Anda di halaman 1dari 83

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN

TENTANG COVID-19 TERHADAP TINGKAT STRES DAN


KECEMASAN PADA MAHASISWA FARMASI UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA ANGKATAN 2017

SKRIPSI

Oleh :
CELINE AUGLA D’PRINZESSIN
170100217

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021

Universitas Sumatera Utara


HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
TENTANG COVID-19 TERHADAP TINGKAT STRES DAN
KECEMASAN PADA MAHASISWA FARMASI UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA ANGKATAN 2017

SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran

Oleh :
CELINE AUGLA D’PRINZESSIN
170100217

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang COVID-19


terhadap Tingkat Stres dan Kecemasan pada Mahasiswa
Farmasi Universitas Sumatera Utara Angkatan 2017
Nama Mahasiswa : Celine Augla D’Prinzessin
Nomor Induk (NIM) : 170100217
Program Studi : Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Komisi Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Pembimbing

dr. Nindia Sugih Arto, M.Ked (Clin.Path), Sp.PK


NIP. 198309092009122002

Ketua Penguji Anggota Penguji

Dr. dr. Wulan Fadine, M.Ked (An), Sp.An Dr. dr. Ririe Fachrina Malisie, Sp.A (K)
NIP. 198503062010122002 NIP.196801231999032001
Medan, Desember 2020

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S (K)


NIP. 196605241992031002

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta kemudahan dan pertolongan yang
telah diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini tepat pada
waktunya. Skripsi ini berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang COVID-
19 terhadap Tingkat Stres dan Kecemasan pada Mahasiswa Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara Angkatan 2017” yang merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis mendapatkan banyak


dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, Penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Dr. dr. Aldy
Safruddin Rambe, Sp. S (K), yang banyak memberikan dukungan selama
proses Pendidikan hingga penyusunan skripsi.
2. Dosen Pembimbing, dr. Nindia Sugih Arto, M.Ked (Clin.Path), Sp.PK yang
telah memberikan arahan, masukan, dan ilmu kepada penulis sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
3. Ketua Penguji, Dr. dr. Wulan Fadine, M.Ked (An), Sp.An dan Anggota
Penguji, Dr. dr. Ririe Fachrina Malisie, Sp.A (K) untuk setiap kritik dan saran
yang membangun selama proses pembuatan skripsi ini.
4. Dosen Pembimbing Akademik, Dr. dr. Kamal Basri Siregar, M.Ked(Surg),
Sp.B(K)Onk, FiCS yang senantiasa memberikan motivasi dan bimbingan
selama masa perkuliahan 7 semester.
5. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara atas bimbingan dan ilmu yang diberikan dari mulai awal
perkuliahan hingga penulis sampai menyelesaikan skripsi ini.
6. Kedua orang tua penulis, dr. Suryadi Lee dan dr. Syahfitriyani Siregar, yang
selalu memberi dukungan bagi penulis. Adik kandung penulis, Michelle

ii

Universitas Sumatera Utara


Augen Livere D’Prinzessin, dan sepupu penulis tercinta, Mauliza Putrie
Inanta, serta seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan
dukungan, bantuan baik moril maupun materil, kasih sayang, serta kesabaran
yang tiada henti.
7. Sahabat terbaik penulis, Felix Limawan, yang sudah menerima penulis apa
adanya dan menjadi pendukung terbesar penulis serta senantiasa selalu berada
disamping penulis di kala senang maupun saat susah sedari dulu. Penulis juga
ingin mengucapkan terima kasih atas semua dukungan, motivasi, bantuan, dan
masukan yang diberikan dari awal hingga akhir skripsi ini dibuat.
8. Sahabat-sahabat penulis, Desmon Andreas Soaduon Lubis, Fakhriza Hidayati
Siregar, dan Badrunnisa Permata Sari yang selalu ada disamping penulis
sepanjang masa perkuliahan baik disaat senang maupun sedih. Terima kasih
atas semua bantuan, dukungan, dan kasih sayang yang senantiasa diberikan
kepada Penulis dari awal hingga akhir selesainya skripsi ini dibuat.
9. Keluarga Kembud Ujian Taskforce, Ahmad Hidayah Wahid, Mustafa Ali
Azmi, Naufal Nandita Firsty, Rizky Indah Lestari, Teguh Firdaus dan Ahmad
Faridz Azhari yang telah membantu dan membimbing penulis serta
memberikan banyak dukungan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Asyifa Khalif Nabila dan N. Kugashini Nadarajan dalam motivasi dan
bantuannya, terutama dalam hal menyebarkan kuesioner skripsi hingga target
sampel penelitian dapat tercapai.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, penulis berharap kepada semua pihak agar memberikan
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaannya. Penulis berharap
semoga skripsi yang telah disusun ini dapat bermanfaat dan berguna dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu kedokteran.

Medan, 15 Desember 2020


Penulis,

Celine Augla D’Prinzessin


170100217

iii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan ................................................................................................. i
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi iv
Daftar Gambar ........................................................................................................ vi
Daftar Tabel vii
Daftar Singkatan................................................................................................... viii
Abstrak ix
Abstract x
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................1
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
1.3.1. Tujuan Umum ........................................................................... 4
1.3.2. Tujuan Khusus .......................................................................... 4
1.4. Hipotesis ............................................................................................. 5
1.5. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................6
2.1. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 6
2.1.1.Corona Virus Disease 2019 ....................................................... 6
2.1.1.1. Epidemiologi ................................................................ 6
2.1.1.2. Patofisiologi ................................................................. 8
2.1.1.3. Transmisi .................................................................... 10
2.1.1.4. Manifestasi Klinis ...................................................... 10
2.1.1.5. Pencegahan................................................................. 12
2.1.2.Pengetahuan ............................................................................. 13
2.1.2.1 Definisi Pengetahuan .................................................. 13
2.1.2.2. Jenis Pengetahuan ...................................................... 13
2.1.2.3. Tingkat Pengetahuan .................................................. 15
2.1.2.4. Metode Memperoleh Pengetahuan ............................. 17
2.1.2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ..... 18
2.1.2.6. Pengukuran Pengetahuan ........................................... 20
2.1.3.Stres ......................................................................................... 20
2.1.3.1. Definisi Stres .............................................................. 20
2.1.3.2. Etiologi Stres .............................................................. 21
2.1.3.3. Faktor Pemicu Stres ................................................... 22
2.1.3.4. Fisiologi Stres............................................................. 22
2.1.3.5. Dampak Stres ............................................................. 24
2.1.3.6. Tingkatan Stres........................................................... 24
2.1.3.7. Penilaian Tingkat Stres .............................................. 25
2.1.4.Kecemasan ............................................................................... 26
2.1.4.1. Pengertian Kecemasan ............................................... 26
2.1.4.2. Macam-Macam Kecemasan ....................................... 26
2.1.4.3. Gejala Kecemasan ...................................................... 27

iv

Universitas Sumatera Utara


2.1.4.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan ........... 28
2.2. Kerangka Teori ..................................................................................... 29
2.3. Kerangka Konsep ................................................................................. 30
BAB III. METODE PENELITAN .....................................................................31
3.1. Rancangan Penelitian............................................................................ 31
3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................................... 31
3.3. Populasi Dan Sampel ............................................................................ 31
3.3.1. Populasi ...................................................................................... 31
3.3.2. Sampel ........................................................................................ 32
3.3.2.1. Kriteria Inklusi Dan Eksklusi ......................................... 33
3.4. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 33
3.5. Metode Analisis Data ........................................................................... 34
3.6. Definisi Operasional ............................................................................. 35
3.6.1. Data Demografi .......................................................................... 35
3.6.2. Variabel Independen ................................................................... 35
3.7. Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner ............................................ 36
3.7.1. Lokasi Dan Waktu Pengujian Kuesioner.................................... 36
3.7.2. Media Uji Kuesioner .................................................................. 37
3.7.3. Sampel Uji Kuesioner ................................................................. 37
3.7.4. Hasil Uji Kuesioner .................................................................... 37
3.7.4.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner ........................................ 37
3.7.4.2. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner..................................... 39
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................40
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................48
5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 48
5.2. Saran ..................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................49
Lampiran A. Daftar Riwayat Hidup ..................................................................54
Lampiran B. Halaman Pernyataan Orisinalitas ...............................................56
Lampiran C. Lembar Persetujuan Komisi Etik ...............................................57
Lampiran D. Surat Izin Penelitian .....................................................................58
Lampiran E. Lembar Penjelasan Penelitian .....................................................59
Lampiran F. Lembar Persetujuan Responden ..................................................60
Lampiran G. Kuesioner .......................................................................................61
Lampiran I. Distribusi Data Responden ............................................................69
Lampiran J. Korelasi Tingkat Pengetahuan terhadap Tingkat Stres dan
Kecemasan ......................................................................................71

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


2.1. Kasus COVID-19 di Indonesia 30 Mei 2020 .......................................7
2.2. Manifestasi klinis COVID-19 ............................................................11
2.3. Kerangka teori ....................................................................................29
2.4. Kerangka konsep ................................................................................30

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


3.1. Definisi operasional data demografi ..................................................35
3.2. Definisi operasional variabel independen ..........................................35
3.3. Definisi operasional variabel dependen .............................................36
3.4. Uji validitas setiap butir pertanyaan kuesioner stres ..........................38
3.5. Uji validitas setiap butir pertanyaan kuesioner kecemasan ................38
3.6. Hasil uji reliabilitas kuesioner stres ...................................................39
3.7. Hasil uji reliabilitas kuesioner kecemasan .........................................39
4.1. Distribusi frekuensi responden menurut umur dan jenis kelamin ......40
4.2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan .....41
4.3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat stres ..................42
4.4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat kecemasan ........43
4.5. Hubungan tingkat pengetahuan tentang COVID-19 dengan
tingkat stres yang dialami mahasiswa Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara angkatan 2017 selama PSBB
berlangsung ........................................................................................44
4.6. Hubungan tingkat pengetahuan tentang COVID-19 terhadap
tingkat kecemasan yang dialami mahasiswa Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara angkatan 2017 selama PSBB
berlangsung ........................................................................................45

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR SINGKATAN

2019-nCoV : 2019-novel Coronavirus


ACE-2 : Angiotensin Converting Enzyme-2
ARDS : Acute Respiratory Distres Syndrome
COVID-19 : Coronavirus Disease – 19
DASS : Depression Anxiety Stres Scale
GAS : General Adaptation Syndrome
LAS : Local Adaptation Syndrome
MERS-CoV : Middle East Respiratory Syndrome-Coronavirus
mRNA : messenger Ribonucleic Acid
NICP : Novel Coronavirus Infected Pneumonia
PHEIC : Public Health Emergency of International Concern
PSBB : Pembatasan Sosial Berskala Besar
RNA : Ribonucleic Acid
S1 : Subunit 1
S2 : Subunit 2
SARS-CoV-2 : Severe Acute Respiratory Syndrome-Coronavirus-2
TMPRSS-2 : Transmembrane Protease Serine-2
WHO : World Health Organization

viii

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Latar Belakang. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit akibat infeksi virus
saluran pernapasan yang sangat menular. yang disebabkan oleh virus baru bernama Severe
Acute Respiratory Syndrome-Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Sampai saat penelitian ini dibuat,
belum terdapat vaksin untuk mencegah penyakit ini, sehingga hal yang dapat dilakukan oleh
pemerintah adalah pembatasan aktivitas warga dengan memberlakukan peraturan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB). Kondisi ini menimbulkan kecemasan pada masyarakat. Diduga
tingkat pengetahuan akan memengaruhi tingkat stres dan kecemasan mahasiswa farmasi. Tujuan.
Mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang COVID-19 dengan
tingkat stres dan kecemasan mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara angkatan
2017. Metode. Metode yang digunakan adalah pendekatan analitik cross sectional dengan
penggunaan rumus Slovin dalam menentukan jumlah sampel. Data-data yang diperlukan akan
diperoleh melalui kuesioner daring. Penelitian ini akan berlangsung dari bulan Mei sampai bulan
Desember 2020. Hasil. Sampel penelitian diperoleh sebanyak 150 orang. Berdasarkan uji korelasi
Spearman, didapatkan nilai p = 0,011, mengindikasikan terdapatnya hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan tingkat kecemasan yang dirasakan, sementara dalam hubungan antara
tingkat pengetahuan dengan tingkat stres tidak dijumpai adanya signifikansi, ditandakan dengan
nilai p berada diatas 0,05, yaitu 0,204. Kesimpulan. Terdapat hubungan lemah antara tingkat
pengetahuan tentang COVID-19 dengan tingkat kecemasan selama masa PSBB pada Mahasiswa
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara angkatan 2017, sementara tidak terlihat adanya
hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan stres yang dirasakan.

Kata Kunci : COVID-19, Tingkat Pengetahuan, Stres, Kecemasan

ix

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
Background. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is a disease caused by a highly contagious
respiratory viral infection, it is brought by a novel virus known as Severe Acute Respiratory
Syndrome-Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Up until this research was conducted, there was no
vaccine known to effectively prevent this disease, therefore the only thing that the government
could do was to implement a social distancing policy. This condition might trigger anxiety for
some people. It is suggested that there is correlation between the level of knowledge about
COVID-19 and the stress and anxiety level expressed in pharmacy students. Objectives. This study
was conducted to find the correlation between the level of knowledge on COVID-19 and the stress
and anxiety level felt by the students of Faculty of Pharmacy, Universitas Sumatera Utara batch
2017. Methods. The method used analytical cross-sectional study design, and the number of
samples was determined using Slovin’s formula. The data was collected through online
questionnaire. This research was carried from May until December 2020. Results. A total of 150
samples was acquired. Spearman’s Rho correlation test showed that association between level of
knowledge and anxiety symptoms was found (p=0,011) and there was no relation observed
between the level of knowledge and level of stress (p=0,204). Conclusion. There is a weak relation
between the level of knowledge about COVID-19 and the anxiety symptoms reported in the
students of Faculty of Pharmacy, Universitas Sumatera Utara batch 2017, however there is no
significant relation observed between level of knowledge and level of stress.

Keywords : COVID-19, level of knowledge, Stress, Anxiety

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pada bulan Desember 2019, serangkaian penyakit pernapasan atipikal akut


terjadi di Wuhan, Tiongkok. Penyakit ini dalam waktu yang singkat menyebar
cepat dari Wuhan ke daerah lain. Setelah dilakukan investigasi lebih lanjut,
ditemukanlah bahwa strain baru dari coronavirus lah yang bertanggung jawab.
Novel Coronavirus 2019 (2019-nCoV) secara resmi dinamai sebagai Severe Acute
Respiratory Syndrome-Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) pada 12 Februari 2020 oleh
International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) dan pada hari yang
sama, World Health Organization (WHO) juga mendeklarasikan bahwa penyakit
yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 dinamakan sebagai Coronavirus Disease
2019 (COVID-19) karena homologinya yang tinggi (~80%) terhadap Severe Acute
Respiratory Syndrome-Coronavirus (SARS-CoV), yang menyebabkan Acute
Respiratory Distres Syndrome (ARDS) dan angka kematian yang tinggi selama
2002-2003 (Kziazek et al., 2003). Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO menetapkan
penyakit ini sebagai pandemi. Saat proposal penelitian ini dibuat, dilaporkan
terdapat lebih dari 1,93 juta kasus di 210 negara di seluruh dunia dan
menyebabkan lebih dari 120 ribu kematian (Bedford et al., 2020).
Wabah SARS-CoV-2 awalnya dianggap dimulai melalui transmisi zoonosis
yang terkait dengan pasar makanan laut Huanan, di Wuhan, Tiongkok. Pada
laporan awal diidentifikasi dua spesies ular yang bisa menjadi reservoir COVID-
19. Namun, hingga saat ini, belum ada bukti yang konsisten tentang reservoir
coronavirus selain mamalia dan burung (Bassetti et al., 2020). Analisis sekuens
genomik dari SARS-CoV-2 menunjukkan 85% kesamaan identitas dengan dua
coronavirus yang diturunkan oleh kelelawar [bat-derived-Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS)-like coronavirus], yaitu bat-SL-CoVZC45 dan bat-
SL-CoVZXC21.Hasil ini menunjukkan bahwa mamalia adalah penghubung utama
yang paling mungkin antara COVID-19 dan manusia (Lu et al., 2020).

1
Universitas Sumatera Utara
2

Belakangan diketahui bahwa penularan dari manusia ke manusia memainkan


peran utama dalam penyebaran infeksi COVID-19. Pernyataan ini didukung oleh
kasus-kasus yang terjadi dalam keluarga dan di antara orang-orang yang tidak
mengunjungi pasar makanan laut Huanan (Wu et al., 2020).
Virus SARS-CoV-2 menyebar dari manusia ke manusia melalui droplet
pernapasan. Seseorang dapat terinfeksi apabila memegang wajah setelah
tangannya kontak dengan permukaan benda yang terkontaminasi. Gejala seperti
demam, batuk, sesak napas, kelelahan, produksi sputum serta sakit kepala muncul
setelah masa inkubasi, yaitu selama 5,2 hari (Li et al., 2020). Penyakit ini menjadi
sangat mematikan apabila terjadi komplikasi pneumonia dan ARDS yang dapat
muncul 9 hari setelah onset gejala (Rothan dan Byrareddy, 2020). Sampai saat
proposal ini dibuat, belum terdapat vaksin untuk mencegah penyakit ini, sehingga
langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah mencuci tangan, menutup mulut
ketika batuk, dan menjaga jarak dengan orang lain. Sementara kebijakan
kesehatan yang dilakukan oleh sejumlah besar negara di seluruh dunia adalah
dengan menerapkan pembatasan aktivitas warganya, karantina lokal, dan
penutupan berbagai fasilitas umum, termasuk perkantoran dan sekolah (Raoult et
al., 2020).
Pemerintah Indonesia sudah menyatakan pandemik COVID-19 sebagai
bencana nasional non alam, dan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus ini,
pemerintah memberlakukan beberapa kebijakan, seperti pembatasan aktivitas
keluar rumah, mewajibkan pelaksanaan pekerjaan dan pembelajaran daring, dan
menghentikan kegiatan beribadah massal. Kebijakan-kebijakan tersebut disebut
dengan Lockdown (Yunus, 2020). Kebijakan ini diberlakukan berdasarkan UU
No. 6 Tahun 2018 tentang Karantina Kesehatan. Akibat dari kebijakan ini,
menimbulkan beberapa respon dari masyarakat, terutama stres dan kecemasan.
Kecemasan merupakan hal umum yang sering terjadi untuk merespon
perubahan lingkungan atau kejadian yang menyusahkan. Karakteristik dari
kecemasan adalah rasa takut yang menyebar, rasa tidak nyaman, sering ditandai
dengan gejala otonom seperti sakit kepala, keringat, palpitasi, sesak di dada,
ketidaknyamanan pada daerah perut yang ringan, dan kegelisahan, terindikasi jika

Universitas Sumatera Utara


3

muncul ketidakmampuan untuk tenang atau diam dalam suatu periode waktu.
Pengalaman kecemasan mempunyai dua komponen umum, yaitu kesadaran akan
sensasi psikologis (palpitasi dan berkeringat) dan efek viseral motorik yang
memengaruhi konsep berpikir, persepsi, dan belajar (Sadock et al., 2015).
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kecemasan, antara lain pengalaman
masa lalu, peristiwa kehilangan, kondisi fisik, konflik keluarga, konflik
interpersonal (pertemanan), lingkungan tempat tinggal, lingkungan pendidikan,
dan lingkungan sosial. Selain itu, faktor internal seperti pengetahuan juga diduga
mempengaruhi tingkat kecemasan.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behaviour) (Rosgen et al., 2007).
Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses
pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Stres juga diartikan sebagai respon tubuh
yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari. Stres dapat mempengaruhi
seseorang tanpa memandang usia, mulai dari bayi, anak, remaja, dewasa hingga
lanjut usia (Iwan et al., 2018). Stres disebabkan karena adanya stresor, stresor
adalah stimulasi yang merupakan situasi dan kondisi yang mengurangi
kemampuan untuk merasa senang, nyaman, bahagia dan produktif (Susane, 2017).
Stresor juga diartikan sebagai agen pemrakarsa atau presipitasi yang mengaktifkan
proses stres. Stresor bisa bersifat fisika atau biologis, psikologis dan lingkungan
(Gamayanti et al., 2018). Stres yang terlalu berat dapat mengancam kemampuan
seseorang untuk menghadapi lingkungan dan rentan untuk mengidap suatu
penyakit maupun memperburuk penyakit (Azizah dan Hartanti, 2016).
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa COVID-19 merupakan masalah
kesehatan yang sangat penting diperhatikan karena selain menimbulkan
permasalahan pada kesehatan fisik, penyakit ini juga menimbulkan permasalahan

Universitas Sumatera Utara


4

pada kesehatan psikis dalam bentuk stres dan cemas. Diduga tingkat pengetahuan
tentang COVID-19 akan mempengaruhi tingkat stres dan kecemasan mahasiswa
kesehatan. Namun sampai proposal penelitian ini dibuat, belum terdapat penelitian
di Indonesia yang meneliti tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
tingkat stres dan kecemasan dalam ruang lingkup COVID-19 pada mahasiswa
kesehatan. Dengan demikian, penelitian ini penting untuk dilakukan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat ditetapkan rumusan masalah


penelitian “Apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan COVID-19
dengan tingkat stres dan kecemasan pada mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara angkatan 2017?”

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.3.1. TUJUAN UMUM


Mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
COVID-19 dengan tingkat stres dan kecemasan mahasiswa Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara angkatan 2017.

1.3.2. TUJUAN KHUSUS

1. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan COVID-19 pada mahasiswa


Fakultas Farmasi angkatan 2017 Universitas Sumatera Utara.
2. Mengetahui gambaran tingkat stres selama Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) pada mahasiswa Fakultas Farmasi angkatan 2017 Universitas
Sumatera Utara.
3. Mengetahui gambaran tingkat kecemasan selama PSBB pada mahasiswa
Fakultas Farmasi angkatan 2017 Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


5

1.4. HIPOTESIS

H0: tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang COVID-19


dengan tingkat stres dan kecemasan pada mahasiswa Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara angkatan 2017.
H1: terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang COVID-19 dengan
tingkat stres dan kecemasan pada mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara angkatan 2017.

1.5. MANFAAT PENELITIAN

1. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi mengenai gambaran tingkat
pengetahuan, stres, dan kecemasan mengenai COVID-19 pada mahasiswa
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
2. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi mengenai tingkat pengetahuan,
stres, dan kecemasan pada mahasiswa dalam menghadapi pandemi, sehingga
bermanfaat untuk ilmu kesehatan masyarakat.
3. Penelitian ini dapat menjadi sarana bagi peneliti untuk memperdalam ilmu
dalam bidang kesehatan masyarakat dan penulisan karya tulis ilmiah.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1. CORONA VIRUS DISEASE 2019

Akhir tahun 2019, terdapat banyak kasus Novel Coronavirus (2019-nCoV)


Infected Pneumonia (NCIP) yang telah diidentifikasi di Wuhan, sebuah kota besar
dengan jumlah penduduk sebanyak 11 juta orang di Cina tengah. Pada 29
Desember 2019, 4 kasus pertama yang dilaporkan, dan setelah diinvestigasi,
semuanya terkait dengan Pasar Grosir Makanan Laut Huanan (Tiongkok Selatan).
Kasus-kasus tersebut kemudian diidentifikasi oleh rumah sakit setempat
menggunakan mekanisme pengawasan untuk pneumonia yang tidak diketahui
penyebabnya (pneumonia of unknown etiology) yang dibuat setelah pandemi
wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang terjadi pada tahun 2003,
dengan tujuan memungkinkan identifikasi patogen baru seperti 2019-nCoV
(Xiang et al., 2013).
Pada akhir Januari 2020, penyakit ini dinyatakan sebagai Darurat Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia [Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC)], dan diakui sebagai pandemi oleh WHO pada 11 Maret 2020
(Suganthan, 2019). Pada saat proposal penelitian ini dibuat, lebih dari 1,93 juta
kasus COVID-19 telah dilaporkan di 210 negara dan yang mengakibatkan lebih
dari 120.000 kematian. Angka fatalitas kasus (case fatality rate) diperkirakan
sebesar 4 persen di Cina, tetapi bervariasi secara signifikan antar negara. (Li et al.,
2020).

2.1.1.1. EPIDEMIOLOGI

Otoritas kesehatan di Wuhan, Cina (ibukota Provinsi Hubei), melaporkan


sekelompok kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya (pneumonia of
unknown etiology) pada 31 Desember 2019, dan penyelidikan diluncurkan pada
awal Januari 2020. Sebagian besar kasus memiliki hubungan ke Pasar Grosir
Makanan Laut Huanan, sehingga virus tersebut diduga berasal dari zoonosis

6
Universitas Sumatera Utara
7

(Rothan dan Byrareddy, 2020). Virus yang menyebabkan wabah ini dikenal
sebagai SARS-CoV-2, virus yang baru ditemukan terkait erat dengan coronavirus
pada kelelawar (Bai et al., 2020).
Pada 12 April 2020, negara-negara yang mempublikasikan data pengujian
mereka rata-rata hanya menguji 1 persen dari penduduk. Banyak negara telah
memiliki kebijakan resmi untuk tidak menguji mereka yang hanya memiliki gejala
ringan. Analisis fase awal wabah hingga 23 Januari memperkirakan 86 persen
infeksi COVID-19 belum terdeteksi, dan bahwa infeksi yang tidak terdokumentasi
ini adalah sumber infeksi untuk 79 persen dari kasus yang terdokumentasi
(Shereen et al., 2020).
Analisis berdasarkan usia di Cina menunjukkan bahwa proporsi kasus yang
relatif rendah terjadi pada individu di bawah usia 20 tahun. Namun, belum jelas
apakah ini karena orang muda sebenarnya kurang mungkin terinfeksi, atau lebih
kecil kemungkinannya untuk mengalami gejala yang berat, sehingga tidak
mencari pertolongan medis dan tidak diuji. Perkiraan awal jumlah reproduksi
dasar (R0) untuk COVID-19 pada bulan Januari adalah antara 1,4-2,5 (Viceconte
dan Petrosillo, 2020).

Gambar 2.1. Kasus COVID-19 di Indonesia 30 Mei 2020 (sumber : covid19.go.id)


Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat bahwa terdapat 25.773 kasus
terkonfirmasi dengan rincian sebagai berikut, 17.185 orang sedang dalam
perawatan atau isolasi mandiri, 7.015 orang sudah dinyatakan sembuh, dan 1.573
orang dinyatakan meninggal.

Universitas Sumatera Utara


8

2.1.1.2. PATOFISIOLOGI

Coronavirus merupakan virus Ribonucleic Acid (RNA) untai tunggal (~30kb)


positif yang terselubungi oleh kapsul. Termasuk kedalam famili Coronaviridae,
dan tergolong kedalam ordo Nidovirales, yang menginfeksi berbagai spesies
inang, baik vertebrata maupun invertebrata. Coronavirus terbagi menjadi empat
genus, yaitu α, β, γ, dan δ. Berdasarkan struktur genomiknya, α dan β coronavirus
hanya menginfeksi mamalia (Rabi et al., 2020). Virus corona yang menyerang
manusia [Human coronavirus (HcoV)] seperti HCoV 229E, OC43 dan NL63
bertanggung jawab untuk flu biasa (common cold) dan croup dan termasuk dalam
α coronavirus. Sebaliknya, menurut International Committee on Taxonomy of
Viruses (ICTV), SARS-CoV, Middle East Respiratory Syndrome - Corona Virus
(MERS-CoV) dan SARS-CoV-2 tergolong kedalam β coronavirus dengan
subgenus Sarbecovirus.
Siklus hidup virus pada host terdiri dari 5 langkah berikut : perlekatan
(attachment), penetrasi (penetration), biosintesis (biosynthesis), pematangan
(maturation) dan pelepasan (release). Setelah virus mengikat host reseptor
(attachment), mereka memasuki sel host dengan cara endositosis atau fusi
membran (penetration). Setelah konten viral dilepaskan di dalam sel inang, viral
RNA memasuki nukleus untuk replikasi. Viral messenger Ribonucleic Acid
(mRNA) digunakan untuk membuat protein virus (biosynthesis). Kemudian,
partikel virus baru dibuat, setelah melalui proses maturasi, virus tersebut
dilepaskan.
Coronavirus terdiri dari empat protein struktural, yaitu spike (S), membrane
(M), envelope (E) dan nucleocapsid (N). Spike terdiri dari glikoprotein trimetrik
transmembran yang menonjol dari permukaan virus, yang menentukan keragaman
coronavirus dan tropisme inang.
Spike terdiri dari dua subunit fungsional (Greenwood, 2012) :
1. Subunit S1 (S1)
Subunit ini bertanggung jawab untuk menentukan tropisme jaringan inang
(Tissue Tropism). Tissue tropism adalah ragam sel dan jaringan yang
mendukung pertumbuhan virus atau bakteri tertentu. Fungsi dari subunit
S1 adalah mengikat reseptor sel inang.

Universitas Sumatera Utara


9

2. Subunit S2 (S2)
Subunit S2 berfungsi untuk pelaksanaan fusi membran virus dan seluler.
Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE-2) diidentifikasi sebagai reseptor
fungsional untuk SARS-CoV.
Analisis urutan asam amino primer menunjukkan bahwa protein struktural
spike dari SARS-CoV-2 dan SARS-CoV memiliki kesamaan identitas secara
struktural dan fungsional sebesar 77,5%, sehingga keduanya mengikat protein
ACE-2 sebagai reseptor fungsional (Chen et al., 2020; Zhou et al., 2020; Li et al.,
2020). Ekspresi ACE-2 tinggi di paru-paru, jantung, ileum, ginjal dan kandung
kemih (Zou et al., 2020). Di paru-paru, ACE-2 terutama sangat diekspresikan
pada sel-sel epitel paru-paru.
Setelah pengikatan SARS-CoV-2 dengan protein inang, protein spike
mengalami pembelahan protease. Pembelahan protease melalui dua urutan
langkah untuk mengaktifkan protein spike dari SARS-CoV dan MERS-CoV, yang
terdiri dari pembelahan pada situs pembelahan S1/S2 untuk maturasi dan
pembelahan untuk aktivasi di situs S′2, yang merupakan sebuah posisi yang
berdekatan dengan fusi peptide dalam subunit S2 (Belouzard et al., 2009; Millet
dan Whittaker, 2014; Ou et al., 2020).
Setelah pembelahan pada situs pembelahan S1/S2, subunit S1 dan S2 tetap
terikat secara non-kovalen dan subunit S1 distal berkontribusi terhadap stabilisasi
subunit S2 yang berada pada keadaan prefusi. Pembelahan berikutnya di situs S′2
mungkin dapat mengaktifkan protein spike untuk fusi membran melalui perubahan
konformasi yang ireversibel. Protein spike coronavirus merupakan jenis protein
spike yang tidak biasa di antara virus-virus, karena jenis ini dapat dibelah dan
diaktifkan oleh berbagai protease yang berbeda.
Karakteristik unik dari SARS-CoV-2 di antara coronavirus lainnya adalah
keberadaan situs pembelahan furin di situs S1/S2. Situs S1/S2 dari SARS-CoV-2,
selama tahap biosynthesis sepenuhnya mengalami pembelahan, berbeda dengan
perotein spike SARS-CoV, yang langsung dirakit tanpa pembelahan.
Meskipun situs S1/S2 juga mengalami pembelahan oleh protease lain seperti
Transmembran Protease Serine-2 (TMPRSS-2) dan cathepsin L, ekspresi furin di
berbagai tempat memungkinan virus ini menjadi sangat patogen (Yuki et al.,
2020).

Universitas Sumatera Utara


10

2.1.1.3. TRANSMISI

Berdasarkan awal mulanya penyakit yang diduga kuat berasal dari Pasar
Grosir Makanan Laut Huanan, penyakit ini ditularkan secara zoonosis. Penyakit
ini diyakini terutama menyebar melalui kontak dekat antar manusia, yang mana
didukung kuat oleh beberapa laporan kasus yang terjadi pada keluarga orang yang
mengunjungi Pasar Grosir Makanan Laut Huanan dan pada kasus yang sama
sekali tidak berhubungan dengan pasar tersebut. Transmisi antar manusia terutama
terjadi via kontak langsung atau melalui droplet yang dihasilkan selama batuk,
bersin, atau berbicara oleh orang yang sudah terinfeksi. Baik dahak maupun air
liur dapat membawa muatan virus (viral load) dalam jumlah besar. Droplet
pernapasan juga dapat dihasilkan selama bernafas, termasuk ketika berbicara,
meskipun virus tidak bersifat menular melalui udara (airborne). Droplet dapat
mendarat di mulut atau hidung orang-orang yang berada di dekatnya atau
mungkin terhirup ke dalam paru-paru. Virus ini juga dapat menyebar ketika
seseorang menyentuh permukaan yang terkontaminasi, termasuk kulit, dan
kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka. Virus ini paling menular
selama tiga hari pertama setelah timbulnya gejala, meskipun penyebaran mungkin
terjadi sebelum gejala muncul (Shereen et al., 2020).
Pada sebuah penelitian kecil yang dilakukan pada wanita hamil yang sudah
mencapai trimester ketiga dan terkonfirmasi telah terinfeksi virus corona, tidak
dijumpai bukti bahwa penularan vertikal dari ibu ke anak dapat terjadi. Tetapi,
semua ibu hamil tersebut menjalani operasi sesar (sectio caesarea) saat proses
persalinan, sehingga belum dapat dipastikan apakah penularan dapat terjadi jika
proses persalinan normal (Huijun et al., 2020).

2.1.1.4. MANIFESTASI KLINIS

Gejala COVID-19 relatif tidak spesifik dan orang yang terinfeksi mungkin
tidak menunjukkan gejala. Dua gejala yang paling umum adalah demam (88%)
dan batuk kering (68%). Gejala yang kurang umum termasuk kelelahan, produksi
dahak meningkat, kehilangan indera penciuman, sesak napas, nyeri otot dan

Universitas Sumatera Utara


11

persendian, sakit tenggorokan, sakit kepala, kedinginan, muntah, hemoptisis,


diare, atau sianosis (Wang et al., 2020).
Perkembangan lebih lanjut dari penyakit ini dapat menyebabkan pneumonia
berat, sindrom gangguan pernapasan akut, sepsis, syok septik, dan kematian.
Beberapa dari mereka yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan gejala atau
tanpa gejala klinis, tetapi dengan hasil tes yang mengkonfirmasi infeksi. Periode
inkubasi yang biasa (waktu antara infeksi dan onset gejala) berkisar antara 1
hingga 14 hari (Wang et al., 2020).

Gambar 2.2. Manifestasi klinis COVID-19 (Rothan dan Byrareddy, 2020).

Gejala dari infeksi COVID-19 muncul setelah melewati masa inkubasi, yaitu
sekitar 5,2 hari. Terdapat kesamaan umum dalam manifestasi gejala antara
COVID-19 dan beberapa penyakit yang disebabkan oleh β coronavirus
sebelumnya. Namun, COVID-19 menunjukkan beberapa manifestasi klinis unik
yang menargetkan jalan napas bawah, yang dibuktikan dengan munculnya gejala
saluran pernapasan atas seperti rhinorrhoea, bersin, dan sakit tenggorokan. Selain
itu, pasien yang terinfeksi COVID-19 juga mengalami gejala yang mengganggu
percernaan seperti diare. Pada MERS-CoV dan SARS-CoV, persentase pasien
yang menunjukkan gejala ini relatif rendah (Rothan dan Byrareddy, 2020).

Universitas Sumatera Utara


12

2.1.1.5. PENCEGAHAN

Pencegahan COVID-19 bertujuan untuk menjaga keselamatan kita sendiri dan


orang lain. Beberapa langkah pencegahan yang direkomendasikan oleh WHO
adalah sebagai berikut (WHO, 2019):
1. Secara teratur dan menyeluruh bersihkan tangan dengan usapan alkohol
(alcohol rub) atau cuci dengan sabun dan air. Mencuci tangan dengan sabun
dan air atau menggunakan alcohol rub akan membunuh virus yang mungkin
ada di tangan.
2. Pertahankan jarak setidaknya 1 meter antar individu. Ketika seseorang batuk,
bersin, atau berbicara, droplet akan disemprotkan dari hidung atau mulut yang
mungkin mengandung virus. Jika terlalu dekat, droplet tersebut dapat terhirup,
termasuk virus COVID-19 di dalamnya
3. Hindari pergi ketempat yang ramai dimana orang-orang berkumpul bersama,
kita lebih mungkin untuk melakukan kontak dengan seseorang yang terjangkit
COVID-19 dan lebih sulit untuk menjaga jarak fisik 1 meter.
4. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Tangan menyentuh banyak
permukaan dan secara tidak sengaja virus dapat melekat kepadanya. Setelah
terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut.
Dari poin tersebut, virus dapat masuk ke tubuh dan menginfeksi.
5. Pastikan mengikuti kebersihan pernapasan yang baik, seperti menutupi mulut
dan hidung dengan siku saat batuk atau bersin, kemudian segera buang tisu
bekas (jika digunakan) dan cuci tangan. Dengan mengikuti kebersihan
pernapasan yang baik, kita akan melindungi orang-orang sekitar dari virus.
6. Tetap di rumah dan isolasi diri. Jika harus meninggalkan rumah, kenakan
masker untuk menghindari kontak dengan orang lain. Menghindari kontak
dengan orang lain akan melindungi kita dan orang lain dari kemungkinan
terjangkit COVID-19.
7. Jika mengalami demam, batuk, dan sulit bernapas, cari bantuan medis, tetapi
dianjurkan untuk menelepon terlebih dahulu jika memungkinkan dan ikuti
petunjuk dari otoritas kesehatan setempat. Menelepon terlebih dahulu akan
memungkinkan penyedia layanan kesehatan dengan cepat mengarahkan ke

Universitas Sumatera Utara


13

fasilitas kesehatan yang tepat. Hal ini juga akan melindungi dan membantu
mencegah penyebaran virus.
8. Senantiasa mencari informasi terbaru dari sumber tepercaya, seperti dari laman
situs WHO atau otoritas kesehatan lokal dan nasional. Otoritas lokal dan
nasional paling baik ditempatkan untuk memberi nasihat tentang apa yang
harus dilakukan orang di setiap daerah.

2.1.2. PENGETAHUAN

2.1.2.1 DEFINISI PENGETAHUAN

Menurut McQueen (1999), pengetahuan diartikan sebagai pengalaman,


pemahaman dan pemahaman lingkungan atau konteks masalah yang mengatur
perilaku kita sedemikian rupa untuk mendapatkan respons yang diperlukan.
Demikian pula, Davenport dan Prusak (1998) mendefinisikan pengetahuan
sebagai campuran dari pengalaman, nilai-nilai, informasi kontekstual, serta
wawasan ahli yang menyediakan kerangka kerja untuk mengevaluasi dan
menggabungkan pengalaman dan informasi baru.
Pengetahuan tidak berasal dari kumpulan fakta yang sederhana, tetapi
merupakan proses manusia yang unik yang tidak dapat direduksi atau direplikasi
secara sederhana (Krogh et al., 2000). Itulah sebabnya pengetahuan berhubungan
dengan kemampuan manusia untuk menyelaraskan informasi pengalaman
seseorang atau pengalaman orang lain dengan kemampuan dan pengalaman untuk
menggunakan informasi selama pengambilan keputusan, melakukan kegiatan dan
mencapai hasil (Judicibus, 2002).
Secara singkat, dapat diambil kesimpulan bahwa pengetahuan adalah suatu
gabungan pemahaman informasi dengan nilai-nilai serta pengalaman seseorang
yang dapat menentukan hasil dari keputusan seseorang.

2.1.2.2. JENIS PENGETAHUAN

Berdasarkan Dombrowski et al. (2013), pengetahuan terbagi menjadi 3 jenis,


yaitu sebagai berikut :
1. Pengetahuan eksperimental (Experiental knowledge)

Universitas Sumatera Utara


14

Pengetahuan eksperimental adalah pengetahuan yang didapatkan dari koneksi


langsungdengan lingkungan, melalui sistem sensorik, dan kemudian diproses
oleh otak. Misalnya, jika seseorang ingin mengetahui bagaimana melakukan
operasi usus buntu atau apendektomi, maka orang tersebut harus melihat proses
operasi, memahami bagaimana cara kerjanya, dan juga melakukan operasi
tersebut secara langsung. Pengetahuan semacam ini, tidak bisa didapatkan
hanya dengan membaca buku dan melihatnya di suatu layar kaca saja tanpa
turun langsung ke lapangan. Pengetahuan eksperimental merupakan hal yang
personal, karena hanya dapat jika sistem sensorik melakukan kontak langsung
yang kemudian informasi tersebut dilanjutkan untuk diproses oleh otak.
Pengetahuan ini secara prinsip didasarkan pada persepsi dan refleksi.
2. Keterampilan (Skills)
Keterampilan diartikan sebagai pengetahuan tentang bagaimana melakukan
sesuatu (know-how). Pengetahuan ini didasarkan pada pengetahuan
eksperimental, tetapi merupakan pengetahuan yang terstruktur dengan baik dan
berorientasi pada aksi yang didapatkan dengan cara melakukan suatu
tugassecara berulang dan belajar pada saat melakukannya. Pengetahuan jenis
ini digunakan untuk mempelajari hal seperti bagaimana cara memanah,
bermain alat musik ataupun berenang. Pengetahuan ini sering juga disebut
sebagai pengetahuan prosedural (procedural knowledge).
3. Klaim pengetahuan (Knowledge claims)
Jenis pengetahuan ini adalah pengetahuan yang seseorang ketahui, atau orang
tersebut merasa bahwa dia tahu. Tidak dapat diketahui seberapa banyak
pengetahuan yang diketahui seseorang karena pengetahuan yang dimaksud
termasuk pengetahuan eksplisit dan pengetahuan yang tersirat. Pengetahuan
eksplisit adalah sesuatu yang dipelajari di sekolah, yang didapat dari buku,
ataupun yang didengar dari pembicara konferensi. Pengetahuan tersirat yang
dimaksud berarti pengalaman yang terdapat di zona bawah sadar dan
dimanifestasikan sebagai intuisi. Bahasa adalah komponen esensial yang
mengubah pengalaman emosional dan spiritual menjadi pengetahuan rasional
atau eksplisit.

Universitas Sumatera Utara


15

2.1.2.3. TINGKAT PENGETAHUAN

Dalam ranah kognitif yang tercantum dalam taksonomi Bloom (1956),


dijelaskan bahwa segala aktivitas yang menyangkut otak dibagi menjadi 6
tingkatan sesuai dengan jenjang terendah sampai tertinggi yang dilambangkan
dengan C (Cognitive), yaitu :
1. C1 (Pengetahuan/Knowledge)
Pada tingkat ini, kemampuan dalam mengingat kembali materi yang telah
dipelajari sangat ditekankan. Materi yang dimaksud adalah pengetahuan
tentang istilah, fakta tertentu, urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria dan juga
metodologi. Jenjang ini merupakan tingkatan terendah, namun menjadi
prasyarat dasar agar dapat lanjut ke tingkatan selanjutnya.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk menggambarkan tingkatan
ini adalah mendeskripsikan, mengidentifikasi, mengetahui, mengenal,
mencatat, meniru, mengulang, memberi kode, menamai, menandai,
menggambarkan serta memberi indeks.
Contoh dari pengetahuan dalam tingkat ini adalah menghapalkan
undang-undang, memberitahu harga suatu barang kepada konsumen, dan
menginformasikan peraturan keselamatan.
2. C2 (Pemahaman/Comprehension)
Pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam memahami suatu materi
tertentu yang dipelajari. Kemampuan-kemampuan yang dimaksud adalah :
a. Translasi : Kemampuan untuk mengubah simbol dari satu bentuk ke
bentuk lain.
b. Interpretasi : Kemampuan untuk menjelaskan materi tertentu.
c. Ekstrapolasi : Kemampuan untuk memperluas arti dari suatu konsep.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah
memahami, mengonversi, membedakan, mencontohkan, memperkirakan,
menginterpretasikan, mempertahankan, membandingkan, mengurai kata-kata
sendiri, menerjemahkan, menyimpulkan, memprediksi serta menuliskan
kembali.

Universitas Sumatera Utara


16

3. C3 (Penerapan/Application)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan suatu konsep
pada situasi baru dalam kehidupan nyata. Kata kerja operasional yang dapat
dipakai dalam tingkatan ini adalah menerapkan, mengubah, mengonstruksi,
mendemonstrasikan, memanipulasi, memodifikasi, mengoperasi, memprediksi,
dan memecahkan.
4. C4 (Analisis/Analysis)
Dalam tingkatan ini, materi atau konsep dijabarkan menjadi beberapa bagian
komponen sehingga struktur organisasi dari konsep tersebut dapat dimengerti.
Kemampuan ini dapat berupa analisis elemen atau bagian-bagian materi,
mengidentifikasi hubungan serta analisis pengorganisasian prinsip. Misalnya,
mengumpulkan informasi dari suatu departemen dan memilih tugas-tugas
tertentu yang diperlukan untuk pelatihan sumber daya manusia baru.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam tingkatan ini
adalahmenganalisis, menguraikan, membandingkan, mengilustrasikan,
menghubungkan, memisahkan, menyimpulkan, melatih, mendiagnosis, dan
menguji.
5. C5 (Mengevaluasi/Evaluating)
Evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu hal untuk
tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Pengetahuan dalam tahap ini
dipandu untuk mendapatkan pengetahuan baru, pemahaman yang lebih baik
penerapan baru serta cara baru dalam menganalisis dan sintesis.
Terdapat dua jenis evaluasi, yaitu :
a. Evaluasi berdasarkan bukti internal
b. Evaluasi berdasarkan bukti eksternal
Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan
tingkatan pengetahuan ini adalah membandingkan, menyimpulkan, menilai,
mengkritik, menimbang, memutuskan, memperjelas, menugaskan,
memvalidasi serta memproyeksikan.
6. C6 (Menciptakan/Creating)

Universitas Sumatera Utara


17

Pada tahap ini, seseorang sudah dapat membangun sebuah struktur atau pola
dari berbagai kumpulan elemen. Membangun bagian-bagian untuk membentuk
suatu kesatuan dengan tujuan untuk menciptakan sebuah konsep atau struktur
baru. Contoh dari tingkat pemahaman ini adalah membangun sebuah mesin
dengan tujuan untuk mengerjakan suatu tindakan tertentu. Kata kerja
operasional yang dapat menggambarkan tingkatan ini adalah mengkategorikan,
mengombinasikan, mengomposisi, mengorganisasi, merekonstruksi dan
merevisi.

2.1.2.4. METODE MEMPEROLEH PENGETAHUAN

Menurut Suryasumantri (2001), pada dasarnya terdapat dua cara pokok untuk
mendapatkan pengetahuan yang benar. Pertama, mendasarkan diri kepada rasio
atau dapat juga disebut rasionalisme, cara yang kedua adalah mendasarkan kepada
pengalaman mengembangkan paham atau dapat juga disebut empirisme.
Pengetahuan dapat diperoleh kebenarannya dari dua pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Non-Ilmiah
a. Akal sehat
Akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagian konseptual yang
memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Akal sehat ini
dapat menunjukkan hal yang benar, walaupun disisi lainnya dapat pula
menyesatkan.
b. Intuisi
Intuisi adalah penilaian terhadap suatu pengetahuan yang cukup cepat dan
berjalan dengan sendirinya, yang mana, biasanya didapat dengan cepat
tanpa melalui proses yang panjang tanpa disadari. Pendekatan ini tidak
bersifat sistemik.
c. Prasangka
Pengetahuan yang didapan melalui akal sehat, dapat bersifat subyektif
karena biasanya diikuti dengan kepentingan orang yang melakukannya,
sehingga membuat pengetahuan ini berubah dari hal yang khusus menjadi
terlalu luas. Inilah yang disebut prasangka.

Universitas Sumatera Utara


18

d. Penemuan coba-coba (trial and error)


Pengetahuan yang didapat menggunakan cara pendekatan ini bersifat tidak
terkontrol dan tidak pasti. Dilakukan dengan ketidaksengajaan yang
menghasilkan sebuah pengetahuan dan setiap cara pemecahan masalahnya
tidak selalu sama.
e. Otoritas
Pengetahuan yang didapat dari orang yang sudah mengenyam pendidikan
formal yang tinggi atau memiliki kekuasaan sehingga dipercaya benar,
walaupun tidak semuanya benar karena tidak sepenuhnya melalui percobaan
yang pasti.
2. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah merupakan pengetahuan yang didapatkan melalui
percobaan yang terstruktur dan dikontrol oleh data-data empiris dan dibangun
diatas teori-teori terdahulu sehingga ditemukan pembenaran-pembenaran atau
perbaikan-perbaikan atas teori sebelumnya.
Pengetahuan dianggap ilmiah jika memenuhi beberapa syarat, yaitu :
a. Objektif : pengetahuan itu sesuai dengan objek.
b. Metodik : pengetahuan itu diperoleh dengan cara-cara tertentu dan
terkontrol.
c. Sistematis : pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak
berdiri sendiri satu sama lain saling berkaitan, dan saling menjelaskan,
sehingga terbentuk suatu keseluruhan yang utuh.
d. Berlaku secara universal : pengetahuan tidak hanya diamati hanya oleh
seseorang atau oleh beberapa orang saja, tetapi semua orang yang
melakukan eksperimen yang sama akan menghasilkan sesuatu yang sama
atau konsisten.

2.1.2.5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN

Terdapat beberapa hal yang diketahui akan mempengaruhi pengetahuan


(Notoatmodjo, 2007), antara lain:

Universitas Sumatera Utara


19

1. Pedidikan
Menurut UU No. 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Pendidikan mempengaruhi pengetahuan, yaitu semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pengetahuannya dan
semakin mudah orang tersebut menerima informasi.
2. Informasi dan Media Massa
Informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang lebih berguna
untuk mengambil suatu keputusan (Sidharta, 1995). Infomasi yang
diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non-formal dapat
memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact), sehingga
menghasilkan peningkatan pengetahuan. Berkembangnya teknologi akan
menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap
hal tersebut.
3. Sosial, Budaya, dan Ekonomi
Status sosial dan ekonomi seseorang akan menentukan kemampuannya
dalam menjangkau suatu fasilitas pendidikan yang penting untuk meraih
pengetahuan. Begitu pula dengan kebudayaan setempat dan kebiasaan
keluarga yang dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap
seseorang terhadap sesuatu.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada
dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal
balik yang akan direspon sebagai pengetahuan baru oleh setiap individu.

Universitas Sumatera Utara


20

5. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi di
masa lalu (Mubarak, 2012). Peristiwa yang pernah dialami sebelumnya akan
memberikan pengetahuan baru yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah yang serupa di masa depan.

2.1.2.6. PENGUKURAN PENGETAHUAN

Menurut Arikunto (2010) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan


diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
1. Baik, bila subyek menjawab benar 76%-100% seluruh pertanyaan.
2. Cukup, bila subyek menjawab benar 56%-75% seluruh pertanyaan.
3. Kurang, bila subyek menjawab benar <56% seluruh pertanyaan.
2.1.3. STRES

2.1.3.1. DEFINISI STRES

Pengertian stres pada umumya adalah suatu rasa tertekan yang terjadi didalam
individu yang dapat disebabkan oleh adanya ketidakselarasan antara kenyataan
dan harapan yang telah direncanakan oleh individu tersebut baik dalam bentuk
rohaniah maupun bentuk jasmani (Sukadiyanto, 2010).
Kozier pada tahun 2011 menyatakan bahwa stres merupakan suatu kondisi
pada individu dimana dia merespon terhadap adanya perubahan dalam status
keseimbangan dari normalnya. Stres dapat memberi dampak pada emosi, fisik,
sosial, intelektual dan spiritual. Secara intelektual, stres dapat mempengaruhi
persepsi seseorang serta kemampuannya. Secara fisik, stres yang muncul akan
menyebabkan timbulnya perasaan negatif terhadap dirinya sendiri. Secara sosial,
stres yang muncul akan dapat menyebabkan hilangnya suatu keyakinan dan nilai
diri seseorang. Selain itu, banyak pula penyakit yang dikaitkan dengan adanya
stres yang muncul (Chaidir dan Maulina, 2015).

Universitas Sumatera Utara


21

Stres adalah suatu permasalahan umum yang sering dihadapi oleh setiap
individu. Dalam lingkup pendidikan dan akademik, stres merupakan suatu
pengalaman yang sebagian besar akan dihadapi di tiap waktunya. Hal ini berlaku
pada setiap pencari ilmu, tak hanya pada siswa yang bersekolah di sekolah dasar,
maupun mahasiswa yang berada di universitas. Hal ini dapat dilihat dari adanya
tuntutan akademik yang dihadapkan kepada mereka seperti tugas rumah, ujian
sekolah, dan lainnya (Gaol, 2016).

2.1.3.2. ETIOLOGI STRES

Stres sudah menjadi salah satu bagian dari kehidupan manusia, namun stres
pun tidak akan datang secara tiba-tiba tanpa adanya penyebab, atau stresor
pemicunya. Setidaknya secara garis besar ada 3 yang dapat memicu munculnya
stres, yaitu :
1. Psikologis
a. Cemas akan hasil yang dicapai
Seseorang yang memiliki suatu target tujuan yang bermacam-macam,
namun pada saat proses pencapaiannya tidak sesuai dengan apa yang telah
ia rencanakan sehingga hasilnya kurang memuaskan ini akan memicu
munculnya stresor stres yang dapat mengganggu pekerjaan lainnya
(Sukadiyanto, 2010).
b. Situasi
Seseorang yang dihadapkan dengan situasi yang berkecamuk dengan
banyaknya konflik yang ada, situasi yang dapat mengancam, serta adanya
situasi frustasi yang lama berkepanjangan dapat memicu munculnya stresor.
c. Perasaan dan emosi
Perasaan yang was-was, perasaan tak nyaman dapat menyebabkan
munculnya stresor yang dapat memicu stres. Emosi yang berlebihan, emosi
yang tak stabil seperti mudah merasa khawatir, cemburu, takut dan
sebagainya dapat memicu juga munculnya stres tersebut.

Universitas Sumatera Utara


22

2. Biologis
Adanya genetika yang menurun dari orang tua yang sering mendapatkan stesor
stres yang berlebih dapat menyebabkan orang tersebut juga dapat mudah
memicu stres bagi dirinya.
3. Sosial
Faktor ini dapat berasal dari keluarga. Adanya tuntutan dari keluarga yang
berlebih yang sekiranya orang tersebut tidak dapat meraihnya dapat
menimbulkan beban yang nantinya akan berimbas terhadap munculnya stres
pada diri orang tersebut (Putra et al., 2017).

2.1.3.3. FAKTOR PEMICU STRES

1. Lingkungan
Lingkungan dapat diartikan sebagai lingkungan keluarga, bermasyarakat,
maupun kondisi lingkungan sekitar. Beberapa lingkungan tersebut memiliki
dua unsur, yakni unsur positif dan unsur negatif. Kedua unsur ini memiliki
dampak tersendiri bagi diri seseorang sesuai dengan pemahaman pribadi
terhadap lingkungan tersebut. Adanya tuntutan dalam menyesuaikan
lingkungan inilah yang dapat menjadi stresor bagi seseorang.
2. Diri sendiri
Adanya kebutuhan diri sendiri berupa tuntutan terhadap suatu keinginan yang
ingin dicapai dapat menimbulkan munculnya stres.
3. Pikiran
Pikiran individu yang menumpuk dan tak terselesaikan, ataupun merasa dirinya
tak mampu menyelesaikan hal tersebut dapat menimbulkan stresor stres
sehingga orang tersebut akan terlihat tertekan, banyak pikiran, dan dapat
berakhir pada depresi (Musradinur, 2016).

2.1.3.4. FISIOLOGI STRES

Tubuh memiliki dua repons terhadap rangsangan stres yaitu General


Adaptation Syndrome (GAS) dan juga Local Adaptation Syndrome (LAS).

Universitas Sumatera Utara


23

1. General Adaptation Syndrome (GAS)


Pada sistem ini tubuh merespon stres dengan melibatkan sistem endokrin
dan juga sistem saraf otonom, hal ini lah yang menyebabkan GAS disebut juga
sistem neuroendokrin, GAS terdiri dari tiga tahap:
a. Alarm reaction (Respon Peringatan)
Tahap ini terjadi dimana tubuh dihadapkan dengan stresor, yang dapat
menyebabkan tubuh mengalami kebingungan dan kehilangan arah.
Apabila tubuh telah merespon adanya hal ini, maka tubuh akan
mengeluarkan beberapa hormon yang akan dialirkan kedalam darah
sebagai akibat dari respon stres tersebut. Aliran hormon dalam darah
inilah yang mengakibatkan terjadinya peningkatan laju pernafasan, detak
jatung meningkat, serta otot tubuh akan menegang sebagai persiapan
dalam menghadapi aksi energi lebih banyak.
b. Resistance (Tahap Pertahanan)
Pada tahap ini hormon mulai menuju tahap normal, semua sistem tubuh
mulai kembali normal, seperti curah jantung juga mulai kembali normal.
Sesaat setelah itu tubuh mulai mempersiapkan penyesuaian terhadap stres
dengan melibatkan satu sistem organ secara menyeluruh. Apabila hal ini
terjadi terus menerus maka tubuh tidak akan mampu lagi untuk
beradaptasi, akibat yang terjadi karena hal ini adalah seorang individu
akan mulai merasa gugup, mudah marah, mudah lelah, dan akan
kehilangan energi dalam jumlah yang banyak.
c. Exhaustion/Distress (Tahap Kehabisan Energi)
Pada tahap ini seseorang akan mulai kehabisan energi akibat tubuh yang
tak mampu lagi beradaptasi dengan stres yang terus menerus, apabila hal
ini terus terjadi maka hal terburuk yang akan terjadi adalah kematian
jaringan dan organ.
2. Local Adaptation Syndrome (LAS)
Respon tubuh terhadap stres hanya terjadi setempat dan dibutuhkan adanya
stresor agar dapat terjadi. LAS hanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat,
dan hanya bertujuan untuk homeostasis tubuh regional. Contohnya adalah
ketika tubuh terjadi inflamasi di daerah tubuh tertentu (Sherwood, 2014).

Universitas Sumatera Utara


24

2.1.3.5. DAMPAK STRES

Stres memiliki dua dampak, yakni dampak positif (eustress) dan dampak
negatif (distress). Ketika tubuh menghadapi stres dengan bentuk eustress, maka
tubuh akan mengalami peningkatan kesehatan dan peningkatan kinerja kerjanya,
akan tetapi jika tubuh meresponnya dengan distress, maka mengakibatkan
gangguan dalam kesehatan dan gangguan dalam kinerja kerjanya. Stres yang
dapat berdampak positif adalah jika stres itu tidak melebihi tingkat maksimal
dimana tubuh masih dapat mengompensasi stres tersebut, sedangkan stres yang
dapat berdampak negatif adalah ketika stres tersebut mencapai batas maksimal
atau melebihinya sehingga tubuh tidak dapat lagi mengompensasi stres tersebut.
Timbulnya eustress dan distress sendiri tergantung pribadi seseorang, jika pribadi
tersebut mampu menghadapi sejumlah tuntutan yang dilontarkan serta dapat
menerima tuntutan tersebut baik secara fisik maupun psikologis maka dampak
yang muncul adalah eustress, sedangkan jika ia tak sanggup menghadapinya,
maka dampak yang muncul adalah distress (Gaol, 2016).

2.1.3.6. TINGKATAN STRES

Psychology Foundation of Australia (2014) menjelaskan bahwasanya tingkatan


stres dibedakan menjadi 4 tingkatan, yaitu :
1. Stres Normal
Pada tingkatan ini, stres terjadi secara alami berasal dari diri sendiri. Biasanya
stres pada tingkatan ini muncul saat seseorang mengalami kondisi kesulitan
setelah mengerjakan tugas, tidak yakin atas kelulusannya setelah ujian, terjadi
peningkatan frekuensi detak jantung dan lainnya.
2. Stres Ringan
Tingkatan stres pada tahap ini dapat berlangsung sekitar beberapa menit
ataupun beberapa jam, stresor munculnya stres ini dapat berupa dikritik orang
lain, stres setelah dimarahi oleh dosen, serta stres akibat dihadapkan dengan
kemacetan. Tahapan stres ini apabila tidak ditangani atau tidak dikelola dengan
baik maka akan mengganggu kesehatan diri.

Universitas Sumatera Utara


25

3. Stres Sedang
Tingkatan stres ini akan berlangsung berjam-jam atau bahkan berhari-hari.
Contoh stresor pemicu stres ini adalah perselisihan dengan pasangan ataupun
teman dekatnya. Seseorang yang telah mencapai stres pada tahap ini ia akan
cenderung cemas, mudah lelah, mudah marah, mudah tersinggung, dan
menjadi tidak sabaran.
4. Stres Berat
Tingkatan pada stres ini akan berdampak hingga berminggu-minggu, stresor
pemicunya masih berkaitan dengan perselisihan dengan pasangan atau teman
dekat yang masih berkelanjutan, merasa kekurangan dari segi fisik, dan
kekurangan segi finansial. Orang yang berada pada tingkatan ini akan merasa
bahwa hidupnya tak berguna, mudah putus asa, terus menerus merasakan
tekanan, dan tidak dapat menerima sinyal positif.
5. Stres Sangat Berat
Tingkatan ini telah memasuki fase kronis dimana stres pada tngkatan ini dapat
berlangsung hingga berbulan-bulan, bahkan bisa sampai waktu yang tak
ditentukan. Orang yang berada pada tahapan ini akan mengalami depresi berat
dan merasa bahwa hidupnya tidak berguna dan menyusahkan (Puspitha, 2017).

2.1.3.7. PENILAIAN TINGKAT STRES

Terdapat berbagai cara untuk mengukur tingkat stres seseorang, diantaranya


dapat menggunakan skala DASS (Depression Anxiety Stress Scale) 21 dan 42.
Pengukuran tingkat stres dapat menggunakan alat pengukuran ini, dimana DASS
telah disusun dan dibuat oleh Lovibond pada tahun 1995. DASS sendiri terdiri
dari 2 macam yaitu, DASS 21 dan DASS 42, dikatakan demikian karena sesuai
dengan angka pertanyaan yang ada didalamnya. Pada DASS 21 terdapat
pertanyaan sebanyak 21 pertanyaan, sedangkan pada DASS 42 terdapat 42 butir
pertanyaan. Alat ini digunakan untuk mengukur depresi, kecemasan, dan stres.
Hasil interpretasi dari alat ukur ini yaitu, dapat berupa stres normal, ringan,
sedang, berat, dan sangat berat.

Universitas Sumatera Utara


26

2.1.4. KECEMASAN

2.1.4.1. PENGERTIAN KECEMASAN

Menurut Kamus Kedokteran Dorland, kata kecemasan atau disebut dengan


anxiety adalah keadaan emosional yang tidak menyenangkan, berupa respon-
respon psikofisiologis yang timbul sebagai antisipasi bahaya yang tidak nyata atau
khayalan, tampaknya disebabkan oleh konflik intrapsikis yang tidak di sadari
secara langsung (Dorland, 2012). American Psychiatric Association
mendefenisikan kecemasan sebagai berikut: Kecemasan adalah ketakutan atau
keprihatinan, tegang, atau rasa gelisah yang berasal dari antisipasi bahaya, sumber
yang sebagian besar tidak dapat dikenali atau yang tidak dikenal (Miyazaki et al.,
2016).
Ansietas adalah suatu perasaan takut akan terjadinya sesuatu yang disebabkan
oleh antisipasi bahaya dan merupakan sinyal yang membantu individu untuk
bersiap mengambil tindakan menghadapi ancaman. Pengaruh tuntutan,
persaingan, serta bencana yang terjadi dalam kehidupan dapat membawa dampak
terhadap kesehatan fisik dan psikologis yaitu, ansietas atau kecemasan (Craske
dan Stein, 2016). Dalam arti tradisional, istilah kecemasan menunjuk kepada
keadaan emosi yang menentang atau tidak menyenangkan yang meliputi
interpretasi subyektif dan arousal atau rangsangan fisiologis (Morrison dan
Heimberg, 2013). Penyebab kecemasan berasal dari dalam dan sumbernya
sebagian besar tidak di ketahui sedangkan ketakutan merupakan respon emosional
terhadap ancaman atau bahaya yang sumbernya biasanya dari luar yang dihadapi
secara sadar. Kecemasan dianggap patologis bilamana mengganggu fungsi sehari-
hari, pencapaian tujuan, dan kepuasan atau kesenangan yang wajar (Anxiety and
Depression Association of America, 2017).

2.1.4.2. MACAM-MACAM KECEMASAN

Macam-macam kecemasan yaitu kecemasan obyektif (realistics) ialah jenis


kecemasan yang berorientasi pada aspek bahaya-bahaya dari luar seperti misalnya
melihat atau mendengar sesuatu yang dapat berakibat buruk. Kecemasan neurosis

Universitas Sumatera Utara


27

adalah suatu bentuk jenis kecemasan yang apabila insting pada panca indra tidak
dapat dikendalikan dan menyebabkan seseorang berbuat sesuatu yang dapat
dikenakan sanksi hukum. Kecemasan moral adalah jenis kecemasan yang timbul
dari perasaan sanubari terhadap perasaan berdosa apabila seseorang melakukan
sesuatu yang salah (Patel dan Greydanus, 2011).
2.1.4.3. GEJALA KECEMASAN

Beberapa gejala dari kecemasan antara lain (Van Der Heiden et al., 2011):
1. Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian
menimbulkan rasa takut dan cemas. Kecemasan tersebut merupakan bentuk
ketidakberanian terhadap hal-hal yang tidak jelas.
2. Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan sering
dalam keadaan bergairah (excited) yang memuncak, sangat rongseng
(irritable), akan tetapi sering juga dihinggapi depresi.
3. Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi dan delusi seperti dikerjar-
kejar (delusion of persecution).
4. Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah, banyak
berkeringat, gemetar, dan sering kali menderita diare.
5. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan
jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.
Gejala tersebut kemudian dapat diklasifikasikan menjadi tiga (Starosta dan
Brenner, 2018), yaitu :
1. Gejala fisik dari kecemasan yaitu : kegelisahan, anggota tubuh bergetar,
banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas,
panas dingin, mudah marah dan tersinggung.
2. Gejala sikap dari kecemasan yaitu : berperilaku menghindar, terguncang,
melekat dan dependen.
3. Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : khawatir tentang sesuatu, perasaan
terganggu akan ketakutan terhadap suatu yang terjadi di masa depan,
keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan terjadi, ketakutan akan
ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau
kebingungan, dan sulit berkonsentrasi.

Universitas Sumatera Utara


28

2.1.4.4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN

Terdapat dua faktor utama yang dapat menimbulkan kecemasan, yaitu :


1. Pengalaman negatif pada masa lalu
Penyebab utama munculnya kecemasan yaitu adanya pengalaman traumatis
yang terjadi pada masa kanak-kanak. Peristiwa tersebut mempunyai pengaruh
pada masa yang akan datang. Ketika individu menghadapi peristiwa yang
sama, maka akan merasakan ketengangan, sehingga menimbulkan
ketidaknyamanan (Yehuda et al., 2015).
2. Pikiran yang tidak rasional
Pikiran yang tidak rasional dapat dibagi lagi menjadi 4 bentuk (Brook dan
Schmidt, 2008), yaitu:
a. Kegagalan katastropik : individu beranggapan bahwa sesuatu yang buruk
akan terjadi dan menimpa dirinya sehingga individu tidak mampu mengatasi
permasalahannya.
b. Kesempurnaan : individu mempunyai standar tertentu yang harus dicapai
pada dirinya sendiri sehingga menuntut kesempurnaan dan tidak ada
kecacatan berperilaku.
c. Persetujuan
d. Generalisasi yang tidak tepat, yaitu generalisasi yang berlebihan, ini terjadi
pada orang yang memiliki sedikit pengalaman.
Faktor risiko lain yang juga mempengaruhi kecemasan seseorang, antara lain:
1. Usia dan tahap perkembangan, faktor ini memegang peran yang penting pada
setiap individu karena berbeda usia, maka berbeda pula terhadap tahap
perkembangannya, hal tersebut dapat mempengaruhi dinamika kecemasan pada
seseorang (Beesdo et al., 2009).
2. Lingkungan, yaitu kondisi yang ada di sekitar manusia. Faktor lingkungan
dapat mempengaruhi perilaku baik dari faktor internal maupun eksternal.
Terciptanya lingkungan yang cukup kondusif akan menurunkan resiko
kecemasan pada seseorang (Hettema et al., 2005).

Universitas Sumatera Utara


29

3. Pengetahuan dan pengalaman, dengan pengetahuan dan pengalaman seorang


individu dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah psikis, termasuk
kecemasan (Blanco et al., 2014).
Peran keluarga, keluarga yang memberikan tekanan berlebih pada anaknya
yang belum mendapat pekerjaan menjadikan individu tersebut tertekan dan
mengalami kecemasan (Blanco et al., 2014).

2.2. KERANGKA TEORI

Gambar 2.3. Kerangka teori

Universitas Sumatera Utara


30

2.3. KERANGKA KONSEP

Variabel Dependen

Variabel Independen Tingkat Stres

Pengetahuan tentang
COVID-19

Tingkat Kecemasan

Gambar 2.4. Kerangka konsep.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITAN

3.1. RANCANGAN PENELITIAN

Pada penelitian ini, digunakan metode penelitian analitik, yang meneliti


tentang hubungan antara variabel dependen dan independen, dengan variabel
dependen yaitu tingkat stres dan tingkat kecemasan, dan variabel independen,
yaitu tingkat pengetahuan tentang pandemi COVID-19. Pada penelitian ini, akan
dilakukan pengukuran variabel independen dan dependen, yang kemudian akan
dianalisis data yang sudah terkumpul untuk mencari hubungan antara kedua
variabel tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional.
Menurut Notoatmodjo (2010), pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian
untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek
dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu
saat.

3.2. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara,


yang terletak pada Jl. Tri Dharma No. 5, Pintu 4 Kampus USU, Kecamatan
Medan Baru, Medan 20153, Sumatera Utara. Namun, berhubung disaat penelitian
ini dilaksanakan peraturan PSBB yang ditetapkan pemerintah masih berlaku,
penelitian ini akan dilakukan secara daring melalui aplikasi administrasi survei
Google Forms. Pemilihan metode ini dipilih dengan alas an agar memudahkan
proses pengambilan data yang diperlukan sehingga diharapkan dapat memenuhi
besar sampel minimal penelitian. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan
Oktober hingga November 2020.

3.3. POPULASI DAN SAMPEL

3.3.1. POPULASI

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

31
Universitas Sumatera Utara
32

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Objek suatu


populasi dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, benda mati lainnya, serta
peristiwa dan gejala yang terjadi di dalam masyarakat atau di dalam alam
(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah
seluruh Mahasiswa S-1 Fakultas Farmasi angkatan 2017 Universitas Sumatera
Utara. Jumlah populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah sejumlah 218
orang.

3.3.2. SAMPEL

Sampel adalah subjek yang akan diambil sebagian dari keseluruhan populasi
yang diteliti. Pengambilan sampel penelitian digunakan teknik atau cara-cara
tertentu sehingga sampel tersebut dapat mewakili populasi yang diteliti
(Notoadmojo, 2010). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan teknik simple random sampling.
Jumlah sampel ditentukan dengan rumus Slovin sebagai berikut (Sujarweni,
2014) :

Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Besar populasi/jumlah populasi
e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance)/persen kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat
ditolerir
Dalam penelitian ini, jumlah populasi dan batas toleransi kesalahan yang
digunakan adalah :
N = 218
e = batas toleransi yang digunakan adalah 5%
Maka, perhitungannya adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


33

141,10032

Berdasarkan perhitungan diatas, untuk mengetahui ukuran sampel dengan


error tolerance 5% adalah sebanyak 141 orang.

3.3.2.1. KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

a. Kriteria Inklusi
Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara angkatan 2017
yang mengambil program studi S-1 Farmasi.
b. Kriteria Eksklusi
Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara angkatan 2017
yang tidak lulus randomisasi.

3.4. METODE PENGUMPULAN DATA

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang
didapatkan menggunaan kuesioner yang akan diisi langsung secara daring oleh
responden. Kuesioner yang digunakan bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisa tingkat pengetahuan responden tentang COVID-19 terhadap stres
dan kecemasan yang dirasakan selama PSBB. Google Forms merupakan sebuah
aplikasi administrasi survei, yang digunakan untuk mengumpulkan data
responden pada penelitian ini. Metode pengumpulan data dilakukan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Kuesioner akan dibagikan kepada responden dalam bentuk tautan Google
Forms.
b. Penjelasan secara singkat diberikan kepada responden tentang maksud dan
tujuan dari penelitian ini pada halaman awal kuesioner.

Universitas Sumatera Utara


34

c. Pengisian borang informed consent oleh responden sebagai bukti pemberian


persetujuan untuk menjadi bagian dari penelitian ini dan persetujuan
responden untuk menggunakan data dirinya demi keperluan penelitian ini.
d. Responden diminta untuk mengisi semua pertanyaan sesuai petunjuk yang
telah diberikan dalam format pertanyaan kuesioner. Apabila sudah selesai
akan langsung dikumpulkan secara otomatis.
e. Pengambilan data dilakukan dengan memindahkan data yang didapat dari
Google Forms dan dimasukkan ke komputer agar selanjutnya dapat
diproses.

3.5. METODE ANALISIS DATA

Menurut Hastono (2001), Data yang telah terkumpul diolah mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Editing
Editing adalah kegiatan pengecekan dan perbaikan isi dari formulir atau
kuesioner. Kuesioner yang telah diisi oleh responden terlebih dahulu diedit
untuk dipastikan kebenaran datanya berdasarkan pengisian kuesioner. Pada
tahap editing ini, peneliti akan melakukan pengecekan kelengkapan data-data
yang ada. Editing dilakukan untuk memastikan apakah pertanyaan yang
disusun sedemikian rupa telah sesuai dengan isi yang akan disadap melalui alat
ukur, yaitu kuesioner. Tahap ini dilakukan untuk melalui kriteria kesahihan
dengan menggunakan uji statistik.
2. Coding
Coding merupakan metode untuk mengonversikan data yang dikumpulkan
selama penelitian ke dalam simbol. Teknik ini dilakukan dengan memberikan
tanda pada masing-masing jawaban dengan kode yang berupa angka, kemudian
dimasukkan ke dalam tabel guna mempermudah membacanya.
3. Processing
Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melewati
tahap coding, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat

Universitas Sumatera Utara


35

dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara melakukan data entry. Data
entry merupakan suatu proses memasukkan data ke dalam komputer.
4. Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah
dimasukkan, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut mungkin
dapat terjadi pada saat memasukkan data ke komputer.

3.6. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional variabel merupakan pedoman bagi peneliti untuk


mengukur/memanipulasi variabel. Definisi operasional dibuat untuk memudahkan
pengumpulan data dan menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi
ruang lingkup variabel. Variabel yang dimasukkan dalam definisi operasional
adalah variabel kunci/penting yang dapat diukur secara operasional dan dapat
dipertanggungjawabkan (Saryono, 2009).

3.6.1. DATA DEMOGRAFI

Tabel 3.1. Definisi operasional data demografi.

Alat Skala
Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur
Ukur Ukur
Jenis Status biologis 1. Laki-laki
Kuesioner Nominal
Kelamin individu responden 2. Perempuan
Usia terhitung sejak 1. 19 tahun
responden lahir 2. 20 tahun
Umur Kuesioner Nominal
sampai waktu 3. 21 tahun
penelitian dilakukan 4. 22 tahun

3.6.2. VARIABEL INDEPENDEN

Tabel 3.2. Definisi operasional variabel independen

Definisi Alat Skala


Variabel Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
>75% : Baik
Segala sesuatu yang 50% - 75% :
Pengetahuan diketahui berkenaan Kuesioner Ordinal Cukup
dengan COVID-19 <50% : Kurang
Baik

Universitas Sumatera Utara


36

3.6.3. VARIABEL DEPENDEN

Tabel 3.3. Definisi operasional variabel dependen

Definisi Alat Skala


Variabel Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
Stres Keadaan saat Kuesioner Ordinal 0 -10 : Tidak
individu merasa Stres
adanya tekanan 11-20 : Stres
dalam diri karena Ringan
terdapat tuntutan 21-30 : Stres
yang melebihi Sedang
kapasitas individu 31-40 : Stres
dan terkait dengan Berat
kondisi dan reaksi
fisik individu
Kecemasan Kecemasan sosial Kuesioner Ordinal 0-21 :
dan fisik yang Kecemasan
dirasakan responden Ringan
selama PSBB 22-35
:Kecemasan
Sedang
>35 :
Kecemasan
Berat

3.7. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER

3.7.1. LOKASI DAN WAKTU PENGUJIAN KUESIONER

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan pada tanggal 13 Juni 2020
sampai dengan tanggal 14 Juni 2020.

Universitas Sumatera Utara


37

3.7.2. MEDIA UJI KUESIONER

Survei awal untuk menentukan apakah kuesioner yang akan digunakan pada
saat penelitian dilakukan secara daring melalui platform Google Forms. Data
yang terkumpul kemudian akan dianalisis dan dilakukan pemasukan datake dalam
komputer.

3.7.3. SAMPEL UJI KUESIONER

Sampel yang digunakan dalam uji validitas dan reliabilitas kuesioner ini adalah
mahasiswa rumpun kesehatan Universitas Sumatera Utara yang terdiri dari
mahasiswa Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Keperawatan, serta Fakultas Farmasi. Jumlah sampel yang
didapat adalah sejumlah 49 orang.

3.7.4. HASIL UJI KUESIONER

3.7.4.1. HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER

Validitas pada dasarnya menunjuk kepada derajat fungsi pengukuran suatu tes,
atau derajat kecermatan ukuran suatu tes. Validitas suatu tes mempermasalahkan
apakah tes tersebut benar mengukur apa yang hendak diukur. Maksud dari
pernyataan ini adalah seberapa jauh suatu tes mampu mengungkapkan dengan
tepat ciri atau keadaan sesungguhnya objek ukur, tergantung dari tingkat validitas
yang didapat tes yang bersangkutan (Suryabrata, 2004). Dari hasil perhitungan
korelasi, akan didapatkan suatu koefisien korelasi yang akan digunakan untuk
mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah item tersebut
layak digunakan atau tidak. Jika rhitung didapat lebih besar dari rtabel, maka butir-
butir pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total, sehingga butir
pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

Universitas Sumatera Utara


38

Tabel 3.4. Uji validitas setiap butir pertanyaan kuesioner stres.

Nilai rhitung Nilai rtabel Validitas


.631 .282 Valid
.777 .282 Valid
.680 .282 Valid
.512 .282 Valid
.799 .282 Valid
.589 .282 Valid
.746 .282 Valid
.654 .282 Valid
.611 .282 Valid
.790 .282 Valid

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa masing-masing rhitung yang didapat


selalu lebih besar dari rtabel yang tertera. Hal ini menunjukkan bahwa tiap butir
pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner stres adalah valid.
Tabel 3.5. Uji validitas setiap butir pertanyaan kuesioner kecemasan.

Nilai rhitung Nilai rtabel Validitas


.619 .282 Valid
.603 .282 Valid
.725 .282 Valid
.598 .282 Valid
.769 .282 Valid
.654 .282 Valid
.811 .282 Valid
.635 .282 Valid
.720 .282 Valid
.719 .282 Valid
.632 .282 Valid
.679 .282 Valid
.733 .282 Valid
.740 .282 Valid
.704 .282 Valid
.331 .282 Valid
.410 .282 Valid
.530 .282 Valid
.541 .282 Valid
.629 .282 Valid

Universitas Sumatera Utara


39

Menurut hasil yang didapat dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai masing-
masing rhitung lebih besar dari nilai rtabel yang tertera. Ini menunjukkan bahwa tiap
butir soal dari kuesioner kecemasan adalah valid.

3.7.4.2. HASIL UJI RELIABILITAS KUESIONER

Sugiharto dan Sitinjak (2006) menyatakan bahwa, reliabilitas merupakan


suatu instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi
yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu
mengungkap informasi yang sebenarnya dilapangan. Pengujian reliabilitas
kuesioner pada penelitian ini mengikuti ketentuan skor konsistensi dari
Cronbach’s Alpha, yaitu jika nilai alpha berada diatas atau sama dengan 0,7,
maka instrumen tersebut telah memenuhi batas reliabilitas yang mencukupi
(Acceptable).

Tabel 3.6. Hasil uji reliabilitas kuesioner stres


Cronbach’s Alpha N of items Reliability
.876 10 Good

Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada kuesioner stres didapatkan
bahwa nilai Alphanya adalah 0,876. Nilai Alpha yang didapat berada antara 0,8
dan 0,9, sehingga menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas kuesioner ini bagus
(Good).

Tabel 3.7. Hasil uji reliabilitas kuesioner kecemasan

Cronbach’s Alpha N of items Reliability


.923 20 Excellent

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Alpha dari kuesioner kecemasan


adalah 0,923. Nilai tersebut berada diatas 0,9. Ini menunjukkan bahwa tingkat
reliabilitas dari kuesioner kecemasan adalah sangat baik (Excellent).

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian, didapatkan sejumlah 150 orang responden yang


memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian, dimana responden sebelumnya
sudah mengisi kuesioner yang terbagi menjadi tiga bagian, masing-masing
bertujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan, stres serta kecemasan yang
dialami selama masa pemberlakuan PSBB. Adapun distribusi responden
berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat diamati pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1. Distribusi frekuensi responden menurut umur dan jenis kelamin.

Variabel Frekuensi Persentase (%)


Umur
19 2 1,3
20 39 26,0
21 95 63,3
22 14 9,3
Jenis Kelamin
Laki-Laki 27 18
Perempuan 123 82
Berdasarkan data yang didapat, distribusi umur responden terbagi menjadi 4
kelompok yang berada dalam interval 19-22 tahun, dengan kelompok umur 21
tahun sebagai kelompok dengan responden terbanyak, yaitu sejumlah 95 orang
(63,3%). Kelompok umur 20 tahun terdapat sejumlah 39 responden (26%).
Kelompok umur 22 tahun ditemukan sebanyak 14 orang (9,3%). Hanya 2 orang
(1,3%) yang dijumpai berada dalam kelompok umur 19 tahun, menjadikannya
sebagai kelompok umur dengan jumlah responden terkecil.
Menurut tabel 4.1. diatas, dapat dilihat bahwa responden terbagi menjadi dua
kategori jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden yang mengikuti penelitian ini adalah perempuan dengan
jumlah responden sebesar 123 orang (82%), sementara responden laki-laki yang
mengisi hanyalah sejumlah 27 orang (18%).

40
Universitas Sumatera Utara
41

Menurut suatu penelitian oleh Smith (2008), ditemui bahwa perbedaan tingkat
respons antar kedua gender dapat disebabkan oleh adanya beberapa perbedaan
dalam hal pengambilan keputusan dan pemberian nilai terhadap suatu aksi dalam
ruang lingkup daring. Hal ini juga didukung oleh suatu penelitian yang dilakukan
oleh Jackson et al. (2001), dimana telah dijabarkan bahwa perempuan memiliki
kecenderungan untuk terlibat dalam aktivitas daring yang bertujuan untuk
melakukan komunikasi dan pertukaran informasi, sedangkan laki-laki lebih
cenderung untuk terlibat dalam aktivitas daring yang lebih berfokus dalam
pencarian informasi.

Tabel 4.2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan.

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)


Buruk 28 18,7
Cukup 95 63,3
Baik 27 18
Total 150 100

Berdasarkan data yang tercantum diatas, sebagian besar responden memiliki


tingkat pengetahuan yang cukup tentang COVID-19. Kelompok tersebut memiliki
jumlah responden sebanyak 95 orang atau sebesar 63,3% dari total responden
yang ada. Namun, hanya 27 orang (18%) yang memiliki tingkat pengetahuan yang
tergolong baik terkait COVID-19, kelompok ini berada pada kategori kelompok
dengan jumlah responden paling sedikit. Jumlah ini tidak jauh berbeda dengan
kelompok responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang buruk tentang
COVID-19, yaitu sebesar 28 orang (18,7%).

Adapun jenis pertanyaan yang tercantum pada kuesioner meliputi definisi dan
latar belakang dari COVID-19, jalur transmisi virus, manifestasi klinis umum
yang dapat diamati pada penderita, jenis pemeriksaan yang digunakan dalam
penegakan diagnosa COVID-19 serta cara pencegahan agar terhindar dari
penyakit ini.

Universitas Sumatera Utara


42

Tabel 4.3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat stres.

Tingkat Stres Frekuensi Persentase (%)


Stres Berat 1 0,7
Stres Sedang 49 32,7
Stres Ringan 89 59,7
Tidak Stres 11 7,3
Total 150 100

Berdasarkan data diatas, dapat diamati bahwa kelompok yang mengalami stres
ringan selama masa pandemi merupakan kelompok dengan jumlah responden
terbanyak, yaitu berjumlah 89 orang (59,7%). Kelompok responden yang
merasakan tingkat stres sedang menduduki posisi kedua dari frekuensi terbanyak,
dengan jumlah responden sebesar 49 orang (32,7%), sementara kelompok yang
mengalami stres berat hanya terdiri dari 1 orang (0,7%).

Dalam Stress in Health and Disease (2013), dijelaskan bahwa stres


merupakan bagian dari pengalaman sehari-hari seseorang, tetapi stres berkaitan
dengan berbagai varian masalah seperti trauma pembedahan, luka bakar, gairah
emosional, upaya mental ataupun fisik, kelelahan, ketakutan, upaya untuk
konsentrasi, rasa malu yang disebabkan oleh frustasi, kehilangan darah, keracunan
obat-obatan atau polutan lingkungan, ataupun jenis sukses yang tidak terduga
yang menyebabkan individu tersebut harus merencanakan ulang gaya hidupnya.
Walaupun dihadapkan dengan varian stres yang berbeda, seorang individu akan
merespon dengan suatu pola biokimia, fungsional dan perubahan struktural
stereotipikal, yang pada dasarnya terlibat dalam mengatasi berbagai tipe tuntutan
yang terus meningkat dalam hal aktivitas vital, terutama dalam adaptasi ke suatu
situasi yang baru. Respon tersebut tidak akan berbeda meskipun situasi yang
dihadapi menyenangkan atau tidak, respon yang diberikan akan bergantung
terhadap intensitas dari adaptasi yang diperlukan.

Universitas Sumatera Utara


43

Tabel 4.4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat kecemasan.

Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase (%)


Kecemasan Berat 18 12,0
Kecemasan Sedang 31 20,7
Kecemasan Ringan 101 67,3
Total 150 100
Jika dilihat dari tabel diatas, kelompok yang mengalami gejala kecemasan
ringan merupakan kelompok dengan jumlah responden terbesar, yaitu 101 orang
(67,3%). Kelompok yang mengalami kecemasan sedang berjumlah 31 orang
(20,7%) dan kelompok dengan jumlah responden terkecil adalah yang mengalami
gejala kecemasan berat, yakni sebesar 18 orang (12%). Distribusi responden
berdasarkan tingkat kecemasan ini mengikuti pola yang sama dengan hasil
penelitian Cao et al. (2020) yang mendapati hasil, dari 7144 mahasiswa, 5367
(75,1%) diantaranya tidak mengalami gejala kecemasan sama sekali, 1518 orang
(21,2%) mengalami gejala kecemasan ringan, 196 orang (2,7%) mengalami
kecemasan sedang, dan sisanya, yaitu sejumlah 62 orang (0,9%) mengeluhkan
gejala kecemasan berat.
Sebuah penelitian oleh Sundrasen et al. (2020) menelusuri tentang tingkat
kecemasan yang dirasakan para mahasiswa pada saat pandemik di Malaysia. Data
yang didapat dari penelitian tersebut sejalan dengan pola hasil yang diperoleh dari
penelitian ini. Penelitian tersebut menggunakan Zung’s Anxiety Index dan didapati
dari 983 responden, 201 (20,4%) diantaranya mengalami kecemasan ringan
hingga sedang, 65 orang (6,6%) melaporkan mengalami gejala kecemasan sedang
hingga berat, 28 orang (2,8%) mengeluh menderita kecemasan sangat berat dan
sisanya tidak melaporkan mengalami gejala kecemasan. Begitu pula dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Odriozola-Gonzales et al. (2020) yang
menggunakan skala pengukuran DASS-21. Dari penelitian ini, diperoleh hasil
bahwa responden yang mengalami kecemasan sedang hingga sangat berat hanya
berjumlah 21,34% dari total responden.

Universitas Sumatera Utara


44

Tabel 4.5. Hubungan tingkat pengetahuan tentang COVID-19 dengan tingkat stres yang dialami
mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara angkatan 2017 selama PSBB
berlangsung.

p value Correlation Coefficient


Tingkat Pengetahuan
0,204 0,104
Tingkat Stres
*korelasi signifikan pada level 0.05 (two-tailed).

Dengan menggunakan analisis korelasi Spearman, terbukti bahwa H0 dari


penelitian ini tidak dapat ditolak, yang berarti, tidak dijumpai adanya korelasi
yang signifikan antara tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara angkatan 2017 tentang COVID-19 dengan tingkat
stres yang dirasakan selama pandemi berlangsung. Kesimpulan ini dapat dilihat
dari nilai p value yang berada diatas 0,05 dan juga correlation coefficient yang
didapat, yaitu sebesar 0,014, yang mengindikasikan bahwa hubungan antara kedua
variabel diatas berada dalam kategori yang sangat rendah.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang et al. (2020) yang
mendapati bahwa antara survei pertama, yang dilakukan pada 31 Januari hingga 2
Februari 2020, dan survei kedua, yang berlangsung pada 28 Februari hingga 1
Maret 2020, tidak terdapat perubahan yang signifikan pada tingkat stres yang
diukur menggunakan skala DASS meskipun jumlah kasus yang terjadi semakin
meningkat pesat. Pada kedua survei ditemukan bahwa kepercayaan responden
terhadap kemampuan dokter untuk mendiagnosis COVID-19, kepercayaan bahwa
kemungkinan untuk tertular itu rendah, kepercayaan bahwa kemungkinan untuk
sembuh yang tinggi dan kepuasan akan informasi kesehatan yang ditawarkan,
memiliki hubungan yang signifikan dengan hasil skor dari tes DASS dan Impacts
of Event Scale-Revised (IES-R) yang rendah.
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa, stres yang dirasakan cenderung
memiliki faktor pencetus yang berasal dari aspek psikologis, lebih tepatnya
disebabkan oleh adanya gangguan terhadap situasi sekitar. Walaupun berdasarkan
hasil penelitian ini tidak terdapat relasi antara tingkat pengetahuan tentang
COVID-19 dengan tingkat stres yang dirasakan, stres dengan tingkatan ringan
hingga sedang dapat diamati pada mahasiswa yang berpartisipasi dalam penelitian

Universitas Sumatera Utara


45

ini. Stres yang dirasakan ini dapat saja disebabkan oleh karena faktor selain
ketakutan akan terjangkit COVID-19, seperti workload mahasiswa yang jauh
lebih banyak dibanding pada saat perkuliahan dilaksanakan secara luring,
peningkatan perilaku sedenter yang mana terbukti memiliki hubungan dengan
timbulnya gejala kecemasan dan depresi, tekanan dari orang tua akan performa
akademik, kesepian akibat PSBB, masalah finansial yang disebabkan
berkurangnya sumber pekerjaan sampingan untuk membiayai perkuliahan serta
kurangnya fasilitas untuk mengikuti pembelajaran daring (Hallgren et al., 2020;
Shah et al., 2010; Pallegedara et al., 2018; Mustopa dan Hidayat, 2020)
Tabel 4.6. Hubungan tingkat pengetahuan tentang COVID-19 terhadap tingkat kecemasan yang
dialami mahasiswa Fakultas Farmasi Unversitas Sumatera Utara angkatan 2017 selama PSBB
berlangsung.

p value Correlation Coefficient


Tingkat Pengetahuan
0,011 0,206
Tingkat Kecemasan
*korelasi signifikan pada level 0,05 (two-tailed).

Dengan menggunakan metode analisis yang sama, p value berada dibawah


0,05, sehingga dapat dibuktikan bahwa H0 dari penelitian ini dapat ditolak,
mengindikasikan bahwa dijumpainya korelasi yang signifikan antara tingkat
pengetahuan tentang COVID-19 dengan tingkat kecemasan yang dirasakan oleh
mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara angkatan 2017.
Correlation coefficient ditemukan sebesar 0,206, hal ini menandakan bahwa
meskipun terdapat hubungan antara kedua variabel, hubungan tersebut tergolong
lemah.
Menurut Kamus Kedokteran Dorland, Kecemasan adalah keadaan emosional
yang tidak menyenangkan, berupa respon-respon psikofisiologis yang timbul
sebagai antisipasi bahaya yang tidak nyata atau khayalan, tampaknya disebabkan
oleh konflik intrapsikis yang tidak disadari secara langsung (Dorland, 2012).
Tuntutan, persaingan serta bencana, dapat membawa dampak negatif terhadap
kesehatan fisik dan psikologis, salah satunya adalah kecemasan (Craske dan Stein,
2016). Mengingat bahwa COVID-19 merupakan penyakit baru dan memiliki
dampak negatif yang dirasakan secara global, dapat mengakibatkan munculnya

Universitas Sumatera Utara


46

kebingungan, kecemasan dan ketakutan pada masyarakat. Dalam hal ini, dapat
dikatakan bahwa pandemi COVID-19 merupakan stresor berat pada kasus ini, dan
selama masa krisis, kecemasan merupakan hal yang umum dijumpai karena
kecemasan merupakan kondisi umum dari ketakutan ataupun perasaan yang tidak
nyaman (Nevid, Rathus dan Greene, 2018).
Berdasarkan beberapa studi, terdapat beberapa faktor yang dapat
memengaruhi tingkat kecemasan pada mahasiswa selama pandemi, diantaranya
adalah faktor demografi, finansial, keterlambatan akademik, serta kurangnya
komunikasi interpersonal. Mahasiswa yang berasal dari daerah terpencil (1,02%),
berasal dari keluarga yang tidak mempunyai penghasilan tetap (1,09%), tidak
tinggal dengan orang tua (1,13%) dan mempunyai kerabat yang terpapar COVID-
19 (2,56%) terbukti memiliki kecenderungan untuk mengalami gejala kecemasan
yang berat (p < 0,001). Kekhawatiran akan dampak ekonomi yang akan terjadi
akibat pandemi juga memiliki asosiasi positif terhadap tingkat kecemasan di
kalangan mahasiswa (r = 0,327, p < 0,01). Terlebih lagi, kekhawatiran akan
keterlambatan akademik (r = 0,315, p < 0.001) dan dampak pandemi terhadap
kehidupan sehari-hari (r = 0,316, p < 0,001) juga berkorelasi positif terhadap
tingkat kecemasan yang dirasakan (Cao et al., 2020).
Kecemasan yang dirasakan mahasiswa akibat COVID-19 diduga memiliki
hubungan terhadap dampak pandemi terhadap keberlangsungan studi mereka (Cao
et al., 2020) dan juga karier mereka di masa depan (Wang et al., 2020).
Kecemasan yang dirasakan bisa juga disebabkan oleh hubungan sosial yang
semakin renggang sejak peraturan PSBB diberlakukan. Gejala kecemasan
diketahui dapat memburuk pada saat komunikasi interpersonal jarang terjadi
(Xiao, 2020).
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Salah satunya adalah penelitian
ini dilakukan secara daring sehingga akses internet merupakan hal yang wajib
dimiliki untuk dapat mengikuti penelitian ini. Hal ini dapat mengakibatkan
mudahnya para responden untuk mengakses internet saat menjawab kuesioner
yang mengukur tingkat pengetahuan kognitif responden terkait COVID-19.
Keterbatasan lain yang didapati adalah self-selection bias memiliki peluang besar

Universitas Sumatera Utara


47

untuk terjadi terutama pada responden yang mengisi survei dengan skor Likert
terkecil ataupun terbesar.
Meskipun dengan keterbatasan ini, penelitian ini membuka peluang untuk
eksplorasi lebih lanjut dilakukan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
PSBB dapat menyebabkan gangguan mental. Petugas kesehatan, psikiatris dan
juga psikologis wajib untuk sadar akan topik ini dan bekerja untuk menemukan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari kebijakan ini.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian tersebut adalah


sebagai berikut :
1. Sebagian besar responden sudah menggapai kategori cukup dalam bidang
tingkat pengetahuan tentang COVID-19.
2. Tingkat stres yang dirasakan para responden, mayoritas berada pada
kategori stres ringan.
3. Selama berlakunya peraturan PSBB, gejala kecemasan ringan merupakan
gejala yang paling umum dilaporkan.

5.2. SARAN
Beberapa saran yang dapat peneliti berikan adalah untuk melakukan
penyuluhan tentang COVID-19 kepada para mahasiswa, sehingga kedepannya
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan terkait topik tersebut dan
menurunkan kecemasan selama masa PSBB. Protokol kesehatan juga hendaknya
ditingkatkan, karena walaupun asumsi masyarakat terhadap kebenaran keberadaan
COVID-19 semakin menurun, COVID-19 masih tetap merupakan ancaman bagi
kesehatan masyarakat.

48
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA

Anxiety and Depression Association of America. 2017, Facts danamp; Statistics |


Anxiety and Depression Association of America, ADAA.
Arikunto, S. 2010, Research procedure a practical approach. Rineka Cipta,
Jakarta.
Azizah, R., and Hartanti, R. D. 2016, Hubungan antara Tingkat Stres dengan
Kualitas Hidup Lansia Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Wonopringgo
Pekalongan. Jurnal University Research Coloquium.
Bai, Y., Yao, L., Wei, T., Tian, F., Jin, D. Y., Chen, L., and Wang, M. 2020,
Presumed Asymptomatic Carrier Transmission of COVID-19. JAMA -
Journal of the American Medical Association, 323(14), pp.1406-1407.
https://doi.org/10.1001/jama.2020.2565
Bassetti, M., Vena, A. and Giacobbe, D. R. 2020, The novel Chinese coronavirus
(2019‐ nCoV) infections: Challenges for fighting the storm. European
journal of clinical investigation, 50(3), p.e13209.
Bedford, J., Enria, D., Giesecke, J., Heymann, D. L., Ihekweazu, C., Kobinger,
G., Lane, H. C., Memish, Z., Oh, M. D., Schuchat, A. and Ungchusak, K.
2020, COVID-19: towards controlling of a pandemi. The Lancet, 395(10229),
pp.1015-1018. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30673-5
Beesdo, K., Knappe, S., and Pine, D. S. 2009, Anxiety and Anxiety Disorders in
Children and Adolescents: Developmental Issues and Implications for DSM-
V. Psychiatric Clinics of North America, 32(3), pp.483-524.
https://doi.org/10.1016/j.psc.2009.06.002
Blanco, C., Rubio, J., Wall, M., Wang, S., Jiu, C. J., and Kendler, K. S. 2014,
Risk faktors for anxiety disorders: Common and specific effects in a national
sample. Depression and Anxiety, 31(9), pp.756-764.
https://doi.org/10.1002/da.22247
Bloom, B. S. 1956, Taxonomy of educational objectives. Vol. 1: Cognitive
domain. New York: McKay, 20, p.24.
Bolisani, E. and Bratianu, C. 2018, The elusive definition of knowledge. In
Emergent knowledge strategies (pp. 1-22). Springer, Cham.
Brook, C. A., and Schmidt, L. A. 2008, Social anxiety disorder: A review of
environmental risk faktors. Neuropsychiatric Disease and Treatment.
https://doi.org/10.2147/ndt.s1799
Cao, W., Fang, Z., Hou, G., Han, M., Xu, X., Dong, J. and Zheng, J. 2020, The
psychological impact of the COVID-19 epidemic on college students in
China. Psychiatry research, p.112934.
Chaidir, R., and Maulina. H. 2015, Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian
Sindrom Dispepsia Fungsional Pada Mahasiswa Semester Akhir Prodi S1
Keperawatan Di Stikes Yarsi Sumbar Bukittinggi. Jurnal Kedokteran
Indonesia, 2(2).

49
Universitas Sumatera Utara
50

Chen, H., Guo, J., Wang, C., Luo, F., Yu, X., Zhang, W., Li, J., Zhao, D., Xu, D.,
Gong, Q. and Liao, J. 2020, Clinical characteristics and intrauterine vertical
transmission potential of COVID-19 infection in nine pregnant women: a
retrospective review of medical records. The Lancet, 395(10226), pp.809-
815.
Craske, M. G., and Stein, M. B. 2016, Anxiety. The Lancet.
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(16)30381-6
Dombrowski, E., Rotenberg, L. and Bick, M. 2013, Theory of knowledge. Oxford.
Dorland, W. N. 2012. Kamus Saku Kedokteran. EGC.
https://doi.org/10.3233/WOR-2012-0462-2341
Gamayanti, W., Mahardianisa, M., and Syafei, I. 2018, Self Disclosure dan
Tingkat Stres pada Mahasiswa yang sedang Mengerjakan Skripsi.
Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(1), pp.115-130.
https://doi.org/10.15575/psy.v5i1.2282
Gaol, N. T. 2016, Teori Stres: Stimulus, Respons, dan Transaksional. Buletin
Psikologi, 24(1), pp.1-11. https://doi.org/10.22146/bpsi.11224
Gorbalenya, A., Baker, S., Baric, R., de Groot, R., Drosten, C., Gulyaeva, A.,
Haagmans, B., Lauber, C., Leontovich, A., Neuman, B. and Penzar, D. 2020,
Coronaviridae Study Group of the International Committee on Taxonomy of
Viruses. The species severe acute respiratory syndrome-related coronavirus:
classifying 2019-nCoV and naming it SARS-CoV-2. Nature
microbiology, 2020, pp.03-04.
Hallgren, M., Owen, N., Vancampfort, D., Smith, L., Dunstan, D. W., Andersson,
G., Wallin, P. and Ekblom-Bak, E. 2020, Associations of interruptions to
leisure-time sedentary behaviour with symptoms of depression and
anxiety. Translational Psychiatry, 10(1), pp.1-8.
Hettema, J. M., Prescott, C. A., Myers, J. M., Neale, M. C., and Kendler, K. S.
2005, The structure of genetic and environmental risk factors for anxiety
disorders in men and women. Archives of General Psychiatry, 62(2), pp.182-
189. https://doi.org/10.1001/archpsyc.62.2.182
Iwan, A., Nutrisia, N. H., and Tri, U. S. 2018, Signifikansi Tingkat Stres dengan
Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi. Jurnal Keperawatan.
Jackson, L. A., Ervin, K. S., Gardner, P. D. and Schmitt, N. 2001, Gender and the
Internet: Women communicating and men searching. Sex roles, 44(5-6),
pp.363-379.
Ji, W., Wang, W., Zhao, X., Zai, J. and Li, X. 2020, Homologous recombination
within the spike glycoprotein of the newly identified coronavirus may boost
cross-species transmission from snake to human. J. Med. Virol.
Li, L. Q., Huang, T., Wang, Y. Q., Wang, Z. P., Liang, Y., Huang, T. B., Zhang,
H. Y., Sun, W. and Wang, Y. 2020, 2019 novel coronavirus patients’ clinical
characteristics, discharge rate and fatality rate of meta-analysis. Journal of
Medical Virology, 92(6), pp.577-583.
https://doi.org/10.1002/jmv.25757
Li, Q., Guan, X., Wu, P., Wang, X., Zhou, L., Tong, Y., Ren, R., Leung, K. S.,
Lau, E. H., Wong, J. Y. and Xing, X. 2020, Early transmission dynamics in

Universitas Sumatera Utara


51

Wuhan, China, of novel coronavirus–infected pneumonia. New England


Journal of Medicine.
Li, W., Moore, M. J., Vasilieva, N., Sui, J., Wong, S. K., Berne, M. A.,
Somasundaran, M., Sullivan, J. L., Luzuriaga, K., Greenough, T. C. and
Choe, H. 2003, Angiotensin-converting enzyme 2 is a functional receptor for
the SARS coronavirus. Nature, 426(6965), pp.450-454.
Lu, R., Zhao, X., Li, J., Niu, P., Yang, B., Wu, H., Wang, W., Song, H., Huang,
B., Zhu, N. and Bi, Y. 2020, Genomic characterisation and epidemiology of
2019 novel coronavirus: implications for virus origins and receptor binding.
The Lancet, 395(10224), pp.565-574.
Miyazaki, M., Benson-Martin, J. J., Stein, D. J., and Hollander, E. 2016, Anxiety
disorders. In The Curated Reference Collection in Neuroscience and
Biobehavioral Psychology. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-809324-
5.02115-5
Morrison, A. S., and Heimberg, R. G. 2013, Social Anxiety and Social Anxiety
Disorder. Annual Review of Clinical Psychology, 9, pp.249-279.
https://doi.org/10.1146/annurev-clinpsy-050212-185631
Musradinur. 2016, Stres dan Cara Mengatasinya dalam Perspektif Psikologi.
Jurnal Kedokteran Indonesia, 2(July), pp.183–200.
Mustopa, A. J. and Hidayat, D. 2020, Pengalaman Mahasiswa Saat Kelas Online
Menggunakan Aplikasi Zoom Cloud Meeting Selama Covid-19. Journal
Digital Media & Relationship, 2(2), pp. 75-84. Available at:
http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/jdigital/article/view/372.
Nevid, J. S., Rathus, S. A. and Greene, B. 2000, Abnormal psychology in a
changing world. Prentice Hall Press.
Notoatmodjo, S. 2007, Promosi Kesehatan dan Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Odriozola-González, P., Planchuelo-Gómez, Á., Irurtia, M. J. and de Luis-García,
R. 2020, Psychological effects of the COVID-19 outbreak and lockdown
among students and workers of a Spanish university. Psychiatry Research,
p.113108.
Patel, D. P., and Greydanus, D. E. 2011, Anxiety disorders in children and
adolescents. In Clinical Aspects of Psychopharmacology in Childhood and
Adolescence. https://doi.org/10.4135/9781483329352.n13
Prabakaran, P., Gan, J., Feng, Y., Zhu, Z., Choudhry, V., Xiao, X., Ji, X. and
Dimitrov, D. S. 2006, Structure of severe acute respiratory syndrome
coronavirus receptor-binding domain complexed with neutralizing antibody.
Journal of Biological Chemistry, 281(23), pp.15829-15836.
Puspitha, F. C. 2017, Hubungan Stres terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa
Tingkat Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Universitas
Kedokteran Lampung.
Putra, W. Y. D., Hadiati, T., and Sarjana, W. 2017, Perbedaan Tingkat Stres dan
Insomnia pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang
Berasal dari Semarang dan Non Semarang. Diponegoro Medical Journal
(Jurnal Kedokteran Diponegoro), 6(2), pp. 1361-1369.

Universitas Sumatera Utara


52

Rabi, F. A., Al Zoubi, M. S., Kasasbeh, G. A., Salameh, D. M. and Al-Nasser, A.


D. 2020, SARS-CoV-2 and Coronavirus Disease 2019: what we know so far.
Pathogens, 9(3), p.231.
Raoult, D., Hsueh, P. R., Stefani, S., and Rolain, J. M. 2020, COVID-19
Therapeutic and Prevention. International Journal of Antimicrobial Agents.
https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2020.105937
Rosgen, J., Pettitt, B. M., and Bolen, D. W. 2007, An analysis of the molecular
origin of osmolyte-dependent protein stability. Protein Science, 16(4),
pp.733-743. https://doi.org/10.1161/01.STR.32.1.139
Rothan, H. A., and Byrareddy, S. N. 2020, The epidemiology and pathogenesis of
Coronavirus Disease (COVID-19) outbreak. Journal of Autoimmunity,
p.102433. https://doi.org/10.1016/j.jaut.2020.102433
Saryono. 2009, Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula.
Mitra Cendikia Press, Jogjakarta.
Selye, H. 2013, Stress in health and disease. Butterworth-Heinemann.
Shah, M., Hasan, S., Malik, S. and Sreeramareddy, C.T. 2010, Perceived stress,
sources and severity of stress among medical undergraduates in a Pakistani
medical school. BMC medical education, 10(1), p.2.
Shereen, M. A., Khan, S., Kazmi, A., Bashir, N., and Siddique, R. 2020, COVID-
19 infection: Origin, transmission, and characteristics of human
coronaviruses. Journal of Advanced Research.
https://doi.org/10.1016/j.jare.2020.03.005
Sherwood, L. 2014, Introduction to Human Physiology: From Cell to System.
Suzannah Alexander, Ed, 8 ed. EGC, Jakarta.
Sidharta, Lani. 1995, Pengantar Sistem Informasi Bisnis. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Smith, G. 2008, Does gender influence online survey participation? : A record-
linkage analysis of university faculty online survey response behavior. ERIC
Document Reproduction Service No. ED 501717.
Starosta, A. J., and Brenner, L. A. 2018, Beck Anxiety Inventory. In Encyclopedia
of Clinical Neuropsychology. https://doi.org/10.1007/978-3-319-57111-
9_1972
Suganthan, N. 2019, COVID-19. Jaffna Medical Journal.
https://doi.org/10.4038/jmj.v31i2.72
Sugiyono, P. 2016, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta,
Bandung.
Sujarweni, V., Wiratna. 2014. Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah
Dipahami. Pustaka Baru Press, Yogykarta.
Sukadiyanto, S. 2010, Stres dan cara menguranginya. Jurnal Cakrawala
Pendidikan, 1(1).
Suriasumantri, J. S. 1999, Ilmu dalam perspektif. Yayasan Obor Indonesia.
van der Heiden, C., Methorst, G., Muris, P. and van der Molen, H. T. 2011,
Generalized anxiety disorder: clinical presentation, diagnostic features, and
guidelines for clinical practice. Journal of clinical psychology, 67(1), pp.58-
73. https://doi.org/10.1002/jclp.20743

Universitas Sumatera Utara


53

Viceconte, G., and Petrosillo, N. 2020, COVID-19 R0: Magic number or


conundrum?. Infectious Disease Reports, 12(1).
https://doi.org/10.4081/idr.2020.8516
Walls, A. C., Park, Y. J., Tortorici, M. A., Wall, A., McGuire, A. T. and Veesler,
D. 2020, Structure, function, and antigenicity of the SARS-CoV-2 spike
glycoprotein. Cell.
Wang, C., Pan, R., Wan, X., Tan, Y., Xu, L., McIntyre, R. S., Choo, F. N., Tran,
B., Ho, R., Sharma, V. K. and Ho, C. 2020, A longitudinal study on the
mental health of general population during the COVID-19 epidemic in
China. Brain, behavior, and immunity.
Wang, Y., Wang, Y., Chen, Y. and Qin, Q. 2020, Unique epidemiological and
clinical features of the emerging 2019 novel coronavirus pneumonia
(COVID‐ 19) implicate special control measures. Journal of medical
virology, 92(6), pp.568-576. https://doi.org/10.1002/jmv.25748
WHO. 2019, Coronavirus disease (COVID-19) advice for the public. [Online],
accessed 31 Mei 2020, Available at:
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-
for-public
Wu, P., Hao, X., Lau, E. H., Wong, J. Y., Leung, K. S., Wu, J. T., Cowling, B. J.
and Leung, G. M. 2020, Real-time tentative assessment of the
epidemiological characteristics of novel coronavirus infections in Wuhan,
China, as at 22 January 2020. Eurosurveillance, 25(3), p.2000044.
Xiang, N., Havers, F., Chen, T., Song, Y., Tu, W., Li, L., Cao, Y., Liu, B., Zhou,
L., Meng, L. and Hong, Z. 2013, Use of national pneumonia surveillance to
describe influenza A (H7N9) virus epidemiology, China, 2004–2013.
Emerging infectious diseases, 19(11), p.1784.
Xiao, C. 2020, A novel approach of consultation on 2019 novel coronavirus
(COVID-19)-related psychological and mental problems: structured letter
therapy. Psychiatry investigation, 17(2), p.175.
Yehuda, R., Hoge, C. W., McFarlane, A. C., Vermetten, E., Lanius, R. A.,
Nievergelt, C. M., Hobfoll, S. E., Koenen, K. C., Neylan, T. C. and Hyman,
S. E. 2015, Post-traumatic stres disorder. Nature Reviews Disease
Primers, 1(1), pp.1-22.
Yuki, K., Fujiogi, M., and Koutsogiannaki, S. 2020, COVID-19 pathophysiology:
A review. Clinical Immunology (Orlando, Fla.), 215, 108427.
https://doi.org/10.1016/j.clim.2020.108427
Yunus, N. R. and Rezki, A. 2020, Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai
Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19. Salam: Jurnal Sosial dan
Budaya Syar-i, 7(3).
Zhou, P., Yang, X. L., Wang, X. G., Hu, B., Zhang, L., Zhang, W., Si, H. R., Zhu,
Y., Li, B. and Huang, C. L. 2020, A pneumonia outbreak associated with a
new coronavirus of probable bat origin. Nature. Published online February.

Universitas Sumatera Utara


54

Lampiran A. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Celine Augla D’Prinzessin


NIM : 170100217
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 8 Agustus 2001
Agama : Islam
Nama Ayah : Suryadi Lee
Nama Ibu : Syahfitri Yani Siregar
Alamat : Jl. Guru Sinumba, Komp. Pondok Indah no.6,
Helvetia Timur, Medan 20124, Sumatera Utara

Riwayat Pendidikan : 1. SD Percobaan Negeri Medan


2. SMP Sutomo 1 Medan
3. SMA Sutomo 1 Medan

Riwayat Pelatihan : 1. Interior Design Master Class Workshop -


UTS Insearch, Australia
2. Pelatihan Olimpiade Biologi
3. Workshop sirkumsisi
4. Workshop Basic Pulmonary Life Support
5. Pelatihan Molecular Biology Laboratory
Works - University of Sousse, Tunisia

Universitas Sumatera Utara


55

6. Pelatihan Managing Dengue and Other


Tropical Diseases and the Influence of
Traditional Medicine - Joint Summer
Program USU-UMSU
7. Pelatihan tanggap pemulihan paska-bencana
(CIMSA’s Humanitarian Response Team)
FK UNS - Surakarta

Riwayat Organisasi : 1. PHBI SMA Sutomo 1 Medan


2. Southeast Asian Leadership Network
(SEALNet)
3. Standing Committee on Research Exchange
(SCORE PEMA FK USU)
4. Standing Committee on Human Rights and
Peace (SCORP CIMSA USU)
5. CIMSA’s Humanitarian Response Team
(CHRT)

Universitas Sumatera Utara


56

Lampiran B. Halaman Pernyataan Orisinalitas

PERNYATAAN

Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang COVID-19 terhadap COVID-19


terhadap Tingkat Stres dan Kecemasan pada Mahasiswa Farmasi
Universitas Sumatera Utara Angkatan 2017
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan dan Profesi
Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar
merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil karya
orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara
jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penelitian ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini
bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu,
penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis
sandang dan sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Medan, 30 November 2020


Penulis,

Celine Augla D’Prinzessin


NIM. 170100217

Universitas Sumatera Utara


57

Lampiran C. Lembar Persetujuan Komisi Etik

Universitas Sumatera Utara


58

Lampiran D. Surat Izin Penelitian

Universitas Sumatera Utara


59

Lampiran E. Lembar Penjelasan Penelitian

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Dengan hormat, saya:


Nama : Celine Augla D’Prinzessin
NIM : 170100217
Alamat : Jl. Guru Sinumba, Komp. Pondok Indah no. 6, Helvetia Timur
No. HP : +6282370174779
Sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, sedang melakukan penelitian yang berjudul
“Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan COVID-19 Dengan Tingkat Stres
dan Kecemasan Pada Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
Utara Angkatan 2017”.
Skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat kelulusan dari Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Untuk membantu penelitian berjalan
dengan lancar, saya memohon kesediaan Saudara untuk menjadi responden
dengan mengisi lembar kuesioner ini. Jawaban yang telah diisi akan saya jamin
kerahasiannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.
Terdapat peluang untuk mendapatkan voucher OVO sebesar Rp 50.000 bagi
5 orang responden beruntung yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi
kuesioner ini. Pemenang akan dipilih secara acak.
Demikianlah permohonan dari saya. Atas perhatian dan kerjasama Saudara,
saya ucapkan terimakasih.

Medan, 2020
Peneliti,

Celine Augla D’Prinzessin


NIM. 170100217

Universitas Sumatera Utara


60

Lampiran F. Lembar Persetujuan Responden

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN


Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Fakultas :
Angkatan 2017 : ( Ya / Tidak )

Menyatakan bahwa saya telah mendapat penjelasan mengenai penelitian


dengan judul: “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan COVID-19 Dengan
Tingkat Stres dan Kecemasan Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara Angkatan 2017” dan saya bersedia menjadi responden dengan
mengikuti kegiatan penelitian yang akan dilakukan.

Medan, 2020

Peneliti, Responden,

Celine Augla D’Prinzessin ______________________

Universitas Sumatera Utara


61

Lampiran G. Kuesioner

KUESIONER
Identifikasi Responden

1. Nama :……………………………………………………...
2. Usia :………. tahun.
3. Jenis Kelamin : L / P (Lingkari yang sesuai)
4. No. Handphone :……………………………………………………...
Kuesioner Pengetahuan
1. COVID-19 adalah nama dari…
a. Sebuah penyakit yang saat ini sedang menyerang seluruh dunia
b. Sebuah virus yang saat ini menyebabkan pandemi di seluruh dunia
c. Sebuah daerah di Wuhan, Tiongkok
d. Sebuah tim khusus di WHO yang menangani pandemi yang saat ini di
seluruh dunia
2. Pandemi COVID-19 yang saat ini sedang berlangsung disebabkan oleh…
a. SARS-CoV-1
b. SARS-CoV-2
c. MERS-CoV
d. CMV
3. WHO menetapkan status pandemi COVID-19 pada bulan…
a. Desember 2019
b. Januari 2020
c. Februari 2020
d. Maret 2020
4. Manifestasi klinis yang paling sering ditemukan pada penderita COVID-19
adalah….
a. Demam
b. Batuk berdahak
c. Diare
d. Sesak napas

Universitas Sumatera Utara


62

5. COVID-19 dikonfirmasi menggunakan pemeriksaan….


a. Klinis + roentgen
b. Darah rutin
c. Analisis IgM-IgG
d. Polymerase Chain Reaction
6. Transmisi utama COVID-19 adalah melalui….
a. Fecal-oral
b. Perantara hewan, seperti nyamuk
c. Droplet pernapasan
d. Darah
7. Patogen penyebab pandemi tersebut terutama akan berikatan dengan
reseptor…
a. PGE-2
b. ACE-2
c. GABA-A
d. Glutamate-receptors
8. Cara pencegahan COVID-19 yang spesifik dan dianjurkan oleh WHO
adalah….
a. Menggunakan masker
b. Mencuci tangan secara teratur
c. Mengkonsumsi multivitamin
d. Melakukan pemeriksaan IgM-IgG setiap 3 hari

Universitas Sumatera Utara


63

Kuesioner Stres

TP : Tidak pernah sama sekali


J : Jarang
K : Kadang-kadang
S : Sering
HS : Hampir Selalu

No Pertanyaan TP J K S HS
1 Seberapa sering Saudara kesal karena terjadi
sesuatu yang tak terduga?
2 Seberapa sering Saudara merasa bahwa Saudara
tidak mampu mengendalikan hal-hal penting
dalam hidup Saudara?
3 Seberapa sering Saudara merasa gugup dan
stres?
4 Seberapa sering Saudara merasa percaya diri
dengan kemampuan untuk menangani masalah
pribadi?
5 Seberapa sering Saudara merasa bahwa segala
sesuatu berjalan lancar?
6 Seberapa sering Saudara merasa bahwa Saudara
tidak dapat mengatasisemua hal yang harus
Saudara lakukan?
7 Seberapa sering Saudara dapat mengendalikan
hal-hal yang mengganggu hidup Saudara?
8 Seberapa sering Saudara merasa bahwa Saudara
telah berhasil mengatasi segala hal dan merasa
lega?
9 Seberapa sering Saudara marah karena
hal-hal yang berada di luar kendali Saudara?
10 Seberapa sering Saudara merasa kesulitan
menumpuk, sampai Saudara merasa tidak
sanggup lagi?

Universitas Sumatera Utara


64

Kuesioner Kecemasan

Sejak diberlakukannya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)/


social distancing apakah Saudara merasakan berbagai gejala berikut?
Tidak : Tidak sama sekali
Ringan : Ya, tapi tidak terlalu mengganggu saya
Sedang : Ya, kadang-kadang membuat saya tidak nyaman
Berat : Ya dan itu sangat mengganggu saya
No Keluhan Tidak Ringan Sedang Berat
1 Kebas atau kesemutan
2 Merasa panas/gerah
3 Lemas atau goyah pada kaki
4 Tidak bisa rileks
5 Takut terjadi sesuatu yang buruk
6 Pusing atau kepala terasa ringan
7 Jantung berdebar-debar
8 Seperti mau jatuh atau tidak stabil
9 Ketakutan
10 Gugup
11 Merasa Tercekik
12 Gemetar pada tangan
13 Gemetar pada badan atau tidak seimbang
14 Takut akan hilang kendali
15 Kesusahan bernafas
16 Takut akan mati
17 Ciut hati atau pengecut
18 Pencernaan terganggu
19 Wajah memerah
20 Keringat dingin
Total

Universitas Sumatera Utara


65

Lampiran H. Data Induk Penelitian


Jenis Kelamin Umur Tingkat Pengetahuan Tingkat Stres Tingkat Kecemasan
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Laki-Laki 21 Buruk Stres Ringan Kecemasan Sedang
Laki-Laki 22 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Cukup Stres Berat Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Laki-Laki 21 Cukup Tidak Stres Kecemasan Sedang
Laki-Laki 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Baik Stres Ringan Kecemasan Ringan
Laki-Laki 21 Buruk Stres Sedang Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Buruk Stres Sedang Kecemasan Berat
Perempuan 22 Baik Tidak Stres Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 19 Cukup Stres Sedang Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 22 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Sedang
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Baik Stres Sedang Kecemasan Sedang
Laki-Laki 21 Buruk Stres Sedang Kecemasan Sedang
Perempuan 20 Baik Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Sedang Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Baik Stres Sedang Kecemasan Ringan
Laki-Laki 22 Baik Stres Ringan Kecemasan Berat
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Sedang Kecemasan Berat
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Sedang
Perempuan 22 Buruk Stres Sedang Kecemasan Sedang
Perempuan 20 Baik Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Cukup Stres Sedang Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Baik Stres Sedang Kecemasan Berat
Perempuan 20 Baik Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Baik Stres Sedang Kecemasan Sedang
Perempuan 20 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 19 Baik Stres Ringan Kecemasan Ringan
Laki-Laki 20 Buruk Stres Ringan Kecemasan Sedang

Universitas Sumatera Utara


66

Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan


Perempuan 21 Cukup Stres Sedang Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Sedang Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Buruk Stres Sedang Kecemasan Sedang
Perempuan 21 Baik Tidak Stres Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Cukup Stres Sedang Kecemasan Sedang
Laki-Laki 20 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Baik Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Tidak Stres Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Cukup Stres Ringan Kecemasan Sedang
Perempuan 21 Baik Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Baik Stres Sedang Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Tidak Stres Kecemasan Ringan
Perempuan 22 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Laki-Laki 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Cukup Stres Sedang Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Baik Stres Sedang Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Cukup Stres Ringan Kecemasan Sedang
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Baik Stres Ringan Kecemasan Sedang
Perempuan 20 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Baik Stres Sedang Kecemasan Sedang
Perempuan 21 Buruk Stres Sedang Kecemasan Sedang
Laki-Laki 20 Baik Stres Ringan Kecemasan Berat
Perempuan 21 Buruk Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Tidak Stres Kecemasan Ringan
Perempuan 22 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Buruk Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Baik Stres Ringan Kecemasan Sedang
Perempuan 21 Baik Stres Ringan Kecemasan Ringan
Laki-Laki 20 Cukup Stres Ringan Kecemasan Berat
Perempuan 22 Cukup Stres Sedang Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Sedang Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Sedang Kecemasan Berat
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Sedang
Perempuan 20 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Laki-Laki 20 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan

Universitas Sumatera Utara


67

Laki-Laki 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan


Perempuan 21 Cukup Tidak Stres Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Buruk Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Buruk Stres Ringan Kecemasan Berat
Laki-Laki 21 Cukup Tidak Stres Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Buruk Stres Sedang Kecemasan Berat
Perempuan 20 Buruk Stres Ringan Kecemasan Ringan
Laki-Laki 20 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Sedang Kecemasan Ringan
Laki-Laki 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Buruk Stres Ringan Kecemasan Berat
Perempuan 21 Buruk Tidak Stres Kecemasan Sedang
Perempuan 21 Cukup Stres Sedang Kecemasan Berat
Perempuan 21 Buruk Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Sedang Kecemasan Berat
Perempuan 20 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Baik Stres Sedang Kecemasan Ringan
Perempuan 22 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Laki-Laki 21 Cukup Stres Sedang Kecemasan Sedang
Perempuan 22 Baik Tidak Stres Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Cukup Stres Sedang Kecemasan Berat
Perempuan 21 Cukup Stres Sedang Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Laki-Laki 21 Buruk Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Cukup Stres Ringan Kecemasan Sedang
Laki-Laki 22 Cukup Stres Sedang Kecemasan Ringan
Perempuan 22 Cukup Stres Sedang Kecemasan Berat
Perempuan 22 Cukup Tidak Stres Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Buruk Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Sedang Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Sedang Kecemasan Sedang
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Buruk Stres Sedang Kecemasan Berat
Perempuan 20 Cukup Stres Sedang Kecemasan Sedang
Perempuan 21 Buruk Stres Sedang Kecemasan Ringan
Laki-Laki 21 Buruk Stres Sedang Kecemasan Berat
Perempuan 21 Buruk Stres Sedang Kecemasan Sedang
Laki-Laki 22 Buruk Stres Ringan Kecemasan Sedang
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Sedang Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Sedang Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Cukup Stres Sedang Kecemasan Ringan
Laki-Laki 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan

Universitas Sumatera Utara


68

Perempuan 21 Cukup Stres Sedang Kecemasan Sedang


Laki-Laki 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Berat
Laki-Laki 20 Cukup Stres Ringan Kecemasan Sedang
Laki-Laki 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Sedang Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Baik Stres Ringan Kecemasan Sedang
Perempuan 21 Baik Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Buruk Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Cukup Stres Sedang Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Sedang Kecemasan Sedang
Laki-Laki 21 Buruk Stres Ringan Kecemasan Sedang
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Baik Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 20 Baik Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Buruk Stres Sedang Kecemasan Berat
Perempuan 21 Cukup Stres Ringan Kecemasan Ringan
Perempuan 21 Buruk Stres Ringan Kecemasan Sedang

Universitas Sumatera Utara


69

Lampiran I. Distribusi Data Responden

Umur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 19 2 1.3 1.3 1.3
20 39 25.0 26.0 27.3
21 95 60.9 63.3 90.7
22 14 9.0 9.3 100.0
Total 150 96.2 100.0
Missing Syste 6 3.8
m
Total 156 100.0

Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-Laki 27 17.3 18.0 18.0
Perempua 123 78.8 82.0 100.0
n
Total 150 96.2 100.0
Missing System 6 3.8
Total 156 100.0

Pengetahuan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Buruk 28 17.9 18.7 18.7
Cukup 95 60.9 63.3 82.0
Baik 27 17.3 18.0 100.0
Total 150 96.2 100.0
Missing Syste 6 3.8
m
Total 156 100.0

Universitas Sumatera Utara


70

Stres
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Stres Berat 1 .6 .7 .7
Stres 49 31.4 32.7 33.3
Sedang
Stres 89 57.1 59.3 92.7
Ringan
Tidak Stres 11 7.1 7.3 100.0
Total 150 96.2 100.0
Missing System 6 3.8
Total 156 100.0

Kecemasan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kecemasan Berat 18 11.5 12.0 12.0
Kecemasan Sedang 31 19.9 20.7 32.7
Kecemasan Ringan 101 64.7 67.3 100.0
Total 150 96.2 100.0
Missing System 6 3.8
Total 156 100.0

Universitas Sumatera Utara


71

Lampiran J. Korelasi Tingkat Pengetahuan terhadap Tingkat Stres dan


Kecemasan
Correlations
Pengetahuan Stres Kecemasan
*
Spearman's rho Pengetahuan Correlation Coefficient 1.000 .104 .206
Sig. (2-tailed) . .204 .011
N 150 150 150
**
Stres Correlation Coefficient .104 1.000 .299
Sig. (2-tailed) .204 . .000
N 150 150 150
* **
Kecemasan Correlation Coefficient .206 .299 1.000
Sig. (2-tailed) .011 .000 .
N 150 150 150
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai