Gambaran Dermatofitosis di RSUD dr.
dfjkdldPirngadi Medan Tahun 2013. Repository USU, [Online], accessed
dfjkdld4 June dfjkdld2017; Available at :
dfjkdldhttp://repository.usu.ac.id/handle/123456789/62026?mode=full
Katewaraphorn J., Aldred A. K. 2016, A Study of Microcapsules
Containing Psidium Guajava Leaf Extract for Antibacterial Agent
on Cotton Fabric, 7(1) : International Journal of Chemical
Engineering and Applications, pp. 27-30.
Kim S. H., Jo I. H., Kang J., Joo S. Y., & Choi J. H. 2016, Dermatophyte
dfjkdlsabscesses caused by Trichophyton rubrum in a patient without pre-
dfjkdlsexisting superficial dermatophytosis: a case report, BioMed
dfjkdldCentral, 298p.
Latief A. 2014, Obat Tradisional, EGC : Medan, pp.81-84.
Lesher J. L. & eds. 2016, Tinea Corporis, Medscape, [Online], accessed 4
dfjkdldJune 2017; Available at :
dfjkdldhttp://emedicine.medscape.com/article/1091473-overview
Manoj G. S. & Murugan K. 2012, Phenolic Profiles, Antimicrobial and
dfjkdldAntioxidant Potentiality of Methanolic Extract of a Liverwort,
dfjkdldPlagiochila beddomei Steph., 3(2) : Indian Journal of Natural
dfjkdldProducts and Resources, pp.173-183.
Morais-Braga M. F. B., Carneiro J. N. P., Machado A. J. T., Sales D. L.,
dfjkdld dos Santos A. T. L., Boligon A. A., et al 2017, Phenolic dfjkdld
composition and medicinal usage of Psidium guajava Linn.: dfjkdld
Antifungal activity or inhibition of virulence?, 24(2): Saudi Journal
dfjkdld of Biological Sciences, pp.302-313.
Nigam P.K. 2015, Antifungal drugs and resistance: Current concepts, 6(2)
dfjkdld : Our Dermatol Online, pp.212-221.
Perera D. F. T. N., Fernando K. M. E. P., & Wijendra W. A. S. 2014,
Antifungal activity of secondary metabolites present in Psidium
guajava leaves against dermatophytes, 19 : Vidyodaya J. Sci.,
pp.1-11.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


28

Plants Rescue 2017, Psidium guajava, Plants Rescue, [Online], accessed 4


dfjkdldJune 2017; Available at : http://www.plantsrescue.com/psidium-
dfjkdldguajava/
Pubchem, Caffeic Acid, Pubchem, [Online] , accessed 4 June 2017;
dfjkdldAvailable at :
jfdfdsdhttps://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/caffeic_acid
Pubchem, Epicatechin, Pubchem, [Online] , accessed 4 June 2017;
dfjkdldAvailable at :
jfdfdsdhttps://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/epicatechin
Pubchem, Gallic Acid, Pubchem, [Online] , accessed 4 June 2017;
dfjkdldAvailable at :
jfdfdsdhttps://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Gallic_acid
Pubchem, Kaempferol, Pubchem, [Online] , accessed 4 June 2017;
dfjkdldAvailable at :
jfdfdsdhttps://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/kaempferol
Pubchem, Luteolin, Pubchem, [Online] , accessed 4 June 2017; Available
dfjkdldat : https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/luteolin
Pubchem, Quercetin, Pubchem, [Online] , accessed 4 June 2017; jkdld
Available at : dfdsd
zhttps://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/quercetin
Putra D. A. 2014, Pengaruh Higiene Sanitasi Dengan Kejadian Tinea
jkKruris Pada Santri Laki-Laki Di Pesantren Rhoudlotul Quran
jkKauman Semarang, Fakultas Kedokteran Undip; Semarang, pp.6-
x16.
Sabri L. & Hastono S. P. 2008, Statistik kesehatan, Rajawali Pers : Depok,
jkdld pp.141-153.
Surendran K. A. K., Bhat R. M., Boloor R., Nandakishore B., & Sukumar
jkdld D 2014, A Clinical and Mycological Study of Dermatophytic jkdld
Infections, 59(3) : Indian J Dermatol, pp.262–267.
Tainwala R., Sharma Y. K. 2011, Pathogenesis of Dermatophytoses, 56(3)
jkdld : Indian J Dermatol, pp.259-261.
Tazzini N. 2014, Flavonoids: Definition, Structure and Clasification, jkdld
Tuscany Diet, [Online], accessed 4 June 2017; Available at : jkdld
http://www.tuscany-diet.net/2014/01/22/flavonoids-definition-jkdld
structure-classification/
Teklebirhan G., Bitew A. 2015, Research Article : Prevalence of jkdld
Dermatophytic Infection and the Spectrum of Dermatophytes in
jkdld Patients Attending a Tertiary Hospital in Addis Ababa, Ethiopia,
jkdld Hindawi, pp.1-4.
The University of Adelaide 2016, Dermatophytes, The University of jkdld
Adelaide, Adelaide.
Tumbelaka A. R., Riono P., Sastroasmoro S., Wirjodiarjo M., Pudjiastuti
jkdld P, & Firman K. 2014, Pemilihan Uji Hipotesis in Dasar-Dasar
jkdld Metodologi Penelitian Klinis, 5th edn., Sagung Seto : Medan, 328-
jkdld 345p.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


29

Velmurugan S., Babu M. M., Punitha S. M. J., Viji V. T., & Citarasu T.
2012, Screening and Characterization of Antiviral Compounds
from Psidium guajava Linn. root Bark Against White Spot
Syndrome Virus, 3 (2) : Indian Journal of Natural Products and
Resources, pp. 208-214.
Wang L., Wu Y., Bei Q., Shi K., Wu Z. 2017, Finger print profiles of
flavonoid compounds from diff erent Psidium guajava leaves and
their antioxidant activities, J Sep Sci, pp. 1-12.
Wolff K., Goldsmith L. A., Katz S. I., Gilchrest B. A., Paller A. S., Leffel
D. J. 2008, Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, 7th
edn., McGraw-Hills : USA, pp. 1807-1821.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Nama : Kevin

NIM : 140100149

Tempat/Tanggal Lahir : Medan/7 Juni 1997

Agama : Buddha

Nama Ayah : Hendrick Chandra

Nama Ibu : Cynthia Yaputri

Alamat : Jl. Letjen. Suprapto No. 1C

Riwayat Pendidikan : 1. SMP Santo Yoseph

2. SMA Sutomo 1

3. FK USU

Riwayat Pelatihan : 1. Peserta seminar Clinical Update on Emergency Endocrine Optimizing


M Management of Endocrine Diseases’ Fatal Complication

2. Peserta seminar Immunology, A Base Towards Futuristic Health Care


ss Treatment

3. Pelatihan FORSI eksternal mengenai PKM

Riwayat Organisasi : 1. KMB USU

2. SCORE PEMA FK USU

3. MIND FK USU

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2. Pernyataan Orisinalitas

PERNYATAAN
(Pengaruh Ekstrak Daun Jambu Biji
(Psidium guajava L.) terhadap Penghambatan Pertumbuhan Trichophyton
rubrum)
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter pada Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil karya orang
lain dalam penulisan skripsi ini telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penelitian ilmiah
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan
hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, penulis bersedia
menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi lainnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Medan, 19 Desember 2017


Penulis

Kevin
140100149

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3. Data Induk Penelitian

Pertumbuhan Jamur Trichophyton rubrum

Bahan Uji Cawan Petri (MFC)


Tabung (MIC)
Makroskopis Mikroskopis

DMSO Kontrol negatif

3,125% - - -
3,125% - - -
3,125% - K Kontaminan jamur
3,125% + + +

6,25% - - -
6,25% - + +
6,25% - K Kontaminan jamur
6,25% - - -

12,5% - - -
12,5% - - -
12,5% - K dan K Chlamydospora sp. dan Penicillium sp.
12,5% - K dan + Penicillium sp. dan +

25% - - -
25% - - -
25% - K Penicillium sp.
25% - K Kontaminan jamur

50% E - -
50% E - -
50% E - -
50% E - -
Keterangan :
MIC MFC
(-) : tidak tampak adanya filamen (-) : tidak tampak adanya pertumbuhan
(+) : tampak adanya filamen (+) : tampak adanya pertumbuhan Trichophyton rubrum
(E) : dijumpai endapan (endapan ekstrak) (K) : Dijumpai pertumbuhan kontaminan
(Penicillium sp., Chlamydospora sp., dll.)

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4. Alat dan Bahan Penelitian

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5. Hasil Pengujian Ekstrak KHM
50% 25% 12,5% 6,25% 3,125% DMSO

Dijumpai terdapat gambaran filamen pada 3 tabung DMSO dan 1 tabung 3,125%

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6. Hasil Pengujian Ekstrak KBM
50%

Makroskopis

Atas

Bawah

Tidak dijumpai pertumbuhan sama sekali pada keempat petri

Universitas Sumatera Utara


25%

Makroskopis

Atas

Bawah

Dijumpai 2 pertumbuhan kontaminan

Mikroskopis

Universitas Sumatera Utara


12,5%

Makroskopis

Atas

Bawah

Dijumpai 2 pertumbuhan dengan 1 kontaminan pada petri ketiga

Mikroskopis

Universitas Sumatera Utara


6,25%

Makroskopis

Atas

Bawah

Dijumpai 2 pertumbuhan dengan 1 kontaminan pada petri ketiga

Mikroskopis

Universitas Sumatera Utara


3,125%

Makroskopis

Atas

Bawah

Dijumpai 2 pertumbuhan dengan 1 kontaminan pada petri ketiga

Mikrokopis

Universitas Sumatera Utara


DMSO

Makroskopis

Atas

Bawah

Dijumpai 3 pertumbuhan dengan 1 kontaminan pada petri ketiga

Mikroskopis

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 7. Ethical Clearance

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 8. Hasil Determinasi Tumbuhan

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 9. Surat Izin Penelitian

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai